Konsep Asimetri Informasi Tinjauan Teoritis 1. Partisipasi Anggaran

15 atasanpemegang kuasa anggaran. Namun, ketika tugasnya sederhana, pendekatan yang lebih efektif menjadi sangat jelas sehingga diskusi dengan atasan menjadi tidak terlalu penting karena bawahanpelaksana anggaran dapat memutuskannya sendiri.

2.1.3. Konsep Asimetri Informasi

Anthony dan Govindarajan 2001 menyatakan bahwa kondisi asimetri informasi muncul dalam teori keagenan agency theory , yakni principal pemilikatasan memberikan wewenang kepada agen manajerbawahan untuk mengatur perusahaan yang dimiliki. Asimetri informasi adalah suatu kondisi apabila pemilikatasan tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai kinerja agen bawahan sehingga atasan tidak dapat menentukan kontribusi bawahan terhadap hasil aktual perusahaan. Kondisi ketidakpastian lingkungan dapat menyebabkan informasi bawahan terhadap bidang teknisnya melebihi informasi yang dimiliki atasannya. Situasi ini akan memicu munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi information asymmetry . Yaitu suatu kondisi di mana ada ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi prepaper dengan pihak pemegang saham dan stakeholder pada umumnya sebagai pengguna informasi user . Menurut Scott 2000, terdapat dua macam asimetri informasi yaitu: 1. Adverse selection , yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin dapat mempengaruhi Universitas Sumatera Utara 16 keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham. 2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan. Adanya asimetri informasi memungkinkan adanya konflik yang terjadi antara principal dan agent untuk saling mencoba memanfatkan pihak lain untuk kepentingan sendiri. Dunk 1993 mengemukakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu: 1 manusia pada umunya mementingkan diri sendiri self interest , 2 manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang bounded rationality , dan 3 manusia selalu menghindari resiko risk adverse . Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut menyebabkan bahwa informasi yang dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu dipertanyakan reliabilitasnya dan dapat dipercaya tidaknya informasi yang disampaikan. Dunk dalam Fitri 2004 mendefinisikan asimetri informasi sebagai suatu keadaan apabila informasi yang dimiliki bawahan melebihi informasi yang dimiliki atasannya, termasuk lokal maupun informasi pribadi. Dunk dalam Fitri 2004 meneliti pengaruh asimetri informasi terhadap hubungan antara partisipasi dan budgetary slack . Ia menyatakan bahwa asimetri informasi akan berpengaruh negatif terhadap hubungan antara partisipasi dan budgetary slack . Universitas Sumatera Utara 17 Selanjutnya Shields dan Young 1993 mengemukakan beberapa kondisi perusahaan yang kemungkinan besar timbulnya asimetri informasi, yaitu : perusahaan yang sangat besar, mempunyai penyebaran secara geografis, memiliki produk yang beragam, dan membutuhkan teknologi. Kemudian Welsch et al dalam Fitri 2004 mengemukakan dengan adanya partisipasi anggaran dari manajer tingkat menengah dan tingkat bawah dalam proses pembuatan anggaran, mempunyai dampak yang bermanfaat paling tidak dalam dua hal. Pertama, proses partisipasi mengurangi asimetri informasi dalam organisasi, dengan demikian memungkinkan manajemen tingkat atas mendapatkan informasi mengenai masalah lingkungan dan teknologi, dari manajer tingkat bawah yang mempunyai pengetahuan khusus. Kedua, proses partisipasi dapat menghasilkan komitmen yang lebih besar dari manajemen tingkat bawah untuk melaksanakan rencana anggaran dan memenuhi anggaran. Bagi tujuan perencanaan, anggaran yang dilaporkan seharusnya sama dengan kinerja yang diharapkan. Namun, oleh karena informasi bawahan lebih baik daripada atasan terdapat asimetri informasi, maka bawahan mengambil kesempatan dari partisipasi penganggaran. Ia memberikan informasi yang biasanya dari informasi pribadi mereka, dengan membuat budget yang relatif lebih mudah dicapai, sehingga terjadilah budgetary slack yaitu dengan melaporkan anggaran dibawah kinerja yang diharapkan. Atasanpemegang kauasa anggaran mungkin mempunyai pengetahuan yang lebih daripada bawahanpelaksana anggaran mengenai unit tanggung jawab bawahanpelaksana anggaran, ataupun sebaliknya. Bila kemungkinan yang pertama Universitas Sumatera Utara 18 terjadi, akan muncul tuntutan yang lebih besar dari atasanpemegang kuasa anggaran kepada bawahanpelaksana anggaran mengenai pencapaian target anggaran yang menurut bawahanpelaksana anggaran terlalu tinggi. Namun bila kemungkinan yang kedua terjadi, bawahanpelaksana anggaran akan menyatakan target lebih rendah daripada yang dimungkinkan untuk dicapai. Keadaan dimana salah satu pihak mempunyai pengetahuan lebih daripada yang lainnya terhadap sesuatu hal disebut asimetri informasi. Pembahasan lebih dalam diarahkan pada asimetri informasi kedua, karena sebenarnya tingkat kemampuan masing-masing unit yang sebenarnya sangat jelas diketahui oleh bawahanpelaksana anggaran, sementara pengetahuan atasan pemegang kuasa anggaran tentang kemampuan tiap unit hanya bergantung pada laporan yang dibuat oleh bawahan Utomo, 2006. Dalam anggaran konvensional dimana penyusunannya dilakukan secara top-down kondisi diatas dapat terjadi karena tidak ada ruang dimana atasanpemegang kuasa anggaran dan bawahanpelaksana anggaran dapat berkomunikasi dan saling bertukar pengetahuan mengenai apa yang terjadi dalam unit tanggung jawab bawahanpelaksana anggaran. Partisipasi anggaran memberikan kesempatan itu, sehingga secara logis dapat diduga bahwa peningkatan partisipasi akan mengurangi asimetri informasi.

2.1.4. Kinerja Manajerial

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Perusahaan Melalui Kecukupan Anggaran, Komitmen Organisasi, Komitmen Tujuan Anggaran, Dan Job Relevant Information (JRI)

5 78 73

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Job Relevant Information (JRI) Dan Komunikasi Sebagai Variabel Moderating Pada PDAM Di Propinsi Sumatera Utara

1 84 157

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, JOB RELEVANT INFORMATION, DAN BUDAYA PATERNALISTIK TERHADAP INFORMASI ASIMETRIS

0 9 14

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI JOB ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI JOB RELEVANT INFORMATION (JRI) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi empiris pada perusahaan manufaktu

1 3 13

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN JOB RELEVANT INFORMATION SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi pada Dinas Pemerintah Kota Yogyakarta).

5 33 151

KAMP-06. ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN DAN JOB RELEVANT INFORMATION (JRI) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 0 11

AMEN08. PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN JOB RELEVANT INFORMATION (JRI) TERHADAP INFORMASI ASIMETRIS

0 0 27

JOB RELEVANT INFORMATION (JRI)

0 0 24

Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, dan Job Relevant Information (JRI) Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial - Unika Repository

0 0 13

Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, dan Job Relevant Information (JRI) Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial - Unika Repository

0 0 25