dengan persyaratan tertentu di dalam peraturan perundang-undangan yaitu menurut UU No. 12 Tahun 1994 dan PMK No. 150PMK.032010.
E. Keaslian Penulisan
Skripsi ini dilakukan dengan melakukan pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh penelitian sendiri. Adapun pembuatan skripsi ini tidak merupakan
duplikasi atau bentuk plagiat dari hasil penelitian lain. Serta proses pembuatan skripsi ini saya selaku penulisnya mengacu dan memasukkan beberapa kutipan-
kutipan dari buku-buku referensi dimana untuk melengkapi skripsi ini. Adapun judul-judul skripsi lainnya yang hampir berkaitan, tetapi tidaklah
sama dengan skripsi saya ini. Saya selaku peneliti dan penulis bertanggungjawab terhadap hal-hal pembuatan skripsi ini kepada pihak manapun.
F. Tinjauan Kepustakaan
Pajak pada dasarnya iuran yang berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma hukum. Pajak ditetapkan oleh pemerintah, dapat
dipaksakan tapi tidak ada jasa beli dan negara secara langsung. Pengenaan pajak di Indonesia dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu pajak negara dan pajak
daerah.
4
Pajak Negara adalah pajak yang dipungut untuk kepentingan negara atau kepentingan pusat. Termasuk dalam pajak negara ini Pajak Penghasilan PPh,
4
Mardiasmo, Perpajakan Indonesia, Yogyakarta: CV. Andi Pustaka, 1992, hal. 69.
Universitas Sumatera Utara
Pajak Pertambahan Nilai PPn, Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, dan Bea Materai. Sedangkan pajak daerah
adalah pajak yang dipungut daerah berdasarkan peraturan pajak ditetapkan oleh daerah untuk kepentigan pembiayaan rumah tangga daerah.
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang obyektif yang dikenakan atas Bumi dan Bangunan. Pajak ini mulai berlaku tanggal 1 Januari 1986 berdasarkan
UU No. 12 Tahun 1986, objek pajaknya bumi dan bangunan. Yang dimaksud dengan bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan perairan untuk tempat
tinggal, tempat usaha dan tempat yang diusahakan. Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas harta tak
bergerak. Yang dipentingkan adalah objeknya, dan oleh karena itu keadaan atau status orang atau badan yang dijadikan subjek penting, sehingga tidak
mempengaruhi besarnya pajak.
5
5
Rochmat Soemitro, Pajak Bumi dan Bangunan, Bandung: PT. Eresco, 1993, hal. 98
Walaupun pajak ini merupakan pajak objektif tetapi pemungutannya didasarkan atas surat ketetapan pajak yang setiap tahun
dikeluarkan. Setiap tahun Wajib Pajak diwajibkan memasukkan Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP yang kemudian oleh kantor PBB dibuatkan
Surat Ketatapan Pajak yang disebut Surat Pemberitahua Pajak Terhutang SPPT. Menurut pasal 6 ayat 1 UU tentang PBB disebutkan bahwa yang dijadikan dasar
untuk pengenaan pajak adalah Nilai Jual Objek Pajak NJOP yang ditetapkan
Universitas Sumatera Utara
setiap tiga tahun oleh Menteri Keuangan, kecuali daerah tertentu yang ditetapkan setiap tahunnya.
Yang dimaksud dengan NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang wajar. Jika tidak terdapat transaksi jual beli, maka NJOP
ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis atau nilai perolehan baru atau nilai jual objek pajak pengganti pasal 1 UU PBB.
Perbandingan harga dalam hal ini dengan membandingkannya dengan objek lain yang sejenis yang letaknya berdekatan dengan fungsinya sama serta diketahui
harga jualnya. Sedangkan yang dimaksud dengan nilai perolehan baru adalah penentuan nilai jual suatu objek dengan cara menghitung seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh objek tersebut pada saat penilaian dilakukan yang dikurangi dengan penyusutan berdasarkan kondisi fisik objek tersebut. Sementara
yang dimaksud dengan nilai jual pengganti adalah suatu pendekatan penentuan nilai jual suatu objek yang berdasarkan atas hasil produksi objek pajak tersebut.
Penetapan NJOP untuk bumi dan bangunan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 174KMK.041993 diklasifikasikan untuk bumi ke dalam
50 kelas dan untuk bangunan menjadi 20 kelas. Perhitungan besarnya PBB didasarkan atas besarnya Nilai Jual Objek Pajak yaitu besarnya NJOP sesuai SK
Menteri setelah dikurangi dengan Nilai Jual Objek Pajak Tak Kena Pajak NJOPTKP yang besarnya untuk masing-masing daerah dapat berbeda-beda.
Besarnya NJKP adalah 20 dari NJOP setelah dikurangi NJOPTKP. Adapun besarnya tarif PBB adalah 0,5 x 20 x NJOP atau 0,5 x NJKP. Adapun berita
Universitas Sumatera Utara
yang mengenai tentang kenaikan Nilai Jual Objek Pajak NJOP di tahun 2011 ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat Kota Medan. Kenaikan yang cukup besar
berada di daerah Sumatera Utara Kabid penagihan Dinas Pendapatan daerah Dispenda Kota Medan,
menyatakan memang mulai tahun 2011 ini NJOP PBB naik. Untuk NJOP PBB tahun mengikuti perkembangan harga tanah yang berlaku saat ini
menambahkan, keluhan tersebut sebenarnya masuk pada kantor pajak di masing- masing wilayah, sementara Dispenda Kota Malang hanya diberi tembusan.Lebih
lanjut laporan dari Dispenda mengatakan, bahwa sampai pertengahan tahun 2011 ini, keluhan yang disampaikan masyarakat terkait kenaikan NJOP PBB mencapai
puluhan. Hal itu merupakan tantangan tersendiri bagi Dispenda, tetapi Dispenda tetap berharap kesadaran masyarakat untuk membayar pajak diharapkan masih
tetap tinggi, karena pajak nantinya juga akan kembali untuk kepentingan masyarakat.
Besarnya SPPT PBB diberikan setiap tahun oleh Kantor Pelayanan PBB setelah NJKP nya atas dasar Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP yang diisi
oleh Wajib Pajak. Secara teoritis SPOP harus diisi oleh Wajib Pajak WP sendiri, tetapi dalam kenyataannya pihak Kantor Pelayanan PBB meminta bantuan
pemerintah setempat untuk mengisinya. Hal ini menyebabkan sering terjadi kesenjangan yang menyebabkan tidak selarasnya harga pasar asa nalar atas Nilai
Jual Objek Pajak yang pada akhirnya memunculkan penolakan dan keberatan dari Wajib Pajak.
Universitas Sumatera Utara
G. Metode Penelitian