Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Job Relevant Information (JRI) terhadap Asimetri Informasi dan Kinerja Satuan Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai

(1)

(SKPD) DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAH

KOTA TANJUNG BALAI

TESIS

Oleh

SYAMSIDAR DAMANIK

077017008/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

(SKPD) DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAH

KOTA TANJUNG BALAI

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

SYAMSIDAR DAMANIK

077017008/AKT

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

PENDIDIKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNG BALAI

Nama Mahasiswa : Syamsidar Damanik Nomor Pokok : 0770107008

Program Studi : Akuntansi

Mengetahui Komisi Pembimbing,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Drs. Arifin Akhmad. M.Si. Ak)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA,Ak) ( Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)


(4)

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA Anggota : 1. Drs. Arifin Akhmad. M.Si. Ak

2. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak 3. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si. Ak 4. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si. Ak


(5)

Dengan ini saya menyatakan tesis yang berjudul : “PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN JOB RELEVANT INFORMASI (JRI) TERHADAP ASIMETRI INFORMASI DAN KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAH KOTA TANJUNG BALAI”.

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dintayakan secara benar dan jelas.

Medan, Maret 2010 Yang membuat pernyataan


(6)

KOTA TANJUNG BALAI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana partisipasi anggaran dan Job Relevant Information (JRI) dapat mempengaruhi Asimetri Informasi dan Kinerja pada SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai.

Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai. Sampel penelitian ini adalah SKPD yang berada di Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai,dengan jumlah responden sebanyak 105 orang. Tekhnik pengujian data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan regresi linier berganda melalui hubungan kausal (causal effect) dengan jenis data yang digunakan data primer. Untuk kesahihan dan keajegan hasil analisis regresi linier berganda, maka terlebih dahulu dilakukan uji kualitas instrumen pengamatan dan uji asumsi klasik

Hasil Penelitian ini membuktikan bahwa Partisipasi anggaran dan job relevant information (JRI) dapat mempengaruhi asimetri informasi dan kinerja SKPD di Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai.

Kata Kunci : Partisipasi Anggaran, Job Relevant Information (JRI), Asimetri Informasi, Kinerja


(7)

OF TANJUNG BALAI CITY

ABSTRACT

This study aims to determine how budget participation and Job Relevant Information (JRI) can affect information asymmetry and performance on SKPD Department of Education in the government of Tanjung Balai.

The population in this study is the regional work units (SKPD) Department of Education in the government of Tanjung Balai. Samples are SKPD residing in Department of Education in the government of Tanjung Balai, with a total of 105 respondents. Technique of testing data in this study using multiple linear regression approach through a causal relationship (causal effect) with the type of data used primary data. For the validity and regularity results of multiple linear regression analysis is necessary first to test the quality of observation instruments and classical assumption.

The results of this study proved that budget participation and job relevant information (JRI) can affect information asymmetry and performance SKPD on Department of Education in the government of Tanjung Balai.

Keywords : Participation of Budgeting, Job Relevant Information (JRI), Asymmetry Information, Performance


(8)

Hidayah-Nya hingga dapat terselesaikan penulisan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Job Relevant Information (JRI) terhadap Asimetri Informasi dan Kinerja Satuan Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai” sebagai syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Magister dari Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi tata bahasa dan isinya. Hal ini dapat terjadi karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, maka penulis menerima kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan penulisan tesis ini di masa yang akan datang.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H,M.Sc.(CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chariun Nisa B., M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak Selaku Ketua Program Studi Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, juga sekaligus sebagai ketua komisi pembimbing dalam menyelesaikan penulisan tesis ini 4. Bapak Drs. Arifin Akhmad. M.Si. Ak sebagai anggota komisi pembimbing


(9)

6. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si. Ak sebagai panitia tim penguji yang telah banyak memberikan masukan untuk merampungkan tesis ini.

7. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si. Ak sebagai panitia tim penguji yang telah turut membantu dalam menyelesaikan tesis ini.

8. Buyah yang tercinta Dr. Salman Daim, sebagai motivator spiritual saya dunia dan akhirat.

9. Kedua orang tua saya, yaitu ayahanda tercinta H. Syarifuddin Damanik, dan ibunda tercinta Hj. Rosida Sitompul, S.Ag. Atas segala bantuan moril dan spiriual yang tak terhingga demi kesuksesan penyelesaian tesis ini.

10. Kakak saya Syafrida Damanik ST. MT, adik-adik saya Latifah Hanum S.Pd.I, Muhammad Iqbal Sorba Damanik S.ked, Addina Damanik, SE. Dan Muhammad Habib Sorba Damanik juga keponakan saya, Rara, serta seluruh anggota keluarga lain, sebagai motivator untuk menyelesaikan tesis ini

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga semua ini langkah awal untuk sesuatu yang lebih penuh rahmah pada perjalanan hidup yang akan datang, Amin.

Medan, Februari 2010 Penulis,


(10)

1. Nama : Syamsidar Damanik 2. Tempat/Tgl. Lahir : Medan, 23 Maret 1982

3. Pekerjaan : Pegawai Negri Sipil Dinas Pendidikan Tanjung Balai

4. Agama : Islam

5. Orang tua

a. Ayah : Syarifuddin Damanik

b. Ibu : Rosida Sitompul

6. Alamat : Jln. Pelita IV. No 60 7. Pendidikan

a. Sekolah Dasar : SDN No.064017

b. SLTP : SLTP Negeri 11 Medan

c. SLTA : SMA Negeri 3 Medan


(11)

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

1.5. Originalitas Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 9

2.1. Tinjauan Teoritis ... 9

2.1.1. Partisipasi Anggaran ... 9

2.1.2. Job Relevant Information (JRI) ... 14

2.1.3. Konsep Asimetri Informasi ... 15

2.1.4. Kinerja Manajerial ... 19

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 24

3.1. Kerangka Konseptual ... 24

3.2. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB IV METODE PENELITIAN ... 27

4.1. Jenis Penelitian ... 27

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

4.3. Populasi dan Pengambilan sampel ... 28


(12)

4.6.3. Uji Hipotesis ... 34

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

5.1. Hasil Penelitian ... 37

5.1.1. Karekteristik Responden Dinas Pendidikan ... Pemerintah Kota Tanjung Balai ... 37

5.1.2. Penjelasan Responden ... 38

5.1.3. Pengujian Hipotesis Pertama ... 51

5.1.4. Pengujian Hipotesis Kedua ... 58

5.2. Pembahasan ... 66

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

6.1. Kesimpulan ... 67

6.2. Keterbatasan ... 68

6.3. Saran ... 69


(13)

Nomor Judul Halaman

2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 22

5.1.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37

5.1.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 38

5.1.2.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Partisipasi Anggaran ... 39

5.1.2.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel JRI ... 42

5.1.2.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Asimetris Informasi ... 44

5.1.2.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja SKPD ... 47

5.1.3.1 Hasil Uji Multikolineritas Hipotesis Pertama ... 52

5.1.3.2 Hasil Uji Koefisien Regresi Hipotesis Pertama ... 54

5.1.3.3 Hasil Uji Determinasi Hipotesis Pertama ... 55

5.1.3.4 Hasil Uji F Hipotesis Pertama ... 56

5.1.3.5 Hasil Uji Parsial Hipotesis Pertama ... 57

5.1.4.1 Hasil Uji Multikolineritas Hipotesis Kedua ... 60

5.1.4.2 Hasil Uji Koefisien Regresi Hipotesis Kedua ... 62

5.1.4.3 Hasil Uji Determinasi Hipotesis Kedua ... 63

5.1.4.4 Hasil Uji F Hipotesis Kedua ... 63


(14)

Nomor Judul Halaman

3.1 Diagram Konsep... 25

5.1.3.1 Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama ... 51

5.1.3.2 Hasil Uji Heterokedastisita Hipotesis Pertama ... 53

5.1.4.1 Hasil Uji Normalitas Hipotesis Kedua ... 59


(15)

Nomor Judul

1. Lampiran 1 Olah Data 2. Lampiran 2 Output SPSS 3. Lampiran 3 Daftar Kuisioner


(16)

KOTA TANJUNG BALAI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana partisipasi anggaran dan Job Relevant Information (JRI) dapat mempengaruhi Asimetri Informasi dan Kinerja pada SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai.

Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai. Sampel penelitian ini adalah SKPD yang berada di Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai,dengan jumlah responden sebanyak 105 orang. Tekhnik pengujian data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan regresi linier berganda melalui hubungan kausal (causal effect) dengan jenis data yang digunakan data primer. Untuk kesahihan dan keajegan hasil analisis regresi linier berganda, maka terlebih dahulu dilakukan uji kualitas instrumen pengamatan dan uji asumsi klasik

Hasil Penelitian ini membuktikan bahwa Partisipasi anggaran dan job relevant information (JRI) dapat mempengaruhi asimetri informasi dan kinerja SKPD di Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai.

Kata Kunci : Partisipasi Anggaran, Job Relevant Information (JRI), Asimetri Informasi, Kinerja


(17)

OF TANJUNG BALAI CITY

ABSTRACT

This study aims to determine how budget participation and Job Relevant Information (JRI) can affect information asymmetry and performance on SKPD Department of Education in the government of Tanjung Balai.

The population in this study is the regional work units (SKPD) Department of Education in the government of Tanjung Balai. Samples are SKPD residing in Department of Education in the government of Tanjung Balai, with a total of 105 respondents. Technique of testing data in this study using multiple linear regression approach through a causal relationship (causal effect) with the type of data used primary data. For the validity and regularity results of multiple linear regression analysis is necessary first to test the quality of observation instruments and classical assumption.

The results of this study proved that budget participation and job relevant information (JRI) can affect information asymmetry and performance SKPD on Department of Education in the government of Tanjung Balai.

Keywords : Participation of Budgeting, Job Relevant Information (JRI), Asymmetry Information, Performance


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anggaran adalah salah satu elemen penting dalam sistem pengendalian manajemen. Anggaran merupakan alat bantu manajemen dalam mengalokasikan keterbatasan sumber daya alam dan sumber daya dana yang dimiliki organisasi untuk mencapai tujuan. Kenis (1979) menyatakan anggaran bukan hanya rencana finansial mengenai biaya dan pendapatan dalam suatu pusat pertanggungjawaban, tetapi juga berfungsi sebagai alat pengendalian, koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja serta motivasi. Adapun Supriyono dalam Riyadi (1998) menyatakan bahwa anggaran memiliki dua peranan penting yaitu sebagai perencanaan dan kriteria kinerja. Anggaran sebagai perencanaan berisi tentang rencana-rencana keuangan organisasi di masa yang akan datang, sedangkan anggaran sebagai kriteria kinerja berfungsi sebagai bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat dinyatakan secara formal. Proses penggangaran dapat dilakukan dengan metoda top down, bottom up, dan partisipasi.

Partisipasi pengganggaran adalah proses yang menggambarkan individu-individu terlibat dalam penyusunan anggaran dan mempunyai pengaruh terhadap target anggaran dan perlunya penghargaan atas pencapaian target anggaran tersebut (Brownell, 1982).


(19)

Penganggaran dalam organisasi sektor publik merupakan suatu proses politik. Dalam hal ini, anggaran merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik (Mardiasmo, 2002). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa anggaran publik menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas.

Fenomena penetapan UU No. 22 tahun 1999 dan Undang-Undang No. 25 tahun 1999 oleh pemerintah, mengenai Pemerintah Daerah dan Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, berimplikasi pada tuntutan otonomi yang lebih luas dan akuntabilitas publik yang nyata yang harus diberikan kepada pemerintah daerah (Halim, 2001). Selanjutnya, undang-undang ini diganti dan disempurnakan dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 dan Undang-Undang No. 33 tahun 2004. Kedua undang-undang tersebut telah merubah akuntabilitas atau pertanggungjawaban pemerintah daerah termasuk dengan perangkat-perangkat pemerintah daerah yang terkoordinasi dalam badan-badan, dinas-dinas, dan perangkat lain yang terkait, dari pertanggungjawaban vertikal (kepada pemerintah pusat) ke pertanggungjawaban horisontal (kepada masyarakat). Pemerintah daerah terdiri dari pelaksana-pelaksana pemerintahan yang disebut dengan SKPD (satuan kerja perangkat daerah).

Pengelolaan pemerintah daerah yang berakuntabilitas, tidak bisa lepas dari anggaran pemerintah daerah. Hal ini sesuai dengan pendapat Mardiasmo (2002), yang mengatakan wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah pemanfaatan sumber


(20)

daya yang dilakukan secara ekonomis, efisien, efektif, adil dan merata untuk mencapai akuntabilitas publik. Anggaran diperlukan dalam pengelolaan sumber daya tersebut dengan baik untuk mencapai kinerja yang diharapkan oleh masyarakat dan untuk menciptakan akuntabilitas terhadap masyarakat.

Lingkup anggaran menjadi relevan dan penting di lingkungan pemerintah daerah. Hal ini terkait dengan dampak anggaran terhadap akuntabilitas pemerintah, sehubungan dengan fungsi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Akuntabilitas melalui anggaran meliputi penyusunan anggaran sampai dengan pelaporan anggaran. Selain itu, anggaran merupakan elemen penting dalam sistem pengendalian manajemen karena anggaran tidak saja sebagai alat perencanaan keuangan, tetapi juga sebagai alat pengendalian, koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja dan motivasi (Kenis, 1979; Chow et al., 1988; Antony dan Govindarajan, 1998, Halim et al., 2000). Hal ini menyebabkan penelitian di bidang anggaran pada pemerintah daerah, menjadi relevan dan penting untuk mewujudkan kinerja SKPD yang lebih baik sesuai dengan fungsi pemerintah itu sendiri sebagai pelayanan masyarakat.

Anggaran memiliki fungsi sebagai alat penilaian kinerja (Mardiasmo, 2002). Kinerja dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Dalam instansi pemerintah daerah sendiri seperti Dinas Pendidikan, pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaannya dapat menjadi penilaian dari kinerja SKPD.


(21)

Penelitian mengenai hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial merupakan penelitian di bidang akuntansi manajemen yang masih dalam perdebatan karena hasil penelitian mengenai hubungan antara kedua variabel tersebut tidak konsisten. Milani (1975) menemukan adanya pengaruh positif antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajer, Brownell (1982) menemukan bahwa partisipasi dalam anggaran memiliki pengaruh yang rendah terhadap kinerja manajer (atasan), namun dalam pengujian selanjutnya (Brownell dan Mclness, 1986) menemukan bahwa anggaran partisipatif memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja manajer (atasan). Supriyono dan Syakhroza (2003) menemukan anggaran partisipatif berasosiasi positif dengan kinerja manajer.

Yenti (2003) mengemukakan bahwa diperlukan upaya mengevaluasi faktor – faktor atau variabel – variabel yang mempengaruhi hubungan antara anggaran partisipatif dan kinerja manajerial dengan pendekatan kontijensi. Pendekatan kontijensi tersebut memprediksi bahwa hubungan antara anggaran partisipatif dengan kinerja manajerial dipengaruhi oleh faktor – faktor yang bersifat kondisional, seperti diantaranya motivasi (Brownell dan McInnes, 1986; Mia, 1988 dalam Darma, 2004; Fahrianta dan Ghozali, 2002; Riyadi, 1998; Lucyanda, 2001), locus of control (Brownell, 1982; Indriantoro, 2000), komitmen organisasi (Nouri dan Parker, 1996; Asnawi, 1997; Darlis, 2000, Chong dan Chong, 2002; Wentzel, 2002; Dwianasari, 2004), asimetri informasi (Charlos dan Poon, 2000), kultur organisasi (Connor, 1995), tekanan pekerjaan (Dunk, 1993a), dan Job relevan information (Kren, 1992 dan Yusfaningrum 2005).


(22)

Partisipasi anggaran dinilai mempunyai konsekuensi terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Murray, 1990 dalam Sumarno, 2005). Utomo (2006) mengemukakan bila partisipasi anggaran tidak dilaksanakan dengan baik dapat mendorong bawahan/pelaksana anggaran melakukan senjangan anggaran. Hal ini mempunyai implikasi negatif seperti kesalahan alokasi sumber daya dalam evaluasi kinerja bawahan terhadap unit pertanggungjawaban mereka (Dunk dan Nouri, 1998 dalam Webb, 2002). Fisher, Frederickson dan Peffer (2002) menemukan bahwa senjangan anggaran akan menjadi lebih besar dalam kondisi asimetri informasi. Hal ini sejalan dengan Utomo (2006) dimana asimetri informasi mendorong bawahan/pelaksana anggaran membuat senjangan anggaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa asimetri informasi merupakan pemicu (antecedent) senjangan anggaran. Peneliti terinspirasi untuk meneliti hubungan antara partisipasi anggaran dan asimetri informasi dalam kinerja SKPD pemerintahan daerah dalam hal ini dinas pendidikan, sehingga keberadaan senjangan anggaran dapat dideteksi lebih awal.

Baiman (1982) dalam Kren (1992) mengidentifikasi 2 jenis informasi utama dalam organisasi yaitu decision influencing dan job relevant information (JRI), yakni informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas. JRI meningkatkan kinerja melalui pemberian perkiraan yang lebih akurat mengenai lingkungan sehingga dapat dipilih rangkaian tindakan efektif yang terbaik (Kren, 1992).

Merchant (1981), Chow et al. (1988) serta Nouri dan Parker (1998) dalam Mulyasari (2005) menyatakan bahwa apabila bawahan/pelaksana anggaran ikut


(23)

berpartisipasi dalam penyusunan anggaran maka menghasilkan pengungkapan informasi privat yang mereka miliki. Atasan/pemegang kuasa anggaran menerima informasi yang belum diketahui sebelumnya dan meningkatkan akurasi pemahaman terhadap bawahan/pelaksana anggaran sehingga semakin mengurangi asimetri informasi dalam hubungan atasan/pemegang kuasa anggaran dan bawahan/pelaksana anggaran.

Bila bawahan/pelaksana anggaran diberi kesempatan untuk memberikan masukan berupa informasi yang dimilikinya kepada atasan/pemegang kuasa anggaran sehingga atasan/pemegang kuasa anggaran akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pengetahuan yang relevan dengan tugas (Yusfaningrum, 2005). Peneliti melihat bila partisipasi anggaran meningkat maka JRI juga akan turut meningkat. Hubungan penguatan ini mengindikasikan peningkatan JRI menyebabkan berkurangnya asimetri informasi.

Peneliti terinspirasi untuk meneliti hubungan antara partisipasi anggaran dan asimetri informasi dalam kinerja SKPD pemerintahan daerah dalam hal ini dinas pendidikan, sehingga keberadaan senjangan anggaran dapat dideteksi lebih awal.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan fenomena masalah sebagaimana diuraikan pada latar belakang di atas, selanjutnya dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut

1. Apakah terdapat pengaruh partisipasi anggaran dan job relevant information terhadap asimetri informasi?


(24)

2. Apakah terdapat pengaruh partisipasi anggaran dan job relevant information terhadap kinerja aparatur SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai fenomena masalah sebagaimana diuraikan pada latar belakang terdahulu dan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini ditunjukan :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh partisipasi anggaran dan job relevant information terhadap asimetri informasi

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh partisipasi anggaran dan job relevant information terhadap kinerja aparatur SKPD Dinas Pendidikan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan bagi penulis menambah khasanah ilmu pengetahuan dan mengembangkan wawasan dalam bidang akuntansi manajemen dan keuangan daerah khususnya tentang pengaruh partisipasi anggaran dan job relevant information terhadap asimetri informasi dan kinerja aparatur pengelola anggaran SKPD.


(25)

Sebagai bahan masukan bagi aparatur pengelola anggaran SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai didalam menyikapi fenomena yang terjadi sehubungan dengan partisipasi anggaran, job relevant information, asimetri informasi dan kinerja.

3. Bagi Peneliti Lanjutan

Sebagai bahan masukan penelitian bagi peneliti – peneliti lain didalam mengembangkan dan memperluas penelitian.

1.5. Originalitas Penelitian

Penelitian ini adalah replikasi dari beberapa penelitian terdahulu. Orriginalitas penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini menggunakan Partisipasi Anggaran dan Job Relevant Information (JRI) sebagai variabel bebas (independent variabel) dan Asimetri informasi serta kinerja sebagai variabel terikatnya (independent variabel).

2. Sampel penelitian ini adalah SKPD yang berada dinaungan Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai.


(26)

9

BAB II

TINJAUAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Partisipasi Anggaran

Hampir semua penelitian yang dilakukan terhadap anggaran berhubungan dengan teori-teori berikut ini (Shield dan Shield, 1998 dalam Sumarno, 2005).

Teori Ekonomi, Teori ini menganggap bahwa individu yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran, dimotivasi dua stimulan, yaitu: (1) berbagi informasi (information sharing) dan (2) koordinasi tugas (task coordination).

Teori Psikologi, menganggap bahwa partisipasi anggaran menyediakan pertukaran informasi antara atasan/pemegang kuasa anggaran dan bawahan/pelaksana anggaran (Hopwood, 1976; Locke dan Schweiger,1979; Locke dan Latham, 1990 dalam Sumarno, 2005).

Anggaran merupakan rencana jangka pendek (biasanya satu tahun) perusahaan untuk melaksanakan sebagian rencana jangka panjang yang berisi langkah – langkah strategi untuk mewujudkan strategi objektif tertentu beserta taksiran sumber daya yang diperlukan. Nafirin (2000) mengemukakan bahwa anggaran merupakan suatu rencana keuangan periodic yang disusun berdasarkan program – program yang disahkan.


(27)

Kenis (1979) mengemukakan bahwa dalam penyusunan anggaran perlu diperhatikan perilaku para pelaksana anggaran dengan cara mempertimbangkan hal – hal berikut ini:

1. Anggaran harus dibuat serealitas mungkin, secermat mungkin sehingga tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi. Anggaran yang dibuat terlalu tinggi hanyalah angan-angan.

2. Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran.

3. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana tidak merasa tertekan, tetapi termotivasi.

4. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat dan tepat waktu, sehingga apabila aterjadi penyimpangan yang memungkinkan dapat segera diantisipasi lebih dini.

Menurut Brownell (1982), partisipasi anggaran adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh individu dalam penyusunan anggaran, sementara Chong (2002) menyatakan sebagai proses dimana bawahan/pelaksana anggaran diberikan kesempatan untuk terlibat dalam dan mempunyai pengaruh dalam proses penyusunan anggaran. Kesempatan yang diberikan diyakini meningkatkan pengendalian dan rasa keterlibatan dikalangan bawahan/pelaksana anggaran. Partisipasi manajer dalam proses penganggaran mengarah kepada seberapa besar tingkat keterlibatan manajer dalam menyusun anggaran serta pelaksanaannya untuk mencapai target anggaran (Kenis, 1979).


(28)

Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional, para anggota organisasi terlibat dan mempunyai pengaruh dalam suatu pembuatan keputusan yang berkepentingan dengan mereka. Partisipasi dalam konteks penyusunan anggaran merupakan proses para individu, yang kinerjanya dieveluasi dan memperoleh penghargaan berdasarkan budget emphasis, terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penyusunan target anggaran (Brownell, 1982). Sebagaimana yang dikemukakan Milani (1975), bahwa tingkat keterlibatan dan pengaruh bawahan terhadap pembuatan keputusan dalam proses penyusunan anggaran merupakan faktor utama yang membedakan antara anggaran partisipatif dengan anggaran non partisipatif. Aspirasi bawahan lebih diperhatikan dalam proses penyusunan anggaran partisipatif, sehingga lebih memungkinkan bagi bawahan melakukan negosiasi dengan atasan mengenai target anggaran yang menurut mereka dapat dicapai.

Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa partisipasi manajer dalam proses penyusunan anggaran menunjukkan kepada seberapa besar tingkat keikutsertaan manajer dalam menyusun anggaran serta pelaksanaannya untuk mencapai target anggaran. Hal ini diperlukan agar para manajer merasa lebih puas dan produktif dalam bekerja karena adanya negosiasi dalam keputusan terhadap target anggaran yang mengakibatkan timbulnya perasaaan berprestasi dengan komitmen yang dimiliki.

Banyak penelitian bidang akuntansi manajemen yang menaruh perhatian terhadap masalah partisipasi dalam proses penyusunan anggaran, karena anggaran partisipatif dinilai mempunyai konsekuensi terhadap sikap dan perilaku anggota


(29)

organisasi. Partisipasi pekerja dalam proses penyusunan anggaran dapat mengakibatkan motivasi untuk mencapai target yang ditetapkan dalam anggaran, selain itu anggaran partisipatif juga menyebabkan sikap respek bawahan terhadap pekerjaan dan perusahaan (Milani, 1975). Cherrington dan Cherrington (1973) menemukan hubungan yang positif antara partisipasi dengan kepuasan kerja dan kinerja manajerial. Studi eksperimental tersebut menguji pengaruh pengendalian melalui anggaran dan pemberian penghargaan terhadap kepuasan kerja dan kinerja manajerial. Menurut penelitian tersebut, ada tiga tujuan utama yang dapat dicapai melalui partisipasi penganggaran, yaitu :

1. Akseptasi anggota organisasi terhadap rencana kegiatan. 2. Peningkatan semangat kerja.

3. Peningkatan produktivitas.

Proses penyusunan anggaran suatu organisasi, merupakan kegiatan yang penting dan sangat kompleks, karena anggaran mempunyai kemungkinan dampak fungsional atau disfungsional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Milani, 1975). Argyris (1952) yang melakukan penelitian empiris terhadap proses penyusunan anggaran pada empat perusahaan manufaktor skala menengah menemukan adanya disfungsional anggaran terhadap sikap dan perilaku. Anggaran yang terlalu menekan cenderung menimbulkan sikap agresi bawahan terhadap atasan dan menyebabkan ketegangan dan hal tersebut justru tidak memotivasi bawahan untuk meningkatkan kinerjanya, bahkan menyebabkan inefisiensi sebagai dampak dari penyusunan anggaran yang kaku dengan target yang sulit dicapai. Disamping itu,


(30)

Merchant (1981) menemukan hasil bahwa dengan partisipasi anggaran yang tinggi akan berdampak kepada menurunnya kinerja yang dipengaruhi oleh kesenjangan anggaran yang timbul akan partipasi yang tinggi didalam penyusunan anggaran tersebut. Hal ini terjadi akibat terbuka seluas – luasnya bagi bawahan untuk berpartisipasi terhadap proses penyusunan anggaran.

Partisipasi memberikan dampak positif terhadap perilaku karyawan, meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi dan meningkatkan kerjasama diantara para manajer. Betapa pun demikian, Bentuk keterlibatan bawahan/pelaksana anggaran disini dapat bervariasi, tidak sama satu organisasi dengan yang lain. Tidak ada pandangan yang seragam mengenai siapa saja yang harus turut berpartisipasi, seberapa dalam mereka terlibat dalam pengambilan keputusan dan beberapa masalah menyangkut partisipasi (Siegel dan Ramanauskas-Marconi, 1989). Organisasi harus memutuskan sendiri batasanbatasan mengenai partisipasi yang akan mereka terapkan. Menurut Brownell (1982b) dalam Sumarno (2005), partisipasi anggaran adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh individ u dalam penyusunan anggaran sementara Chong (2002) menyatakan sebagai proses dimana bawahan/pelaksana anggaran diberikan kesempatan untuk terlibat dalam dan mempunyai pengaruh dalam proses penyusunan anggaran. Kesempatan yang diberikan diyakini meningkatkan pengendalian dan rasa keterlibatan dikalangan bawahan/pelaksana anggaran.

Ada dua alasan utama, yaitu (1) keterlibatan atasan/pemegang kuasa anggaran dan bawahan/pelaksana anggaran dalam partisipasi anggaran mendorong pengendalian informasi yang tidak simetris dan ketidakpastian tugas, (2) melalui


(31)

partisipasi anggaran, individu dapat mengurangi tekanan tugas dan mendapatkan kepuasan kerja, selanjutnya dapat mengurangi senjangan anggaran.

2.1.2. Job relevant information (JRI)

Kren (1992) dalam penelitiannya tentang job relevant information (JRI) memahami JRI sebagai informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas. Baiman (1982) dalam Yusfaningrum (2005) menambahkan bahwa JRI membantu bawahan/pelaksana anggaran dalam meningkatkan pilihan tindakannya melalui informasi usaha yang berhasil dengan baik. Kondisi ini memberikan pemahaman yang lebih baik pada bawahan mengenai alternatif keputusan dan tindakan yang perlu dilakukan dalam mencapai tujuan.

JRI dapat meningkatkan kinerja karena memberikan prediksi yang lebih akurat mengenai kondisi lingkungan yang memungkinkan dilakukannya pemilihan serangkaian tindakan yang lebih efektif (Campbell dan Gingrich, 1986 dalam Kren, 1992). Dalam penelitian Campbell dan Gingrich, beberapa pemrogram berpartisipasi secara aktif dalam mendiskusikan rencana kegiatan dengan para atasan/pemegang kuasa anggaran mereka dan benar-benar berusaha untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Tujuan dengan tingkat kesulitan yang sama juga dibebankan kepada pemrogram lainnya. Hasilnya, pemrogram yang dilibatkan menunjukkan pencapaian secara signifikan dibanding pemrogram yang tidak dilibatkan secara keseluruhan namun tidak dalam program-program sederhana.

Disimpulkan bahwa partisipasi dalam penyusunan tujuan mengarahkan pada pendiskusian tugas dengan orang yang lebih ahli (dalam hal ini salah satunya


(32)

atasan/pemegang kuasa anggaran). Namun, ketika tugasnya sederhana, pendekatan yang lebih efektif menjadi sangat jelas sehingga diskusi dengan atasan menjadi tidak terlalu penting karena bawahan/pelaksana anggaran dapat memutuskannya sendiri.

2.1.3. Konsep Asimetri Informasi

Anthony dan Govindarajan (2001) menyatakan bahwa kondisi asimetri informasi muncul dalam teori keagenan (agency theory), yakni principal (pemilik/atasan) memberikan wewenang kepada agen (manajer/bawahan) untuk mengatur perusahaan yang dimiliki. Asimetri informasi adalah suatu kondisi apabila pemilik/atasan tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai kinerja agen/bawahan sehingga atasan tidak dapat menentukan kontribusi bawahan terhadap hasil aktual perusahaan. Kondisi ketidakpastian lingkungan dapat menyebabkan informasi bawahan terhadap bidang teknisnya melebihi informasi yang dimiliki atasannya.

Situasi ini akan memicu munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi (information asymmetry). Yaitu suatu kondisi di mana ada ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi (prepaper) dengan pihak pemegang saham dan stakeholder pada umumnya sebagai pengguna informasi (user).

Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:

1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin dapat mempengaruhi


(33)

keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.

2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.

Adanya asimetri informasi memungkinkan adanya konflik yang terjadi antara principal dan agent untuk saling mencoba memanfatkan pihak lain untuk kepentingan sendiri. Dunk (1993) mengemukakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu: (1) manusia pada umunya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk adverse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut menyebabkan bahwa informasi yang dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu dipertanyakan reliabilitasnya dan dapat dipercaya tidaknya informasi yang disampaikan.

Dunk dalam Fitri (2004) mendefinisikan asimetri informasi sebagai suatu keadaan apabila informasi yang dimiliki bawahan melebihi informasi yang dimiliki atasannya, termasuk lokal maupun informasi pribadi. Dunk dalam Fitri (2004) meneliti pengaruh asimetri informasi terhadap hubungan antara partisipasi dan budgetary slack. Ia menyatakan bahwa asimetri informasi akan berpengaruh negatif terhadap hubungan antara partisipasi dan budgetary slack.


(34)

Selanjutnya Shields dan Young (1993) mengemukakan beberapa kondisi perusahaan yang kemungkinan besar timbulnya asimetri informasi, yaitu : perusahaan yang sangat besar, mempunyai penyebaran secara geografis, memiliki produk yang beragam, dan membutuhkan teknologi. Kemudian Welsch et al dalam Fitri (2004) mengemukakan dengan adanya partisipasi anggaran dari manajer tingkat menengah dan tingkat bawah dalam proses pembuatan anggaran, mempunyai dampak yang bermanfaat paling tidak dalam dua hal. Pertama, proses partisipasi mengurangi asimetri informasi dalam organisasi, dengan demikian memungkinkan manajemen tingkat atas mendapatkan informasi mengenai masalah lingkungan dan teknologi, dari manajer tingkat bawah yang mempunyai pengetahuan khusus. Kedua, proses partisipasi dapat menghasilkan komitmen yang lebih besar dari manajemen tingkat bawah untuk melaksanakan rencana anggaran dan memenuhi anggaran.

Bagi tujuan perencanaan, anggaran yang dilaporkan seharusnya sama dengan kinerja yang diharapkan. Namun, oleh karena informasi bawahan lebih baik daripada atasan (terdapat asimetri informasi), maka bawahan mengambil kesempatan dari partisipasi penganggaran. Ia memberikan informasi yang biasanya dari informasi pribadi mereka, dengan membuat budget yang relatif lebih mudah dicapai, sehingga terjadilah budgetary slack (yaitu dengan melaporkan anggaran dibawah kinerja yang diharapkan).

Atasan/pemegang kauasa anggaran mungkin mempunyai pengetahuan yang lebih daripada bawahan/pelaksana anggaran mengenai unit tanggung jawab bawahan/pelaksana anggaran, ataupun sebaliknya. Bila kemungkinan yang pertama


(35)

terjadi, akan muncul tuntutan yang lebih besar dari atasan/pemegang kuasa anggaran kepada bawahan/pelaksana anggaran mengenai pencapaian target anggaran yang menurut bawahan/pelaksana anggaran terlalu tinggi. Namun bila kemungkinan yang kedua terjadi, bawahan/pelaksana anggaran akan menyatakan target lebih rendah daripada yang dimungkinkan untuk dicapai. Keadaan dimana salah satu pihak mempunyai pengetahuan lebih daripada yang lainnya terhadap sesuatu hal disebut asimetri informasi.

Pembahasan lebih dalam diarahkan pada asimetri informasi kedua, karena sebenarnya tingkat kemampuan masing-masing unit yang sebenarnya sangat jelas diketahui oleh bawahan/pelaksana anggaran, sementara pengetahuan atasan/ pemegang kuasa anggaran tentang kemampuan tiap unit hanya bergantung pada laporan yang dibuat oleh bawahan (Utomo, 2006). Dalam anggaran konvensional dimana penyusunannya dilakukan secara top-down kondisi diatas dapat terjadi karena tidak ada ruang dimana atasan/pemegang kuasa anggaran dan bawahan/pelaksana anggaran dapat berkomunikasi dan saling bertukar pengetahuan mengenai apa yang terjadi dalam unit tanggung jawab bawahan/pelaksana anggaran. Partisipasi anggaran memberikan kesempatan itu, sehingga secara logis dapat diduga bahwa peningkatan partisipasi akan mengurangi asimetri informasi.

2.1.4. Kinerja Manajerial

Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan efektivitas kinerja organisasional. Menurut Mahoney et al. (1963) yang dimaksud dengan kinerja manajerial adalah kinerja indvidu anggota organisasi dalam kegiatan –


(36)

kegiatan manajerial, antara lain : perencanaan, investigasi, koordinasi, supervise, pengaturan staf, negosiasi dan representasi. Stoner (1982) memberikan definisi kinerja manajerial adalah seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.

Brownell (1982) menyebutkan ada 2 (dua) alasan penyebab partisipasi menjadi topic menarik dalam akuntansi manajemen, yaitu :

1. Partisipasi pada umumnya dinilai sebagai pendekatan manajerial yang dapat meningkatkan kinerja anggota organisasi.

2. Berbagai penelitian yang menguji hubungan antara partisipasi dengan kinerja, hasilnya bertentangan.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa penelitian terdahulu. Replikasi penelitian yang dilakukan berkaitan dengan partisipasi anggaran, job relevant information, asimetri informasi dan kinerja manajerial. Replikasi penelitian ini didasari oleh ketidakkonsisten kesimpulan dari beberapa penelitian terdahulu.

Kren (1992) menemukan Partisipasi anggaran tidak berhubungan secara langsung dengan kinerja manajerial, akan tetapi melalui JRI. Partisipasi berhubungan positif dengan JRI, dan dengan diperolehnya JRI, kinerja manajerial akan meningkat. Supriyono, & Sykhroza. (2003) menemukan Secara simultan asimetri informasi dan peresponan keinginan sosial memiliki peranan penting didalam memoderasi pengaruh dan hubungan antara anggaran dan kinerja manajer, sedangkan secara parsial hanya asimetri informasi yang memiliki peranan penting didalam memoderasi pengaruh dan


(37)

hubungan antara anggaran dengan kinerja manajer. Mediawaty (2004) mendukung hasil Supriyono, & Sykhroza. (2003) menemukan Partisipasi penganggaran mempunyai hubungan secara marginally signifikan terhadap kinerja, asimetri informasi, mempengaruhi secara positif signifikan terhadap hubungan partisipasi penganggaran dan kinerja. Sedangkan keterlibatan pekerjaan, mempengaruhi secara positif tidak signifikan terhadap hubungan partisipasi penganggaran dan kinerja. kecukupan anggaran berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap hubungan partisipasi penganggaran dengan kinerja.

Penelitian Yusfaningrum, Kusnariyanti dan Ghozali (2005) kontradiktif dengan penelitian Kren (1992). Yusfaningrum, Kusnasriyanti dan Ghozali (2005) menemukan hubungan antara partisipasi dengan JRI dimana dalam proses partisipasi, bawahan/pelaksana anggaran diberi kesempatan untuk memberikan masukan berupa informasi yang dimilikinya kepada atasan/pemegang kuasa anggaran sehingga atasan/pemegang kuasa anggaran akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pengetahuan yang relevan dengan tugas.

Ompusunggu, Bornadi, & Bawono, (2006) mengakomodir kontradiktif penelitian yang berkaitan dengan partisipasi anggaran, job relevant information dan asimetri informasi. Ompusunggu, Bornadi, & Bawono, (2006) menemukan Bahwa proses penyusunan anggaran dengan melibatkan partisipasi bawahan/pelaksana anggaran yang mempunyai informasi berkenaan dengan tugas, tidak mengakibatkan menurunnya asimetri informasi bahwa kekurangan partisipasi anggaran jika tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh akan menimbulkan perilaku menyimpang, baik


(38)

dari bawahan/pelaksana anggaran maupun oleh atasan/pemegang kuasa anggaran. Selain itu, tampak bahwa atasan/pemegang kuasa anggaran belum mampu menggali informasi yang dimiliki oleh bawahan/pelaksana anggaran dalam proses partisipasi.

Untuk lebih jelasnya, matriks tinjauan penelitian terdahulu sebagaimana diuraikan di atas ditunjukkan pada tabel 2.1 berikut ini.


(39)

No Nama Peneliti

Judul Penelitian Variabel Yang Digunakan

Kesimpulan

1 Kren, Leslie. (1992)

Budgetary

Participation and Managerial

Performance: The

Impact of

Information and Environmental Volatility

Budgetary

Participation (X1); Information (X2); Environmental Volantility (X3) ; Managerial

Performance (Y);

Partisipasi anggaran tidak berhubungan secara langsung dengan kinerja manajerial, akan tetapi melalui JRI. Partisipasi berhubungan positif dengan JRI, dan dengan diperolehnya JRI, kinerja manajerial akan meningkat.

Bila partisipasi anggaran meningkat maka JRI juga akan turut meningkat.

2 Supriyono, R. A. & Akhmad Sykhroza.

(2003)

Peran Asimetri Informasi dan Peresponan

Keinginan Sosial Sebagai Variabel Moderating

Hubungan Antara Partisipasi

Penganggaran dan Kinerja Manajer di Indonesia.

Partisipasi

Penganggaran (X1); Asimetri Informasi (X2); Peresponan Keinginan Sosial (X3)Kinerja

Manajer (Y)

Secara simultan asimetri informasi dan peresponan keinginan sosial memiliki peranan penting didalam memoderasi pengaruh dan hubungan antara anggaran dan kinerja manajer, sedangkan secara parsial hanya asimetri informasi yang memiliki peranan penting didalam memoderasi pengaruh dan hubungan antara anggaran dengan kinerja manajer.

3 Meidiawati, (2004)

Peranan Asimetri Informasi,

Keterlibatan

Pekerjaan dan Kecukupan Anggaran Terhadap Partisipasi Penganggaran dan Terhadap Hubungan Partisipasi

Penganggaran Dengan Kinerja Manajerial (Studi Kasus pada PT. Telkom Divisi Regional II Jakarta)

Asimetri Informasi (X1); Keterlibatan Pekerjaan (X2); Kecukupan

Anggaran (X3) Partisipasi

Penganggaran (Y1); Kinerja Manajerial (Y2)

(1) Partisipasi penganggaran mempunyai hubungan secara marginally signifikan terhadap kinerja, (2) asimetri informasi, mempengaruhi secara positif signifikan terhadap hubungan partisipasi penganggaran dan kinerja. Sedangkan keterlibatan pekerjaan, mempengaruhi secara positif tidak signifikan terhadap hubungan partisipasi penganggaran dan kinerja. Kecukupan anggaran berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap hubungan partisipasi penganggaran dengan kinerja.


(40)

4 Yusfaningru, Kusnasriyanti dan Imam

Ghozali. (2005)

Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial melalui Komitmen Tujuan Anggaran dan Job Relevant Information (JRI) sebagai Variabel Intervening (Penelitian terhadap Perusahaan

Manufaktur di Indonesia).

Partisipasi

Anggaran (X1) Komitmen Tujuan Anggaran (X2); Job Relevant

Information (X3). Kinerja Manajerial (Y)

Peneliti menemukan hubungan antara partisipasi dengan JRI dimana dalam proses partisipasi, bawahan/pelaksana anggaran diberi kesempatan untuk memberikan masukan berupa informasi yang dimilikinya kepada atasan/pemegang kuasa anggaran sehingga atasan/ pemegang kuasa anggaran akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pengetahuan yang relevan dengan tugas.

5 Ompusunggu, Krisler Bornadi, & Bawono, Icuk

Rangga, (2006)

Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Job Relevant Information (JRI) Terhadap Informasi Asimetris (Studi pada Badan Layanan Umum Universitas Negeri di Kota Purwokerto Jawa Tengah)

Partisipasi

Anggaran (X1); Job Relevant

Information (X2). Informasi Asimetris (Y)

Bahwa proses penyusunan anggaran dengan melibatkan partisipasi bawahan/pelaksana anggaran yang mempunyai informasi berkenaan dengan tugas, tidak mengakibatkan menurunnya informasi asimetris Bahwa kekurangan partisipasi anggaran jika tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh akan menimbulkan perilaku menyimpang, baik dari bawahan/pelaksana anggaran maupun oleh atasan/pemegang kuasa anggaran. Selain itu, tampak bahwa atasan/pemegang kuasa anggaran belum mampu menggali informasi yang

dimiliki oleh

bawahan/pelaksana anggaran dalam proses partisipasi.


(41)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

Secara teori bahwa partisipasi anggaran adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh individu dalam penyusunan anggaran (Brownell, 1982). Job relevant information (JRI) merupakan informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas (Kren, 1992). Asimetri informasi sebagai suatu keadaan apabila informasi yang dimiliki bawahan melebihi informasi yang dimiliki atasannya, termasuk lokal maupun informasi pribadi (Dunk dalam Fitri 2004). Kinerja manajerial adalah kinerja indvidu anggota organisasi dalam kegiatan – kegiatan manajerial, antara lain : perencanaan, investigasi, koordinasi, supervise, pengaturan staf, negosiasi dan representasi (Mahoney et al. 1963).

Teori Ekonomi, Teori ini menganggap bahwa individu yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran, dimotivasi dua stimulan, yaitu: (1) berbagi informasi (information sharing) dan (2) koordinasi tugas (task coordination). Teori Psikologi, menganggap bahwa partisipasi anggaran menyediakan pertukaran informasi antara atasan/pemegang kuasa anggaran dan bawahan/pelaksana anggaran (Hopwood, 1976; Locke dan Schweiger,1979; Locke dan Latham, 1990 dalam Sumarno, 2005).

Konsekuensi logis dari definisi partisipasi anggaran, job relevant information, asimetri informasi dan kinerja manajerial menunjukan bahwa keempat hal di atas


(42)

menunjukan bahwa kinerja manajerial erat kaitannya dengan partispasi anggaran, asimetri informasi dan job relevant information.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, selanjutnya digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar 3.1. Diagram Konseptual

3.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan teori, tinjauan penelitian terdahulu dan kerangka konseptual sebagaimana diuraikan dimuka, maka dirumuskan hipótesis penelitian sebagai berikut

H1: Partisipasi anggaran dan job relevant information berpengaruh secara signifikan terhadap Asimetri informasi

Partisipasi Anggaran (X1)

Asimetri Informasi (Y1)

Job Relevant Information (X2)

Kinerja SKPD (Y2) Job Relevant Information (X2)


(43)

H2: Partisipasi anggaran dan job relevant information berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja aparatur SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai.


(44)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hubungan kauasal (causal effect), dimana penelitian yang dilakukan diarahkan untuk memperoleh fakta – fakta dari fenomena yang ada dan mencari keterangan – keterangan secara faktual tentang pengaruh partisipasi anggaran dan job relevant information (JRI) terhadap asimetri informasi dan kinerja SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, model dan teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analys) dengan pendekatan regresi linier berganda melalui hubungan kausal (causal effect) antara variabel bebas partisipasi anggaran dan job relevant information dengan variabel terikat asimetri informasi dan kinerja SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai.

Untuk ketepatan penghitungan sekaligus mengurangi human errors, digunakan program komputer yang dibuat khusus untuk membantu pengolahan data statistik, yaitu program SPSS Versi 14.0, aplikasi ilmu sosial. Penetapan tingkat signifikansi pada confidence level 95% atau 0.05.


(45)

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun objek penelitian yang dipilih adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai. Kegiatan penelitian ini dilakukan terhitung sejak bulan Desember 2008 hingga Maret 2009.

4.3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai. Sampel penelitian ini adalah aparatur berada di bawah SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu pertimbangan pertama adalah responden penelitian ini merupakan kadis, kasubdis, kasie, kepala sekolah, dan bendahara sekolah yang berada dibawah jajaran SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai. Pemilihan, dinas Pendidikan dilakukan dengan alasan instansi tersebut merupakan satuan kerja pemerintah, yang berarti menyusun, menggunakan dan melaporkan realisasi anggaran atau sebagai pelaksana anggaran dari pemerintah daerah yang berjumlah 105 orang.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai. Teknik pengumpulan data


(46)

dilakukan dengan menggunakan metode survey, yaitu dengan mengirimkan kuesioner kepada semua responden yang merupakan sampel dalam penelitian ini.

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 dimensi variabel penelitian yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini antara lain partisipasi anggaran (X1) dan job relevant information (X2), sedangkan variabel terikatnya (dependent variabel) antara lain asimetri informasi (Y1) dan kinerja SKPD (Y2). Keempat variabel di atas, didefinisikan dan diukur sebagai berikut :

1. Partisipasi Anggaran

Variabel independen pertama (X1) dari penelitian ini adalah partisipasi anggaran. Partisipasi anggaran diartikan sebagai tingkat keterlibatan dan pengaruh para individu dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran partisipatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah partisipasi manajer dalam proses penganggaran yang mengarah pada seberapa besar tingkat keterlibatan pimpinan dalam menyusun anggaran, variabel ini selanjutnya disebut sebagai variabel independen.

Variabel partisipasi diukur dengan instrument yang dikembangkan oleh Milani (1975). Instrumen tersebut telah banyak digunakan dalam penelitian, antara lain Brownell (1982), Yenti (2003). Instrumen tersebut dimaksudkan untuk menilai keterlibatan responden dalam dan pengaruhnya pada proses penganggaran (Supriyono dan Sykhroza, 2003). Setiap responden diminta untuk menjawab 6 butir pertanyaan


(47)

yang mengukur tingkat partisipasi, pengaruh yang dirasakan dan kontribusi responden dalam proses penyusunan anggaran, dengan miliki skala 1 sampai dengan 5. skala 1 menunjukkan tingkat partisipasi yang tinggi dan sebaliknya skala 5 menunjukkan tingkat partisipasi yang rendah.

2. Job Relevant Information

Variabel independen kedua (X2) dari penelitian ini adalah job relevant information (JRI), dalam penelitian ini JRI dikriteriakan sebagai seberapa banyak pelaksana penganggaran, memiliki informasi yang sesuai berkaitan dengan tugas yang dilakukan. Pengukuran variabel ini menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Kren (1992). Pengukuran variabel ini menggunakan 3 (tiga) buah pertanyaan dengan skala Likert satu sampai dengan lima.

3. Asimetri Informasi

Variabel dependen pertama (Y1) dalam penelitian ini adalah asimetri

informasi, yaitu keadaan dimana bawahan memiliki informasi yang lebih akurat

mengenai unit tanggung jawabnya dari pada atasan. Pengukuran variabel ini menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Dunk (1993). Pengukuran terhadap variabel ini terdiri dari 5 (lima) buah pertanyaan dengan menggunakan skala Likert satu sampai dengan lima.

4. Kinerja Manajerial

Performance (kinerja) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung


(48)

jawab masing – masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggaran hukum dan seesuai dengan moral maupun etika. Kinerja manajerial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja individu pimpinan dalam kegiatan – kegiatan manajerial, antara lain : perencanaan, investigasi, koordinasi, supervise, pengatur staf, negosiasi dan representasi. Variabel ini selanjutnya disebut variabel dependen.

Variabel kinerja manajerial diukur dengan menggunakan instrument self rating yang dikembangkan Mahoney, dkk (1963). Dalam penelitian ini setiap responden diminta untuk mengukur sendiri kinerjanya yang terbagi dalam beberapa dimensi, yaitu : perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervise, pengaturan staf, negosiasi serta satu dimensi pengukuran kinerja seseorang manajer secara keseluruhan. Skala kinerja terdiri dari : 1 sampai 5.

4.6. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan regresi linier berganda melalui hubungan kausal (causal effect) dengan jenis data yang digunakan data primer. Pendekatan regresi liner berganda ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan pada subbab terdahulu. Untuk kesahihan dan keajegan hasil analisis regresi liner berganda, terlebih dahulu dilakukan untuk kualitas instrumen pengamatan dan uji asumsi klasik.


(49)

4.6.1. Uji Kualitas Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data kualitatif, yaitu yaitu persepsi responden yang kemudian dikuantifikasikan agar dapat dilakukan uji statistik. Untuk menguji kesahihan dan keajegan data terhadap persepsi responden digunakan uji kualitas data, yang meliputi :

4.6.1.1Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk menilai sejauhmana suatu alat ukur diyakini dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur item – item pertanyaan/pernyataan kuesioner dalam penelitian. Teknik yang digunakan untuk mengikur validitas butir pertanyaan/pernyataan kuesioner adalah Korelasi Product Moment dari Karl Pearson (validitas isi/content validity) dengan cara mengkorelasikan masing – masing item pertanyaan/pernyataan kuesioner dan totalnya, selanjutnya membandingkan r tbale dengan r hitung.

Penentuan valid tidaknya pertanyaan/pernyataan kuesioner ditentukan melalui besarnya koefisien korelasi, yaitu :

a. Jika r hitung > r table, maka skor butir pertanyaan/pernyataan kuesioner valid. b. Jika r hitung < r table, maka skor butir pertanyaan/pernyataan kuesioner tidak

valid.

4.6.1.2Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur tingkat konsistensi antara hasil pengamatan dengan insturmen atau alat ukur yang digunakan pada waktu yang


(50)

berbeda – beda. Teknik yang digunakan untuk mengukur realibitas pengamatan adalah Alpha dari Cronbach dengan ketentuan :

a. Jika alpha > 0.6, maka instrumen pengamatan dinyatakan reliabel. b. Jika alpha < 0.6, maka instrumen pengamatan dinyatakan tidak reliabel.

4.6.2. Uji Asumsi Klasik

Suatu instrumen pengamatan dinyatakan layak untuk diteliti bila data tersebut terbebas dari asumsi – asumsi klasik statistik, antara lain asumsi multikolineritas, dan heteroskesdastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam suatu variable penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan adalah data yang memiliki distribusi atau sebaran normal yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dapat juga dengan melihat histogram dari residualnya. Data yang dikatakan memenuhi asumsi normalitas jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal.

b. Uji Multiklonearitas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel bebas (independent). Model yang baik seharusnya tidak terjadi adanya korelasi antara variabel bebas. Deteksi terhadap ada tidaknya multikolinearitas,


(51)

yaitu dengan menganalisis nilai tolerance serta Variance Inflation Faktor (VIF ) >1 dan nilai tolerance <1.

c. Uji Heteroskedastistas

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastistas dilakukan uji Glejser dengan melihat tingkat signifikansi dari hasil regresi nilai absolute residual sebagai variabel terikat dengan variabel bebas dan dapat juga dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) pada grafik plot (scatterplot) antara nilai prediksi variabel terkait (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).

4.6.3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji pengaruh moderasi dengan menggunakan model nilai selisih mutlak dari Brownell (1982), Frucot dan Shearon (1991), Indriantoro (2000), Ghozali (2002). Rumus persamaaan regresi tersebut adalah:

IA = β0+ β1PA + β2JRI + e

KSKPD = β0+ β1PA + β2JRI + e ... (1)

KSKPD = β0+ β1IA + e ... (2)

KSKPD = β0+ β1PA + β2JRI + β3IA + β4 |XzIA + XzPA| + β5| XzIA + XzJRI | +e

Dimana :

IA = Asimetri informasi;

b0-3 = koefisien regresi;

XPA = partisipasi anggaran;

XzPA = nilai standardized partisipasi anggaran; XJRI = job relevant information


(52)

XzJRI = nilai standardizedjob relevant information XzIA = nilai standardized Asimetri informasi;

|XzIA-XzPA| = nilai absolut standardized asimetri informasi dengan nilai standardized partisipasi anggaran ;

|XzIA-XzJRI| = nilai absolut standardized infromasi asimetris dengan nilai standardized job relevant infomation;

e = error

Untuk membuktikan hipotesis maka digunakan alat uji sebagai berikut :

1. Uji F, dengan maksud menguji apakah secara simultan variabel bebas berpengaruh

terhadap variabel tidak bebas, dengan tingkat keyakinan 95 % (=0,05). Urutan uji F

a. Merumuskan hipotesis alternatif.

Ha : Paling sedikit ada satu βi  0 i = 1,2,3,…….8

b. Menghitung F-hitung dengan menggunakan rumus yaitu :

dimana : R2= koefesien determinasi n = jumlah sampel k = jumlah variabel bebas

Dengan kriteria tersebut, diperoleh nilai Fhitung yang dibandingkan dengan

Ftabel dengan tingkat resiko (level of significant) dalam hal ini 0,05 dan degree

of freedom = n-k-1. c. Kriteria Pengujian :

dimana : Fhitung  Ftabel = Ha diterima

Fhitung Ftabel = Ha tidak dapat diterima

1

/ 1

/

2 2

  

k n R

k R F


(53)

2. Uji-t statistik, untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel bebas

terhadap variabel tidak bebas dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan, dengan tingkat keyakinan 95 % ( = 0,05).

Urutan Uji t :

a. Merumuskan hipotesis alternatif. Ha : βi0 i = 1,2,3,…….8

b. Menghitung t-hitung dengan menggunakan rumus :

dimana :

bi = koefesien regresi masing-masing variabel

Sbi = standar error masing-masing variabel

Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai thitung yang kemudian

dibandingkan dengan ttabel pada tingkat keyakinan 95%.

c. Kriteria pengujian :

t hitung t tabel = Ha diterima

t hitung t tabel = Ho tidak dapat diterima i

i h it

sb b


(54)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Karakteristik Responden SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai

Responden dalam penelitian ini adalah kadis, kasubdis, kasie, kepala sekolah, dan bendahara yang berada dibawah jajaran SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai. Karakteristik Responden dideskripsikan berdasarkan jenis kelamin, jabatan saat ini, dan pendidikan terakhir.

5.1.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden yang yang berada dibawah jajaran SKPD Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tanjung Balai berjenis kelamin wanita dengan jumlah 52 orang ( 40 persen), sedangkan responden berjenis kelamin pria berjumlah 63 orang ( 60 persen).

Tabel 5.1.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent

Valid Pria 63 60.0

Wanita 52 40.0

Total 105 100.0


(55)

5.1.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir, hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden yang memiliki pendidikan terakhir adalah S3 yang berjumlah 0 orang (0 persen), kemudian S2 yang berjumlah 9 orang ( 8.57 persen), kemudian S1 berjumlah 96 orang ( 91.43 persen), D3 berjumlah 0 orang (0 persen), dan SMA berjumlah 0 orang ( 0 persen).

Tabel 5.1.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Frequency Percent

Valid SMA 0 .0

D3 0 .0

S1 96 91.43

S2 9 8.57

S3 0 .0

Total 105 100.0

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)

5.1.2. Penjelasan Responden

Berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian berupa penjelasan responden dari kuisioner-kuisioner yang telah dibagikan pada para responden :


(56)

5.1.2.1 Penjelasan Responden Atas Variabel Penyusunan Anggaran Uji Validitas Instrumen Variabel

Tabel 5.1.2.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Partisipasi Anggaran

Pertanyaan

Corrected Item Total Correlation

Sig.

(1 - tailed) Keterangan Kontribusi dalam penyusunan anggaran

Keterlibatan dan ikut serta dalam penyusunan anggaran yang sedang disusun

Alasan yang diberikan oleh atasan ketika revisi anggaran dibuat

Pernyataan permintaan, pendapat dan atau usulan tentang anggaran kepada atasan tanpa diminta

Banyaknya pengaruh yang dirasakan dan dimiliki dalam penyelesaian anggaran akhir (final)

Meminta pendapat dan/atau usulan ketika anggaran sedang disusun

0.591 0.669 0.596 0.599 0.462 0.471 0.000 0.000 0.000 0.000 0.005 0.004 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 5.1.2.1 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel partisipasi anggaran memiliki nilai yang lebih besar dari 0.30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel partisipasi anggaran yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi (1-tailed) seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai sebesar 5 persen.


(57)

Penjelasan responden atas kontribusi dalam penyusunan anggaran, ditemukan bahwa mayoritas responden yang berjumlah 67 orang (63.8 persen) menyatakan bahwa responden sangat setuju kontribusi dalam penyusunan anggaran. Sekitar 37 orang (35.2 persen) menyatakan sangat setuju sekali, dan 1 orang (1 persen) menyatakan setuju. Hasil tersebut, ditemukan bahwa mayoritas responden sangat setuju atas kontribusi dalam penyusunan anggaran.

Penjelasan responden atas keterlibatan dan ikut serta dalam penyusunan anggaran yang sedang disusun, ditemukan bahwa mayoritas responden yang berjumlah 61 orang (58.1 persen) menyatakan bahwa responden sangat terlibat dan ikut serta dalam penyusunan anggaran yang sedang disusun. Sekitar 43 orang (41 persen) menyatakan sangat terlibat dan ikut serta sekali, dan 1 orang (1 persen) menyatakan terlibat dan ikut serta. Hasil tersebut, ditemukan bahwa mayoritas responden sangat terlibat dan ikut serta dalam penyusunan anggaran yang sedang disusun.

Penjelasan responden atas alasan yang diberikan oleh atasan ketika revisi anggaran dibuat, ditemukan bahwa mayoritas responden yang berjumlah 64 orang (61 persen) menyatakan bahwa responden sangat masuk akal sekali alasan yang diberikan oleh atasan ketika revisi anggaran dibuat. Sekitar 40 orang (38.1 persen) menyatakan sangat masuk akal, dan 1 orang (1 persen) menyatakan masuk akal. Hasil tersebut, ditemukan bahwa mayoritas responden sangat masuk akal sekali atas alasan yang diberikan oleh atasan ketika revisi anggaran dibuat.


(58)

Penjelasan responden atas pernyataan permintaan, pendapat dan atau usulan tentang anggaran kepada atasan tanpa diminta, ditemukan bahwa mayoritas responden yang berjumlah 87 orang (82.9 persen) menyatakan bahwa responden sangat sering sekali menyatakan permintaan, pendapat dan atau usulan tentang anggaran kepada atasan tanpa diminta. Sekitar 17 orang (16.2 persen) menyatakan sangat sering, dan 1 orang (1 persen) menyatakan sering. Hasil tersebut, ditemukan bahwa mayoritas responden sangat sering sekali menyatakan permintaan, pendapat dan atau usulan tentang anggaran kepada atasan tanpa diminta.

Penjelasan responden atas banyaknya pengaruh yang dirasakan dan dimiliki dalam penyelesaian anggaran akhir (final), ditemukan bahwa mayoritas responden yang berjumlah 76 orang (72.4 persen) menyatakan bahwa responden sangat banyak sekali pengaruh yang dirasakan dan dimiliki dalam penyelesaian anggaran akhir (final). Sekitar 28 orang (26.7 persen) menyatakan sangat banyak, dan 1 orang (1 persen) menyatakan banyak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat banyak sekali pengaruh yang dirasakan dan dimiliki dalam penyelesaian anggaran akhir (final).

Penjelasan responden atas meminta pendapat dan/atau usulan ketika anggaran sedang disusun, ditemukan bahwa mayoritas responden yang berjumlah 62 orang (59 persen) menyatakan bahwa responden sangat sering sekali meminta pendapat dan/atau usulan ketika anggaran sedang disusun. Sekitar 42 orang (40 persen) menyatakan sangat sering, dan 1 orang (1 persen) menyatakan sering. Hasil tersebut


(59)

menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat sering sekali meminta pendapat dan/atau usulan ketika anggaran sedang disusun.

5.1.2.2 Penjelasan Responden Atas Variabel Job relevant information

Tabel 5.1.2.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Job relevant information

Pertanyaan

Corrected Item Total Correlation

Sig.

(1 - tailed) Keterangan Informasi yang diberikan relevant dengan

kondisi yang sebenarnya

Informasi yang diberikan sangat penting bagi penyusunan anggaran

Memperhatikan dan mempertimbangkan terlebih dahulu semua informasi yang diberikan pada saat penyusunan anggaran

0.749 0.826 0.524 0.000 0.000 0.001 Valid Valid Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)

Berdasarkan tabel 5.1.2.2 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel JRI memiliki nilai yang lebih besar dari 0.30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel JRI yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi (1-tailed) seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai sebesar 5 persen.

Penjelasan responden atas informasi yang diberikan relevant dengan kondisi yang sebenarnya, ditemukan bahwa mayoritas responden yang berjumlah 57 orang (54.3 persen) menyatakan bahwa responden sangat relevant sekali atas informasi yang diberikan dengan kondisi yang sebenarnya. Sekitar 40 orang (38.1 persen) menyatakan sangat relevant, dan 8 orang (7.6 persen) menyatakan relevant. Hasil


(60)

tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat relevant sekali atas informasi yang diberikan dengan kondisi yang sebenarnya.

Penjelasan responden atas informasi yang diberikan sangat penting bagi penyusunan anggaran, ditemukan bahwa mayoritas responden yang berjumlah 52 orang (49.5 persen) menyatakan bahwa responden sangat penting informasi yang diberikan bagi penyusunan anggaran. Sekitar 45 orang (42.9 persen) menyatakan sangat penting sekali, dan 8 orang (7.6 persen) menyatakan penting. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat penting informasi yang diberikan bagi penyusunan anggaran.

Penjelasan responden atas memperhatikan dan mempertimbangkan terlebih dahulu semua informasi yang diberikan pada saat penyusunan anggaran, ditemukan bahwa mayoritas responden yang berjumlah 52 orang (49.5 persen) menyatakan bahwa responden sangat sering sekali memperhatikan dan mempertimbangkan terlebih dahulu semua informasi yang diberikan pada saat penyusunan anggaran. Sekitar 46 orang (43.8 persen) menyatakan sangat sering, dan 7 orang (6.7 persen) menyatakan sering. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat sering sekali memperhatikan dan mempertimbangkan terlebih dahulu semua informasi yang diberikan pada saat penyusunan anggaran.


(61)

5.1.2.3Penjelasan Responden Atas Variabel Asimetri Informasi

Tabel 5.1.2.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Asimetris Informasi

Pertanyaan

Corrected Item Total Correlation

Sig.

(1 - tailed) Keterangan Dibandingkan dengan atasan anda, siapa

yang memiliki informasi lebih baik mengenai kegiatan yang dilaksanakan dalam penyusunan anggaran

Dibandingkan dengan atasan anda, informasi siapa yang lebih dapat dipercaya mengenai potensi kinerja pusat pertanggungjawaban anda

Dibandingkan dengan atasan anda, siapa yang lebih familiar mengenai teknik kerja dalam penyusunan anggaran

Dibandingkan dengan atasan anda, siapa yang lebih mampu menilai, dampak potensial faktor eksternal kegiatan anda pada setiap saat proses penyusunan anggaran

Dibandingkan dengan atasan anda, siapa yang lebih memahami, apa yang dapat dicapai pada saat proses penyusunan anggaran 0.647 0.524 0.645 0.510 0.565 0.000 0.001 0.000 0.002 0.001 Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)

Berdasarkan tabel 5.1.2.3 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel asimetris informasi memiliki nilai yang lebih besar dari 0.30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel asimetris informasi yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam


(62)

penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi (1-tailed) seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai sebesar 5 persen.

Penjelasan responden jika dibandingkan dengan atasan anda, siapa yang memiliki informasi lebih baik mengenai kegiatan yang dilaksanakan dalam penyusunan anggaran, dapat di temukan bahwa mayoritas responden yang berjumlah 62 orang (59 persen) menyatakan bahwa atasan sangat lebih baik memiliki informasi mengenai kegiatan yang dilaksanakan dalam penyusunan anggaran. Sekitar 42 orang (40 persen) menyatakan sangat lebih baik sekali, dan 1 orang (1 persen) menyatakan lebih baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas atasan sangat lebih baik memiliki informasi mengenai kegiatan yang dilaksanakan dalam penyusunan anggaran.

Penjelasan responden jika dibandingkan dengan atasan anda, informasi siapa yang lebih dapat dipercaya mengenai potensi kinerja pusat pertanggungjawaban anda, ditemukan bahwa mayoritas responden yang berjumlah 56 orang (53.3 persen) menyatakan bahwa atasan sangat lebih familiar atas informasi yang lebih dapat dipercaya mengenai potensi kinerja pusat pertanggungjawaban anda. Sekitar 48 orang (45.7 persen) menyatakan sangat lebih familiar sekali, dan 1 orang (1 persen) menyatakan lebih familiar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa atasan sangat lebih familiar atas informasi yang lebih dapat dipercaya mengenai potensi kinerja pusat pertanggungjawaban anda.


(63)

Penjelasan responden jika dibandingkan dengan atasan anda, siapa yang lebih familiar mengenai teknik kerja dalam penyusunan anggaran, ditemukan bahwa mayoritas responden yang berjumlah 65 orang (61.9 persen) menyatakan bahwa atasan sangat lebih familiar sekali mengenai teknik kerja dalam penyusunan anggaran. Sekitar 39 orang (37.1 persen) menyatakan sangat lebih familiar, dan 1 orang (1 persen) menyatakan lebih familiar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa atasan sangat lebih familiar sekali mengenai teknik kerja dalam penyusunan anggaran.

Penjelasan responden jika dibandingkan dengan atasan anda, siapa yang lebih mampu menilai, dampak potensial faktor eksternal kegiatan anda pada setiap saat proses penyusunan anggaran, ditemukan bahwa mayoritas responden yang berjumlah 89 orang (84.8 persen) menyatakan bahwa atasan sangat lebih mampu menilai sekali dampak potensial faktor eksternal kegiatan anda pada setiap saat proses penyusunan anggaran. Sekitar 15 orang (14.3 persen) menyatakan sangat lebih mampu menilai, dan 1 orang (1 persen) menyatakan lebih mampu menilai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa atasan sangat lebih mampu menilai sekali dampak potensial faktor eksternal kegiatan anda pada setiap saat proses penyusunan anggaran.

Penjelasan responden jika dibandingkan dengan atasan anda, siapa yang lebih memahami, apa yang dapat dicapai pada saat proses penyusunan anggaran, ditemukan bahwa mayoritas responden yang berjumlah 72 orang (68.6 persen) menyatakan bahwa atasan sangat lebih memahami sekali apa yang dapat dicapai pada


(64)

saat proses penyusunan anggaran. Sekitar 33 orang (31.4 persen) menyatakan sangat lebih memahami. Hasil tersebut menunjukkan bahwa atasan sangat lebih memahami sekali apa yang dapat dicapai pada saat proses penyusunan anggaran.

5.1.2.4Penjelasan Responden Atas Variabel Kinerja Aparatur SKPD Tabel 5.1.2.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja SKPD

Pertanyaan

Corrected Item Total Correlation

Sig.

(1 - tailed) Keterangan Menentukan tujuan, sasaran, kebijakan

dan tindakan

Mengumpulkan dan menyiapkan

informasi dalam bentuk laporan, catatan dan analisa pekerjaan

Pertukaran informasi dengan orang dalam Dinas Pendidikan, tidak hanya dengan anak buah (atasan), tetapi juga pihak lain untuk menyesuaikan program-program

Mengevaluasi dan menilai proposal, laporan dan kinerja

Mengarahkan, memimpin dan

mengembangkan anak buah

Memelihara dan mempertahankan anak buah, menyeleksi pegawai baru, menempatkan dan mempromosikan anak buah, dalam unitnya atau beberapa unit Pembelian, penjualan, kontrak untuk barang dan jasa

0.755 0.829 0.554 0.608 0.347 0.320 0.367 0.000 0.000 0.001 0.000 0.030 0.042 0.023 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)


(65)

Berdasarkan tabel 5.1.2.4 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel kinerja aparatur SKPD memiliki nilai yang lebih besar dari 0.30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel kinerja aparatur SKPD yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi (1-tailed) seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai  sebesar 5 persen.

Penjelasan responden atas penentuan tujuan, sasaran, kebijakan dan tindakan, ditemukan bahwa mayoritas responden yang berjumlah 62 orang (59 persen) menyatakan bahwa responden sangat terencana dalam penentuan tujuan, sasaran, kebijakan dan tindakan. Sekitar 42 orang (40 persen) menyatakan sangat terencana sekali, dan 1 orang (1 persen) menyatakan terencana. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat terencana dalam penentuan tujuan, sasaran, kebijakan dan tindakan.

Penjelasan responden atas pengumpulan dan penyiapan informasi dalam bentuk laporan, catatan dan analisa pekerjaan, ditemukan bahwa mayoritas responden yang berjumlah 58 orang (55.2 persen) menyatakan bahwa responden sangat terinvestigasi dalam pengumpulan dan penyiapan informasi dalam bentuk laporan, catatan dan analisa pekerjaan. Sekitar 46 orang (43.8 persen) menyatakan sangat terinvestigasi sekali, dan 1 orang (1 persen) menyatakan terinvestigasi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat terinvestigasi dalam pengumpulan dan penyiapan informasi dalam bentuk laporan, catatan dan analisa pekerjaan.


(1)

Survey Questionnaire

4. Seberapa sering Bapak/Ibu menyatakan permintaan, pendapat dan atau usulan tentang anggaran kepada atasan tanpa diminta.

Sangat Tidak

Sering Pernah

5. Seberapa banyak pengaruh yang Bapak/Ibu Rasakan dan miliki dalam penyelesaian anggaran akhir (final)

Sangat Tidak

Banyak ada

6. Seberapa sering atas Bapak/Ibu meminta pendapat dan/atau usulan ketika anggaran sedang disusun?

Sangat Tidak

Sering Pernah

1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6 7


(2)

Survey Questionnaire

B. JOB RELEVANT INFORMATION

Kuisioner ini menggunakan skala tujuh poin (sesuai criteria penilaian) sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7

Kepada Bapak/Ibu diminta untuk memberikan nilai (1, 2, 3, 4, 5, 6, atau 7) untuk setiap pertanyaan pada kotak nilai yang telah disediakan

NO PERTANYAAN NILAI

1. Informasi yang saya berikan relevant dengan kondisi yang sebenarnya

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak

Relevant Relevant

2. Informasi yang saya berikan sangat penting bagi penyusunan anggaran

Sangat Tidak

Penting Penting

3. Saya memperhatikan dan mempertimbangkan terlebih dahulu semua informasi yang saya berikan pada saat penyusunan anggaran

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak

Sering Pernah

4. Saya hanya memberikan informasi pertanggungjawaban pekerjaan saya bila Diminta oleh atasan

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak

Sering Pernah


(3)

Survey Questionnaire

C. ASIMETRI INFORMASI

Kuisioner ini menggunakan skala tujuh poin (sesuai criteria penilaian) sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7

Kepada Bapak/Ibu diminta untuk memberikan nilai (1, 2, 3, 4, 5, 6, atau 7) untuk setiap pertanyaan pada kotak nilai yang telah disediakan

NO PERTANYAAN NILAI

.

1. Dibandingkan dengan atasan anda, siapa yang memiliki informasi lebih baik mengenai kegiatan yang dilaksanakan dalam penyusunan anggaran?

Atasan saya Kualitas in- Saya me-

Memiliki in- formasi yang miliki in-

Formasi lebih kami miliki formasi

Baik sama lebih baik

2. Dibandingkan dengan atasan anda, informasi siapa yang lebih dapat dipercaya mengenai potensi kinerja pusat pertanggungjawaban anda?

1 2 3 4 5 6 7

Atasan saya Familiaritas Saya lebih Lebih familiar kami sama Familiar

3. Dibandingkan dengan atasan anda, siapa yang lebih familiar mengenai teknik kerja dalam penyusunan anggaran?

1 2 3 4 5 6 7

Atasan saya Familiaritas Saya lebih Lebih familiar kami sama Familiar


(4)

Survey Questionnaire

4. Dibandingkan dengan atasan anda, siapa yang lebih mampu menilai, dampak potensial factor eksternal kegiatan anda pada setiap saat proses penyusunan anggaran?

1 2 3 4 5 6 7

Atasan saya kami memiliki saya lebih lebih menilai kemampuan yang sama mampu

5. Dibandingkan dengan atasan anda, siapa yang lebih memahami, apa yang dapat dicapai pada saat proses penyusunan anggaran?

1 2 3 4 5 6 7

Atasan saya kami memiliki saya lebih lebih memahami pemahaman yang sama memahami


(5)

Survey Questionnaire

D. KINERJA SKPD

Kuisioner ini menggunakan skala tujuh poin (sesuai criteria penilaian) sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7

Kepada Bapak/Ibu diminta untuk memberikan nilai (1, 2, 3, 4, 5, 6, atau 7) untuk setiap pertanyaan pada kotak nilai yang telah disediakan

NO PERTANYAAN NILAI

Kegiatan Uraian

1. Perencanaan Menentukan tujuan, sasaran, kebijakan dan

tindakan

2. Investigasi Mengumpulkan dan menyiapkan informasi dalam bentuk laporan, catatan dan analisa Pekerjaan.

3. Koordinasi Pertukaran informasi dengan orang dalam Dinas Pendidikan, tidak hanya dengan anak buah (atasan), tetapi juga pihak lain untuk menyesuaikan program-program

4. Evaluasi Mengevaluasi dan menilai proposal, laporan dan kinerja

5. Mengawasi Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan

anak buah

6. Staffing Memelihara dan mempertahankan anak buah, menyeleksi pegawai baru, menempatkan dan mempromosikan anak buah, dalam unitnya atau Beberapa unit

7. Negosiasi Pembelian, penjualan, kontrak untuk barang dan jasa.


(6)

INFORMASI DEMOGRAFI

Nama

:

NIP

:

Umur

:

Jenis Kelamin

:

Pendidikan formal terakhir

:

SMA/Sederajat

D/III

S-1

S-2

S-3

Jabatan saat ini

:

Tanjungbalai,

2009

Peserta Kuisioner

(……….………..)

NIP

TERIMA KASIH ATAS KESEDIAAN BAPAK/IBU MEMBANTU

PENGISIAN KUISIONER INI


Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Perusahaan Melalui Kecukupan Anggaran, Komitmen Organisasi, Komitmen Tujuan Anggaran, Dan Job Relevant Information (JRI)

5 78 73

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Job Relevant Information (JRI) Dan Komunikasi Sebagai Variabel Moderating Pada PDAM Di Propinsi Sumatera Utara

1 84 157

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, JOB RELEVANT INFORMATION, DAN BUDAYA PATERNALISTIK TERHADAP INFORMASI ASIMETRIS

0 9 14

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI JOB ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI JOB RELEVANT INFORMATION (JRI) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi empiris pada perusahaan manufaktu

1 3 13

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN JOB RELEVANT INFORMATION SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi pada Dinas Pemerintah Kota Yogyakarta).

5 33 151

KAMP-06. ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN DAN JOB RELEVANT INFORMATION (JRI) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 0 11

AMEN08. PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN JOB RELEVANT INFORMATION (JRI) TERHADAP INFORMASI ASIMETRIS

0 0 27

JOB RELEVANT INFORMATION (JRI)

0 0 24

Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, dan Job Relevant Information (JRI) Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial - Unika Repository

0 0 13

Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, dan Job Relevant Information (JRI) Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial - Unika Repository

0 0 25