disebabkan karena responden dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi memiliki pola pikir yang lebih terbuka dan mudah menerima ide baru. Pendidikan non formal
menjadi landasan seseorang dalam menerima atau menolak suatu gagasan, sehingga responden dengan tingkat pengetahuan yang tinggi tentang imunisasi BCG akan lebih
mudah menerima program imunisasi. Pada responden dengan pengetahuan yang rendah masih sulit menerima dan cenderung kurang tahu pentingnya imunisasi.
Pengetahuan ibu tentang imunisasi BCG perlu ditingkatkan antara lain melalui kegiatan penyuluhan oleh petugas kesehatan, kader, tokoh masyarakat, serta
melalui media promosi kesehatan yakni leaflet, booklet, poster dan sebagainya. Jika dilihat dari uraian pengetahuan responden tentang imunisasi BCG, sebagian besar
responden tidak tahu tentang pengertian, manfaat dan dampak bila bayi tidak diimunisasi BCG. Hal ini memberikan gambaran bahwa responden memiliki
pengetahuan yang rendah tentang imunisasi BCG.
5.4. Pengaruh Sikap Ibu terhadap Pemberian Imunisasi BCG pada Bayi
Secara teoritis menurut Sarwono 2004, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi
sikap tidak dapat dilihat langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, dan sikap biasanya didasarkan atas pengetahuannya.
Hasil analisis statistik dengan uji regresi logistik berganda, menunjukkan bahwa variabel sikap ibu tidak berpengaruh terhadap pemberian imunisasi BCG pada
bayi p=0,3070,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Irfani 2010, variabel sikap ibu tidak berpengaruh terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap,
Universitas Sumatera Utara
berbeda dengan penelitian Idwar 2000 di Aceh Besar, yang menyimpulkan secara statistik bahwa sikap mempunyai hubungan yang bermakna terhadap status imunisasi
hepatitis B. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, sikap merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap relatif lebih menetap, timbul dari
pengalaman, tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar, karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah. Dalam psikologi, sikap merupakan kecendrungan
individu yang dapat ditentukan dari cara-cara berbuat Notoatmodjo, 2003. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa tidak ada perbedaan antara
responden yang mempunyai kategori sikap baik dalam memberikan imunisasi BCG dengan responden yang mempunyai kategori sikap buruk. Hasil wawancara dan
pengamatan peneliti di lapangan, menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang buruk tentang imunisasi BCG, tetapi dalam
hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan sikap responden pada dasarnya baik dan mereka setuju dengan pemberian imunisasi BCG.
5.5. Pengaruh Dukungan Suami terhadap Pemberian Imunisasi BCG pada Bayi
Hasil analisis statistik dengan uji regresi logistik berganda, menunjukkan bahwa variabel dukungan suami mempunyai pengaruh terhadap pemberian imunisasi
BCG pada bayi p=0,0070,05. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Hartati 2008, bahwa dukungan keluarga suami, mertua, orang tua maupun saudara
lain tidak memiliki pengaruh terhadap pemberian imunisasi campak.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil observasi dan wawancara peneliti dengan responden di wilayah kerja Puskesmas Aekraja, diketahui bahwa dukungan suami terhadap pemberian
imunisasi BCG pada bayi sebagian besar berada dalam kategori buruk, yaitu 89,5. Hal ini memengaruhi responden dalam mengambil tindakan membawa bayi ke
pelayanan kesehatan untuk diberikan imunisasi BCG. Beberapa alasan suami tidak mendukung responden membawa bayi ke pelayanan kesehatan untuk diberikan
imunisasi BCG, diantaranya; kurangnya pengetahuan suami tentang imunisasi BCG sehinggga selain menganggap imunisasi BCG bukan termasuk hal penting yang harus
dilakukan dalam pencegahan penyakit pada bayi, suami menganggap imunisasi BCG akan menyebabkan bayi menjadi demam.
Dalam pengambilan keputusan, responden sangat tergantung pada suami karena segala sesuatu yang berkaitan dengan keluarga hanya suami yang berhak
membuat keputusan. Menurut Hisamatsu 2011 yang mengutip pendapat Nainggolan dan Pakpahan, keputusan masalah kesehatan keluarga pada suku Batak berada di
tangan suami, tetapi umumnya suami harus mendiskusikannya terlebih dahulu dengan istri dan anak-anaknya sebelum mengambil keputusan. Jika keluarga mengalami
keterbatasan maka keluarga meminta bantuan kepada keluarga besar atau keluarga yang masih memiliki hubungan marga.
Hasil analisis statistik dengan uji regresi logistik berganda, menunjukkan bahwa variabel penelitian di atas memberikan pengaruh terhadap pemberian
imunisasi BCG pada bayi sebesar 56,3 R square=0,563.
Universitas Sumatera Utara
5.6. Variabel Lain Memengaruhi Pemberian Imunisasi BCG pada Bayi yang Ditemukan di Lapangan