BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan ............................................................................... 97
B. Saran .........................................................................................
98
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
100
LAMPIRAN
viii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Penulis ini membahas sistem penetapan Nilai Jual Objek Pajak NJOP bumi dan mengukur kesesuaian akurasi NJOP tersebut terhadap nilai pasarnya dengan
menggunakan studi assessment ratio, rasio antara nilai untuk penetapan pajak assessed value dengan market value. Hasil studi ini akan memberikan informasi
tentang level of assessment, uniformity, equity, ataupun regresivitas-progresivitas dalam penetapan NJOP, sehingga dapat menjadi dasar bagi fiskus untuk membuat
suatu kebijakan, khususnya dalam penggalian potensi dan menjaga keadilan dalam pengenaan PBB. Penelitian ini menggunakan data NJOP bumi tahun 2009 dan 2011
di kotamadya Medan. Hasil uji diketahui bahwa NJOP bumi di kotamadya Medan ditetapkan secara
underassessment, yaitu masing-masing sebesar 75,05 dan 64,53 dari nilai pasarnya. Assesment ratio di kota Medan mempunyai tingkat variabilitas yang cukup
rendah, dari rasio antara mean dengan weighted mean maka terjadi progresivitas dalam penetapan NJOP bumi di kotamadya Medan. Pro gresiitas terjadi karena
properti-properti yang bernilai tinggi memiliki assessment ratio lebih tinggi dibanding properti-properti yang bernilai rendah. Jadi dapat disimpulkan bahwa
NJOP bumi di kotamadya Medan ditetapkan di bawah nilai pasar atau underssement tidak seragam, dan bersifat progresive, sehingga menimbulkan ketidakadilan. Hal ini
dikarenakan penyesuaian besarnya NJOP bumi setiap desakelurahan tidak dilakukan setiap tahun, tergantung skalar prioritas maupun ketersediaan sumber daya, padahal
disisi lain market value terus berkembang. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan penerimaan PBB maupun BPHTB maka
Kantor Pelayanan PBB Medan dapat merumuskan kebijakan untuk meningkatkan pokok ketetapan PBB, yaitu dengan melakukan penyesuaian besarnya NJOP melalui
kegiatan analisis metode-metode perbandingan dan mekanisme penetapan NJOP, dengan prioritas pada wilayah yang assessment ratio-nya masih rendah dan wilayah
lain yang potensi pajaknya besar. Kebijakan ini akan berdampak pada meningkatnya beban wajib pajak, sehingga rawan terhadap munculnya gejolak dari wajib pajak
sebagai stakeholder utama. Untuk itu, kebijakan ini harus dibarengi dengan langkah- langkah antara lain: pelibatan masyarakat dalam proses penentuan besarnya NJOP,
pemberian fasilitas perpajakan stimulus bagi objek pajak yang mengalami kenaikan NJOP, dan meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah dalam optimalisasi
penerimaan PBB.
i
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN