4.2.Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi variabel independen dalam penelitian ini, meliputi : karakterisitik ibu pendidikan, pekerjaan,
pengetahuan, sikap dan dukungan suami.
4.2.1. Deskripsi Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang mencakup pendidikan, pengetahuan, pekerjaan dan sikap, yaitu sebagai berikut :
4.2.1.1.Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sebanyak 3 responden 4,5 berpendidikan SDtidak tamat SD, sebanyak 18 responden 26,9
berpendidikan SMP, sebanyak 40 responden 59,6 berpendidikan SLTA dan sebanyak 6 responden 9,0 berpendidikan AkademiPerguruan Tinggi. Secara rinci
dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
No Tingkat Pendidikan
Jumlah f
1 Tamat SDtidak tamat SD
3 4,5
2 Tamat SMP
18 26,9
3 Tamat SLTA
40 59,6
4 Tamat AkademiPerguruan Tinggi
6 9,0
Jumlah 67
100
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui kategori pendidikan responden. Sebagian besar responden berada pada kategori sedang sebanyak 58 responden
86,5, kemudian diikuti dengan pendidikan kategori tinggi sebanyak 6 responden
Universitas Sumatera Utara
9,0 dan pendidikan kategori rendah sebanyak 3 responden 4,5. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pendidikan
No Tingkat Pendidikan
Jumlah f
1 Rendah
3 4,5
2 Sedang
58 86,5
3 Tinggi
6 9,0
Jumlah 67
100
4.2.1.2. Pekerjaan
Hasil penelitian, menunjukkan bahwa pekerjaan responden terbanyak yaitu
petani sebesar 47 responden 70,1, kemudian diikuti dengan tidak bekerjaibu rumah tangga sebesar 12 responden 17,9, pegawai swasta wiraswasta sebesar 6
responden 9,0, dan pegawai negeri sipilhonorer sebesar 2 responden 3,0. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Tingkat Pekerjaan
Jumlah f
1 Petani
47 70,1
2 Ibu Rumah TanggaTidak Bekerja
12 17,9
3 Pegawai Swasta Wiraswasta
6 9,0
4 Pegawai Negeri SipilHonorer
2 3,0
Jumlah 67
100
4.2.1.3.Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengetahuan responden, diketahui bahwa pengetahuan responden mengenai tuberkulosis merupakan penyakit infeksi
paru yang ditandai dengan batuk terus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih, yaitu responden terbanyak menjawab tidak tahu sebesar 65 responden 97,0,
sedangkan yang tahu sebesar 2 responden 3,0. Hasil penelitian juga memperoleh
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan responden mengenai penyakit tuberkulosis yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis, yaitu responden terbanyak menjawab tidak tahu yaitu sebesar 65
responden 97,0, sedangkan yang tahu sebesar 2 responden 3,0. Hasil distribusi pengetahuan responden mengenai penyakit tuberkulosis
dapat menular, yaitu responden terbanyak menjawab tidak tahu sebesar 64 responden 95,5, sedangkan yang tahu sebesar 3 responden 4,5. Pengetahuan responden
mengenai penyakit tuberkulosis menular pada saat batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet percikan air ludah, yaitu
responden terbanyak menjawab tidak tahu sebesar 65 responden 97,0, sedangkan yang tahu sebesar 2 responden 3,0.
Hasil distribusi pengetahuan responden mengenai penularan penyakit tuberkulosis dapat dicegah dengan imunisasi BCG, yaitu responden terbanyak
menjawab tidak tahu yaitu sebesar 63 responden 94,0, sedangkan yang tahu sebesar 4 responden 6,0. Pengetahuan responden mengenai imunisasi BCG
berguna untuk meningkatkan kekebalan bayi terhadap penularan penyakit tuberkulosis, yaitu responden terbanyak menjawab tidak tahu sebesar 64 responden
95,5, sedangkan yang tahu sebesar 3 responden 4,5. Hasil distribusi pengetahuan responden mengenai bayi sebaiknya diimunisasi
BCG usia pada usia 0-2 bulan, yaitu responden terbanyak menjawab tidak tahu sebesar 62 responden 92,5, sedangkan yang tahu sebesar 5 responden 7,5.
Pengetahuan responden mengenai imunisasi BCG tidak menyebabkan bayi menjadi demam, yaitu responden terbanyak menjawab tidak tahu sebesar 63 responden
94,0, sedangkan yang tahu sebesar 4 responden 6,0.
Universitas Sumatera Utara
Hasil distribusi pengetahuan responden mengenai imunisasi BCG dapat mencegah bayi dari tuberkulosis berat seperti tuberkulosis meningitis, yaitu
responden terbanyak menjawab tidak tahu sebesar 62 responden 92,5, sedangkan yang tahu sebesar 5 responden 7,5. Pengetahuan responden mengenai imunisasi
BCG dapat diperoleh di tempat pelayanan kesehatan, seperti; posyandu, puskesmas, bidan dan dokter praktek, yaitu responden semua menjawab tahu sebesar 67
responden 100. Uraian hasil penelitian dalam bentuk tabulasi dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tuberkulosis dan BCG
No Pernyataan
f
1 Tuberkulosis TB adalah penyakit infeksi paru yang ditandai
dengan batuk terus dan berdahak selama 3 tiga minggu atau lebih.
a. Tahu
b. Tidak Tahu
2
65
3,0 97,0
Jumlah 67
100
2 Penyakit TB disebabkan oleh kuman tuberkulosis.
a. Tahu
b. Tidak Tahu
2
65
3,0 97,0
Jumlah 67
100
3 Penyakit TB dapat menular.
a. Tahu
b. Tidak Tahu
3
64
4,5 95,5
Jumlah 67
100
4 Penyakit TB menular pada saat batuk atau bersin, penderita
menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet percikan dahak.
a. Tahu
b. Tidak Tahu
2
65
3,0 97,0
Jumlah 67
100
5 Penularan penyakit TB dapat dicegah dengan imunisasi BCG.
a. Tahu
b. Tidak Tahu
4
63
6,0 94,0
Jumlah 67
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9. Lanjutan
6 Imunisasi BCG berguna untuk meningkatkan kekebalan bayi
terhadap penularan penyakit TB. a.
Tahu b.
Tidak Tahu 3
64
4,5 95,5
Jumlah 67
100
7 Bayi sebaiknya diimunisasi BCG usia pada usia 0-2 bulan.
a. Tahu
b. Tidak Tahu
5
62
7,5 92,5
Jumlah 67
100
8 Imunisasi BCG tidak menyebabkan bayi menjadi demam.
a. Tahu
b. Tidak Tahu
4
63
94,0 6,0
Jumlah 67
100
9 Imunisasi BCG dapat mencegah bayi dari TB berat seperti TB
meningitis. a.
Tahu b.
Tidak Tahu 5
62
7,5 92,5
Jumlah 67
100
10 Imunisasi BCG pada bayi dapat diperoleh di tempat pelayanan
kesehatan, seperti; posyandu, puskesmas, bidan, dan dokter praktek.
a. Tahu
b. Tidak Tahu
67 100
Jumlah 67
100
Berdasarkan tabulasi distribusi variabel pengetahuan responden di atas,
dilakukanlah pengolahan data dan diketahui bahwa pengetahuan responden tentang imunisasi BCG terbanyak berada pada kategori buruk, yaitu sebesar 62 responden
92,5, kemudian diikuti dengan kategori sedang sebesar 3 responden 4,5, dan kategori baik sebesar 2 responden 3,0. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Ibu tentang Tuberkulosis dan BCG
No Kategori Pengetahuan
Jumlah f
1 Buruk
62 92,5
2 Sedang
3 4,5
3 Baik
2 3,0
Jumlah 67
100
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.4.Sikap
Berdasarkan hasil penelitian mengenai sikap responden, diketahui bahwa sikap responden mengenai keharusan ibu bayi membawa bayinya ke pelayanan
kesehatan untuk diberikan imunisasi BCG, yaitu responden terbanyak menjawab tidak setuju sebesar 47 responden 70,1, sedangkan yang setuju sebesar 20
responden 29,9. Distribusi sikap responden mengenai pemberian imunisasi BCG harus dilakukan di posyandu, puskesmas, bidan dan sebagainya, yaitu responden
terbanyak menjawab tidak setuju sebesar 37 responden 55,2, sedangkan yang setuju sebesar 30 responden 44,8. Hasil distribusi sikap responden mengenai
imunisasi BCG harus diberikan pada bayi agar bayi terhindar dari penularan penyakit tuberkulosis, yaitu responden terbanyak menjawab tidak setuju sebesar 38 responden
56,7, sedangkan yang setuju sebesar 29 responden 43,3. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap
No Pertanyaan
f
1 Setiap ibu bayi harus membawa bayinya ke pelayanan
kesehatan untuk diberikan imunisasi BCG.
a.
Setuju
b.
Tidak Setuju 30
37 44,8
55,2
Jumlah 67
100
2 Setiap pemberian imunisasi BCG dilakukan di posyandu,
puskesmas, bidan dan sebagainya.
a.
Setuju
b.
Tidak Setuju 29
38 43,3
56,7
Jumlah 67
100
3 Imunisasi BCG harus diberikan pada bayi agar bayi
terhindar dari penularan penyakit TB.
a.
Setuju
b.
Tidak Setuju 13
54 19,4
80,6
Jumlah 67
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabulasi distribusi variabel sikap responden di atas, dilakukan pengolahan data dan diketahui bahwa sikap responden tentang imunisasi BCG
terbanyak berada pada kategori buruk, yaitu sebesar 54 responden 80,6, dan kemudian diikuti dengan kategori baik sebesar 13 responden 19,4. Secara rinci
dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap
No Kategori Sikap
Jumlah F
1 2
Buruk Baik
54 13
80,6 19,4
Jumlah 67
100
4.2.2.Deskripsi Responden Berdasarkan Dukungan Suami
Hasil penelitian mengenai adanya dukungan suami kepada ibu dalam bentuk anjuran membawa bayi untuk diberikan imunisasi BCG, yaitu responden terbanyak
menjawab tidak sebesar 61 responden 91,0 dan ya sebesar 6 responden 9,0. Distribusi mengenai adanya dukungan suami dengan mengingatkan ibu waktu
pemberian imunisasi BCG pada bayi, yaitu responden terbanyak menjawab tidak sebesar 61 91,0 responden dan ya sebesar 6 responden 9,0.
Hasil distribusi mengenai adanya dukungan suami dalam bentuk kebersediaan suami bila ibu membawa bayi untuk diimunisasi BCG, yaitu responden terbanyak
menjawab tidak sebesar 61 responden 91,0 dan ya sebesar 6 responden 9,0. Distribusi mengenai adanya dukungan suami dengan memberi pujian kepada ibu bila
akan membawa bayi untuk diimunisasi BCG, yaitu responden terbanyak menjawab tidak sebesar 62 responden 92,5 dan ya sebesar 5 responden 7,5. Adanya
dukungan suami dengan mengajak ibu dan bayi ke pelayanan kesehatan untuk
Universitas Sumatera Utara
memperoleh imunisasi BCG, yaitu responden terbanyak menjawab tidak sebesar 61 responden 91,0 dan ya sebesar 6 responden 9,0. Uraian hasil penelitian dalam
bentuk tabulasi dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Suami
No Pertanyaan
f
1 Ibu mendapat anjuran dari suami dalam melakukan imunisasi
BCG ibu pada bayi. a.
Ya b.
Tidak 6
61
9,0 91,0
Jumlah 67
100
2 Suami mengingatkan tentang waktu imunisasi BCG.
a. Ya
b. Tidak
6
61
9,0 91,0
Jumlah 67
100
3 Suami bersedia bila ibu membawa bayi untuk diimunisasi
BCG. a.
Ya b.
Tidak 6
61
9,0 91,0
Jumlah 67
100
4 Suami memberi pujian kepada ibu bila akan membawa bayi
untuk diimunisasi BCG. a.
Ya b.
Tidak 5
62
92,5 7,5
Jumlah 67
100
5 Suami mau mengajak ibu dan bayi ke pelayanan kesehatan
untuk memperoleh imunisasi BCG pada bayi. a.
Ya
Tidak
6
61
91,0 9,0
Jumlah 67
100
Berdasarkan tabulasi distribusi variabel dukungan suami responden di atas,
dilakukan pengolahan data dan diketahui bahwa dukungan suami responden tentang pemberian imunisasi BCG terbanyak berada pada kategori buruk sebesar 60
responden 89,5, dan dikuti dengan kategori baik sebesar 4 responden 6,0 serta kategori sedang sebesar 3 responden 4,5. Secara lebih rinci dapat dilihat pada
Tabel 4.14.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14. Distribusi Kategori Dukungan Suami tentang Pemberian Imunisasi BCG pada Bayi
No Kategori Dukungan Suami
Jumlah F
1 Buruk
60 89,5
2 Sedang
3 4,5
3 Baik
4 6,0
Jumlah 67
100
4.3.Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat ada atau tidak adanya hubungan antara variabel bebas, meliputi: karakterisitik ibu pendidikan, pekerjaan,
pengetahuan, sikap dan dukungan suami dengan pemberian imunisasi BCG, digunakan uji Kai Kuadrat dengan tin
gkat kemaknaan α = 0,05. Hasil uji Kai Kuadrat menunjukkan bahwa:
1. Variabel pendidikan p=0,0150,05, pekerjaan p=0,0320,05, pengetahuan
p=0,0320,05 dan dukungan suami p=0,0000,05 memiliki hubungan secara
signifikan dengan pemberian imunisasi BCG
2. Variabel sikap p=0,1250,05 tidak memiliki hubungan secara signifikan
dengan pemberian imunisasi BCG. Selengkapnya dapat dilihat pata tabel 4.15. Tabel 4.15. Hasil uji Kai Kuadrat
No Variabel
Sig p 1
Pendidikan 0,015
2
Pekerjaan
0,032 3
Pengetahuan 0,002
4
Sikap 0,125
5
Dukungan suami 0,000
Universitas Sumatera Utara
4.4.Analisis Multivariat Berdasarkan hasil uji bivariat diperoleh bahwa variabel pendidikan, pekerjaan,
pengetahuan, sikap responden dan dukungan suami dapat dilanjutkan ke analisis multivariat regresi logistik ganda karena nilai p 0,25.
Analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model terbaik dalam menentukan determinan pemberian imunisasi BCG pada bayi. Dalam pemodelan ini
semua variabel kandidat dicobakan secara bersama-sama yang dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Antara Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan, Sikap Responden dan Dukungan Suami
dengan Pemberian Imunisasi BCG pada Bayi Variabel
B p value
Exp B Pendidikan
3,097 0,011
22,124 Pekerjaan
1,558 0,075
4,751 Pengetahuan
3,341 0,016
28,253 Sikap
0,999 0,307
2,717 Dukungan Suami
3,129 0,007
22,855
Konstanta -19,720
0,000 0,000
-2 Log-likelihood=38,659
Berdasarkan hasil uji statistik di atas, didapatkan bahwa variabel sikap p=0,307 dan pekerjaan p=0,075 tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
pemberian imunisasi BCG pada bayi karena nilai p 0,05. Variabel pendidikan p=0,011, variabel pengetahuan p=0,016 dan variabel dukungan suami p=0,007
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pemberian imunisasi BCG pada bayi karena nilai p 0,05.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil uji regresi logistik pada Tabel 4.16. di atas, maka model persamaan uji regresi sebagai berikut:
y = β
+ β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ … +β
i
X
i
y = -19,720 + 22,124 X
1
+ 28,253 X
2
+ 22,855 X
3
dimana : y = Pemberian Imunisasi BCG pada Bayi β
= Konstanta X
1
= Pendidikan X
2
= Pengetahuan X
3
= Dukungan Suami Dari persamaan yang diperoleh, maka dapat disimpulan bahwa:
Ibu bayi yang memiliki pendidikan baik, akan memberikan pengaruh yang besar terhadap pemberian imunisasi BCG pada bayi sebesar 22,1 kali dibandingkan
ibu bayi memiliki pendidikan rendah. Demikian pula ibu bayi yang memiliki pengetahuan baik akan memberikan pengaruh yang besar terhadap pemberian
imunisasi BCG pada bayi sebesar 28,2 kali dibandingkan ibu bayi memiliki pengetahuan buruk. Hal ini berlaku juga pada ibu bayi yang mendapat dukungan
suami baik, di mana dukungan suami yang baik akan memberikan pengaruh besar terhadap pemberian imunisasi BCG pada bayi sebesar 22,9 kali dibandingkan ibu
bayi mendapat dukungan suami buruk.
4.5. Hasil Wawancara