Mode Area to Area Mode Point to Point

3.6.3.1 Mode Area to Area

Untuk prediksi area to area, Lee menggunakan nilai L pada jarak 1 mil, nilai γ dalam dBdekade, dan faktor penyesuaian yaitu F . Untuk selanjutnya, rugi-rugi transmisi telah diubah nilai aslinya dari jarak 1 mil menjadi 1 km. Persamaan matematika untuk model Lee dengan mode area to area adalah sebagai berikut [9] : PL = L + γ logd – 10 logF 3.19 dengan : PL = rugi-rugi propagasi model Lee dB L = loss transmisi pada jarak 1 km dB γ = kemiringan dari kurva path loss dBdekade d = jarak dari base station km F = faktor penyesuaian Tabel 3.1 menunjukkan beberapa nilai empiris dengan referensi rugi-rugi transmisi pada 1 km dan kemiringan dari kurva path loss. Tabel 3.1 Parameter Propagasi pada Model Lee [9] Tipe Lingkungan L0 dB γ Ruang bebas 85 20 Ruang terbuka rural 89 43.5 Area suburban 101.7 38.5 Area urban - Philadelphia 110 36.8 - Newark 104 43.1 - Tokyo 124 30.5 Universitas Sumatera Utara Data hasil eksperimen pada Tabel 3.1 didasarkan pada parameter- parameter dengan kondisi acuan sebagai berikut [9] : 3. Frekuensi Carrier = 900 MHz 4. Tinggi antena pemancar BTS = 30.48 m 100 kaki 5. Gain antena pemancar BTS relatif ke antena λ2 dipole = 6 dBd 6. Tinggi antena penerima MS = 3 m 10 kaki 7. Gain antena mobile relatif ke antena λ2 dipole = 0 dBd Jika pengukuran di suatu area tertentu menggunakan parameter-parameter yang berbeda dari kondisi acuan diatas, maka nilai F diberikan oleh : F = F 1 F 2 F 3 F 4 F 5 3.20 dimana : F 1 = F 2 = F 3 = dimana v = 2 jika h re 3 dan v = 1 jika h re 3. F 4 = faktor koreksi frekuensi = dimana f = 900 MHz dan 2 n 3 F 5 = Universitas Sumatera Utara Keterangan : 1. h te dan h re dalam satuan meter. 2. f dalam satuan MHz. 3. G hte dan G hre adalah gain antena relatif ke antena λ2 dipole. Faktor koreksi frekuensi pada F 4 adalah n = 2 untuk daerah sub-urban dan open dengan f 450 MHz, dan n = 3 untuk daerah urban dengan f 450 MHz [9].

3.6.3.2 Mode Point to Point

Model Lee dengan mode point to point menyertakan faktor kemiringan permukaan tanah. Persamaan matematika untuk model Lee dengan mode point to point adalah sebagai berikut [9] : PL = L + γ logd – 10 logF – 20 log 3.21 dimana h eff dalam satuan meter. Lee membuat standar deviasi kesalahan error pada mode area to area sebesar 8 dB dan pada mode point to point sebesar 3 dB. Pada Tugas Akhir ini dipakai model Lee dengan mode area to area. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN MODEL PROPAGASI

UNTUK KOMUNIKASI BERGERAK PADA SISTEM GSM 900

4.1 Umum

Kinerja dari sebuah BTS yang mencakup suatu daerah tertentu dapat ditentukan bagus atau buruk melalui suatu pengukuran sinyal yang dilakukan secara langsung di lapangan. Pengukuran di lapangan ini biasanya menggunakan sebuah perangkat mobile yang dipasang pada kendaraanmobil sehingga pengukuran ini sering disebut dengan drive test. Hasil dari pengukuran tersebut kemudian akan dianalisis sehingga kinerja dari BTS tersebut dapat dioptimalkan.

4.2 Prosedur Drive Test

Peruntukan drive test adalah untuk optimasi jaringan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan banyak faktor lainnya sebagai bahan pertimbangan. Drive test dapat dilakukan melalui 2 langkah yaitu drive test outdoor untuk cell site 2G maupun 3G, dan drive test indoor. Keduanya memiliki hasil keluaran yang sama dengan parameter yang tidak jauh berbeda. Hanya mapping pemetaan saja yang dikalibrasi berdasarkan lokasi dilakukannya drive test. Tujuan dilakukannya drive test adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kondisi gelombang radio sinyal pada BTS 2. Menginformasikan level daya terima Rx Level, kualitas sinyal terima Rx Qual, interferensi, proses perpindahan MS ke BTS lain handover, dan parameter lainnya. Universitas Sumatera Utara