DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1 1.2
Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan
2 1.4
Batasan Masalah 3
1.5 Metodologi Penulisan
3 1.6
Sistematika Penulisan 3
BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
2.1 Umum
6 2.2
Spektrum Gelombang Elektromagnetik 7
2.3 Sifat-sifat Gelombang Elektromagnetik
7 2.4
Mode Perambatan Gelombang Elektromagnetik 8
2.5 Mekanisme Dasar Perambatan Gelombang
Elektromagnetik 2.5.1 Refleksi Pemantulan
13 2.5.2 Scattering HamburanPenyebaran
14
Universitas Sumatera Utara
2.5.3 Refraksi Pembiasan 15
2.5.4 Difraksi Lenturan 16
BAB III MODEL PROPAGASI PADA KOMUNIKASI BERGERAK
3.1 Rugi – rugi Ruang Bebas
17 3.2
Received Signal Level RSL 18
3.3 Relative Error
19 3.4
Multipath 19
3.5 Fading
20 3.5.1 Fading Cepat Fast Fading
20 3.5.2 Fading Lambat Slow Fading
21 3.6
Model Propagasi Perkotaan 21
3.6.1 Model Okumura 22
3.6.2 Model Hata 26
3.6.3 Model Lee 28
3.6.3.1 Mode Area to Area 29
3.6.3.2 Mode Point to Point 31
BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN MODEL PROPAGASI UNTUK KOMUNIKASI BERGERAK PADA SISTEM
GSM 900
4.1 Umum
32 4.2
Prosedur Drive Test 32
4.3 Spesifikasi Peralatan Drive Test
34 4.4
Pemilihan Sampel BTS 37
4.5 Spesifikasi Base Station
38
Universitas Sumatera Utara
4.6 Data Hasil Drive Test
38 4.7
Pemilihan Model Propagasi 38
4.8 Perhitungan Path Loss dan RSL dengan Model Propagasi
4.8.1 Perhitungan Path Loss dan RSL dengan Model Okumura
39 4.8.2 Perhitungan Path Loss dan RSL dengan
Model Hata 41
4.8.3 Perhitungan Path Loss dan RSL dengan Model Lee
43
4.9 Analisis Perbandingan RSL Model Propagasi dan
RSL Pengukuran 4.9.1 BTS Graha XL Medan
46 4.9.2 BTS Pandau Hilir
50 4.9.3 BTS Sei Rengas
55 4.9.4 BTS Sidodadi
60 4.9.5 BTS Sun Yat Sen
64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
69 5.2
Saran 69
DAFTAR PUSTAKA 70
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Perambatan Gelombang Elektromagnetik
6 Gambar 2.2
Mode Perambatan Gelombang Radio 8
Gambar 2.3 Propagasi Gelombang Bumi di bawah 2 MHz
9 Gambar 2.4
Gelombang permukaan dan gelombang ruang 10
Gambar 2.5 Propagasi Gelombang AngkasaLangit 2 sampai 30 MHz 11
Gambar 2.6 Propagasi Segaris Pandang Line of Sight di atas 30 MHz 12
Gambar 2.7 Perambatan LOS yang melalui lengkung bumi
13 Gambar 2.8
Refleksi pemantulan Gelombang Elektromagnetik 14
Gambar 2.9 Scattering hamburan Gelombang Elektromagnetik
15 Gambar 2.10 Refraksi Pembiasan
16 Gambar 2.11 Difraksi Lenturan
16 Gambar 3.1 Mekanisme multipath pada komunikasi bergerak
20 Gambar 3.2
Rata-rata redaman relatif A
mu
f,d terhadap redaman ruang bebas dB pada permukaan quasi mulus
24 Gambar 3.3 Faktor koreksi, G
AREA
untuk tipe lingkungan yang berbeda 25 Gambar 4.1 Konfigurasi perangkat sewaktu drive test
35 Gambar 4.2 Mobile Station Sony Ericsson tipe K800i
35 Gambar 4.3 GPS Global Positioning System
36 Gambar 4.4 Dongle
36 Gambar 4.5 Kabel data
36 Gambar 4.6
Perbandingan path loss model Okumura, model Hata, dan model Lee pada daerah urban
45
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7 Grafik RSL Pengukuran dengan RSL Perhitungan di BTS Graha XL Medan
48 Gambar 4.8
Grafik RSL Pengukuran dengan RSL Perhitungan di BTS Pandau Hilir
52 Gambar 4.9 Grafik RSL Pengukuran dengan RSL Perhitungan
di BTS Sei Rengas 57
Gambar 4.10 Grafik RSL Pengukuran dengan RSL Perhitungan di BTS Sidodadi
62 Gambar 4.11 Grafik RSL Pengukuran dengan RSL Perhitungan
di BTS Sun Yat Sen 66
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pembagian Pita Frekuensi
7 Tabel 3.1
Parameter Propagasi pada Model Lee 29
Tabel 4.1 Parameter Base Station
38 Tabel 4.2
Parameter Model Propagasi 39
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Path Loss dan RSL
dengan model Okumura daerah urban 40
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Path Loss dan RSL
dengan model Hata daerah urban 42
Tabel 4.5 Parameter Model Propagasi
43 Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Path Loss dan RSL dengan model Lee daerah urban
44 Tabel 4.7
Perbandingan RSL Received Signal Level di BTS Graha XL Medan
46 Tabel 4.8
Nilai-nilai pada model regresi parabola kuadratik di BTS Graha XL Medan.
47 Tabel 4.9
Relative Error δ masing-masing model
di BTS Graha XL Medan 49
Tabel 4.10 Mean Relative Error masing-masing model
di BTS Graha XL Medan 50
Tabel 4.11 Perbandingan RSL Received Signal Level
di BTS Pandau Hilir 50
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Nilai-nilai pada model regresi parabola kuadratik
di BTS Pandau Hilir. 51
Tabel 4.13 Relative Error
δ masing-masing model di BTS Pandau Hilir
53 Tabel 4.14
Mean Relative Error masing-masing model di BTS Pandau Hilir
54 Tabel 4.15
Perbandingan RSL Received Signal Level di BTS Sei Rengas
55 Tabel 4.16
Nilai-nilai pada model regresi parabola kuadratik di BTS Sei Rengas.
55 Tabel 4.17
Relative Error δ masing-masing model
di BTS Sei Rengas 58
Tabel 4.18 Mean Relative Error masing-masing model
di BTS Sei Rengas 59
Tabel 4.19 Perbandingan RSL Received Signal Level
di BTS Sidodadi 60
Tabel 4.20 Nilai-nilai pada model regresi parabola kuadratik
di BTS Sidodadi. 60
Tabel 4.21 Relative Error
δ masing-masing model di BTS Sidodadi
63 Tabel 4.22
Mean Relative Error masing-masing model di BTS Sidodadi
64 Tabel 4.23
Perbandingan RSL Received Signal Level di BTS Sun Yat Sen
64
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.24 Nilai-nilai pada model regresi parabola kuadratik
di BTS Sun Yat Sen. 65
Tabel 4.25 Relative Error
δ masing-masing model di BTS Sun Yat Sen
67 Tabel 4.26
Mean Relative Error masing-masing model di BTS Sun Yat Sen
67
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Secara umum, cakupan pelayanan dalam sistem komunikasi bergerak adalah berupa lingkungan yang memiliki permukaan tidak teratur. Oleh karena
itu, untuk menghitung redaman lintasan propagasi radionya membutuhkan perhitungan yang kompleks. Dalam beberapa dekade terakhir ini telah
dikembangkan beberapa model propagasi secara empiris oleh para ahli untuk perencanaan jaringan komunikasi bergerak. Adapun diantaranya adalah model
Okumura, model Hata, serta model Lee. Dalam Tugas Akhir ini telah dianalisis perbandingan ketiga model
propagasi yaitu model Okumura, model Hata, dan model Lee dengan pengukuran secara langsung di lapangan pada 5 BTS.
Dari hasil analisis propagasi pada 5 BTS dengan menghitung besarnya mean relative error dari RSL Received Signal Level di sisi penerima terhadap
nilai RSL Received Signal Level hasil pengukuran di lapangan, didapat bahwa model yang lebih tepat di beberapa daerah urban kota Medan adalah model Lee di
BTS Graha XL Medan dengan mean relative error 14.70 , dan model Okumura di keempat BTS lainnya yaitu BTS Pandau Hilir, BTS Sei Rengas, BTS Sidodadi,
dan BTS Sun Yat Sen dimana masing-masing BTS tersebut mempunyai mean relative error berturut-turut 14.52 , 9.07 , 3.93 , dan 4.59 .
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN