Pihak-Pihak yang Dilibatkan dalam Penetapan NJOP Patokan Dasar Penetapan NJOP dan Tanggapan Masyarakat atas Mekanisme Penetapan NJOP

dengan mengacu pada program penghitungan dengan komputer yang telah ditetapkan oleh pusat.

C. Pihak-Pihak yang Dilibatkan dalam Penetapan NJOP

Berdasarkan mekanisme yang dikemukakan diatas nampak bahwa secara langsung penetapan NJOP dilakukan secara tersentralisir oleh pihak KPPBB sendiri, yaitu dengan mengacu pada Keputusan Menteri Keuangan, dengan menggunakan program computer yang sudah ditetapkan oleh pusat. Untuk penetapan dilakukan secara tersentralisir oleh pusat, mereka sendiri pun tidak tahu tentang hal tersebut, karena mereka hanya mengacu pada SK Menteri Keuangan No. 174KMK.041993. Mereka tinggal memasukkan data yang diperlukan kemudian akan diperoleh nilai jual objek pajaknya terutama untuk bangunan. Namun demikian, untuk memenuhi persyaratan data kelengkapan baik untuk penetapan NJOP Bumi maupun Bangunan mereka juga melibatkan beberapa komponen masyarakat, seperti notaris, aparat desa, pengembang, dan pedagang bangunan. Dengan demikian keterlibatan komponen lain diluar kantor pelayanan PBB hanyalah merupakan bentuk keterlibatan tidak langsung saja. Notaris misalnya memberikan informasi yang berkaitan dengan harga tanah pada suatu tempat, aparat desa membantu memberikan penyuluhan dengan sosialisasi pada warga masyarakat serta membantu mengisikan rincian data bangunan, pedagang bahan bangunan memberikan informasi untuk mengisi Daftar Biaya Komponen Universitas Sumatera Utara Bangunan DBKB, Gubernur membantu memberikan perkembangan kepada Menteri Keuangan dan sebagainya. Melihat kegiatan tersebut perlu dipertimbangkan upaya melibatkan pemerintah kotamadya secara riil khususnya untuk menyiasasti pengisian data terutama yang berkaitan dengan rincian bangunan dan harga bangunan sehingga masyarakat tidak terlalu merasa berat untuk membayar PBB, 22

D. Patokan Dasar Penetapan NJOP dan Tanggapan Masyarakat atas Mekanisme Penetapan NJOP

khususnya jika terjadi kenaikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa selama ini pihak pemerintah kotamadya lebih dilibatkan hanya dalam upaya pemunggutan PBB, sementara penetapan dilakukan oleh pusat. Disamping itu aktifitas pembaharuan data mestinya dilakukan langsung kepada pemilik bangunan sekaligus memberikan pengertian pada Wajib Pajak. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa patokan yang dijadikan dasar untuk penetapan NJOP adalah harga tanah yang diperoleh dari notaris untuk NJOP Bumi dan pengisian rincian data bangunan yang dibuat oleh petugas yang dibantu aparat desa untuk kemudian disesuaikan dengan DBKP dari pedagang bahan-bahan bangunan untuk NJOP Bangunan yang selanjutnya diklasifikasikan seperti yang tertuang dalam SK MenKeu No. 174KMK.041993. 22 Mahendra, Y.I. Hukum Pajak Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003, hal. 93. Universitas Sumatera Utara Adapun berbagai tanggapan yang muncul dari masyarakat tentang mekanisme tersebut, cenderung menyatakan bahwa mekanisme kurang transparan 80, mereka menyatakan bahwa penetapan NJOP PBB belum memenuhi rasa keaslian 85. Ketelitian petugas PBB juga dirasa yang sangat kurang 76. Mereka banyak hal yang dirasa tidak sesuai. Sebanyak 88,3 menyatakan nilai tanah dan bangunan yang mereka miliki tidak sesuai dengan harga pasar asa nalar. Sering ditemukan bangunan yang seharusnya nilai PBB nya lebih besar tetapi ternyata malah lebih kecil 63. Dalam kaitan dengan berbagai tanggapan warga masyarakat tersebut, pihak kantor pelayanan PBB kotamadya memang menyadarinya. Kurangnya sosialisasi memang diakui petugas dari kantor PBB, dimana menurut mereka sosialisasikan hanya dilakukan setiap akan diadakan perubahan NJOP awal tahun pajak. 23

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Penarikan PBB