Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Perusahaan Melalui Kecukupan Anggaran, Komitmen Organisasi, Komitmen Tujuan Anggaran, Dan Job Relevant Information (JRI)

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN

KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN TERHADAP

KINERJA MANAJERIAL PT. PLN (PERSERO) WILAYAH

SUMATERA UTARA

OLEH

EDOARDO SERVASIUS

120522174

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(2)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP

KINERJA MANAJERIAL PT PLN(PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA”. Yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran terhadap kinerja manajerial. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei kuesioner Alat analisis yang digunakan adalah regresi yang diolah dengan menggunakan program SPSS Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran memiliki berpengaruh positip terhadapat kinerja manajerial. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Deliana (2015) yang menunjukkan bahwa Budget goal commitment dan Budget participation


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah...1

1.2. Perumusan Masalah...6

1.3. Tujuan Penelitian & Manfaat Penelitian...6

1.3.1.Tujuan Penelitian...6

1.3.2.Manfaat Penelitian...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka………...……...8

2.1.1. Konsep dan Peranan Anggaran...8

2.1.2. Partisipasi Anggaran ………...11

2.1.3. Komitmen Tujuan Anggaran……..…………...13

2.1.4. Kinerja Manajerial…………...16

2.2. Hasil Senelitian Sebelumnya...18

2.3.Kerangka Konseptual……….21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian...23

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian...23

3.3. Batasan Operasional...23

3.4. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel...24

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian...26

3.5.1. Populasi Penelitian...26


(4)

3.7. Jenis Data………...27

3.8. Metode Pengumpulan Data...28

3.9. Uji Validitas dan Uji Reabilitas...31

3.9.1. Uji Validitas...31

3.9.2. Uji Reabilitas...31

3.10. Teknik Analisis Data...32

3.10.1. Uji Normalitas...32

3.10.2. Uji Multikolinearitas...33

3.10.3. Uji Heteroskedastisitas...33

3.11. Uji Hipotesis...34

3.11.1. Uji Simultan (Uji F)...34

3.11.2. Uji Parsial...35

BAB IV DASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum PT PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara...36

4.2. Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara...38

4.3. Visi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara…...39

4.4. Misi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara…………...39

4.5. Moto PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara………...39

4.6. Hasil Dan Pembahasan………...39

4.6.1. Hasil Uji Validitas Dan Uji Realibiltas………...39

4.6.2 Hasil Uji Asumsi Klasik………...46

4.6.3 Hasil PengujianRegresi Linear Berganda……….50

4.6.4 Hasil Uji Hipotesis………....52

4.6.5 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi………55

4.7. Interpretasi Hasil………...56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ………....59


(5)

DAFTAR PUSTAKA………63


(6)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP

KINERJA MANAJERIAL PT PLN(PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA”. Yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran terhadap kinerja manajerial. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei kuesioner Alat analisis yang digunakan adalah regresi yang diolah dengan menggunakan program SPSS Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran memiliki berpengaruh positip terhadapat kinerja manajerial. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Deliana (2015) yang menunjukkan bahwa Budget goal commitment dan Budget participation


(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perusahaan sebagai lembaga ekonomi umumnya mengejar keuntungan, dan karenanya menggunakan efisiensi sebagai alat pengukurnya. Karena itulah perusahaan membutuhkan alat perencanaan dan pengendali keuntungan yang disebut anggaran

perusahaan. Menurut Munandar (2004:01) “anggaran adalah suatu rencana yang

disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang

akan datang”. Sebelum menyusun anggaran organisasi harus mengembangkan rencana

strategis (strategic plan) yaitu mengidentifikasi strategi aktivitas dan operasi masa depan, yang biasanya berjangka lima tahun. Keseluruhan strategi diterjemahkan dalam tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan inilah yang menjadi dasar penyusunan anggaran. Jadi anggaran inilah yang merupakan komitmen dari masing-masing pihak dalam perusahaan untuk bekerja sama mewujudkan rencana jangka pendek guna mencapai tujuan jangka panjang.

Rencana ini mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi, baik sektor publik maupun swasta. Menurut Hansen dan

Mowen (2006:354) “setiap entitas pencari laba maupun nirlaba bisa mendapatkan manfaat dari perencanaan dan pengendalian yang diberikan oleh anggaran.”

Perencanaan merupakan suatu proses pemilihan dan pemikiran yang menghubungkan fakta-fakta berdasarkan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan


(8)

masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan menguraikan bagaimana pencapaiannya sedangkan pengendalian adalah melihat ke belakang, memutuskan apakah yang sebenarnya telah terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya. Keduanya merupakan hal yang saling berhubungan dan keduanya membutuhkan informasi yang relevan. Dengan anggaran, manajemen dapat mengarahkan jalannya kondisi perusahaan dan tanpa anggaran dalam jangka pendek perusahaan akan berjalan tanpa arah, dengan pengorbanan sumber daya yang tidak terkendali.

Menurut Hansen dan Mowen (2006:356) “Kelebihan yang didapat dari anggaran adalah memaksa manajer untuk melakukan perencanaan, menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pembuat keputusan, menyediakan standar evaluasi kinerja, memperbaiki komunikasi dan koordinasi”. Anggaran juga memberikan standar yang dapat mengendalikan penggunaan berbagai sumber daya organisasi dan memotivasi karyawan. Anggaran secara formal mengkomunikasikan rencana organisasi pada tiap pegawai. Sehingga, semua pegawai dapat menyadari peranannya dalam pencapaian tujuan tersebut. Dengan partisipasi anggaran, karyawan akan dilibatkan keberadaannya dan tidak sekedar terlibat dalam tugas yang mereka kerjakan.

Dalam penyusunan anggaran, partisipasi merupakan ciri penyusunan anggaran yang menekankan kepada partisipasi manajer, setiap pusat pertanggungjawaban dalam proses penyusunan dan penentuan sasaran anggaran yang menjadi tanggung jawabnya. Menurut Hidayah & Fauziah,(2010:64),”.Partisipasi secara luas pada dasarnya


(9)

merupakan proses organisasional, dimana para individu terlibat dan mempunyai pengaruh dalam pembuatan keputusan yang mempunyai pengaruh secara langsung terhadap para individu tersebut”.Partisipasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk menyelaraskan tujuan pusat pertanggungjawaban dengan tujuan perusahaan secara menyeluruh. Menurut Brownell dalam Sumarno (2005:590) “partisipasi anggaran adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh individu dalam penyusunan anggaran.” Dengan adanya partisipasi dalam proses penyusunan anggaran, bawahan akan terlibat secara operasional yang pada gilirannya memunculkan rasa tanggung jawab yang lebih tinggi dalam pelaksanaan anggaran. Hal ini tentunya akan meningkatkan moral dan menimbulkan inisiatif yang besar di seluruh level manajer. Dengan ikut serta berpartisipasi dalam penyusunan anggaran, para karyawan akan memiliki keinginan yang kuat untuk berusaha mencapai tujuan anggaran dan ketekunan dalam melakukan pencapain tujuan anggaran tersebut yang menciptakan komitmen tujuan anggaran.

Tindakan partisipasi menaikkan kepercayaan bawahan, pengendalian dan keterlibatan diri dengan organisasi, sehingga bawahan dapat menerima dan mempunyai

komitmen terhadap tujuan anggaran yang telah disusun. ”Komitmen adalah suatu sikap

kebulatan tekad yang dimiliki oleh seseorang di dalam mencapai sebuah tujuan, tanpa

dapat dipengaruhi oleh keadaan apapun juga, hingga tujuan tersebut tercapai”

(www.wikipedia.com), sehingga komitmen tujuan anggaran didefenisikan sebagai

“keinginan yang kuat untuk berusaha mencapai tujuan anggaran dan ketekunan dalam

melakukan pencapaian tujuan anggaran tersebut Locke dalam Chong & Chong (2002:68) ”. Dengan demikian diharapkan terlihat hasil atau tingkat keberhasilan


(10)

manajer atau akan terlihat bagaimana kinerja manajerial. Kinerja merupakan salah satu yang dapat meningkatkan keefektifan perusahaan.

Menurut Mathis & Jackson (2002:78),” Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan”. “Kinerja merupakan konstribusi yang diberikan anggota organisasi terhadap pencapaian tujuan organisasi”, (Adrianto, 2008:21)

sedangkan pengertian manajemen adalah “sebagai sebuah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.

Dari pengertian di atas, defenisi kinerja manajerial menurut Utari (2013:5)

“kinerja manajerial merupakan hasil dari proses aktivitas manajerial yang efektif mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, laporan pertanggungjawaban, pembinaan, dan pengawasan”. Kinerja manajerial suatu unit bisnis dapat diketahui melalui proses evaluasi kinerja atau penilaian kinerja, yaitu penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan personilnya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Indarto &

Ayu (2011) dengan judul “Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran

Terhadap Kinerja Manajerial Perusahaan Melalui Kecukupan Anggaran, Komitmen Organisasi, Komitmen Tujuan Anggaran, Dan Job Relevant Information (JRI)” membuktikan adanya pengaruh yang signifikan dan positif yang menunjukkan bahwa kecukupan anggaran, komitmen organisasi, komitmen tujuan anggaran, job relevant information dapat berfungsi sebagai mediator dalam hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial.


(11)

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Indarto & Ayu (2011) terletak di kerangka pikir konseptual. Penelitian Indarto & Ayu (2011:33) menguji pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial perusahaan melalui kecukupan anggaran, komitmen organisasi, komitmen tujuan anggaran, dan job relevant

information (JRI). Sedangkan penelitian ini hanya menguji pengaruh partisipasi

anggaran dan komitmen tujuan anggaran terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini bertujuan untuk menguji partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran terhadap kinerja manajerial di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

Berdasarkan uraian diatas maka saya tertarik membuat penelitian dengan judul

“PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA


(12)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran mempengaruhi kinerja manajerial?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

a. Menganalisis pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial.

b. Menganalisis pengaruh komitmen tujuan anggaran terhadapa kinerja manajerial

c. Menganalisis pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran terhadap kinerja manajerial.

1.3.2. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Sebagai tambahan pengetahuan dan dapat mengetahui serta mempelajari masalah-masalah yang terkait dengan partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran dalam hubungannya dengan kinerja manajerial di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.


(13)

2. Bagi pembaca

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi pembaca dan menyediakan informasi terkait dengan partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran dalam hubungannya dengan kinerja manajerial di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

3. Bagi akademisi

Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya bahan kepustakaan dan mampu memberikan kontribusi pada pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan akuntansi, khususnya untuk memahami partisipasi anggaran dalam proses penyusunan anggaran.

4. Bagi pihak yang terkait atau PT PLN (Persero)

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi praktis untuk menerapkan sistem anggaran yang efektif sebagai alat bantu manajemen dalam memotivasi dan mengevaluasi kinerja manajerial.


(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Konsep dan Peranan Anggaran

Semua perusahaan pada umumnya memiliki anggaran karena anggaran berkaitan dengan pengendalian dan perencanaan. Perencanaan melihat ke depan yaitu menetapkan tindakan tertentu dan pengendalian melihat ke belakang yaitu menilai apa yang telah dihasilkan. Dari perbandingan yang dihasilkan maka dapat digunakan untuk menyesuaikan anggaran.

Menurut Adisaputro dan Asri (2004:07) “anggaran adalah suatu proses sejak dari tahap persiapan yang diperlukan sebelumnya dimulainya penyusunan rencana pengumpulan berbagai data dan informasi yang perlu, pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencananya sendiri, implementasi dari rencana tersebut, sampai pada ahirnya tahap

pengawasan dan evaluasi dari hasil melaksanakan rencana itu.”

Sedangkan menurut Munandar (2004:10), “anggaran memiliki fungsi sebagai

pedoman kerja, sebagai alat pengkooordinasian kerja, dan sebagai alat

pengawasan kerja” Anggaran mempunyai definisi yang beraneka ragam, namun

apabila diamati dengan teliti masing-masing definisi tersebut memiliki pengertian yang sama atau hampir sama. Perbedaan yang ada pada umumnya berkisar kepada titik berat anggaran tersebut, apakah kepada prosedurnya atau kepada isi anggaran yang akan disusun. Dari beberapa pendapat dapat

disimpulkan “anggaran merupakan perencanaan secara formal mencakup

seluruh kegiatan perusahaan tanpa pengecualian di dalam jangka waktu tertentu


(15)

Kegiatan yang direncanakan ini bukannya tanpa batas waktu, melainkan akan dibatasi untuk jangka waktu tertentu saja.

Dari berbagai sudut pandang yang dikemukakan di atas, sebenarnya peran anggaran selain sebagai alat perencanaan, anggaran juga merupakan alat bagi manajer untuk mengendalikan, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi kinerja, dan memotivasi bawahannya sehingga memperoleh informasi yang relevan dalam pekerjaan. Untuk itu pentingnya anggaran dalam suatu organisasi akan terlihat dari peran dan tujuan anggaran. Adapun tujuan utama penyusunan anggaran menurut Darsono dan Purwanti (2008:08) adalah sebagai berikut :

1. Memaksa manajer membuat rencana kerja 2. Tolak ukur mengevaluasi kinerja

3. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar manajer 4. Membantu pengambilan keputusan

Anggaran mempunyai kemungkinan dampak fungsional atau disfungsional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan pemberian kesempatan kepada bawahan yang mau berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran sehingga tujuan yang ingin dicapai perusahaan akan lebih dapat diterima oleh anggota organisasi dengan ikut mengetahui dan terlibat dalam menentukan langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Anggaran merupakan pedoman rencana manajemen dimasa yang akan datang mempunyai beberapa manfaat. Menurut Harahap (2001:122)


(16)

anggaran memberikan manfaat antara lain sebagai berikut : 1. Memaksa perlunya kebijaksaan dasar

2. Memaksa perlunya struktur organisasi yang baik/pertumbuhan yang baik

3. Memaksa partisipasi semua pihak 4. Menciptakan harmoni antar bagian

5. Memaksa manajemen memperhatikan prestasi terbaik 6. Memaksa perlunya data akuntansi yang akuntansi 7. Mendorong efesiensi segala bidang.

8. Perlunya pertimbangan yang matang untuk setiap policy 9. Mengurangi biaya karena berkurangnya supervisor 10.Pimpinan puncak bebas dari urusan rutin sehari hari

11.Menghilangkan ketidakpastian/kekeliruan di dalam perusahaan

12.Menunjukkan perbedaan efesiensi dan ketidakefesiensian 13.Mendorong pengertian antara atasan bawahan

14.Memfokuskan perhatian eksekutif pada hal hal strategis 15.Memaksa dilaksanakannya set analysis dalam perusahaan 16.Persyaratan meminjam ke Bank

17.Dapat mencek kemajuan kerja

18.Dapat meningkatkan citra perusahaan kepada masyarakat 19.Memenuhi persyaratan dari lembaga lembaga pengatur

Disamping memiliki manfaat, anggaran juga memiliki beberapa kelemahan. Menurut Darsono dan Purwanti (2008:14) kelemahan tersebut antara lain :

1. Prediksi kegiatan bisnis di masa mendatang belum tentu tepat atau belum tentu mendekati kenyataan.

2. Perubahan kondisi politik, sosial, ekonomi, bisnis di masa mendatang sulit diprediksi sehingga sering tidak terjangkau dalam pemikiran pembuat anggaran

3. Sering terjadi konflik kepentingan dalam penyusunan anggaran maupun dalam pelaksanaannya

4. Pembuat anggaran (kepala seksi, bagian,divisi) sering berpikir subyetif, mementingkan seksinya ,bagiannya, atau divisinya asaja.

5. Anggaran pada umumnya sangat idelistik sehingga sulit tercaapai dan dapat mengakibatkan para pelaksana frustasi


(17)

2.1.2. Partisipasi Anggaran

“Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional,

dimana para individu terlibat dan mempunyai pengaruh dalam pembuatan keputusan

yang mempunyai pengaruh secara langsung terhadap para individu tersebut “,

(Hidayah & Fauziah, 2010:64).

“Partisipasi anggaran adalah sebagai suatu proses dalam organisasi yang melibatkan para manajer dalam penentuan tujuan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya. Partisipasi banyak menguntungkan bagi suatu organisasi. Hal ini diperoleh dari berbagai penelitian tentang partisipasi,” (Brownell dalam Sardjito dan Muthaher, 2008:38)

Disini partisipasi merupakan salah satu unsur yang sangat penting yang menekankan pada proses kerjasama dari berbagai pihak, baik bawahan maupun manajer level atas. Dengan kata lain bahwa anggaran yang disusun tidak semata-mata ditentukan oleh atasan saja, melainkan juga keterlibatan atau keikutsertaan bawahan, karena para pekerja atau manajer tingkat bawah merupakan bagian organisasi yang memiliki hak suara untuk memilih tindakan secara benar dalam proses manajemen. Sebagian besar studi menunjukkan bahwa partisipasi anggaran lebih banyak membawa manfaat pada organisasi. Beberapa manfaat partisipasi dalam proses penyusunan anggaran antara lain (Omposunggu dan Bawono dalam Andrianto, 2008;12): 1. Seseorang yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran

tidak saja task involved melainkan juga ego involved dalam kerjasama.

2. Keterlibatan seseorang akan meningkatkan rasa kebersamaan dalam kelompok, karena dapat meningkatkan kerjasama antara anggota kelompok di dalam penetapan sasaran, serta dapat mengurangi rasa tertekan.

3. Keterlibatan seseorang akan mengurangi rasa keperbedaan di dalam mengalokasikan sumber daya di antara unit-unit yang ada di organisasi.


(18)

Sebagai alat bantu manajemen, anggaran perusahaan akan mempunyai lingkup yang luas. Seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan akan terkait dengan anggaran perusahaan tersebut. Oleh karena hal tersebut maka anggaran perusahaan ini akan terdiri dari berbagai macam anggaran yang mempunyai kegunaan sendiri-sendiri.

Dalam penggunaan anggaran untuk evaluasi kinerja manajerial perlu diperhatikan bagaimana jumlah yang dianggarkan dibandingkan dengan hasil aktual. Oleh karenanya, anggaran dapat dibagi menjadi anggaran statis dan anggaran fleksibel. Anggaran statis dibuat berdasarkan tingkat aktivitas yang telah ditentukan, karena itu anggaran ini tidak begitu berguna bila digunakan untuk menyusun laporan kinerja manajerial. Anggaran fleksibel dapat digunakan untuk menyusun anggaran sebelum adanya tingkat aktivitas yang diharapkan karena anggaran ini dapat menentukan besarnya biaya pada berbagai tingkat aktivitas anggaran tersebut dapat digunakan untuk menghitung berapa biaya yang harus dikeluarkan pada tingkat aktivitas aktual. Kinerja akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajerial dinilai berdasarkan berapa yang berhasil dicapai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan.

Hasil penelitian Yusfaningrum & Ghozali (2005:664) menunjukkan

bahwa “partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja manajerial”. Sedangkan Matolla (2011:58) menunjukkan bahwa


(19)

Dari beberapa bukti empiris yang dikemukakan di atas, maka hipotesis yang dikemukakan disini adalah :

H1 : Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

2.1.3. Komitmen Tujuan Anggaran

Menurut Indarto & Ayu (2011:35) “komitmen tujuan anggaran

didefenisikan sebagai keinginan yang kuat untuk berusaha mencapai tujuan anggaran dan ketekunan dalam melakukan pencapaian tujuan anggaran

terserbut”. Komitmen menunjukan keyakinan dan dukungan yang kuat

terhadap nilai dan tujuan yang ingin dicapai. Komitmen untuk mencapai tujuan anggaran terjadi ketika bawahan telah menerima tujuan anggaran yang telah ditetapkan. Penerimaan terhadap tujuan tersebut dapat disebabkan oleh adanya partisipasi anggaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Shields dan Shiels dalam Indarto &

Ayu (2011:39),”menemukan bukti bahwa tindakan pertisipasi menaikkan

kepercayaan bawahan, pengendalian dan keterlibatan diri dengan organisasi sehingga bawahan dapat menerima dan mempunyai komitmen terhadap tujuan anggaran yang telah disusun.”

Bila bawahan atau pelaksana anggaran diberi kesempatan untuk memberikan masukan berupa informasi yang dimilikinya kepada atasan atau pemegang kuasa anggaran sehingga atasan atau pemegang kuasa anggaran akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang


(20)

pengetahuan yang relevan dengan tugas dan juga menimbulkan rasa bertanggung jawab terhadap tujuan dari anggaran tersebut sehingga berkomitmen untuk tujuan anggaran.

Menurut Yusfaningrum & Ghozali (2005:659) “bawahan yang mempunyai komitmen lebih tinggi terhadap tujuan anggaran mereka, akan berusaha berinteraksi dengan orang-orang yang dapat memberikan wawasan/pengetahuan tentang lingkungan kerja, tujuan kinerja, strategi tugas dan permasalahan lain yang mempunyai pengaruh penting pada kinerja mereka”.

Kondisi ini memberikan pemahaman yang lebih baik pada bawahan mengenai alternatif keputusan dan tindakan yang perlu dilakukan dalam mencapai tujuan anggaran. Locke dalam Indarto & Ayu (2011:35) mendefinisikan: “komitmen tujuan anggaran sebagai keinginan yang kuat untuk berusaha mencapai tujuan anggaran, dan ketekunan dalam melakukan pencapaian tujuan anggaran tersebut”. Seseorang akan berkinerja lebih baik ketika ia berkomitmen untuk mencapai kinerja tertentu. “Komitmen untuk mencapai tujuan anggaran terjadi ketika bawahan telah menerima tujuan anggaran yang telah ditetapkan. Penerimaan tersebut dapat dicapai karena adanya partisipasi pengganggaran,” (Indarto & Ayu, 2011:35).

Komitmen tujuan anggaran menjadi penting karena produktifitas dari manajer ditentukan (sebagian besar) dari apakah organisasi mencapai tujuan finansialnya. Bawahan yang berkomitmen tinggi kepada tujuan anggaran mereka, mencari interaksi dengan orang-orang yang memiliki pengetahuan mengenai lingkungan kerja mereka, tujuan kinerja, strategi tugas, dan masalah-masalah lainnya, yang memiliki pengaruh penting pada kinerja.


(21)

terhadap tujuan anggaran akan mempermudah penerimaan anggaran tersebut meskipun sulit untuk dicapai”. Sedangkan penetapan tujuan secara spesifik dan sulit, tetapi memungkinkan untuk dicapai, akan mempertinggi tingkat kinerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah fungsi utama dari pencapaian tujuan dan komitmen tujuan anggaran merupakan alat untuk memprediksikannya.

Dari beberapa bukti empiris yang dikemukakan di atas, maka hipotesis yang dikemukakan disini adalah :

H2: Komitmen tujuan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

2.1.4. Kinerja Manajerial

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan perusahaan bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Kinerja merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan keefektifan perusahaan. Menurut Mahoney dalam Indarto & Ayu

(2011:37) ” Kinerja manajerial didasarkan atas fungsi-fungsi manajemen klasik,

yaitu seberapa jauh manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi,


(22)

Mahoney dkk dalam Hidayah & Fauziah (2010:67) mendefinisikan kinerja manajerial dalam fungsi-fungsi:

1. Perencanaan.

Menentukan tujuan, kebijakan, dan tindakan atau pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur, pemograman, dll.

2. Investigasi.

Mengumpulkan dan menyiapkan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, analisis pekerjaan, dll.

3. Koordinasi.

Tukar menukar informasi dengan organisasi di bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahudepartemen lain, hubungan dengan manajer lain, dan lain-lain.

4. Evaluasi.

Menilai dan mengukur proposal, kinerja yang di amati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan akhir, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk, dan lain-lain.

5. Pengawasan (Supervisi)

Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas atau pekerjaan dan menangani keluhan, dan lain-lain.

6. Pengaturan Staf (Staffing)

Mempertahankan angkatan kerja atau karyawan, merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan dan memutasi pegawai, dan Iain-lain.


(23)

7. Negosiasi.

Pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar-menawar secara kelompok, dan Iain-lain. 8. Perwakilan atau representasi.

Menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara kemasyarakatan, pendekatan kepada masyarakat, mempromosikan tujuan umum dan sebagainya.

Tanggung jawab manajer melibatkan kinerja yang efisien dan efektif. Efisiensi yakni kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan tepat adalah konsep input-output. Seorang manajer yang efisien adalah manajer yang mencapai output atau keluaran yang sesuai dengan input (tenaga kerja, bahan baku dan waktu) yang digunakan untuk mencapai output itu. Manajer yang mampu meminimalkan ongkos sumber daya yang digunakannya untuk mencapai tujuan dianggap telah bertindak secara efisien. Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat. Seorang manajer yang efektif adalah manajer yang memilih pekerjaan yang tepat dilaksanakan. Manajer yang memilih suatu sasaran yang tidak tepat, misal memproduksi hanya barang X pada saat permintaan akan barang Y sedang melambung tinggi adalah manajer yang tidak efektif. Sekalipun barang X itu diproduksi dengan tingkat efisiensi yang maksimum.


(24)

2.2. Hasil Penelitian Sebelumnya

Peneliti Jurnal Variabel Metodologi Hasil

Indarto & Ayu

(2011)

Pengaruh Partisipasi Anggaran

terhadap Kinerja Manajerial Perusahaan Melalui Kecukupan Anggaran, Komitmen Organisasi, Komitmen Tujuan

Anggaran, Dan Job Relevant Information

Variabel Bebas X1=Partisipasi Anggaran

Variabel Mediasi X2=Kecukupan Anggaran X3=Komitmen Organisasi X4=Komitmen Tujuan Anggaran X5=JRI Variabel Terikat=Y Kinerja Manajerial

Objek penelitia adalah para manajer tingka menengah atau manajer fungsional yang bekerja di perusahaan

manufaktur di

Jawa Timu

Dengan

menyebarkan 215 kuesioner dan y kembali 163 da 153 kuesioner tersebut yan lengkap pengisia datanya atau 71% Pengujian

hipotesis dilakuka dengan Model Regresi

Pengaruh variabe independen terhada variabel media adalah signifikan.

Dan pengaruh

variabel media terhadap variabe dependen signifika dan positip.

Yusfaningru

m da

Ghozali (2005)

Analisis Pengaruh Partisipasi

Anggaran Terhada Kinerja Manajeria Melalui Komitmen Tujuan Anggara dan Job Relevant Information sbg Variabel Intervening Variabel independen= Partisipasi Anggaran Variabel

dependen= Kinerja Manajerial

Variabel

Intervening=Job Relevan

Information

Populasi penelitia ini adalah manajer atau kepala bagian yang berjumla 1085. Kuesioner dikirim ke masing masing perusahaa sebanyak 20% da populasi. Data diolah

menggunakan SEM.

Pengaruh secar langsung Partisipasi Anggaran

terhadapKinerja Manajerial lebih

tinggi jika

dibandingkan

pengaruh Partisipasi Anggaran terhada Kinerja Manajeria melalui Komitmen Tujuan Anggaran da JRI sebagai variabe intervening


(25)

Deliana (2015)

Managenerial performance in Indonesia Loca Government: Impact of Budge Participation and

Budget Goa

Commitment

Variabel depende : manageria performance Variabel

independen : a

budget goa

commitment

b. budge

participation

Penelitian ini menggunakan explonatory

research. Populasi penelitian ini di unit SKPD medan. Data dikumpulkan melalui kuesioner

Hasil penelitian ini menunjukkan bahw

Budget goa

commitment da Budget participation berpengaruh positi terhadap manageria performance di unit SKPD Medan.


(26)

2.3. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Penelitian

Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel yang diteliti. Dari penelitian- penelitian sebelumnya yaitu menurut hasil penelitian Yusfaningrum & Ghozali (2005:664) menunjukkan bahwa “komitmen

tujuan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial”.

Sedangkan Hidayah & Fauziah (2010:76) menunjukkan bahwa “ pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial adalah positif dan signifikan”. Indarto dan Ayu (2011:43) menemukan bahwa “pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial melalui kecukupan anggaran, komitmen organisasi, komitmen tujuan anggaran, job relevant information menunjukan hasil yang positif

dan signifikan”. Berdasarkan landasan teori tersebut, diatas dapat disusun

suatu kerangka pemikiran sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2.1 diatas:

Gambar 2.1 diatas menyajikan kerangka konseptual mengenai pengaruh partisipasi anggaran (variabel independen) dan komitmen tujuan anggaran (variabel independen) terhadap kinerja manajerial (variabel dependen).

Kinerja

Manajerial

Partisipasi

Anggaran

Kinerja

Manajerial

Partisipasi

Anggaran

Komitmen Tujuan Anggaran


(27)

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas disusun hipotesis ke 3 sebagai berikut partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.


(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Menurut bidang penelitiannya, jenis penelitian ini adalah penelitian akademik karena penelitian ini merupakan sarana edukatif, sehingga lebih mementingkan validitas internal atau penjelasan (eksplonatory research) karena merupakan penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis .

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober 2014. Penelitian ini dimulai dengan penelitian masalah, studi pendahuluan, penelusuran pustaka, penyusunan instrument penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan penelitian.

3.3. Batasan Operasional

1.Batasan Aspek

Bidang kajian dari penelitian ini adalah akuntansi manajemen. 2. Batasan lain.

Batasan ini merupakan batasan bersifat teknis yakni menyangkut waktu, biaya, dan tenaga.

3.4. Definisi Operasional

Menurut Brownell dalam Sardjito dan Muthaher (2008:38) partisipasi anggaran sebagai suatu proses dalam organisasi yang melibatkan para manajer dalam penentuan


(29)

tujuan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya. Partisipasi banyak menguntungkan bagi suatu organisasi. Hal ini diperoleh dari berbagai penelitian tentang partisipasi. Dalam penelitian ini adalah Partisipasi dalam penyusunan anggaran lebih memungkinkan bagi para manajer (sebagai bawahan) untuk melakukan negosiasi dengan atasan mereka mengenai kemungkinan target anggaran yang dapat dicapai. Ada 6 (enam) item pernyataan yang dipakai untuk mengukur partisipasi anggaran dengan menggunakan skala Likert lima poin, dimana skor terendah (nilai 1) menunjukkan partisipasi rendah, sedangkan skor tinggi (nilai 5) menunjukkan partisipasi tinggi. Indikator dari variabel partisipasi anggaran adalah: 1. Keterlibatan para manajer dalam proses penyusunan anggaran; 2. Tingkat kelogisan alasan atasan untuk merevisi usulan anggaran yang dibuat manajer; 3. Intensitas manajer mengajak diskusi tentang anggaran; 4. Besarnya pengaruh manajer dalam menetapkan anggaran; 5. Seberapa besar manajer merasa mempunyai kontribusi penting terhadap anggaran.6. Frekuensi atasan meminta pendapat manajer dalam penyusunan anggaran.

Komitmen tujuan anggaran didefenisikan sebagai keinginan yang kuat untuk berusaha mencapai tujuan anggara dan ketekunan dalam melakukan pencapaian tujuan anggaran terserbut. Komitmen menunjukan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan tujuan yang ingin dicapai. Komitmen untuk mencapai tujuan anggaran terjadi ketika bawahan telah menerima tujuan anggaran yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini komitmen tujuan anggaran dikriteriakan sebagai seberapa banyak para manajer lini tengah, dalam hal ini Kepala Sub Bagian, memiliki komitmen untuk mencapai tujuan anggaran berkaitan dengan tugas yang dilakukan. Pengukuran variabel ini menggunakan 3 (tiga) buah pernyataan dengan


(30)

skala Likert satu sampai dengan lima dimana skor terendah (nilai 1) Komitmen tujuan anggaran rendah, sedangkan skor tinggi (nilai 5) menunjukkan Komitmen tujuan anggaran tinggi. (Kuesioner lengkap terdapat pada lampiran). Indikator dari variabel komitmen tujan anggaran ialah: 1..kesediaan menerima tugas; 2. penting/kebanggaan; 3. berjuang atau usaha keras.

Kinerja manajerial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan-kegiatan manajerial yang meliputi : perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, pengevaluasian, pengawasan, penyusunan kepegawaian, negosiasi, perwakilan atau represntasi (Adrianto, 2008:74). Ada 8 (delapan) item pernyataan yang dipakai untuk mengukur kinerja manajerial dengan menggunakan skala Likert lima poin, dimana skor terendah (nilai 1) menunjukkan kinerja rendah, sedangkan skor tertinggi (nilai 5) menunjukkan kinerja tinggi. Adapun indikator variabel kinerja manajerial adalah sebagai berikut: 1.Perencanaan; 2. Investigasi; 3. Koordinasian; 4. Evaluasi; 5. Supervisi; 6. Staffing; 7. Negosiasi; 8. Mewakili.

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert. Sugiyono (2008:132) menyatakan Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial. Skala yang digunakan antara nilai 1 (satu) sampai dengan nilai 5 (lima). Dimana skor terendah adalah nilai 1, sedangkan skor tertinggi adalah nilai 5.


(31)

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya,(Sugiyono, 2008:115). Dimana populasi dalam penelitian ini adalah PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara yang didalamnya terdapat jajaran manajer atau kepala bagian atau pengelola unit kerja yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Adapun tujuan utama dipilihnya perusahaan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera ini berstatus Persero Tertutup merupakan Badan Usaha yang bergerak dalam bidang penyediaan tenaga listrik. Penyediaan tenaga listrik tersebut meliputi kegiatan pembangkitan, penyaluran dan distribusi serta melakukan perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik serta pengembangan penyediaan listrik sesuai perundang-undangan yang berlaku. Partisipasi anggaran dan informasi yang relevan dalam pekerjaan tentunya dibutuhkan kinerja manajerial di PT PLN sehingga kegiatan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara berjalan dengan lancar. Adapun jumlah populasinya sebesar 47 orang.

3.6.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Sugiyono (2008:116) apa yang dipelajari dari sampel itu,


(32)

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative/mewakili. Karena jumlah populasi hanya 47 orang maka untuk menentukan jumlah sampel diputuskan semua populasi dijadikan sampel, dengan tujuan agar kesalahan dalam penelitian sangat kecil. Hal ini disebut sebagai sampling jenuh (Sugiyono, 2008: 122).

3.7. Jenis Data

Jenis data penelitian ini adalah data primer yaitu data penelitian yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari sumber asli (tanpa perantara). Sedangkan sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban atas kuesioner yang dibagikan kepada responden.

3.8. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dibutuhkan guna mendukung penelitian ini menggunakan metode survei kuesioner. Kuesioner adalah “tehnik pengumpulan data yang yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya,” (Sugiyono, 2008:199). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden, Kuesiner merupakan alat pengumpulan data yang efektif karena dapat diperolehnya data standar yang dapat dipertanggungjawabkan untuk keperluan analisis menyeluruh tentang karakteristik populasi yang diteliti


(33)

Kuesioner dalam penelitian ini berisikan pertanyaan-pernyataan yang berkaitan dengan variabel penelitian. Kuesioner diserahkan langsung kepada responden dan meminta bantuan salah satu pegawai untuk mengkoordinir penyebaran dan pengumpulan kuesioner tersebut. Kuesioner ya n g d i g u n a k a n d a l a m p e n e l i t i a n i n i a d a l a h k u e s i o n e r yang diadopsi dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian Nurcahyani (2010) dan penelitian Deliana (2015).

Kuesioner yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang telah digunakan p en el i t i seb el um n ya , ol eh k ar en a i t u t i dak p erl u di l akuk an pr e -t est t e t api uji validitas dan reliabilitas tetap perlu dilakukan karena obyek/subyek penelitiannya berbeda.

Tabel 3.1 Instrumen

VARIABEL DEFENISI DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN

PARTISIPASI ANGGARAN

Tingkat seberapa jauh

keterlibatan & pengaruh individu (manajer) dalam

proses penyusunan

anggaran yang ada d

dalam divisi atau

bagiannya baik secara

periodic maupun tahunan

yang merupakan

perencanaan secara

formal dari seluruh

kegiatan perusahaaan

dalam jangka waktu

1.Keterlibatan manajer 2.Pengaruh individu 1.Besarnya keterlibatan manajer 2.Intensitas keterlibatan Manajer 3.Keterlibatan Manajer dengan atasannya. 1.Sejauhmana pengaruh Manajer 2.Kepentingan Manajer. 3.Alasan-alasan

1 sd 3


(34)

tertentu yang dinyatakan dalam satuan kuantitatif.

manajer dalam berpartisipasi

KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN

Keinginan yang kua untuk berusaha mencapai tujua anggara dan ketekuna dalam melakuka pencapaian tujua anggaran terserbut. Komitmen menunjuka

keyakinan da

dukungan yang kua terhadap nilai dan tujua yang ingin dicapai

1.Keinginan yang kuat terhadap pencapaian tujuan anggaran 1.Kesediaan menerima tugas. 2.Pentingnya /kebanggaan

3.Berjuang atau

usaha keras

7 sd 9

KINERJA MANAJERIAL

Kegiatan-kegiatan manajerial yan meliputi : perencanaan, investigasi,

pengkoordinasian, pengevaluasian, pengawasan, pengatura kepegawaian, negosiasi, perwakilan ata representasi, 1. Fungsi manajerial 1.Perencanaan 2.Investigasi 3.Koordinasi 4.Evaluasi 5.Supervisi 6.Staffing 7.Negosiasi 8.Mewakili


(35)

3.9. Uji Validitas dan Uji Realibilitas 3.9.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2001: 135). Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor tiap-tiap butir dengan total skor sehingga didapat nilai Pearson Correlation. Apabila korelasi antara tiap-tiap skor butir pertanyaan terhadap total skor butir pertanyaan menunjukkan hasil yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa tiap-tiap butir pertanyaan adalah valid.

3.9.2. Uji Realibilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel, (Ghozali, 2001:132). Suatu kuesioner dikatakan reliabel, atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau dari waktu ke waktu Uji reliabilitas dilakukan dengan metode internal consistency. Kriteria yang digunakan dalam uji ini adalah One Shot, artinya satu kali pengukuran saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lainnya atau dengan kata lain mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Statistical Product and Service Solution (SPSS) memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan


(36)

3.10. Tehnik Analisis Data

Untuk kepentingan analisis, variabel-variabel yang dioperasikan harus memenuhi persyaratan sehingga tidak menghasilkan hasil yang bias dalam pengujian. Pengujian pendahuluan diperlukan karena model analisis didasarkan pada asumsi-sumsi penyederhanaan. Pengujian tersebut meliputi pengujian asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolonieritas, dan heteroskedastisitas.

3.10.1.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Santoso, 2000:212). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data tersebut dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu menggunakan Uji Kolmogorof-Smirnov (Uji K-S), grafik histogram dan kurva penyebaran P-Plot. Untuk Uji K-S yakni jika nilai hasil Uji K-S > dibandingkan taraf signifikansi 0,05 maka sebaran data tidak menyimpang dari kurva normalnya itu uji normalitas. Sedangkan melalui pola penyebaran P-Plot dan grafik histogram, yakni jika pola penyebaran memiliki garis normal maka dapat dikatakan data berdistribusi normal.

3.10.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, (Santoso, 2003:203). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel ini tidak


(37)

ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasinya antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas didalam model regresi akan digunakan dengan

menggunakan penilaian ”Variance Inflation Factor” atau ”Tolerance Value”.

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

3.10.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variace dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Santoso, 2003:208). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokesdatisitas. Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen. Adapun dasar analisis dari Grafik Plot yaitu jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(38)

3.11. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda bertujuan untuk memprediksi berapa besar kekuatan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresinya adalah :

Y = β0 + β1X1 + β2X2

Y = kualitas kinerja manajerial

β0 = intersep

β1, β2 = koefisien regresi

X1 = partisipasi anggaran X2 = IRP

Sementara itu, langkah-langkah untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu partisipasi dan informasi yang relevan dalam pekerjaa dilakukan dengan uji simultan dan uji parsial.

3.11.1. Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh simultan variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika probability value (p value) < 0,05, maka Ha diterima dan jika p value > 0,05, maka Ha ditolak. Uji F dapat pula dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dan Ftabel. Jika Fhitung > F tabel (n-k-1), maka Ha diterima. Artinya, secara statistik data yang ada dapat membuktikan bahwa semua variabel independen (X1, X2) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Jika Fhitung < F tabel (n-k-1), maka Ha ditolak. Artinya, secara statistik data yang ada


(39)

dapat membuktikan bahwa semua variabel independen (X1, X2) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).

3.11.2.Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika p value < 0,05, maka Ha diterima dan jika p value > 0,05, maka Ha ditolak.

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.


(40)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

PT. PLN yang berstatus Persero Tertutup merupakan Badan Usaha yang bergerak dalam bidang penyediaan tenaga listrik. Penyediaan tenaga listrik tersebut meliputi kegiatan pembangkitan, penyaluran, dan distribusi serta melakukan perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik serta pengembangan penyediaan listrik sesuai perundang-undangan yang berlaku. Landasan hukumnya yakni PP. RI No. 23 Tahun 1994. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN No. KEP 033/ M_PBUMN/1998; Keputusan Menteri Keuangan RI No. 108/KMK.05/2001 dan Keputusan Menteri Keuangan RI No.406/KMK_05/2001/Anggaran Dasar PT. PLN (Persero).

Dengan berlakunya undang-undang No. 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan, Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara ditetapkan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK). Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas usaha penyediaan tenaga listrik, maka pada tanggal 16 Juni 1994 terbitlah Peraturan Pemerintah No.23/1994 yang isinya menetapkan status PLN yang berubah dari Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO).

Sejak status perusahaan berubah, perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat. Hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi-indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk


(41)

mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara dimasa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996, dibentuklah organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara.

Dengan pembentukan Organisasi baru PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PT PLN (Persero) Wilayah II, maka fungsi – fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola oleh PT PLN (Persero) Wilayah II berpisah tanggung jawab pengelolaannya ke PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PT PLN (Persero) Wilayah II berkonsentrasi pada bidang distribusi dan penjualan tenaga listrik. Pada Tahun 2003 PT PLN (Persero) Wilayah II berubah namanya menjadi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

Wilayah Kerja PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara meliputi keseluruhan wilayah Provinsi Sumatera Utara dengan luas 71.680,68 km2, dimana sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias. Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 25 Kabupaten dan 8 Kota dengan 417 kecamatan dan 5.856 desa/kelurahan.

4.2. Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

Dalam setiap perusahaan , sangat penting peran sebuah struktur organisasi karena akan memudahkan pimpinan berkomunikasi dengan staffnya, sehingga tujuan


(42)

akhir dari perusahhaan tersebut dapat dicapai. Adapun struktur organisasi dari PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

4.3. Visi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh-kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi insani.


(43)

4.4. Misi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

 Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada

kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

 Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat.

 Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

 Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

4.5. Motto PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik (Electricity for a Better Life)

4.6. Hasil dan Pembahasan

4.5.1. Hasil Uji validitas dan Uji Reliabilitas

Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah angket, yaitu keharusan sebuah angket untuk valid dan reliabel. Suatu angket dikatakan valid atau sah jika pertanyaan-pertanyaan pada suatu angket mampu mengungkapkan suatu yang akan diukur. Sedangkan angket yang dikatakan reliabel adalah jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

1. Hasil Uji validitas

Pada tabel 4.1 di bawah ini untuk variabel partisipasi anggaran, hasilnya adalah

valid untuk ke enam butir pertanyaan.

Tabel 4.1.


(44)

Correlations

1 .749** .663** .525** .549** .311 .860**

.000 .000 .001 .000 .050 .000

40 40 40 40 40 40 40

.749** 1 .648** .604** .437** .281 .852**

.000 .000 .000 .005 .079 .000

40 40 40 40 40 40 40

.663** .648** 1 .558** .494** .410** .844**

.000 .000 .000 .001 .009 .000

40 40 40 40 40 40 40

.525** .604** .558** 1 .395* .263 .749**

.001 .000 .000 .012 .101 .000

40 40 40 40 40 40 40

.549** .437** .494** .395* 1 .372* .676**

.000 .005 .001 .012 .018 .000

40 40 40 40 40 40 40

.311 .281 .410** .263 .372* 1 .533**

.050 .079 .009 .101 .018 .000

40 40 40 40 40 40 40

.860** .852** .844** .749** .676** .533** 1

.000 .000 .000 .000 .000 .000

40 40 40 40 40 40 40

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 PARTISIPASI

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 PARTISIPASI

Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed). *.


(45)

Koefisien korelasi dari tiap butir pertanyaan dari Q1 sampai Q6 dengan skor untuk masing-masing total pertanyaan adalah significan secara statistik. Dengan semua butir pertanyaan yang berkolerasi positif dengan variabel partisipasi anggaran, maka kesimpulan yang diambil adalah kuesioner partisipasi anggaran ini memiliki instrumen yang valid.

Tabel 4.2.

Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Tujuan Anggaran

Correlations

1 .359* .139 .630**

.023 .392 .000

40 40 40 40

.359* 1 .312* .750**

.023 .050 .000

40 40 40 40

.139 .312* 1 .754**

.392 .050 .000

40 40 40 40

.630** .750** .754** 1

.000 .000 .000

40 40 40 40

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Q1 Q2 Q3 KOMITMEN

Q1 Q2 Q3 KOMITMEN

Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed). *.

Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Sumber: Data Diolah 2015

Koefisien korelasi dari tiap butir pertanyaan dari Q1 sampai Q3 dengan skor untuk masing-masing total pertanyaan adalah significan secara statistik. Dengan semua butir pertanyaan yang berkolerasi positif dengan variabel komitmen tujuan anggaran, maka kesimpulan yang diambil adalah kuesioner komitmen tujuan anggaran ini memiliki instrumen yang valid.


(46)

Tabel 4.3.

Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial

Correlati ons

1 .473** .307 .227 .286 .252 .072 .357* .591**

.002 .054 .159 .073 .117 .661 .024 .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40

.473** 1 .462** .348* .107 .051 .089 .249 .529**

.002 .003 .028 .511 .753 .585 .122 .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40

.307 .462** 1 .523** .279 .116 .201 .193 .598**

.054 .003 .001 .081 .476 .213 .232 .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40

.227 .348* .523** 1 .518** .417** .282 .190 .731**

.159 .028 .001 .001 .008 .078 .241 .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40

.286 .107 .279 .518** 1 .833** .439** .160 .794**

.073 .511 .081 .001 .000 .005 .323 .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40

.252 .051 .116 .417** .833** 1 .453** -.023 .712**

.117 .753 .476 .008 .000 .003 .888 .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40

.072 .089 .201 .282 .439** .453** 1 .278 .541**

.661 .585 .213 .078 .005 .003 .082 .000

40 40 40 40 40 40 40 40 40

.357* .249 .193 .190 .160 -.023 .278 1 .379*

.024 .122 .232 .241 .323 .888 .082 .016

40 40 40 40 40 40 40 40 40

.591** .529** .598** .731** .794** .712** .541** .379* 1

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .016

40 40 40 40 40 40 40 40 40

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 KINERJA

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 KINERJA

Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-tailed). **.

Correlation is signif icant at the 0.05 lev el (2-tailed). *.

Sumber: Data Diolah 2015

Koefisien korelasi dari tiap butir pertanyaan dari Q1 sampai Q8 dengan skor untuk masing-masing total pertanyaan adalah significan secara statistik. Dengan semua butir pertanyaan yang berkolerasi positif dengan variabel kinerja manajerial, maka kesimpulan yang diambil adalah kuesioner kinerja manajerial ini memiliki instrumen yang valid.


(47)

2. Hasil Uji Reliabilitas

Tabel 4.4

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Partisipasi Anggaran

Item-Total Statistics

39.2250 46.640 .820 .739

39.3000 46.626 .810 .740

39.3250 47.507 .803 .745

38.0000 49.590 .694 .761

38.7250 52.666 .630 .779

37.8000 53.703 .469 .788

21.1250 14.625 1.000 .853

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 PARTI SIPASI

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Delet ed

Tabel 4.5

Reliabi lity Statisti cs

.791 7

Cronbach's

Alpha N of Items

Tabel 4.6.

Scale Statistics

42.2500 58.500 7.64853 7

Mean Variance St d. Dev iation N of Items

Sumber: Data Diolah 2015

Dari tabel 4.6, rata-rata jawaban kuesioner adalah 42,25 dengan varian sebesar 58,50 dan deviasi standar sebesar 7,64853. Dari nilai korelasi (Total Correlation) untuk setiap item jawaban dengan partisipasi anggaran terlihat bahwa nilai korelasi adalah signifikan. Juga nilai alpha untuk setiap nomor pertanyaan lebih besar dari 0,7 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tiap butir pertanyaan adalah reliabel. Dari hasil pengujian reliabel untuk semua


(48)

butir jawaban kuesioner terlihat bahwa nilai alpha adalah sebesar 0,791. Dengan demikian disimpulkan bahwa kuesioner variabel partisipasi anggaran adalah reliabel.

Tabel 4.7

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Komitmen Tujuan Anggaran

Item-Total Statistics

20.7000 4.677 .486 .785

20.7750 4.281 .629 .734

20.6500 3.874 .584 .729

12.4250 1.481 1.000 .506

Q1 Q2 Q3

KOMITMEN

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Tot al Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Delet ed

Tabel 4.8

Reliabi lity Statisti cs

.779 4

Cronbach's

Alpha N of Items

Tabel 4.9

Scale Statistics

24.8500 5.926 2.43426 4

Mean Variance St d. Dev iation N of Items

Dari tabel 4.9, rata-rata jawaban kuesioner adalah 24,85 dengan varian sebesar 5,926 dan deviasi standar sebesar 2,43426. Dari nilai korelasi (Total Correlation) untuk setiap item jawaban dengan komitmen tujuan anggaran terlihat bahwa nilai korelasi adalah signifikan. Juga nilai alpha untuk setiap nomor pertanyaan lebih besar dari 0,7 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tiap butir pertanyaan adalah reliabel. Dari hasil pengujian reliabel untuk semua butir jawaban kuesioner terlihat bahwa nilai alpha adalah sebesar 0,779.


(49)

Dengan demikian disimpulkan bahwa kuesioner variabel komitmen tujuan anggaran adalah reliabel.

Tabel 4.10

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Manajerial

Item-Total Statisti cs

52.1750 53.738 .515 .730

51.5250 55.128 .455 .737

51.2750 54.615 .536 .732

51.7750 51.410 .672 .713

52.4250 49.892 .743 .703

52.5750 50.199 .636 .710

51.5750 55.943 .483 .739

51.4250 58.404 .333 .753

27.6500 15.156 1.000 .770

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 KI NERJA

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Delet ed

Tabel 4.11

Reliabi lity Statisti cs

.752 9

Cronbach's

Alpha N of Items

Tabel 4.12

Scale Statistics

55.3000 60.626 7.78625 9

Mean Variance St d. Dev iation N of Items

Sumber: Data Diolah 2015

Dari tabel 4.12, rata-rata jawaban kuesioner adalah 55,3 dengan varian sebesar 60,626 dan deviasi standar sebesar 7,78625. Dari nilai korelasi (Total Correlation) untuk setiap item jawaban dengan kinerja manajerial terlihat bahwa nilai korelasi adalah signifikan. Juga nilai alpha untuk setiap nomor pertanyaan lebih besar dari 0,7 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tiap


(50)

butir pertanyaan adalah reliabel. Dari hasil pengujian reliabel untuk semua butir jawaban kuesioner terlihat bahwa nilai alpha adalah sebesar 0,778625. Dengan demikian disimpulkan bahwa kuesioner variabel kinerja manajerial adalah reliabel.

4.5.2. Hasil Uji Asumsi Klasik

1.Hasil Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal yakni distribusi tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Untuk lebih memperjelas tentang sebaran data dalam penelitian ini maka akan disajikan dengan menggunakan pendekatan grafik. Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

Adapun kriteria yang menjadi dasar pengambilan keputusan yaitu :

1. Jika sumbu menyebar sekitar garis diagonal atau grafik histogramnya

menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.


(51)

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas

Regression Standardized Residual

3 2 1 0 -1 -2

Frequency

12

10

8

6

4

2

0

Histogram

Dependent Variable: Kinerja

Mean =2.4E-15 Std. Dev. =0.974

N =40

Sumber: Data Diolah 2015

Terlihat sebaran data bergerombol di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas, dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. Dengan demikian, data tersebut bisa dikatakan mempunyai distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.


(52)

Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas

Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Expect

ed Cum

Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Data Diolah 2015

Terlihat pada gambar 4.4, sebaran data bergerombol di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas, dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. Dengan demikian, data tersebut bisa dikatakan mempunyai distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

1.Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas menguji dalam sebuah model regresi, yaitu ketidaksamaan varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian berbeda kita sebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.


(53)

Gambar 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Regression Standardized Predicted Value

2 1

0 -1

-2 -3

Regre

ssion St

udentiz

ed Re

sidual

3

2 1

0 -1

-2 -3

Scatterplot

Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Data Diolah 2015

Dari gambar 4.5 di atas terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

3 Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen penelitian. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Ada tidaknya korelasi antar variabel tersebut dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10, maka dinyatakan tidak ada korelasi sempurna antar variabel independen dan sebaliknya (Ghozali, 2006). Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat tabel 4.13 berikut:


(54)

Tabel 4.13

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Independen

Collinearity Statistics

Keputusan

Tolerance VIF

Partisipasi Anggaran Komitmen Tujuan

Anggaran

0,740 0,740

1,325 1,325

Tidak ada multikolinearitas Tidak ada multikolinearitas Sumber: Data Diolah 2015

Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa angka tolerance dari variabel independen partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,10 yang berarti bahwa tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Sementara itu, hasil perhitungan nilai Variance Inflantion Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama. Tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen tersebut.

4.5.3. Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 15.0, dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yang terdiri dari partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran terhadap variabel terikat yaitu kinerja manajerial.


(55)

Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa

1.144 .591 1.934 .061

.470 .105 .616 4.473 .000 .684 .592 .530 .740 1.352 .159 .165 .133 .965 .341 .447 .157 .114 .740 1.352 (Constant)

Partisipasi Komitmen Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coeff icients

Beta Standardized Coeff icients

t Sig. Zero-order Partial Part Correlations

Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Kinerja a.

Dari hasil regresi yang didapat maka dapat dibuat persamaaan regresi berganda sebagai berikut : Y = 0,616X1 + 0,133 X2

Persamaan regresi tersebut mempunyai arti sebagai berikut:

1. Koefisien regresi partisipasi anggaran bernilai positif sebesar 0,616, hal ini

menunjukkan partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial, sehingga adanya peningkatan partisipasi anggaran akan meningkatkan kinerja manajerial.

2. Koefisien regresi komitmen tujuan anggaran bernilai positif sebesar 0,133, hal ini

menunjukkan komitmen tujuan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial, sehingga adanya peningkatan komitmen tujuan anggaran akan meningkatkan kinerja manajerial.


(56)

4.6.4 Hasil Uji Hipotesis

1. . Hasil Uji Signifikansi Simultan ( Uji F )

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:

 H0 : b1, b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

 Ha : , ≠ , artinya se ara serentak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:

df (Pembilang) = k – 1 df (Penyebut) = n – k Keterangan:

n = jumlah sampel penelitian

k = jumlah variabel bebas dan terikat

Pada penelitian ini diketahui jumlah n adalah 40 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh :

1. df (pembilang) = 3 – 1 = 2 2. df (penyebut) = 40 – 3 = 37

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 15.0, kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 5%, dengan kriteria uji sebagai berikut :

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α= 5% Ha ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α= 5%


(57)

Tabel 4.15

Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAb

4.436 2 2.218 17.130 .000a

4.791 37 .129

9.227 39

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Komitmen, Partisipasi a.

Dependent Variable: Kinerja b.

Sumber: Data Diolah 2015

Pada Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa hasil perolehan Fhitung pada kolom F yakni sebesar 17, 130 dengan tingkat signifikansi = 0.000. sedangkan nilai Fhitung

lebih besar dari nilai Ftabel yakni 3,23, dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan

kata lain Fhitung > Ftabel (13,474 > 3,23). Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansinya (0.000) < 0.05, menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen (partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran) secara serempak adalah signifikan terhadap kinerja manajerial.

2. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Berdasarkan dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS 15.0 maka diperoleh hasil regresi antara partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran terhadap kinerja manajerial sebagai berikut :


(58)

Tabel 4.16

Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

1.144 .591 1.934 .061

.470 .105 .616 4.473 .000 .684 .592 .530 .740 1.352 .159 .165 .133 .965 .341 .447 .157 .114 .740 1.352 (Constant)

Partisipasi Komitmen Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coeff icients

Beta Standardized Coeff icients

t Sig. Zero-order Partial Part Correlations

Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Kinerja a.

Sumber: Data Diolah 2015

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa: 1. Variabel Partisipasi Anggaran (X1)

Nilai thitung variabel partisipasi anggaran (X1) adalah 4,473 dan nilai ttabel 1,684 maka thitung > ttabel (4,473 > 1,684) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel partisipasi anggaran (X1) berpengaruh positif dan signifikan (0.000 < 0.05) secara parsial terhadap kinerja manajerial pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara (Y). Artinya, jika variabel partisipasi anggaran (X1) ditingkatkan sebesar satu satuan, maka kinerja manajerial (Y) akan meningkat sebesar 0.470.


(59)

2. Variabel Komitment Tujuan Anggaran (X2)

Nilai thitung variabel komitmen tujuan anggaran (X2) adalah 0,965 dan nilai ttabel 1,684 maka thitung < ttabel (0,996 <1,684) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel komitmen tujuan anggaran (X2) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan (0.341>0.05) secara parsial terhadap kinerja manajerial PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara (Y).

4.6.5. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien

determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R² ≥ 1). Jika R² semakin besar

(mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya.

Tabel 4.17

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

.693a .481 .453 .35985 .481 17.130 2 37 .000 1.616 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

R Square

Change F Change df 1 df 2 Sig. F Change Change Statistics

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), Komitmen, Partisipasi a.

Dependent Variable: Kinerja b.


(60)

Berdasarkan tampilan output model summary pada tabel 4.17 dapat dilihat bahwa:

1. Besarnya adjusted R (koefisien determinasi yang telah disesuaikan) adalah 0,453.

Nilai ini menunjukkan bahwa 45% tingkat kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel independen yaitu partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran, sedangkan sisanya 55% dijelaskan oleh sebab lain di luar model yang diteliti, seperti budgetary slack, lingkungan kerja, pengetahuan staf, stres, struktur organisasi, informasi strategic dan lain sebagainya.

2. Besarnya R = 0.693 berarti hubungan antara variabel partisipasi anggaran (X1), dan

komitmen tujuan anggaran (X2) terhadap kinerja manajerial (Y) sebesar 69, 3%. Artinya hubungannya kuat.

3. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 0,35985. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.7. Interpretasi Hasil

1. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial.

Hasil uji signifikansi parsial (uji-t) untuk menjawab hipotesis 1 menunjukkan bahwa adanya pengaruh positip partisipasi anggaran terhadap kinerja manjerial sepenuhnya terbukti. Hasil analisis regresi menunjukkan adanya pengaruh positif partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dengan tingkat signifikansi di bawah 0,05 yaitu sebesar 0,00. Hal ini menunjukkan hipotesis 1 diterima, artinya bahwa anggaran memiliki pengaruh positip terhadapat kinerja manajerial.


(61)

Dengan demikian, semakin tinggi tingkat partisipasi anggaran para pegawai maka semakin tinggi kinerja manajerial perusahaan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yusfaningrum (2005:664) yang menjelaskan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

2. Pengaruh Komitmen Tujuan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial.

Hasil uji signifikansi parsial (uji-t) juga menjawab hipotesis 2 yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh positip komitmen tujuan anggaran terhadap kinerja manjerial tidak terbukti. Hasil analisis regresi menunjukkan pengaruh komitmen tujuan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0, 341. Hal ini menunjukkan hipotesis 2 ditolak, artinya bahwa komitmen tujuan anggaran tidak memiliki pengaruh terhadapat kinerja manajerial.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yusfaningrum (2005:659), yang mengatakan bahwa komitmen terhadap tujuan anggaran akan mempermudah penerimaan anggaran sehingga akan mempertinggi tingkat kinerja. Tetapi hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Nurcahyani (2010:62) bahwa komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

3.Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Tujuan Anggaran terhadap Kinerja Manjerial.

Hasil uji simultan (uji f) akan menjawab hipotesis 3 yang menunjukkan bahwa pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen tujuan anggaran terhadap kinerja manjerial sepenuhnya terbukti. Hasil analisis regresi berganda


(1)

KUESIONER

“PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA

MANAJERIAL

PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA”.

Data Responden

1.Nama :

2.Usia : ... tahun 3. Jabatan :

4. Jenis kelamin: a. Laki-laki b. Perempuan 5. Status tingkat pendidikan terakhir:

6. Lama bekerja: a. < 2 tahun b. 2 – 5 tahun c. > 5 tahun 7. Hari, Tanggal Pengisian Kuesioner:


(2)

I. Partisipasi Anggaran

Beberapa pernyataan berikut menggambarkan peran yang bapak/ibu lakukan ketika menyusun anggaran di bagian bapak/ibu. Mohon bapak/ibu merespon dengan memberi tanda X pada salah satu dari lima lingkaran yang tersedia.

1. K

ategori mana di bawah ini yang dapat menggambarkan aktifitas bapak/ibu dalam proses penyusunan? Saya terlibat dalam penyusunan anggaran untuk:

O---O--- ---O---O---O

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Ttidak Setuju

2. A

lasan yang diberikan atasan bapak/ibu ketika merevisi anggaran dilakukan adalah:sangat logis.

O---O--- ---O---O---O

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Ttidak Setuju

3. D

alam penyusunan anggaran bapak/ibuselalu memberikan opini atau saran. O---O--- ---O---O---O

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Ttidak Setuju

4. P

engaruh bapak/ibu sangat besar pada anggaran yang telah ditetapkan. O---O--- ---O---O---O

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Ttidak Setuju

5. K

ontribusi bapak/ibu dalam penyusunan anggaran dalam organisasi.sanagt besar. O---O--- ---O---O---O


(3)

6. A tasan bapak/ibu sering meminta pendapat, opini bapak/ibu dalam proses

penyusunan anggaran.

O--- ---O--- ---O---O---O

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Ttidak Setuju


(4)

II. Komitmen Tujuan Anggaran

Beberapa pernyataan berikut menggambarkan komitmen bapak/ibu dalam pencapaian tujuan anggaran. Mohon.bapak/ibu merespon dengan memberi tanda X pada salah satu dari lima lingkaran yang tersedia.

7. Komitmen terhadap tujuan berarti menerima tujuan tersebut sebagai tujuan diri bapak/ibu sendiri dan bapak/ibu yang menentukan pencapaiannya. Bapak/ibu mempunyai komitmen yang besar terhadap pencapaian anggaran yang menjadi tanggung jawab bapak/ibu.

O---O--- ---O---O---O

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Ttidak Setuju

8. Tercapainya tujuan anggaran sangat pentiing di bidang yang menjadi tanggung jawab

O---O--- ---O---O---O

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Ttidak Setuju

9. Baapak/ibu berjuang semampunya untuk mencapai anggaran yang menjadi tanggung jawab bapak/ibu.

O---O--- ---O---O---O


(5)

3. Kinerja Manajerial

Pernyataan-pernyataan berikut menggambarkan kedudukan bapak/ibu dalam organisasi pada fungsi manajerial:

10. Perencanaan

Keterlibatan bapak/ibu dalam menetapkan tujuan, sasaran, kebijakan, dan tindakan, penjadwalan kerja, penyusunan anggaran, menyusun prosedur, membuat program lainnya dalam organisasi sangat tinggi.

O---O--- ---O---O---O

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Ttidak Setuju

11. Investigasi

Dalam mengumpulkan dan menyiapkan informasi, biasanya dalam bentuk laporan, catatan & rekening, melakukan pengukuran output, menilai persediaan, perlengkapan dan menganalisa kerja bagian atau unit.

O---O--- ---O---O---O

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Ttidak Setuju

12. Koordinasi

Pertukaran informasi dengan orang di bagian atau unit lain dalam organisasi tidak hanya dengan anak buah, tetapi juga pihak lain untuk menyesuaikan program-program, meminta masukan dan kerjasama dengan unit lain.

O---O--- ---O---O---O

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Ttidak Setuju

13. Evaluasi

Mengevaluasi dan menilai proposal, laporan, dan kinerja, menilai karyawan, mempertimbangkan laporan keuangan dan laporan lainnya dan menilai produktivitas bawahan.

O---O--- ---O---O---O


(6)

14. Supervisi

Mengarahkan, memimpin, dan mengembang kan bawahan, memberikan konsultasi, pelatihan dan menjelaskan aturan kerja kepada bawahan.

O---O--- ---O---O---O

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Ttidak Setuju

15. Staffing

Menjaga suasana kerja dalam unit organisasi, menrekruitmen, menginterview, menseleksi kryawan baru, menempatkan, mempromosi, dan memutasikan karyawan.

O---O--- ---O---O---O

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Ttidak Setuju

16. Negosiasi

Melakukan kontrak untuk pembelian barang dan jasa dengan supplier, mengikat kerjasama dengan penjual terbaik.

O---O--- ---O---O---O

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Ttidak Setuju

17. Perwakilan

Menghadiri seminar, berkonsultasi dengan unit lain, menyampaikan informasi tentang visi, misi, dan kegiatan kegiatan organisasi dengan cara pidato, konsultasi dan lain-lain kepada pihak luar organisasi.

O---O--- ---O---O---O

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Ttidak Setuju

TERIMAKASIH


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI JOB ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI JOB RELEVANT INFORMATION (JRI) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi empiris pada perusahaan manufaktu

1 3 13

Pengaruh Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Manajerial.

0 1 13

KAMP-06. ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN DAN JOB RELEVANT INFORMATION (JRI) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 0 11

PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL DENGAN KECUKUPAN ANGGARAN DAN JOB-RELEVANT INFORMATION SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 0 15

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI KEPUASAN KERJA, KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN, JOB RELEVANT INFORMATION

0 1 16

Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, Kecukupan Anggaran, dan Job Relevan Information Terhadap Kinerja Manajerial

1 7 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Konsep dan Peranan Anggaran - Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Perusahaan Melalui Kecukupan Anggaran, Komitmen Organisasi, Komitmen Tujuan Anggaran, Dan Job Rel

0 0 14

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI, KECUKUPAN ANGGARAN DAN JOB RELEVAN INFORMATION ( JRI ) SEBAGAI VARIABEL MODERATING ( Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Purbalingga ) - repository perpustakaa

0 0 17

Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, dan Job Relevant Information (JRI) Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial - Unika Repository

0 0 13

Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, dan Job Relevant Information (JRI) Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial - Unika Repository

0 0 25