D. Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara IV
Organisasi adalah struktur yang diciptakan untuk memungkinkan pelaksanaan kegiatan perusahaan secara efektif dan efisien. Organisasi merupakan sarana yang
memungkinkan dilaksanakannya delegasi wewenang dan tanggung jawab serta berlangsungnya komunikasi dengan lancar dari bawahan ke atasan dan
sebaliknya.Struktur organisasi merupakan suatu bentuk perwujudan yang menunjukkan hubungan antara fungsi wewenang dan tanggung jawab, yang
berhubungan satu sama lain dari masing-masing pegawai yang menduduki jabatan dalam suatu organisasi.
Struktur organisasi suatu perusahaan harus memungkinkan adanya koordinasi usaha diantara semua unit dan bagian untuk mengambil tindakan-tindakan yang
dapat mencapai satu tujuan.Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektifitas kerja
dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.
Suatu perusahaan terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan
serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
E. Uraian Pekerjaan 1. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS
Rapat Umum Pemegang Saham adalah pimpinan tertinggi yang bisa membawahi Dewan Komisaris, Direktur Utama, Direktur serta setingkat lebih
bawah. Tugas dan Wewenangnya adalah: a.
Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris. b.
Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal atau asset perubahan dalam mencapai tujuan perusahaan.
c. Mengawasi Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya oleh pemegang saham.
2. Dewan Komisaris
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 177KMK.0161996 tanggal 11 Maret 1996 tentang Pengangkatan Komisaris
Utama Perusahaan Perseroan Persero PT Perkebunan Nusantara IV dan S.K. Menkeu RI No. No. 268 KMK.0161996 tanggal 9 April 1996 tentang
Pengangkatan Tambahan Anggota-anggota Komisaris Perusahaan Perseroan Persero PT Perkebunan Nusantara IV, dengan susunan anggota Komisaris,
sebagai berikut : Komisaris Utama
: Becelius Ruru, SH, LLM Komisaris
: M. Effendi Ritonga : Dr. Ir. Ato Suprapto, MSc.
: Ir. Badrun : Gandhi Suharto, SH
Universitas Sumatera Utara
Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris adalah: 1.
Memberikan nasehat kepada pimpinan 2.
Pimpinan didalam menginvestasikan dana perusahaan 3.
Mengawasi jalannya perusahaan
3. Anggota Direksi
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 163KMK.0161996 tanggal 11 Maret 1996 tentang Pengangkatan Direktur
Utama Perusahaan Perseroan Persero PT Perkebunan Nusantara IV dan S.K. Menkeu RI No. No. 254 KMK.0161996 tanggal 8 April 1996 tentang Pengangkatan
Tambahan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan Persero PT Perkebunan Nusantara IV, dengan susunan anggota Direksi sebagai berikut :
Direktur Utama : Drs. Zaini Taibin
Direktur Produksi : Ir. H. Soehardjo
Direktur Keuangan : Drs. I. Wayan Tantra, Ak. MM
Direktur SDM dan Umum : Drs. Sobana Suwarna, SK, Ak.
Direktur Pemasaran : P.H. Napitupulu, SE
4. Direktur Utama
Tugas dan tanggung jawab adalah sebagai berikut: a.
Melaksanakan proses manajemen transformasi dalam rangka terwujudnya Sustainable Value dan Sustainable Growth.
b. Membangun Perusahaan yang berbasis pengetahuan Knowledge Company.
c. Mensukseskan pembangunan sarana dan prasarana Teknologi Informasi
secara efektif.
Universitas Sumatera Utara
d. Mensukseskan pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 900:2000 dan
Sistem Manajemen Lingkungan ISO 400:996 serta Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja SMK.
e. Melaksanakan seluruh peraturan yang berlaku terhadap operasional
perusahaan dalam rangka memenuhi kepatutan etika bisnis dan kerja. f.
Mempertanggungjawabkan kinerja perusahaan pada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS.
5. Direktur Produksi
Tugas dan tanggung jawab adalah sebagai berikut: a.
Menetapkan upaya strategi dan kebijakan Bidang Produksi serta mengevaluasi pelaksanaannya.
b. Mengevaluasi dan menyempurnakan proses bisnis work system Bidang
produksi untuk mewujudkan Best Practices. c.
Mengendalikan biaya produksi serta investasi saranaprasarana produksi pada tingkat yang efektif dan efisien.
d. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan inovasi di Bidang Produksi.
e. Menterjemahkan kebutuhan pasar menjadi pelaksanaan operasional bidang
produksi. f.
Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 900: 2000 dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 400 : 996.
g. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan Sistem Penilaian Karya
SPK bagi SDM Bidang produksi. h.
Melaksanakan seluruh program Strategic Initiative Total Quality Management TQM, Quest for Innovation.
Universitas Sumatera Utara
6. Direktur Keuangan Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan upaya strategik dan kebijakan Bidang KeuanganAkuntansi
Pemasaran serta mengevaluasi pelaksanaannya. b.
Mengevaluasi dan menyempurnakan proses bisniswork system Bidang KeuanganAkuntansiPemasaran untuk mewujudkan The Best Total Cost.
c. Memelihara keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan.
d. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan Assets Management secara
berkesinambungan untuk menghindari erosi kapital. e.
Mengendalikan dan mengevaluasi biaya produksi melalui pemanfaatan Activity Based Costing ABC dengan sasaran harga pokok FOB ≤ 78 dari
nilai penjualan. f.
Memelihara Cash Reserve requirement sebesar 2 dua bulan kebutuhan dana operasional.
g. Menyediakan sumber dana bagi pengembangan perusahaan dan kebun
masyarakat disekitar Unit Kerja. h.
Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan Sistim Penilaian Karya SPK bagi SDM KeuanganAkuntansiPemasaran.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Jumlah Produksi “Analisis Peningkatan Jumlah Produksi dapat didefenisikan sebagai semua
rincian yang dianalisis baik itu pengeluaran atau penjualan yang dapat meningkatkan jumlah barang dan jasa untuk memperoleh faktor-faktor produksi
dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan produksi yang baik bagi perusahaan” sukirno, 2005:208.
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Jumlah Produksi adalah
usaha perusahaan yang baik secara langsung maupun tidak langsung untuk medapatkan perubahan yang lebih baik dalam meningkatkan jumlah produksi,
dalam menghasilkan barang dan jasa supaya lebih berguna untuk memenuhi suatu kebutuhan manusia.
Kebutuhan yang semakin bertambah perlu diimbangi dengan peningkatan atau perluasan produksi, baik jumlah maupun mutunya. Analisis Faktor yang
Mempengaruhi Jumlah produksi Peningkatan mutu dan jumlah hasil produksi dapat dilakukan dengan cara indentifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi, dan
rasionalisasi.
Menurut Sofyan Assauri 2005: 7 produksi didefinisikan sebagai berikut : “Peningkatan Jumlah Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan
menambah kegunaan utility sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi dalam ilmu ekonomi berupa tanah, tenaga
kerja, dan skill organization, managerial, dan skills.
18
Universitas Sumatera Utara
Sehingga dapat di simpulkan bahwa Peningkatan Jumlah Produksi merupakan suatu kegiatan untuk mentran-formasikan faktor-faktor produksi, sehingga dapat
meningkatkan atau menambah faidah bentuk, waktu dan tempat suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia yang diperoleh melalui pertukaran. Luas
produksi yang terlalu besar dapat berakibat pengeluaran biaya yang terlalu besar, pemakaian bahan baku yang besar pula dan akhirnya memberikan akibat akan
merosotnya harga jual. Sedangkan luas produksi yang terlalu kecil mengakibatkan perusahaan tersebut tidak mampu memenuhi permintaan pasar atau pelanggan,
sehingga pelanggan tersebut pindah ke produk perusahaan lain yang menjadi pesaing perusahaan tersebut.
B. Jenis-jenis Peningkatkan Jumlah Produksi
Jenis-jenis Peningkatkan jumlah produksi adalah sebagai berikut: 1.
Intensifikasi
Intensifikasi adalah usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara meningkatkan kemampuan atau memaksimalkan produktivitas faktor-faktor
produksi yang telah ada. Berikut beberapa contoh usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara intenfisfikasi :
a. Meningkatkan kualitas kerja
b. Memperbaiki cara berproduksi
c. Peningkatan jam operasi mesin
d. Menerapkan panca usaha tani dalam bidang pertanian.
Universitas Sumatera Utara
2. Ekstensifikasi
Ekstensifikasi adalah usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara menambah dan atau memperluas faktor -faktor produksi yang digunakan. Berikut beberapa
contoh usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara ekstensifikasi : a.
Mendirikan pabrik baru atau cabang-cabang pabrik atau perusahaan b.
Penambahan jumlah armada angkutan c.
Membuka lahan pertanian baru. 3.
Diversifikasi Diversifikasi adalah usaha untuk meningkatkan produksi dengan cara menambah
jenis atau keanekaragaman hasil produksi. Berikut beberapa contoh usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara diversifikasi :
a. Selain menghasilkan sawit juga memproduksi menjadi minyak sawit dan inti
sawit b.
Perusahaan melakukan diversifikasi selain bertujuan untuk menambah jumlah hasil produksi juga bertujuan untuk meningkatkan keuntungan dan menutupi
kerugian yang mungkin terjadi apabila salah atau sebagian hasil produksi ternyata tidak laku di pasar.
4. Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah usaha meningkatkan mutu dan hasil produksi dengan cara meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berikut beberapa
contoh usaha meningkatkan mutu dan hasil produksi dengan cara rasionalisasi : a.
Untuk menghemat tenaga kerja dan efektivitas produksi, maka digunakan tenaga kerja mesin
b. Melaksanakan kegiatan produksi dengan menerapkan manajemen yang baik.
Universitas Sumatera Utara
5. Spesialisasi
Spesialisasi atau mengadakan pembagian kerja, yaitu masing-masing orang, golongan, dan daerah menghasilkan barang-barang yang sesuai dengan lapangan,
bakat, keadaan daerah, iklim, dan kesuburan tanah. Dengan adanya pembagian kerja, hasil kerja dapat diperluas sehingga kerja akan lebih baik.
6. Menambah prasarana produksi
Membuat atau menambah prasarana produksi, seperti saluran atau bendungan untuk pengairan, jalan, dan jembatan atau memperlancar pengangkutan bahan-
bahan baku dan perdagangan. 7.
Memberi proteksi Memberikan proteksi yaitu melindungi industri dalam negeri, misalnya dengan
mengenakan pajak impor, pembatasan atau larangan terhadap masuknya barang- barang tertentu yang industri dalam negeri sudah dapat menghasilkan sendiri
dalam jumlah yang mencukupi. 8.
Mendorong usaha swasta Mendorong usaha swasta khususnya golongan ekonomi lemah, dengan fasilitas
kredit murah, penyederhanaan prosedurprmohonan izin, deregulasi, dan pelatihan atau kursus.
C. Tujuan Peningkatan Jumlah Produksi