Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Job Relevant Information (JRI) Dan Komunikasi Sebagai Variabel Moderating Pada PDAM Di Propinsi Sumatera Utara

(1)

Mangasi Sinurat : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Job Relevant Information (JRI) Dan Komunikasi Sebagai Variabel Moderating Pada PDAM Di Propinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN JOB RELEVANT INFORMATION (JRI)

DAN KOMUNIKASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PDAM DI PROPINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh

MANGASI SINURAT 077017051/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN JOB RELEVANT INFORMATION (JRI)

DAN KOMUNIKASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PDAM DI PROPINSI SUMATERA UTARA

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

dalam Program Studi Ilmu Akuntansi

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

MANGASI SINURAT

077017051/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

Judul Tesis : PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN

ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN JOB RELEVANT INFORMATION DAN KOMUNIKASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PDAM DI PROPINSI SUMATERA UTARA Nama Mahasiswa : Mangasi Sinurat

Nomor Pokok : 077017051 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) (Fahmi Natigor,M.Ec,Ac )

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa, B,M.Sc)


(4)

Telah diuji Pada

Tanggal : 29 Mei 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak Anggota : 1. Fahmi Natigor, M.Ec.Ac

2. Drs. Syamsul Bahri TRB, MM,Ak 3. Drs. Rasdianto, MA,Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:

“ Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan

Job Relevant Information (JRI) dan Komunikasi Sebagai Variabel Moderating Pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara ”

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 29 Mei 2009

Yang membuat pernyataan

( Mangasi Sinurat )


(6)

RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI

Nama Lengkap : MANGASI SINURAT Tempat/Tgl Lahir : Gempolan, 17 Agustus 1974

Alamat : Kp.Banjar Gempolan Kec.Sei Bamban Sergai Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Protestan

PEKERJAAN

1998-2004 : Staf pengajar pada Universitas Tanjungpura Pontianak 2004-Sekarang : Staf pengajar pada Kopertis Wilayah I SUMUT/NAD PENDIDIKAN FORMAL

2007-2009 : Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Magister Ilmu Akuntansi

1994- 1998 : UNIKA St.Thomas Medan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi.

1990-1993 : SMAN 2 Tebing Tinggi

1987-1990 : SMPN Kampung Pon Deli Serdang 1981-1987 : SDN 106853 Kampung Banjar


(7)

ABSTRAK

Mangasi Sinurat, 2009. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Job-Relevant-Information dan Komunikasi Sebagai Variabel Moderating pada PDAM di Propinsi Sumatera utara, Dibawah Bimbingan : Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, SE.MAFIS,MBA,Ak, dan Fahmi Natigor Nasution, SE.MEc.Ac ( Anggota )

Pengaruh partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran dan kinerja manajerial telah di uji dalam berbagai penelitian akuntansi dengan hasil yang bertentangan. Hasil ini mungkin menunjukkan adanya variabel moderating, Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh moderating JRI dan Komunikasi terhadap hubungan antara partisipasi manajer dalam pengganggaran dan kinerja manajerial.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan kuesioner . Unit sampel adalah para manajer yang terlibat dalam penyusunan anggaran pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara. Data akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis Data Multivariat dan uji hipotesis dengan mengunakan Analisis Regresi Berganda dengan tingkat signifikansi 5 % sedangkan untuk menguji regresi variabel moderating digunakan uji interaksi, yang mana metode ini merupakan metode statistik deskriptif dan inferensial yang digunakan untuk menganalisis data lebih dari dua variabel penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh manajer yang ada pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara yang terlibat dalam penyusunan anggaran dengan jumlah populasi sebanyak 123 orang dan mengambil 60 orang sebagai unit sample (Purposive Sampling) . Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang diadopsi dari peneliti terdahulu yang terdiri dari: untuk variabel partisipasi manajer sebagai variabel bebas diadopsi dari Milani (1975), untuk variabel kinerja manajerial sebagai variabel terikat diadopsi dari Mahoney (1963) dalam Alfar(2006), untuk variabel moderating JRI diadopsi dari O’Reilly yang dikembangkan oleh Kren (1992)dan untuk komunikasi diadopsi dari Corrado (2004).

Penelitian ini menghasilkan empat penemuan sebagaimana yang telah di ajukan dalam hipotesis penelitian . Pertama, partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Kedua, variabel pertisipasi, JRI (interaksi partisipasi dengan JRI), secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Ketiga, partisipasi, komunikasi organisasi (interaksi) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Dan keempat, partisipasi, JRI dan komunikasi (interaksi) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja manajerial Kata Kunci : Partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran, Job-Relevant


(8)

ABSTRACT

Mangasi Sinurat, 2009. The Influence of Participation in Composing Budget toward the Managerial Performance with Job-Relevant-Information and Communication as Moderating Variables at PDAM in North Sumatra Province, Supervising by : Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, SE.MAFIS,Ak, and Fahmi Natigor Nasution, SE. MEc.Ac (Member)

The influence of manager participation in composing budget and managerial performance had been researching/analyzing in some accounting researchs with the inconsistency result. The inconsistency result likely because of the moderating variables. The purpose of this study/research is to analyze the influence of moderating variables, JRI and communication toward the relationship between manager participation in composing budget and managerial performance.

Data used in this study/research is primer data, obtaining from ideas or perception of managers using questionnaires. Unit samples are managers that are participating in composing the budget at PDAM in Nort Sumatra Province. Data will be analyzed using multivariate analysis and hyphothesis will be anaylized using multiple regression analysis (MRA) with the significancy 5 % while moderating variables regression using the interaction analysis, as the descriptive and inferential statistics to analyze the research variables that more than two. The population of this study/research are all managers at PDAM in Nort Sumatra Province that participate in composing budget with the total 123 persons and use 60 persons as the unit samples (purposive sampling). Instrument used is the adopted questionnaires from the prior researchers : manager participation as the independent variable adopted from Milani (1975), manager performance as the dependent variable adopted from Mahoney (1963) in Alfar (2006), moderating variables JRI adopted from O’reilly, developing by Kren (1992) and communication adopted from Corrado (2004).

This study/research proving four results, as being stated in the hyphotesis: manager participation in composing budget influences the manager performance, variables participation, JRI (participation and JRI interaction) influence the manager performance, participation, organizational communication (interaction) influence the manager performance, participation, JRI and communication (interaction) influence the manager performance.

Keywords: Manager participation in composing budget, Job-Relevant-Information, communication, manager performance.


(9)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas, penulis menyampaikan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan anugrah yang diberikaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “ Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan JRI dan Komunikasi Sebagai Variabel Moderating pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara “ untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelas Magister Sains, pada Program Magister Ilmu Akuntansi Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan tesis ini tentu saja penulis banyak menemui kesulitan, kendala, dan hambatan. Akan tetapi berkat bantuan, bimbingan, petunjuk dan masukan dari berbagai pihak lainnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati dan ketulusan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof.Chairuddin P. Lubis, DTM&H,Sp.A.(K), Selaku Rektor Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan Sekolah Pascasarjana.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B., M.Sc, Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang senantiasa dengan sabar dan secara berkesinambungan meningkatkan layanan pendidikan di Sekolah Parcasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MBA, MAFIS, Ak., Selaku Ketua Program Studi Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Ketua Komisi Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.


(10)

4. Bapak Fahmi Natigor Nasution, M.Ec, Ac selaku Anggota Komisi Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

5. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak selaku Anggota Komisi Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

6. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku Anggota Komisi Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

7. Bapak Drs. Rasdianto, MA, Ak, selaku Anggota Komisi Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

8. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si. Ak, terima kasih atas kesediaan bapak yang telah meluangkan waktu dan memberikan banyak masukan yang berguna untuk kesempurnaan hasil tesis ini.

9. Teristimewa buat Ibunda tercinta T.Simbolon , dan Ayahanda tersayang almarhum J. Sinurat, terima kasih atas iringan doa dan ketulusan hatinya sehingga saya dapat memperoleh apa yang saya dapatkan sekarang ini dan juga dapat menyelesaikan tesis ini.

10.Bapak Drs.Murbanto Sinaga. MA selaku Ketua STIE Bina Karya Tebing Tinggi yang telah begitu banyak memberikan saran dan masukan selama proses perkuliahan


(11)

11.Rekan-rekan Bagian Administrasi di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Ary, Dory, Yusna, Dedi, Juli, teristimewa buat Nande Biring yang begitu tulus membantu dan memberikan semangat kepada penulis.

12.Bapak Ir. Oky Donny Siregar selaku Direktur PDAM Tirta Bulian Tebing Tinggi, yang telah memberikan begitu banyak bantuan kepada penulis sehingga data penelitian dapat saya peroleh.

13.Rekan- rekan mahasiswa Angkatan XIII terima kasih buat bantuannya, perhatiannya dan kebersamaanya teristimewa buat Endang Kemalasari, Endang Kurniasih, Ilham Hidayah Napitupulu dan Holong Sinaga, juga rekan-rekan kerja pada Kopertis Wilayah I SUMUT/NAD sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna baik dari segi penyajian maupun dari segi penyusunannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca guna penyempurnaan tesis ini pada masa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengucapkan semoga tesis ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi rekan mahasiswa dan mahasiswi.

Medan, Mei 2009


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……….………...i

ABSTRACT...ii

KATA PENGANTAR…...……….iii

RIWAYAT HIDUP ………...vi

DAFTAR ISI...………...vii

DAFTAR TABEL...………x

DAFTAR GAMBAR...xii

DAFTAR LAMPIRAN...………xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ...………... 1

1.2. Perumusan Masalah ..………... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

1.5. Originalitas……… 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Landasan Teori …...………... 9

2.1.1. Anggaran... 9

2.1.2. Partisipasi Manajer Dalam Proses Penyusunan Anggaran... 12

2.1.3. Partisipasi Anggaran dan Job Relevant Information... 16

2.1.4. Komunikasi Dalam Penyusunan Anggaran... 18

2.1.5. Kinerja Manajerial... 21

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 24

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS... 25

3.1. Kerangka Konseptual... 25

3.2. Hipotesis Penelitian... 28

BAB IV METODE PENELITIAN ... 29

4.1. Jenis Penelitian ………... 29

4.2. Lokasi Penelitian... 29

4.3. Populasi dan Sampel ...30


(13)

4.4.1. Klasifikasi Variabel ...31

4.4.2. Defenisi Operasional Variabel...34

4.5. Prosedur Pengambilan Data ...35

4.6. Model dan Teknik Analisis Data ... 35

4.6.1. Model Analisis Data...35

4.6.2. Teknik Analisis Data...36

4.6.3. Model Pengujian Hipotesis ...39

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN………...41

5.1. Deskriptif Data………...41

5.1.1. Deskripsi Lokasi………...41

5.1.2. Karakteristik Penelititian……… 41

5.1.2.1. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………...42

5.1.2.2. Komposisi Responden Berdasarkan Usia……… 42

5.1.2.3. Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..………43

5.1.2.4. Deskripsi Variabel.………43

5.2. Analisis Data……… ….46

5.2.1. Uji Kualitas Data……… 46

5.2.1.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X1………46

5.2.1.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X2………48

5.2.1.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X3………50

5.2.1.4. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y……… 51

5.3. Pengujian Asumsi Klasik Model I...……… 53

5.3.1. Pengujian Normalitas Data……… 53

5.3.2. Uji Heteroskedastisitas………54

5.3.3. Uji Autokorelasi...55

5.4. Pembahasan Hasil Penelitian……… 57

5.4.1. Pengujian Hipotesis……… 57

5.5. Pengujian Asumsi Klasik Model II………60

5.5.1. Pengujian Normalitas Data……… 60

5.5.2. Pengujian Multikolinearitas……… 61

5.5.3. Uji Heteroskedastisitas……… 62

5.5.4. Uji Autokorelasi……… 63

5.6. Pembahasan Hasil Penelitian……… 65

5.6.1. Pengujian Hipotesis……… 65

5.7. Pengujian Asumsi Klasik Model III……… 69

5.7.1. Pengujian Normalitas Data……… 69

5.7.2. Pengujian Multikolinearitas……… 70


(14)

5.7.4. Uji Autokorelasi……… 71

5.8. Pembahasan Hasil Penelitian……… 73

5.8.1. Pengujian Hipotesis……… 73

5.9. Pengujian Asumsi Klasik Model IV……… 78

5.9.1. Pengujian Normalitas Data……… 78

5.9.2. Pengujian Multikolinearitas……… 79

5.9.3. Uji Heteroskedastisitas……… 80

5.9.4. Uji Autokorelasi……… 81

5.10. Pembahasan Hasil Penelitian……… 82

5.10.1. Pengujian Hipotesis……… 82

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………....88

6.1. Kesimpulan……… 88

6.2. Keterbatasan Penelitian...89

6.3. Saran...90


(15)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu……….24

4.1 Target Populasi...30

4.2 Defenisi Operasional Variabel...34

5.1 Populasi...42

5.2 Distribusi Frekuensi Partisipasi Penyusunan Anggaran ( X1 )...43

5.3 Distribusi Frekuensi JRI ( X2 )...44

5.4 Distribusi Frekuensi Komunikasi dalam Penyusunan Anggaran ( X3 )....44

5.5 Distribusi Frekuensi Kinerja Manajerial ( Y )...45

5.6 Uji Validitas Instrumen ( X1 ) ...47

5.7 Nilai Cronbach’s Alpha ( X1 ) ...48

5.8 Nilai Cronbach’s Alpha ( X2 )...49

5.9 Nilai Cronbach’s Alpha ( X3 )...51

5.10 Nilai Cronbach’s Alpha ( Y )...53

5.11 Nilai Durbin-Watson (Model I )...56

5.12 Pengujian Goodness of Fit ...57

5.13 Hasil Perhitungan Uji T ...58

5.14 Pengujian Multikolinieritas ( Model II )...62

5.15 Nilai Durbin-Watson ( Model II )...64

5.16 Pengujian Goodness of Fit ...65

5.17 Uji F ( Model II )...66

5.18 Hasil Perhitungan Uji T ...67

5.19 Pengujian Multikolinieritas ( Model III )...70

5.20 Nilai Durbin-Watson ( Model III )...72

5.21 Pengujian Goodness of Fit ...74


(16)

5.23 Hasil Perhitungan Uji T ...76

5.24 Pengujian Multikolinieritas Model IV )...79

5.25 Nilai Durbin-Watson ( Model IV )...81

5.26 Pengujian Goodness of Fit ...83

5.27 Uji F ( Model IV )...84


(17)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

3.1 Kerangka Konseptual...25

5.1 Grafik Normalitas Data (Model I)...54

5.2 Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas (Model I) ...55

5.3 Statistik d Durbin-Watson (DW)...56

5.4 Grafik Normalitas Data ( Model II )...61

5.5 Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas (Model II)...63

5.6 Statistik d Durbin-Watson (DW)...64

5.7 Grafik Normalitas Data (Model III)...69

5.8 Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas (Model III)...71

5.9 Statistik d Durbin-Watson (DW)...72

5.10 Grafik Normalitas Data (Model IV)...78

5.11 Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas (Model IV)...80


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

I Uji Validitas & Realibility X1...96

II Uji Validitas & Realibility X2...97

III Uji Validitas & Realibility X3...98

IV Uji Validitas & Realibility Y...99

V Hasil Analisis Regresi Berganda Model I...101

VI Hasil Analisis Regresi Berganda Model II...104

VII Hasil Analisis Regresi Berganda Model III...111

VIII Hasil Analisis Regresi Berganda Model IV...118

IX Rekapitulasi Kuesioner X1,X2,X3 & Y...128

X Kuesioner Penelitian...132


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian

Untuk mencapai tujuan perusahaan dengan baik diperlukan suatu rencana kerja yang baik, terarah dan komprehensif, sehingga mempermudah bagi manajemen untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan operasional perusahaan.Rencana kerja tersebut disusun berdasarkan target yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan, baik periode yang kurang dari satu tahun atau lebih yang disusun dengan format tertentu yang disebut dengan anggaran. Anggaran merupakan rencana kerja yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang (Munandar, 2001:1). PDAM merupakan salah satu badan usaha milik pemerintah daerah yang memegang peranan penting dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang pengelolaanya diserahkan secara otonomi penuh kepada daerah, dimana berdasarkan fenomena pada akhir-akhir ini perusahaan ini sering mengalami permasalahan dalam pengelolaanya dan sering mengalami defisit. Permasalahan pengelolaan perusahaan milik daerah ini pada dasarnya terletak pada kinerja manajerial yang kurang baik dan hubunganya terhadap perencanaan kerja yang kurang baik yang dimulai dari penyusunan anggaran operasional.

Anggaran memiliki fungsi sebagai alat penilaian kinerja (Mardiasmo, 2002:65). Kinerja dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan


(20)

anggaran. Dalam perusahaan bisnis, pelaksana anggaran menerima kompensasi berupa bonus apabila mampu memenuhi atau melebihi target anggaran dan hukuman (punishment) bila tidak mampu memenuhi keinginan manajer untuk mendapatkan bonus mendukung terjadinya senjangan anggaran karena manajer ingin kinerjanya dinilai dengan baik. Untuk mencapai tujuan tersebut manajer akan berusaha mencapai target anggaran. Untuk mempermudah pencapaian target anggaran, manajer berusaha memperkecil target dalam anggaran (Utomo, 2006:23).

Merchant (1981:8), Chow et al (1998:12) serta Nouri dan Parker (1998:54) dalam Mulyasari (2005:20) menyatakan bahwa apabila pelaksana anggaran ikut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran maka menghasilkan pengungkapan informasi privat yang mereka miliki. Pemegang kuasa anggaran menerima informasi yang belum diketahui sebelumnya dan meningkatkan akurasi pemahaman terhadap pelaksana anggaran sehingga semakin mengurangi informasi asimetris dalam hubungan pemegang kuasa anggaran dan pelaksana anggaran, dalam hal ini kepala bagian dengan kepala sub bagian.

Dalam penganggaran yang dilakukan dengan sistem dari atas ke bawah ( top-down) , dimana rencana dan jumlah anggaran telah ditetapkan oleh pemegang kuasa anggaran sehingga pelaksana anggaran hanya melakukan apa yang telah disusun. Penerapan sistem ini mengakibatkan kinerja pelaksana anggaran menjadi tidak efektif karena target yang diberikan terlalu menuntut namun sumber daya yang diberikan tidak mencukupi (overload). Dalam proyeksi, pemegang kuasa anggaran kurang mengetahui potensi dan hambatan yang dimiliki oleh pelaksana anggaran sehingga


(21)

memberikan target yang sangat menuntut dibandingkan dengan kemampuan pelaksana anggaran.

Penyusunan anggaran yang baik seyogianya menggunakan prinsip dari bawah ke atas (bottom up) yang melibatkan berbagai level jabatan di setiap departemen dalam suatu perusahaan. Hal ini akan lebih baik karena dapat mengharapkan berbagai masukan dari kalangan bawahan untuk menentukan target kinerja yang hendak ingin dicapai dalam suatu periode atau jangka waktu tertentu. Penyusunan anggaran semacam ini merupakan pendekatan anggaran partisipasi atau self imposed budget. Melibatkan para manajer untuk turut serta berpartisipasi dalam penyusunan anggaran perusahaan, diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasional baik secara individual maupun kinerja manajerial didalamnya, karena dengan pertisipasi tersebut akan meningkatkan semangat kerja dan tanggungjawab moral dari semua komponen yang ada dalam perusahaan untuk mensukseskan rencana kerja yang dimaksud. Oleh karena anggaran tersebut merupakan suatu konsep secara komprehensif yang melibatkan semua komponen yang ada dalam perusahaan, maka dalam penyusunan anggaran bila pelaksana anggaran diberi kesempatan untuk memberikan masukan berupa informasi yang dimilikinya kepada pemegang kuasa anggaran sehingga pemegang kuasa anggaran akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pengetahuan yang relevan dengan tugas (Yusfaningrum, 2005:25).

Anggaran yang disusun berdasarkan pendekatan partisipatif tersebut salah satu alat bagi top management untuk menilai kinerja seluruh bawahan terlebih khusus para manajer diberbagai level di setiap departemen yang ada dalam perusahaan, dan


(22)

sekaligus juga sangat penting dalam meningkatkan motivasi kerja dari setiap elemen perusahaan. Singkatnya, anggaran tersebut berfungsi sebagai alat pendorong yang dapat membangkitkan motivasi para manajer dalam mencapai tujuan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinya dan tujuan perusahaan secara keseluruhan. (Halim dan Supomo,2005:42)

Peneliti melihat bila partisipasi anggaran meningkat maka komunikasi dan Job Relevant Information (JRI) juga akan turut meningkat sehingga peningkatan JRI akan menyebabkan meningkatnya komunikasi dan hal ini akan meningkatkan kinerja manajer dalam pelaksanaan anggaran.

Hal yang sangat penting hubunganya terhadap uraian diatas adalah pemahaman manajemen puncak berkenaan dengan situasi yang dihadapi yaitu kemampuan untuk menganalisis dan menentukan secara cermat tentang ketepatan anggaran yang telah disampaikan oleh para manajer dari semua level dalam perusahaan, sebab apabila rencana dan target kerja tersebut terlalu tinggi maka akan menimbulkan tekanan mental bagi para manajer dan seluruh karyawan yang berada dibawahnya untuk mencapai anggaran dimaksud. Sudah tentu hal ini akan berakibat buruk pada hasil kinerja manajer tersebut beserta seluruh bawahanya. Juga, jika anggaran yang telah dibuat atau disampaikan oleh para manajer terlalu rendah, maka keadaan ini tidak efektif bagi kemajuan perusahaan, sebab anggaran tersebut tidak menantang dan terlalu mudah untuk dicapai. Keadaan seperti ini dapat memperlambat pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dalam mencapai tujuanya karena masih banyaknya sumber daya perusahaan yang belum diberdayakan secara optimal. Agar


(23)

hal diatas tidak terjadi manajemen puncak seharusnya memililki kemampuan analisis yang memadai dalam mengevaluasi dan menetapkan anggaran kerja para manajer di setiap departemen dalam perusahaan, agar sesuai dengan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki oleh manajer tersebut, serta diselaraskan dengan kebutuhan perusahaan dan dinamisasi perkembangan dunia usaha secara keseluruhan.

Selain hal yang positip yang diuraikan diatas, perlu juga dipahami secara seksama bahwa penggunaan anggaran partisipatif tersebut tidak begitu efektif diterapkan dalam suatu perusahaan apabila para manajer dan penyelia serta karyawan tidak memperoleh informasi kegiatan yang relevan dengan apa yang dianggarkan atau tidak adanya komunikasi yang baik antara atasan dengan pelaksana anggaran yang secara otomatis akan mengurangi komitmen karyawan dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan, dan hal ini akan berakibat rendahnya kinerja para manajer.

Peneliti ingin melihat lebih jauh tentang kesimpulan beberapa peneliti terdahulu yang masih banyak menimbulkan pertentangan hubunganya dengan pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Misalnya Ompusunggu dan Bawono (2006) dengan pengujian hipotesis melalui analisis regresi linier berganda menyatakan bahwa partisipasi pelaksana dalam penyusunan anggaran tidak akan mengurangi informasi asimetris, sedangkan hasil penelitian Yusfaningrum (2005) menemukan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positip dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Penelitian yang dilakukan oleh J.Sumarno (2005) menyatakan bahwa terdapat pengaruh dan hubungan negatip yang kuat antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Menurut penelitian yang dilakukan oleh


(24)

Supriyono dan Syakhroza (2003: 961) menyimpulkan bahwa partisipasi anggaran mempunyai hubungan positip dan signifikan dengan kinerja manajerial

Penelitian ini merupakan penelitian relasional yang akan menguji pengaruh

Job-Relevant-Information (JRI) terhadap komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dalam proses penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada Perusahaan Milik Daerah (BUMD).

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial ?

2. Apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan JRI sebagai variabel moderating pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara ?

3. Apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan komunikasi organisasi sebagai variabel moderating pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara ?

4. Apakah Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan Job Relevant Information dan komunikasi sebagai variabel moderating pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara ?


(25)

1.3.Tujuan Penelitian

Sebagaimana telah dinyatakan dalam rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial

2. Untuk mengetahui apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan JRI sebagai variabel moderating pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara ?

3. Untuk mengetahui apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan komunikasi sebagai variabel moderating pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara.

4. Untuk mengetahui apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terjadap kinerja manajerial dengan JRI dan komunikasi sebagai variabel moderating pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih baik ke berbagai kalangan, antara lain :

1. Peneliti. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai media untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan anggaran, sekaligus berguna dalam pemahaman penelitian.


(26)

2. Praktisi. Sebagai bahan masukan bagi manajemen PDAM yang ada di Propinsi Sumatera Utara untuk menyempurnakan berbagai keputusan berkaitan dengan anggaran perusahaan ke arah yang lebih baik, demi kemajuan badan usaha milik daerah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Akademis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bergunan bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang dijadikan sebagai bahan masukan dan referensi untuk penelitian lebih lanjut oleh para calon peneliti berikutnya.

1.5. Originalitas

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Renny Maisyarah (2008) pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara dengan mengunakan komitmen dan komunikasi sebagai variabel moderating, dan melanjutkan penelitian yang dilakukan oleh Yusfaningrum dan Ghozali (2005) yang direplikasi dari penelitian Vincent K.Chong dan Kar Ming Chong (2002) . Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusfaningrum dan Ghozali (2005) terletak pada perubahan kerangka pemikiran teoritis. Penelitian Yusfaningrum dan Ghozali (2005) menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial melalui komitmen tujuan anggaran dan JRI sebagai variabel intervening. Sedangkan dalam penelitian ini akan menguji pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan JRI dan komunikasi sebagai variabel moderating dan menguji langsung hubungan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial, dimana Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM ) di Propinsi Sumatera Utara sebagai objek penelitian.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Anggaran

Anggaran (budget) adalah rencana rinci tentang perolehan dan pengunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainya yang dinyatakan dalam satuan mata uang (monetary unit) untuk suatu periode tertentu. Anggaran merupakan alat manajemen yang sangat penting sebagai suatu bentuk standar kinerja yang ditargetkan oleh perusahaan yang mencakup rencana-rencana manajemen di dalam suatu organisasi, mengalokasikan sumber daya dan mengkoordinasi aktivitas. Secara umum anggaran dimaksud mengambarkan tentang rencana manajemen secara komprehensif untuk masa yang akan datang dan bagaimana rencana tersebut dapat dicapai dengan baik (Garrison dan Norren,2000:402). Anggaran dalam arti lain adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang di ukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran lain, yang mencakup jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun(Mulyadi,2001:488). Budget adalah konsep yang membantu manajemen, konsep budget terdapat dalam fungsi manajemen, membantu dan mempermudah manajemen dalam mencapai tujuanya, dan memiliki sifat-sifat dan persyaratan yang harus dimiliki agar konsep ini dapat berfungsi sebagai alat manajemen (tools of management) yang memudahkan menajemen dalam mencapai tujuanya(Harahap,2001:15)


(28)

Dalam penyusunan suatu anggaran, perusahaan hendaknya memperhatikan beberapa hal penting, yaitu :

1. Tujuan ataupun target yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam periode anggaran dimaksud

2. Dapat melibatkan seluruh bagian yang ada dalam perusahaan melalui partisipasi dari setiap pegawai yang ada dalam perusahaan.

3. Anggaran yang disusun sebaiknya realistis, yang berarti target yang hendak dicapai tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, dengan kata lain disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan yang dapat mengakomodir seluruh aspek dan kemampuan komponen perusahaan.

4. Anggaran yang disusun mengandung unsur fleksibilitas dimana tidak rentan terhadap suatu perubahan maupun penyesuaian jika dibutuhkan perusahaan untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah.

5. Anggaran yang disusun bersifat sistematis, yang berarti seluruh rencana dan target perusahaan dalam periode tersebut disusun secara berurutan seiring dengan berjalannya waktu dan didasarkan atas logika yang wajar.

Selain berbagai macam hal diatas yang perlu diperhatikan dalam menyusun

suatu anggaran, perusahaan hendaknya memiliki keyakinan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan untuk mengendalikan berbagai faktor-faktor yang relevan (relevant variables) yang akan mempengaruhi perusahaan dalam mencapai tujuan, melaksanakan sistem manajemen ilmiah, memberikan motivasi kepada anggota-anggotanya, mendorong adanya partisipasi dari seluruh komponen perusahaan, dan


(29)

memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif (Adisaputro dan Asri,2003:7)dalam Harefa (2007). Semua hal-hal penting yang telah diuraikan ini seyogianya tidak bertolak belakang dengan fungsi anggaran.

Fungsi anggaran menurut Mulyadi (2001:502), yaitu :

1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja

2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan perusahaan dimasa yang akan datang.

3. Anggaran berfungsi sebagai alat penghubung berbagai unit organisasi dalam perusahaan yang menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas.

4. Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesunguhnya.

5. Anggran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan.

6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi.

Fungsi anggaran selain sebagai alat perencanaan, manajemen modern menggunakan anggaran sebagai alat pemotivasi personil dalam melakukan perbaikan (improvement) berkelanjutan terhadap proses yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi customer (Mulyadi dan Setiawan,2001:590). Motivasi tersebut akan semakin meningkat, jika para manajer berperan secara aktip dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran perusahaan.

Sebagaimana diketahui bahwa anggaran tersebut merupakan suatu konsep secara komprehensif yang melibatkan semua komponen yang ada dalam perusahaan, semua jenjang kepangkatan baik dari atasan sampai bawahan, maka implementasinya memerlukan JRI yang baik dikalangan semua pihak, sebab jika dalam suatu


(30)

perusahaan informasi pekerjaan tidak baik, maka anggaran tersebut tidak akan berjalan secara efektif (Harahap,2001:115).

2.1.2 Partisipasi Manajer dalam Proses Penyusunan Anggaran

Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa depan bagi pembuat dan penerima keputusan tersebut. Partisipasi dalam penyusunan anggaran berarti keikutsertaan para manajer operasional (operating managers) dalam memutuskan bersama dengan komite anggaran.

Mengenai rangkaian kegiatan dimasa yang akan datang tentang yang akan ditempuh oleh para menajer operasional tersebut dalam pencapaian sasaran anggaran, sebab para manajer tersebut ditugasi untuk mengupayakan agar tugas-tugas khusus dilaksanakan secara berhasil dan bertanggungjawab terhadap tindakan-tindakan pihak bawahan mereka. Sukses atau kegagalan para bawahan merupakan suatu refleksi langsung tentang keberhasilan atau kegagalan manajer yang bersangkutan dalam melakukan tugas dan tanggungjawab yang di embannya (Winardi, 2004:5). Inilah salah satu faktor penting melibatkan para manajer dalam penyusunan anggaran perusahaan. Disamping itu tingkat partisipasi para manajer tersebut dalam penyusunan anggaran akan mendorong moral kerja yang tinggi dan inisiatif serta kegairahan para manajer itu sendiri.

Moral kerja yang tinggi merupakan kepuasan seseorang terhadap pekerjaanya dan dengan rekan kerjanya. Moral kerja ditentukan oleh seberapa besar seseorang


(31)

mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari organisasi tersebut dan sejauhmana ia dilibatkan dalam proses penyusunan rencana serta pengambilan keputusan bagi perusahaan. Partisipasi ini dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan, yang seluruhnya dapat disebutkan sebagai partisipasi dalam memecahkan masalah. Kemampuan mewujudkan dan membina partisipasi dalam memecahkan masalah itu, akan bermuara pada perkembangan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas secara operasional (Nawawi dan Martini,2004:171).

Pada umumnya semakin besar keterlibatan para manajer maupun bawahan dalam merumuskan sesuatu hal yang dapat menghasilkan keputusan dalam perusahaan, maka sangat tinggi rasa tanggung jawab mereka untuk menyukseskan kesepakatan atau keputusan tersebut terlaksana dengan baik. Partisipasi ini juga sangat mudah diterima oleh semua khalayak karena mengandung azas musyawarah dan mufakat, sehingga terdapat kegairahan untuk terus berjalan dalam melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama baik tanpa pemimpinnya ada atau tidak disamping mereka (Effendy, 1998:185). Melibatkan para manajer dan karyawan dalam sistem perencanaan berarti menghargai kebutuhan untuk sebuah lingkungan kerja yang nyaman dan ramah, yang mendukung terlaksananya komunikasi yang baik, karena imbalan terpenting bagi karyawan akan datang dari kepuasan mereka bahwa anggaran mereka akan dihargai dan diterapkan dalam perusahaannya (Corrado,2004:68). Begitu pula halnya dalam proses penyusunan anggaran, apabila para manajer dan bawahan dapat ikut berpartisipasi untuk merumuskannya, maka kemungkinan besar hasil yang akan diperoleh dari realisasi anggaran dimaksud jauh


(32)

lebih baik oleh karena telah adanya tanggung jawab moril dari para manajer dan bawahan yang terlibat didalamnya. Bagaimanapun anggaran hanya efektif jika mendapat dukungan dari semua pihak baik atasan maupun bawahan. Konsep anggaran ini melibatkan semua orang terlebih-lebih bawahan. Oleh sebab itu tanpa dukungan dari bawahan maka anggaran ini tidak akan berjalan dengan baik. Untuk mengusahakan supaya anggaran ini mendapat dukungan dari bawahan maka bisa ditempuh melalui cara penyusunan secara demokratis atau bottom up

(Harahap,2001:118). Apabila ditinjau dari siapa yang membuat anggaran tersebut, maka penyusunan anggaran dimaksud dapat dilakukan dengan cara : otoriter ( top-down), demokrasi (buttom-up) dan campuran. Penggunaan cara demokrasi inilah yang dimaksud dengan penyusunan anggaran partisipatif, karena disusun berdasarkan hasil keputusan bawahan.

Selain berbagai alasan-alasan penting di atas tentang partisipasi para manajer dan bawahan dalam pengambilan keputusan-keputusan penting bagi perusahaan khususnya dalam penyusunan anggaran, bagi top manajemen akan lebih mudah untuk mensosialisasikan berbagai kebijakan yang telah diputuskan sampai ke level paling bawah oleh karena para manajer dan penyelia dapat membangun informasi kerja yang relevan dalam bentuk komunikasi yang baik kepada bawahan mereka, dan juga dengan para manajer lain dalam perusahaan. Hal yang tak kalah penting lagi bahwa para manajer tersebut dapat melakukan atau mengunakan persuasi dan kompromis untuk mempromosikan tujuan-tujuan organisasi (Winardi,2004:8), inilah hal utama yang membedakan anggaran partisipatif dengan non-partisipatif, yakni terletak pada


(33)

keterlibatan para manajer dan bawahan dari hampir semua level dalam penyusunan dan merumuskan anggaran perusahan.

Kenis (1979:309) mendefinisikan partisipasi sebagai luasnya manajer terlibat dalam penyiapan anggaran dan besarnya pengaruh manajer terhadap budget goals unit organisasi yang menjadi tanggungjawabnya. Definisi yang lebih rinci mengenai partisipasi diberikan oleh Brownell (1982:124,153) yaitu ; suatu proses yang individu-individu didalamnya terlibat dan mempunyai pengaruh atas penyusunan target anggaran, yang kinerja akan dievaluasi, dan mungkin dihargai atas dasar pencapaian target anggaran mereka. Tingkat keterlibatan dan pengaruh bawahan dalam proses penyusunan anggaran merupakan faktor utama yang membedakan anggaran partisipatif dan non-partisipatif. Partisipasi ini memungkinkan manajer (sebagai bawahan) untuk melakukan negosiasi dengan atasan mengenai target anggaran yang menurut mereka dapat dicapai (Brownell & Marconi,1986:241).

Penerapan partisipasi dalam penyusunan anggaran memberikan banyak manfaat antara lain (Siegel & Marconi,1989:139) :

1.Partisipasi (orang terlibat dalam proses penyusunan anggaran) menjadi ego-involved tidak hanya task-ego-involved dalam kerja mereka.

2.Partisipasi akan menaikkan rasa bersama dalam kelompok, yang akibatnya akan menaikkan kerja sama anggota kelompok dalam penerapan sasaran.

3.Partisipasi dapat mengurangi rasa tertekan akibat adanya anggaran.

4.Partisipasi dapat mengurangi rasa ketidaksamaan di dalam alokasi sumber daya di antara bagian-bagian organisasi.

Meskipun partisipasi mempunyai banyak manfaat, bukan berarti partisipasi tidak memiliki keterbatasan dan masalah yang berkaitan dengan partisipasi. Becker & Green menemukan bahwa jika partisipasi tidak diterapkan secara benar, partisipasi


(34)

dapat merusak motivasi dan menurunkan kemampuan untuk mencapai sasaran organisasi (Siegel & Marconi,1989:138).

Karena lebih banyak manfaat dibanding kelemahan partisipasi tersebut, dalam hubungannya dengan pengendalian profesional, juga diterapkan konsep tersebut. Namun adanya interaksi para profesional dalam proses penyusunan anggaran bisa menimbulkan konflik sebagimana yang dikemukakan Comerford & Abernethy(1999:93,110). Hal ini disebabkan para profesional cenderung mempunyai komitmen rendah pada nilai manajerial sehingga melibatkan mereka secara langsung dengan pengendalian keuangan seperti dalam pengganggaran akan menimbulkan konflik peran. Konflik peran tersebut timbul sebagai akibat timbulnya pertentangan dalam proses pengganggaran. Karena individu tersebut rendah orientasi manajerialnya, ia bisa menyusun anggaran semata-mata untuk memenuhi kepentingan profesinnya dan bukan kepentingan organisasi

2.1.3.Partisipasi Anggaran dan Job Relevant Information

Partisipasi memberikan dampak positip terhadap perilaku karyawan, meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi dan meningkatkan kerjasama diantara para manajer. Betapa pun demikian, bentuk keterlibatan bawahan/pelaksana anggaran disini dapat bervariasi, tidak sama satu organisasi dengan yang lain. Tidak ada pandangan yang seragam mengenai siapa saja yang harus turut berpartisipasi, seberapa dalam mereka terlibat dalam pengambilan keputusan dan beberapa masalah menyangkut partisipasi (Siegel dan Marconi,1989:248). Organisasi harus


(35)

memutuskan sendiri batasan-batasan mengenai partisipasi yang akan mereka terapkan.

Menurut Brownell (1982:120) dalam Sumarno (2005:27), partisipasi anggaran adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh individu dalam penyusunan anggaran sementara Chong (2002:76) menyatakan sebagai proses dimana bawahan/pelaksana anggaran diberikan kesempatan untuk terlibat dalam dan mempunyai pengaruh dalam proses penyusunan anggaran. Kesempatan yang diberikan diyakini meningkatkan pengendalian dan rasa keterlibatan dikalangan bawahan/pelaksana anggaran.

Kren (1992:51) dalam penelitianya tentang JRI memahami JRI sebagai informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas. Baiman (1982:42) dalam Yusfaningrum (2005:31) menambahkan bawah JRI membantu bawahan/pelaksana anggaran dalam meningkatkan pilihan tindakannya melalui informasi usaha yang berhasil dengan baik. Kondisi ini memberikan pemahaman yang lebih baik pada bawahan mengenai alternatif keputusan dan tindakan yang perlu dilakukan dalam mencapai tujuan.

JRI dapat meningkatkan kinerja karena memberikan prediksi yang lebih akurat mengenai kondisi lingkungan yang memungkinkan dilakukannya pemilihan serangkaian tindakan yang lebih efektif (Campbell dan Gingrich, 1986 dalam Kren,1992:40). Dalam penelitian Campbell dan Gingrich, beberapa pemrogram berpartisipasi secara aktif dalam mendiskusikan rencana kegiatan dengan para atasan/pemegang kuasa anggaran mereka dan benar-benar berusahan untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Tujuan dengan tingkat kesulitan yang sama


(36)

juga dibebankan kepada pemrogram lainnya. Hasilnya, pemrogram yang dilibatkan menunjukkan pencapaian secara signifikan dibanding pemrogram yang tidak dilibatkan secara keseluruhan namun tidak dalam program-program sederhana.

Disimpulkan bahwa partisipasi dalam penyusunan tujuan mengarahkan pada pendiskusian tugas dengan orang yang lebih ahli (dalam hal ini salah satunya atasan/pemegang kuasa anggaran). Namun, ketika tugasnya sederhana, pendekatan yang lebih efektif menjadi sangat jelas sehingga diskusi dengan atasan menjadi tidak terlalu penting karena bawahan/pelaksana anggaran dapat memutuskannya sendiri.

2.1.4. Komunikasi dalam Penyusunan Anggaran

Manusia sebagai mahluk sosial memerlukan bantuan dari orang lain disekitarnya. Dalam konteks manusia sebagai mahluk sosial, maka komunikasi tidak saja sebagai alat untuk melakukan kontak hubungan dengan antar individu, namun komunikasi juga merupakan alat bagi manusia untuk bertahan hidup (Soemanagara,2006:45). Untuk itulah manusia memerlukan dan melakukan komunikasi dengan baik. Manusia sebagai makhluk berbudi pekerti luhur yang harus dapat berpartisipasi dengan lingkungan sekitarnya, akan selalu berinteraksi untuk berbicara, menyampaikan keinginan, dan lain sebagainya melalui atau dengan cara berkomunikasi. Semua kebutuhan dan keinginan dimaksud hanya dapat disampaikan dan dipenuhi dengan jalan berkomunikasi dengan baik antara yang satu dengan yang lainya, terlebih dalam suatu sistem organisasi perkantoran atau perusahaan, dimana komunikasi yang baik dan lancar tersebut sangat dibutuhkan untuk menjalankan


(37)

kegiatan operasional dan demi kelangsungan hidup perusahaan, sebab bila manusia tidak mampu berkomunikasi dengan baik mereka tidak akan bisa bekerjasama (Effendy,1987:7). Komunikasi yang baik berarti bisnis yang baik. Komunikasi merupakan perekat yang menyatukan manusia bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama (Corrado,2004:11). Peran penting komunikasi dalam memulihkan keseimbangan antara kebutuhan perusahaan dan kebutuhan karyawan, menjadi jelas bagi lebih banyak orang, karena komunikasi amat penting bagi peremajaan kembali organisasi. Komunikasi yang baik meningkatkan keharmonisan kerja dalam lingkungan kerja. Sebaliknya apabila tidak ada komunikasi yang baik, maka koordinasi akan terganggu. Akibatnya adalah disharmonisasi yang akan menggangu proses pencapaian target dan tujuan perusahaan (Suranto,2005:57).

Pimpinan tidak hanya memiliki kemampuan membuat komitmen atau keputusan, tetapi harus diterjemahkan menjadi gagasan, prakarsa, inisiatif, kreativitas, pendapat, saran, perintah, dan lainya yang sejenis dengan hal tersebut melalui komunikasi yang baik. Oleh karena kemampuan mengambil keputusan akan kehilangan artinya tanpa kemampuan mengkomunikasinya (Namawi dan Martini,2004:167). Dengan komunikasi yang baik maka seluruh komponen dalam perusahaan dapat secara sistematis bekerja dalam satu arah yang sama yaitu untuk meningkatkan produktivitas perusahaan (Suranto,2005:57). Jika terjadinya

miscommunication dalam suatu perusahaan, khusunya dalam penyusunan anggaran, maka akan menimbulkan dampak negatip yang berakibat buruk bagi kelangsungan hidup perusahaan.


(38)

Kemahiran berkomunikasi bagi seorang manajer dapat memperkecil, bahkan menghilangkan konflik antara kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi (Effendy,1998:134,141). Untuk itulah komunikasi yang baik dan lancar tersebut selalu ditumbuhkan dalam perusahaan, yang salah satunya dengan cara melibatkan (Partisipasi) para manajer dan karyawan dalam merumuskan dan memutuskan suatu keputusan atau hal-hal penting dalam perusahaan, terlebih khusus tentang penyusunan anggaran dimaksud.

Untuk mencapai sasaran yang diharapkan dari anggaran dimaksud, maka manajemen hendaknya menggerakkan para karyawan agar mempunyai otoaktivitas dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan penuh gairah. Berkurangnya atau tidak adanya gairah para karyawan dalam melaksanakan tugas mereka, akan merupakan masalah bagi manajemen. Untuk sampai kepada suasana bekerja seperti itu, diperlukan kegiatan komunikasi, persuasi dan motivasi melalui partisipasi, yang sangat erat hubungannya dengan kejiwaan para pekerja dalam mencapai tujuan yang telah digariskan dan direncanakan sebelumnya. Kemampuan berkomunikasi yang baik akan besar artinya bagi para manajer dalam mengemban tugasnya mengelola dan mencapai tujuan perusahaan, khususnya dalam upaya melakukan perubahan sikap (attitude change), perubahan pendapat (opinion change), perubahan tingkahlaku (behavior change) para karyawan, sehingga sesuai , serasi, selaras senada dan seirama dengan perilaku organisasi (organizational bahavior) (Effendy,1989:29,149). Dengan demikian tujuan dan sasaran organisasi atau perusahaan yang telah dituangkan kedalam anggaran, akan dapat dicapai dengan efektif dan efisien.


(39)

2.1.5. Kinerja Manajerial

Kinerja manajerial adalah kemampuan atau prestasi kerja yang telah dicapai oleh para personil yang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, untuk melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung jawab mereka dalam menjalankan operasional perusahaan. Kinerja manajerial yang dimaksud dalam penelitian ini yakni kinerja individu dalam kegiatan manajerial yang mencakup perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, staffing, negosiasi, dan representasi. Variabel kinerja manajerial diukur mengunakan instrumen self rating yang dikembangkan oleh Mahoney (1963) dalam Alfar (2006:53), dimana setiap responden diminta untuk mengukur kinerja sendiri ke dalam delapan dimensi, yaitu perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan, serta satu dimensi pengukuran kinerja seorang manajer secara keseluruhan.

Perencanaan adalah penentuan kebijakan dan sekumpulan kegiatan untuk selanjutnya dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi waktu sekarang dan yang akan datang. Perencanaan bertujuan untuk memberikan pedoman dan tata cara pelaksanaan tujuan, kebijakan, prosedur, penggangaran dan program kerja sehingga terlaksana sesuai sasaran yang telah ditetapkan. Investigasi merupakan kegiatan untuk melakukan pemeriksaan melalui pengumpulan dan penyampaian informasi sebagai bahan pencatatan, pembuatan, pembuatan laporan, sehingga mempermudah dilaksanakannya pengukuran hasil dan analisis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan. Pengkoordinasian merupakan proses jalinan kerjasama dengan bagian-bagian lain dalam organisasi melalui tukar-menukar informasi yang dikaitkan dengan


(40)

penyesuaian program-program kerja. Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan oleh manajer terhadap rencana yang telah dibuat, dan ditujukan untuk menilai pegawai dan catatan hasil kerja sehingga dari hasil penilaian tersebut dapat diambil keputusan yang diperlukan.

Pengawasan merupakan penilaian untuk mendapatkan keyakinan bahwa perencanaan, pengkoordinasian, penyusunan personalia dan pengarahan telah berjalan secara efektif. Pemilihan staf (staffing) yang sering disebut sebagai penyusunan personalia merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan perekrutan, penarikan, penempatan, pemberian latihan kepada pegawai, mempromosikan pegawai, dan melakukan mutasi terhadap pegawai, yang sudah tentu memperhatikan keterampilan pegawai dan kebutuhan perusahaan. Proses penyusunan personalia dapat dipandang sebagai suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan terus-menereus untuk menjaga pemenuhan kebutuhan personalia perusahaan agar setiap bagian ditempatkan oleh personil yang tepat dan pada saat yang tepat. Negosiasi dalam hal ini berkaitan dengan pengambilan keputusan, baik dalam satu bagian maupun secara keseluruhan dalam perusahaan dengan menyelaraskan antara kebutuhan perusahaan dengan kebutuhan karyawan terlebih khusus dalam proses penyusunan dan pencapaian target anggaran. Sedangkan perwakilan dalam hal ini dimaksudkan dengan kegiatan manajer dalam hal menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, perkumpulan bisnis, acara kemasyarakatan, dan pendekatan-pendekatan ke masyarakat untuk mempromosikan tujuan umum perusahaan.


(41)

Tujuan utama penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya agar mencapai hasil yang diinginkan. Penilaian kinerja juga memberikan pendalaman yang penting pada manajemen mengenai segi efisiensi operasional, dan mengungkapkan masalah perilaku yang penting karena inefisiensi perorangan (Welsch, dkk, 2000:475). Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan sekaligus mendorong untuk menegakkan perilaku yang semestinya melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya.


(42)

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan penelitian ini mengenai pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Nama peneliti Judul Penelitian Variabel yang digunakan Hasil Penelitian

Renny Maisyarah (2008 )

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komitmen dan Komunikasi sebagai Varibel Moderating Pada PDAM Propinsi Sumatera Utara

Variable Independen: ( X ) Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Variabel Dependen: ( Y ) Kinerja Manajerial Variable Moderating : Komunikasi dan Komitmen Partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran memiliki pengaruh positip terhadap kinerja manajerial. Elizar Sinambela ( 2003 )

Pengaruh Partisipasi dalam Penyusunan anggaran Terhadap Kinerja Manajerial pada Perguruan Tinggi Swasta di Kota Medan

Variabel Independen : (X) Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran. Variabel Dependen : ( Y ) Kinerja Manajerial Hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial mempunyai hubungan yang kuat. Raflia Alfar ( 2006 ) Pengaruh Partisipasi Manajer Dalam

Pengganggaran Terhadap Kinerja Manjerial Dengan Budgetary Slack Sebagai Variabel Moderating pada Kantor Direksi PTPN Wilayah SUMUT

Variabel Independen: (X1) Partisipasi, ( X2 ) Budgetary Slack. Variabel Dependen ( Y ) Kinerja Manajerial Partisipasi Manajer dalam pengganggaran berpengaruh positip terhadap kinerja manajerial Kornelius Harefa (2007 )

Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dan Komuniasi Sebagai Variabel Moderator pada BNI Tbk di Kota Medan

Variabel Independen : (X) Partisipasi Anggaran Variabel Dependen : ( Y ) Kinerja Manajerial Variabel Moderating: Komunikasi Partisipasi pengganggaran berpengaruh positip terhadap kinerja manajerial dan komunikasi. Yusfaningrum (2005 )

Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Komitmen Tujuan Anggaran dan Job Relevant Information ( JRI ) Sebagai Variabel Intervening Terhadap Perusahaan Manufaktur di Indonesia

Variabel Independen :(X) Partisipasi Anggaran Variabel Dependen : ( Y ) Kinerja Manajerial Variabel Intervening : Komitmen dan JRI

Partisipasi anggaran berpengaruh positip dan signifikan terhadap kinerja manajerial

J.Sumarno ( 2005 )

Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial

Variabel Independen: Komitment Organisasi dan Gaya Kepemimpinan ( X ) Variabel Dependen : ( Y ) Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial

Terdapat pengaruh dan hubungan negatip yang kuat antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial dan hubungan negatip antara gaya kepemimpinan terhadap partisipasi anggaran dan kinerja manjerial.


(43)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Anggaran merupakan suatu rencana yang dibuat secara sistematis dan terperinci serta dinyatakan dalam satuan nilai mata uang (monetary unit) yang disusun dengan baik untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh, maka dalam penyusunan dan pelaksanaanya memerlukan partisipasi dan informasi yang relevan tentang apa yang direncanakan dan apa yang akan dikerjakan dari semua komponen yang ada serta perlu dikomunikasikan oleh semua pihak yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan untuk mewujudkan tujuan dalam perusahaan mulai dari atasan maupun sampai bawahan. Partisipasi dimaksud sangat diharapkan

Partisipasi Dalam Penyusunan

Anggaran

Job relevant information

Komunikasi Dalam Perusahaan dari level

bawah ke atas dan sebaliknya

Kinerja Manajerial


(44)

dari para manajer pertanggungjawaban yang ada dalam perusahaan, sebab semakin besar keterlibatan mereka dalam merumuskan sesuatu hal yang dapat menghasilkan keputusan dalam perusahaan, maka akan semakin tinggi rasa tanggung jawab mereka untuk menyukseskan keputusan tersebut dan akan terlaksana dengan baik. Hal yang tak kalah penting juga diperhatikan dalam proses pengambilan dan pelaksanaan suatu keputusan maupun rencana kerja dalam perusahaan, yakni terdapatnya jalinan komunikasi yang baik di kalangan semua pihak, sebab jika dalam suatu perusahaan komunikasi tidak baik, maka anggaran tersebut tidak akan berjalan secara efektif dan efisien. Komunikasi yang baik sangat dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan operasional dan demi kelangsungan hidup perusahaan, sebab bila setiap personil yang ada dalam perusahaan tidak mampu berkomunikasi dengan baik antara yang satu dengan yang lainnya, maka mereka tidak akan bisa bekerjasama satu sama lain.

Informasi yang relevan dan komunikasi yang baik berarti perusahaan dapat dijalankan dengan baik, komunikasi yang baik dengan informasi yang relevan merupakan perekat yang menyatukan semua komponen yang ada dalam perusahaan agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Bila komunikasi yang baik dapat tercapai dengan informasi yang relevan dengan keputusan yang akan diambil dalam perusahaan maka akan tumbuh motivasi untuk mencapai kinerja yang baik. Informasi yang relevan dalam penyusunan anggaran adalah seluruh informasi yang bermanfaat dan berkaitan dengan seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan yang diperoleh dari atasan/pemegang kuasa yang diberikan kepada bawahan/pelaksana anggaran demi tercapaianya tujuan perusahaan.


(45)

Anggaran tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya komunikasi yang baik antara pimpinan dan bawahan. Kemampuan berkomunikasi secara efektif bagi seorang pimpinan erat kaitanya dengan kepemimpinan yang berwibawa, maka ia perlu mempunyai kemampuan berkomunikasi secara efektif. Kemahiran berkomunikasi bagi seorang manajer dapat memperkecil, bahkan menghilangkan konflik antara kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik antara bawahan dengan atasan maka seluruh informasi yang relevant dengan rencana yang akan dilaksanakan dan bawahan akan memberikan saran secara terbuka kepada atasan jika dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran melibatkan para bawahan (manajer) sehingga kinerja para manajer akan semakin baik dan sasaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.


(46)

3.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tinjauan teori, dan kerangka pemikiran, maka hipotesis penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja

manajerial

2. Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan Job Relevant Information sebagai variabel moderating

pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara.

3. Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan komunikasi sebagai variabel moderating pada PDAM di Propinsi

Sumatera Utara.

4. Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial Dengan JRI dan komunikasi sebagai variabel moderating pada PDAM di


(47)

BAB IV

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menguji teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Tujuan penelitian ini untuk menguji hipotesis penelitian yang berkaitan dengan current status dari responden yang diteliti. Hasil pengujian hipotesis digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan penelitian, mendukung atau menolak hipotesis yang dikembangkan dari telaah teoritis. Penelitian ini akan mengidentifikasi bagaimana variabel independen dan moderating mempengaruhi variabel dependen.

4.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Propinsi Sumatera utara dan menjadikan PDAM di Sumatera Utara sebagai objek penelitian. Objek penelitian ini dipilih karena PDAM merupakan Badan Usaha Milik Daerah yang dalam penyusunan anggaran perusahaan serta pengambilan kebijakan anggaran melibatkan para Kepala Cabang, Kepala Satuan Operasional (KSO),Manajer Keuangan, Manajer Operasional dan Direktur PDAM dimasing-masing Pemda dan Pemko. Penelitian ini akan membahas permasalahan tentang partisipasi para manajer dalam penyusunan anggaran di PDAM di Propinsi Sumatera Utara hubungannya terhadap kinerja para manajer dengan


(48)

melihat pengaruh Job Relevant Information dan Komunikasi sebagai variabel moderating.

4.3. Populasi dan Sampel

1. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua manajer yang terlibat dalam penyusunan anggaran yang ada dalam struktur organisasi pada perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Propinsi Sumatera Utara, yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara sebanyak 123 orang. Dalam penetapan sampel penelitian ditetapkan 60 sampel yang dipilih dari populasi (Purposive Sampling)

Tabel 4.1. Target Populasi

Keterangan Jumlah

PDAM Tirtanadi (18 Cabang ) 54 orang

KSO/Kerjasama Operasional (8 KSO) 24 orang PDAM Daerah Tingkat II (15 Daerah) 45 orang


(49)

4.4. Variabel Penelitian 4.4.1. Klasifikasi Variabel

Variabel bebas (Independent Variable) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu partisipasi dalam penyusunan anggaran dan moderating variable adalah JRI dan komunikasi, sedangkan variabel terikat (Dependent Variable) yang merupakan perhatian utama yakni kinerja manajerial. Instrumen dan alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel mengunakan skala likert yang diadopsi dari peneliti terdahulu dengan beberapa modifikasi. Instrumen dimaksud adalah :

1. Variabel partisipasi diukur dengan instrumen yang diadopsi dari Milani (1975). Instrumen tersebut berisi enam butir pertanyaan yang mengukur tingkat partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran, yaitu keikutsertaan manajer dalam penyusunan anggaran , revisi anggaran, pendapat ataupun usulan manajer dalam penyusunan anggaran, pengaruh manajer yang tercermin dalam anggaran akhir perusahaan, kontribusi manajer terhadap anggaran, dan frekuensi permintaan pendapat manajer oleh atasan dalam penyusunan anggaran. Responden diminta untuk memilih skala nilai satu sampai dengan tujuh pada setiap butir pertanyaan. Skala pengukuran adalah skala interval dari angka satu sampai tujuh. Berdasarkan jawaban responden dapat diukur apakah para manajer ikut berpartisipasi dan memberikan kontribusi mereka dalam penyusunan anggaran perusahaan. Skor terendah adalah nilai satu yang menunjukkan ketidakikutsertaan manajer untuk berpartisipasi dalam penyusunan anggaran, dan


(50)

skor tertinggi adalah nilai tujuh yang menunjukkan keikutsertaan atau partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran.

2. Untuk variabel JRI diukur dengan instrumen yang diadopsi dari O’Reilly yang dikembangkan oleh Kren (1992). Instrumen yang terdiri dari lima pertanyaan mengukur seberapa banyak para manajer memiliki informasi berkaitan dengan tugas yang dilakukan. Pengukuran variabel JRI dilakukan dengan mengunakan skala 1 (satu) sampai 7 (tujuh), angka 1 menunjukkan JRI yang rendah dan angka 7 (tujuh) menunjukkan JRI yang tinggi. Banyaknya informasi yang disampaikan oleh atasan/penguasa anggaran kepada bawahan/pelaksanaan anggaran hubunganya terhadap partisipasi manajer dan seberapa banyak atasan/penguasa anggaran meminta masukan informasi kepada bawahan/pelaksana anggaran dalam rangka revisi, dan pelaksanaan anggaran.

3. Variabel komunikasi diukur dengan instrumen yang diadopsi dari Corrado (2004). Instrumen tersebut berisi dua belas butir pertanyaan yang mengukur kebijakan komunikasi dalam perusahaan, tingkat kejujuran dan keterbukaan informasi, struktur organisasi yang menunjukkan saluran komunikasi, informasi tentang rencana dan kemajuan perusahaan, alasan mengapa semua urusan diberikan secara langsung kepada supervisor yang kemudian diteruskan kepada karyawan, pertemuan dengan bawahan untuk berdiskusi dan bertukar pikiran, pertemuan manajemen dengan manajer dan supervisor untuk mendiskusikan hal-hal penting dalam perusahaan, apakah kebutuhan dan minat yang paling mendasar dari karyawan diperhatikan dalam menetapkan informasi yang akan disampaikan


(51)

kepada perusahaan, pemberian informasi tentang gaji, pelatihan, dan kesempatan untuk meningkatkan karir, pengkomunikasian rencana kerja kepada para supervisi untuk disampaikan kepada karyawan, sosialisasi dan kunjungan secara tidak resmi pada pejabat tinggi perusahaan untuk berbicara dengan karyawan ditempat kerja, dan penjelasan tentang masalah-masalah ekonomi yang mempengaruhi kondisi perusahaan. Responden diminta untuk memilih skala nilai satu sampai tujuh pada setiap butir pertanyaan seperti petunjuk pada variabel partisipasi. 4. Sedangkan variabel kinerja manajerial diukur dengan instrumen yang diadopsi dari

Mahoney (1963) dalam Alfar (2006). Instrumen tersebut berisi sembilan butir pertanyaan yang mengukur perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, representasi dan penilaian kinerja secara keseluruhan.


(52)

4.4.2. Defenisi Operasional Variabel

Untuk menjelaskan variabel-variabel yang sudah diidentifikasikan, maka definisi operasional variabel adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2. Defenisi Operasional Variabel Jenis

Variabel

Nama Variabel Definisi Instrumen Skala

Pengukuran

Independen Partisipasi dalam penyusunan anggaran

Keikutsertaan para manajer dan penyelia yang berkompeten dalam merumuskan rencana kerja dan target perusahaan dalam periode tertentu.

Kuesioner Interval

Dependen Kinerja Manajerial

Faktor-Faktor yang dapat meningkatkan kinerja individu dalam perusahaan melalui perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi dan representasi

Kuesioner Interval

Moderating Job Relevant Information

Informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas

Kuesioner Interval

Moderating Komunikasi Suatu bentuk informasi yang jujur dan terbuka baik dari pihak atasan maupun bawahan tentang rencana-rencana dan kemajuan perusahaan, pembahasan masalah-masalah yang timbul dalam perusahaan, pertemuan antara atasan dan bawahan untuk bertukar pikir dan mendiskusikan hal-hal penting dalam organisasi, penjelasan tentang berbagai hal, seperti kompensasi yang akan diberikan kepada karyawan sehubungan dengan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab mereka serta penjelasan tentang masalah ekonomi yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.

Kuesioner Interval

Partisipasi para manajer dalam penyusunan anggaran sangat mendukung keberhasilan pencapaian anggaran yang telah digariskan dalam anggaran perusahaan, dan hal ini secara langsung mendukung kinerja manajer yang lebih baik. Akan tetapi keterlibatan manajer dalam penyusunan anggaran tidak memberikan kepastian pencapaian kinerja yang lebih baik apabila dalam pelaksanaan anggaran informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas tidak dikomunikasikan dengan jujur dan terbuka baik dari pihak atasan maupun bawahan tentang rencana dan kemajuan perusahaan.


(53)

4.5. Prosedur Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode pengumpulan data adalah mengunakan metode survei dengan mengunakan pertanyaan tertulis melalui pengisian kuisoner oleh unit sampel. Unit sampel adalah para manajer yang terlibat dalam penyusunan anggaran pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara. Kuisoner penelitian diedarkan langsung oleh peneliti melalui semua divisi yang ada pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara.

4.6. Model dan Teknik Analisis Data 4.6.1. Model Analisis Data

Data dianalisis dengan mengunakan metode Analisis Data Multivariate, yang mana metode ini merupakan metode statistik deskriptif dan inferensial yang digunakan untuk menganalisis data lebih dari dua variabel penelitian. Tujuan penelitian disamping mendeskripsikan distribusi data, juga menguji dependensi dan interdependensi antar variabel yang diteliti (Indriantoro dan Supomo,1999:200). Analisis dependensi (Analysis of dependence) merupakan metode statistik dalam analisis multivariate yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi satu atau lebih variabel dependen berdasarkan beberapa variabel independen. Analisis interdependensi (Analysis of Interdependence) merupakan metode statistik dalam analisis multivariate yang digunakan untuk mengetahui struktur dari sekelompok variabel atau objek.


(54)

4.6.2 Teknik Analisis Data

Data penelitian dianalisis melalui pengunaan alat bantu statistik, dengan cara : 1. Uji kualitas data

Ada dua prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas data, yaitu :

a. Uji reliabilitas, yaitu untuk menunjukkan sejauhmana suatu hasil pengukuran suatu kuesioner jika diulangi beberapa kali (Supramono dan Utami, 2004:72). Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpa> 0,60 (Nunally,1978 dalam Ghozali,2002:133).

b. Uji Validitas, dilakukan untuk menjawab pertanyaan apakah instrumen penelitian yang telah disusun benar-benar akurat sehingga mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (variabel kunci yang diteliti). Uji tersebut dimaksud untuk mengetahui sejauhmana instrumen yang digunakan sudah memadai untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dengan cara meminta pendapat atau penilaian ahli yang berkompeten dengan masalah yang sedang diteliti (Supramono dan Utami,2004:72). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada koesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.


(55)

c. Jika r hitung (untuk r butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation) lebih besar dari r tabel dan nilai positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid (Ghozali,2002:135)

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang mengunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi :

a. Uji normalitas, yaitu bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal (Nugroho,2005:18 ) Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dapat dilihat melalui normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang mengambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnnya (Ghozali, 2002:74)

b. Uji Multikolinieritas, diperlukan untuk mengetahui apakah ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model (Nugroho, 2005:58). Selain itu deteksi terhadap multikolinearitas juga bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap varibel dependen. Deteksi multikolinieritas pada


(56)

suatu model dapat dilihat jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance =1/10=0,1.

c. Uji heteroskesdastisitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain, atau homokesdastisitas. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskesdastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar

scatterplot model tersebut (Nugroho,2005:62).

d. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya. (Ghozali,2002:62). Dalam beberapa penelitian uji autokorelasi jarang dilakukan karena autokorelasi jarang terjadi pada data yang bersifat cross section, jika terjadi maka cara menggunakannya hanya dengan merubuh posisi sampel.


(57)

4.6.3. Model Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Regresi bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Regresi yang memiliki satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen disebut regresi berganda. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi( ) 0,05 atau 5 %. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian dengan cara menguji secara simultan melalui uji sifnifikansi simultan (uji statistik F), yang bermaksud untuk dapat menjelaskan pengaruh variabel independen dan variabel moderating terhadap variabel dependen. Sedangkan untuk menguji masing-masing variabel secara parsial, dilakukan dengan uji signifikansi parameter individual (uji t statistik) yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen maupun variabel moderating berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen, serta variabel mana yang dominan mempengaruhi variabel dependen.

Untuk menguji regresi dengan variabel moderating digunakan uji interaksi menurut Jogiyanto(2006;151), uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier dimana dalam persamaan regressinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) dengan rumus , sebagai berikut :

Y1 = a + b1X1 + e


(58)

Y3 = a + b1X1 + b3X3 + b5 ( X1.X3 ) + e

Y4 = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4( X1.X2 )+b5( X1.X3 )+b6( X2.X3 )+b7( X1.X2.X3 ) + e Dimana :

Y = Kinerja Manajerial a = Konstanta

X1 = Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran X2 = JRI Dalam Penyusunan Anggaran X3 = Komunikasi

b1,b2,b3,b4,b5,b6,b7 = Koefisien Regresi

X1.X2 = Interaksi antara Partisipasi dengan Job-Relevant Information X1.X3 = Interaksi antara Partisipasi dengan Komunikasi

X2.X3 = Interaksi antara JRI dengan Komunikasi


(59)

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskriptif Data 5.1.1. Deskripsi Lokasi

Lokasi penelitian dilakukan di Propinsi Sumatera Utara pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara untuk mengetahui pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan JRI dan komunikasi sebagai variabel moderating dimana PDAM Propinsi Sumatera Utara terdiri dari 18 Kantor Cabang, 8 Kerjasama Operasional, dan 15 PDAM Daerah Tingkat II

5.1.2. Karakteristik Penelitian

Karakteristik individu yang digunakan dalam penelitian ini adalah para manajer yang terlibat dalam penyusunan anggaran yang terdiri dari Kepala Cabang, Direktur, dan para Kepala Bagian Keuangan dan Kepala Bagian Operasional yang berjumlah 123 orang. Jumlah populasi yang dijadikan sebagai sampel untuk mengisi kuesioner penelitian sebanyak 60 orang (Purposive Sampling) yang terdiri dari 4 variabel yaitu partisipasi penyusunan anggaran, Job-Relevant-Information, komunikasi dan kinerja manajerial.


(60)

Tabel 5.1. Populasi

Keterangan Jumlah

PDAM Tirtanadi (18 Cabang ) 54 orang

KSO/Kerjasama Operasional (8 KSO) 24 orang PDAM Daerah Tingkat II (15 Daerah) 45 orang

Total 123 orang

5.1.2.1. Komposisi responden berdasarkan jenis kelamin

Dari hasil penelitian komposisi responden berdasarkan Jenis Kelamin, ditemukan responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 49 orang (81,7 %), dan wanita sebanyak 11 orang (18,3 %)

5.1.2.2. Komposisi responden berdasarkan usia

Dari hasil penelitian komposisi responden berdasarkan usia, ditemukan usia 35-40 tahun sebanyak 6 orang (10%),40-45 tahun sebanyak 22 orang (36,7 %),46-51 tahun sebanyak 20 orang (33,3 %) orang, 52-57 tahun sebanyak 8 orang (13,33 %) dan sisanya diatas 57 tahun sebanyak 4 orang (6,7 %).


(61)

5.1.2.3. Komposisi responden berdasarkan tingkat pendidikan

Dari hasil penelitian komposisi responden berdasarkan berpendidikan ditemukan pendidikan SLTP sebanyak - orang (0 %), SLTA sebanyak - orang (0 %), D3 sebanyak 12 orang (20 %), Sarjana sebanyak 20 orang (33,33 %) orang dan sisanya S2 ke atas sebanyak 28 orang (46,67 %)

5.1.2.4. Deskripsi variabel

Tanggapan responden terhadap kuisioner yang diberikan adalah untuk mengetahui persepsi responden mengenai pengaruh Job-Relevant-Information (JRI) terhadap komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dalam proses penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada Perusahaan Milik Daerah (BUMD ). Agar terlihat lebih sistematis berikut ini disajikan data-data yang telah dikumpulkan ke dalam distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi merupakan penyajian data skor ke dalam bentuk tabel.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1)

Tanggapan Responden 1 2 3 4 5 6 7

Item No F F F F F F F

1 19 4 1 13 17 6 -

2 - 6 9 10 18 12 5

3 - 8 6 15 23 8 -

4 - 9 15 16 13 6 1


(62)

6 - 4 7 19 16 13 1

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi JRI (X2)

Tanggapan Responden 1 2 3 4 5 6 7

Item No F F F F F F F

1 - 2 1 6 31 19 1

2 - - 2 6 19 30 3

3 - - 2 7 39 11 1

4 - - 2 1 17 18 22

5 - - - 2 6 27 25

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Komunikasi dalam Penyusunan Anggaran (X3)

Tanggapan Responden 1 2 3 4 5 6 7

Item No F F F F F F F

1 1 4 5 7 43 - -

2 2 5 8 3 42 - -

3 3 8 18 12 19 - -

4 8 9 8 15 20 - -

5 2 2 4 20 32 - -

6 6 2 9 20 23 - -

7 10 3 19 21 7 - -

8 7 3 21 19 10 - -

9 5 10 15 16 14 - -

10 4 9 17 18 12 - -


(63)

12 2 6 18 13 21 - -

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Kinerja Manajerial (Y)

Tanggapan Responden

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Item No F F F F F F F F F

1 - - - 2 1 18 17 17 5

2 - - - - 10 7 24 15 4

3 - - - 1 7 13 18 17 4

4 - - - 1 3 19 23 12 2

5 - - - - 4 17 22 12 5

6 - - 1 - 4 16 28 9 2

7 - - 1 - 8 13 29 8 1

8 8 11 6 7 2 11 5 7 3

9 - 2 9 18 7 4 9 8 3

Distribusi frekuensi pada tabel 5.2, tabel 5.3, tabel 5.4 dan tabel 5.5 menunjukkan frekuensi tanggapan responden terhadap kuesioner yang diberikan.


(1)

ASTS STS TS AP S SS ASS 1 2 3 4 5 6 7 2. Saya memiliki informasi yang cukup untuk membuat keputusan yang optimal

demi tercapainya tujuan aktivitas saya.

ASTS STS TS AP S SS ASS

1 2 3 4 5 6 7 3. Saya dapat memperoleh informasi strategik yang diperlukan untuk

mengevaluasi keputusan.

ASTS STS TS AP S SS ASS

1 2 3 4 5 6 7 4. Saya selalu mencari informasi yang tepat untuk mendukung keputusan yang

akan saya buat.

ASTS STS TS AP S SS ASS

1 2 3 4 5 6 7 5. Saya baru puas dengan keputusan yang saya buat setelah saya memperoleh

informasi yang akurat mengenai keputusan tersebut.

ASTS STS TS AP S SS ASS

1 2 3 4 5 6 7

Variabel III : Komunikasi Dalam Proses Penyusunan Anggaran

1. Adakah kebijakan komunikasi yang baik dalam perusahaan Anda, yang dapat memberikan komunikasi dua arah ?

Tidak Ada

Sangat Baik

1 2 3 4 5 6 7 2. Kebijakan komunikasi dalam perusahaan Anda mendorong dan menginginkan

manajemen menjungjung tinggi kejujuran dan keterbukaan? Tidak

setuju

Sangat setuju

1 2 3 4 5 6 7 3. Adakah gambar struktur organisasi yang menunjukkan saluran komunikasi

dalam perusahaan Anda ?


(2)

Tidak Setuju

Sangat setuju

1 2 3 4 5 6 7 5. Para supervisior diberikan alasan mengapa semua urusan diberikan secara

langsung kepada mereka lalu diteruskan ke karyawan, sehingga para

supervisior bias mendiskusikan setiap masalah yang timbul secara cerdas dan menjawab setiap pertanyaan yang mungkin muncul .

Tidak Setuju

Sangat Setuju

1 2 3 4 5 6 7 6. Para supervisior bertemu dengan bawahan mereka secara teratur untuk

berdiskusi atau bertukar pikiran. Tidak

Setuju

Sangat Setuju

1 2 3 4 5 6 7

7. Ada rapat/pertemuan manajemen secara teratur dengan para manajer dan supervisior untuk mendiskusikan hal-hal penting dalam perusahaan. Tidak

Pernah Ada

Selalu

Ada

1 2 3 4 5 6 7 8. Kebutuhan dan minat yang paling mendasar dari karyawan ( keamanan,

pengakuan , gaji yang adil, dan kesempatan untuk meningkatkan karir ) diperhatikan dalam menetapkan informasi yang akan disampaikan ke organisasi/perusahaan .


(3)

Diperhatikan Diperhatikan 1 2 3 4 5 6 7 9. Karyawan diberikan informasi mengenai gaji dan tunjangan, kesempatan

pelatihan, dan kesempatan untuk meningkatkan karir. Tidak

Setuju

Sangat Setuju

1 2 3 4 5 6 7 10.Manajemen perusahaan mengkomunikasikan rencana kerja atau jadwal

produksi kepada supervisior untuk disampaikan kepada karyawan secara teratur.

Tidak Setuju

Sangat Setuju

1 2 3 4 5 6 7 11.Pejabat tinggi dari perusahaan sering berbicara dengan karyawan dalam

sebuah kelompok, sering bertemu dan bergaul ( bersosialisasi ) dengan karyawan, mengunjungi karyawan secara tidak resmi ditempat kerja. Tidak

Pernah

Semua Sering

1 2 3 4 5 6 7 12.Manajemen mengkomunikasikan dan menjelaskan kepada karyawan

masalah-masalah ekonomi yang mempengaruhi kondisi perusahaan. Tidak

Sering

Sangat Sering

1 2 3 4 5 6 7

Variabel IV : Kinerja Manajerial Petunjuk Pengisian :

Untuk kuesioner kinerja manajerial mohon Anda ukur kinerja Anda akhir-akhir ini untuk setiap bidang berikut dengan menuliskan angka diantara 1 sampai dengan 9. Skala nomor menunjukkan seberapa dekat jawaban Anda dengan pernyataan yang tersedia.

Kinerja dibawah rata-rata Kinerja rata-rata Kinerja di atas rata-rata

1 2 3 4 5 6 7 8 9


(4)

Mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, analisis pekerjaan 3. Pengkoordinasian

Tukar-menukar informasi dengan bagian lain untuk mengaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain dan menjalin hubungan dengan supervisior atau manajer lain.

4. Evaluasi

Menilai dan mengukur kinerja yang diamati atau dilaporkan penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan dan pemeriksanaan produk.

Bidang Skala Kinerja

( angka 1 s/d 9 ) 5. Pengawasan

Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani keluhan 6. Pemilihan Staf

Mempertahankan angkatan kerja dibagian Anda, merekrut, mewawancarai dan mimilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan dan memutasi pegawai

7. Negosiasi

Menyelaraskan kebutuhan perusahaan dengan karyawan terlebih khusus dalam penyusunan dan pencapaian target anggaran. 8. Perwakilan

Menghadiri pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara kemasyaratakan, pendekatan ke masyarakat, mempromosikan tujuan umum perusahaan Anda.


(5)

LAMPIRAN XI

PDAM DI PROPINSI SUMATERA UTARA I. KANTOR PUSAT

II.KANTOR CABANG CABANG KSO

(KERJASAMA OPERASI)

1. CABANG MEDAN KOTA 1. CABANG KSO DELI SERDANG

2. CABANG MEDAN AMPLAS 2. CABANG KSO PARAPAT

3. CABANG PENGOLAHAN DELI TUA 3. CABANG KSO TOBASA

4. CABANG PEMASARAN DELI TUA 4. CABANG KSO PADANG SIDEMPUAN

5. CABANG PADANG BULAN 5. CABANG KSO MADINA

6. CABANG SIBOLANGIT 6. CABANG KSO TAPTENG

7. CABANG BERASTAGI 7. CABANG KSO NIAS SELATAN

8. CABANG MEDAN DENAI 8. CABANG KSO NIAS 9. CABANG M.YAMIN PDAM DAERAH

TINGKAT II

10.CABANG TUASAN 1. PDAM TIRTA ULI KOTA PEMATANG SIANTAR

11.CABANG BELAWAN 2. PDAM TIRTA SARI KOTA BINJAI

12.CABANG PENGOLAHAN HAMPARAN PERAK 3. PDAM TIRTA BULIAN KOTA TEBING TINGGI

13.CABANG SEI AGUL 4. PDAM TIRTA KUALO KOTA TANJUNG BALAI

14.CABANG DISKI 5. PDAM TIRTA NAULI KOTA SIBOLGA

15.CABANG PENGOLAHAN SUNGGAL 6. PDAM TIRTA BINA KABUPATEN LABUHAN BATU

16.CABANG PEMASARAN SUNGGAL 7. PDAM MUAL NAULI KABUPATEN TAPTENG

17.CABANG PENGOLAHAN BELUMAI 8. PDAM TIRTA WAMPU KABUPATEN LANGKAT

18.CABANG CEMARA 9. PDAM TIRTA DELI KABUPATEN DELI SERDANG


(6)

SIMALUNGUN 12. PDAM TIRTA UMBU KABUPATEN NIAS

13. PDAM TIRTA NICHIO KABUPATEN DAIRI

14. PDAM TIRTA SILAU PIASA KABUPATEN ASAHAN

15. PDAM TIRTA MALEM KABUPATEN KARO


Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Perusahaan Melalui Kecukupan Anggaran, Komitmen Organisasi, Komitmen Tujuan Anggaran, Dan Job Relevant Information (JRI)

5 78 73

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komunikasi Dan Komitmen Sebagai Variabel Moderating Pada Pdam Propinsi Sumatera Utara

0 33 76

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH: ROTASI PEKERJAAN DAN JOB RELEVANT INFORMATION SEBAGAI VARIABEL MODERATING

1 16 54

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH: ROTASI PEKERJAAN DAN JOB RELEVANT INFORMATION SEBAGAI VARIABEL MODERATING

7 89 54

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI JOB ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI JOB RELEVANT INFORMATION (JRI) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi empiris pada perusahaan manufaktu

1 3 13

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI JOB RELEVANT INFORMATION (JRI) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi empiris pada perusahaan manufaktur di kota Yogyakarta).

0 2 7

HUBUNGAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL Job Relevant Information Dan Kepuasan Kerja Dalam Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial.

0 0 15

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN JOB RELEVANT INFORMATION SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi pada Dinas Pemerintah Kota Yogyakarta).

5 33 151

KAMP-06. ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN DAN JOB RELEVANT INFORMATION (JRI) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 0 11

PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL DENGAN KECUKUPAN ANGGARAN DAN JOB-RELEVANT INFORMATION SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 0 15