Peranan Pekerja Sosial dalam Menangani Masalah Sosial

Dengan adanya berbagai kesenjangan, maka pelayanan sosial disini mempunyai fungsi sebagai “akses” untuk menciptakan hubungan bimbingan yang sehat antara berbagai program, sehingga program-program pelayanan tersebut dapat berfungsi dan dimamfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkannya. Pelayanan sosial bukanlah semata-mata memberikan informasi, tetapi juga termasuk menghubungkan seseorang dengan sumber-sumber yang diperlukan dengan melaksanakan program-program referral. Fungsi tambahan dari pelayanan sosial adalah menciptakan partisipasi anggota masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah sosial. Tujuannya dapat berupa terapi individual dan sosial untuk memberikan kepercayaan pada diri individu dan masyarakat dan untuk mengatasi hambatan-hambatan sosial dalam pembagian politis, yaitu untuk mendistribusikan sumber-sumber dan kekuasaan. Partisipasi mungkin merupakan konsekuensi dari bagaimana program itu diorganisir, dilaksanakan dan disusun. Partisipasi terkadang merupakan alat, terkadang merupakan tujuan. Ada yang memandang bahwa partisipasi dan pelayanan merupakan dua fungsi yang selalu konflik, karenanya harus dipilih salah satu. Karena itu harus dipilih partisipasi sebagai tanggung jawab masyarakat dan pelayanan sebagai tanggung jawab program. Pada umumnya suatu program sulit untuk meningkatkan kedua-duanya sekaligus.

2.2.2 Peranan Pekerja Sosial dalam Menangani Masalah Sosial

Menurut Walter A Friedlander dalam Muhidin 1992:7, Pekerjaan Sosial adalah suatu pelayanan professional yang dilaksanakan pada ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam relasi kemanusiaan yang bertujuan untuk membantu, baik secara Universitas Sumatera Utara perorangan maupun didalam kelompok untuk mencapai kepuasan dan ketidaktergantungan secara pribadi dan sosial. Pekerjaan sosial berusaha untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat mencapai tingkat kesejahteraan sosial, mental dan psikis yang setinggi-tingginya. Permasalahan dalam bidang pekerjaan sosial erat kaitannya dengan masalah fungsi sosial, yaitu kemampuan seseorang untuk menjalankan peranannya sesuai dengan tuntutan lingkungannya. Oleh karena itu, usaha-usaha untuk memberikan pelayanan social, baik secara langsung maupun tidak langsung, juga diarahkan untuk membantu individu, kelompok maupun masyarakat dalam menjalankan fungsi sosialnya. Pekerja-pekerja sosial menyediakan pelayanan-pelayanan pertolongan dalam arti yang dikenal dalam praktek pekerja sosial. Praktek pekerjaan sosial ini merupakan realisasi daripada tugas fungsional didalam system kesejahteraan sosial guna membantu orang-orang dalam usaha mereka memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Praktek pekerjaan sosial dapat didefinisikan sebagai kontelasi nilai, tujuan, pengetahuan dan metoda. Praktek pekerjaan sosial dikembangkan dari perangkat tujuan-tujuan professional sebagai yang diyakini dan diakui oleh masyarakat umum dan para pekerja sosial. Dari kerangka teori pengetahuan praktek, profesi pekerjaan social, yaitu yang berhubungan dengan metoda-metoda petolongan, proses-proses dan peranan-peranan. Ada beberapa defenisi praktek pekerjaan sosial : 1. Kegiatan interventif yang diarahkan pada tujuan-tujuan dan dibimbingdidasari oleh nilai-nilai, pengetahuan, dan teknik yang secara kolektif diakui, diterima serta dikembangkan oleh profesi pekerjaan sosial. Universitas Sumatera Utara 2. Praktek pekerjaan sosial merupakan penerapan ilmu pengetahuan mengenai tingkah laku yang ditujukan untuk mengadakan perubahan perencana pada individu- individu, kelompok-kelompok serta system-sistem sosial. Tindakan-tindakan yang ditujukan kearah perubahan didasari oleh nilai-nilai metoda serta teknik-teknik yang diakui, diterima dan dikembangkan oleh profesi pekerja sosial. Jadi, pekerjaan sosial merupakan praktek professional dalam pengertian bahwa tindakan serta pelayanan-pelayanan yang diberikannya dilaksanakan oleh anggota-anggota yang berpendidikan khusus dan secara formal diakui dan diterima oleh dan didalam profesi pekerjaan sosial. Para pekerja social mampu melakukan penilaian yang kompleks yang diperlukan bagi pemecahan masalah-masalah manusia didalam suatu bidang kompetensi yang telah ditentukan. Seorang pekerja sosial, mempunyai pemahaman tentang pribadi dan tingkah laku manusia serta lingkungan sosialnya atau kondisi dimana manusia itu hidup. Menurut pandangan Zastrow, setidaknya ada beberapa peranan yang biasa dilakukan oleh pekerja sosial, yaitu : 1. Enabler Sebagai Enabler, seorang pekerja social membantu masyarakat agar dapat mengartikulasikan pola sikap kebutuhan mereka, mengidentifikasi masalah mereka dan mengembangkan kapasitas mereka agar dapat menangani masalah yang mereka hadapi secara lebih efektif. 2. Broker Peranan sebagai Broker, yaitu berperan dalam menghubungkan individu ataupun kelompok dalam masyarakat yang membutuhkan bantuan ataupun layanan Universitas Sumatera Utara masyarakat community service. Broker dapat juga dikatakan menjalankan peran sebagai mediator yang menghubungkan pihak yang satu dengan pemilik sumber daya. 3. Expert Sebagai expert tenaga ahli, ia lebih banyak memberikan saran dan dukungan informasi dalam berbagai hal. Misalnya saja, seorang tenaga ahli dapat memberikan usulan mengenai bagaimana struktur organisasi yang biasa dikembangkan dalam masyarakat tersebut dan kelompok-kelompok mana saja yang harus terwakili. Seorang expert harus sadar bahwa usulan dan saran yang diberikan bukanlah mutlak harus dijalankan masyarakat, usulan dan saran tersebut lebih merupakan masukan gagasan untuk menjadi pertimbangan masyarakat ataupunorganisasi dalam masyarakat tersebut. 4. Social Planner Seorang social planner mengumpulkan data mengenai masalah social yang terdapat dalam masyarakat tersebut, menganalisanya dan menyajikan alternative tindakan yang rasional untuk menangani masalah tersebut. Setelah itu perencana sosial mengembangkan program, mencoba mencari alternative sumber dan mengembangkan consensus dalam kelompok yang mempunyai berbagai minat maupun kepentingan. Peran expert dan sosial planner saling tumpang tindih. Seorang expert lebih memfokuskan pada pemberian usulan dan saran, sedangkan social planner lebih memfokuskan tugas-tugas terkait dengan pengembangan dan pengimplementasian program. Universitas Sumatera Utara 5. Advocate Peran advocate merupaka peran yang aktif dan terarah. Dimana community worker menjalankan fungsi sebagai advocate yang mewakili kelompok masyarakat yang membutuhkan suatu bantuan atau layanan. Tetapi, institusi yang seharusnya memberikan bantuan atau layanan tersebut tidak diperdulikan. Peran advokasi dapat dilihat dari apa yang dilakukan oleh lembaga non- pemerintah yang menyampaikan tuntutan pada pemerintah agar pemerintah menyediakan ganti-rugi yang memadai bagi mereka yang terpuruk, atau agar pemerintah meringankan biaya pendidikan. 6. Activist Sebagai activist, seorang community worker melakukan perubahan institusional yang lebih mendasar dan sering kali tujuannya adalah pengalian sumber daya ataupun kekuasaan pada kelompok yang kurang mendapatkan keuntungan. Seorang activist biasanya memperhatikan isu-isu tertentu, seperti ketidaksesuaian dengan hokum yang berlaku, ketidakadilan dan perampasan hak. Seorang activist biasanya mencoba menstimulasikan kelompok-kelompok yang kurang diuntungkan tersebut untuk mengorganisir diri dan melakukan tindakan melawan struktur kekuasaan yang ada. 7. Educator Dalam menjalankan peran sebagai educator pendidik, pekerja social diharapkan mempunyai keterampilan sebagai pembicara dan pendidik. Pekerja social harus mampu berbicara didepan public untuk menyampaikan informasi mengenai beberapa hal tertentu, sesuai dengan bidang yang ditanganinya Universitas Sumatera Utara

2.3 Orang Lanjut Usia