tahun 2009, Hal ini karena bank kurang mampu menurunkan nilai perbandingan antara total pembiayaan dengan total asetnya,
Berdasarkan analisis rasio-rasio likuiditas tersebut dapat diketahui bahwa tingkat likuiditas Bank Rakyat Indonesia, Tbk masih rendah, Hal ini
mencerminkan bahwa bank kurang mampu dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya sehingga tergolong dalam bank yang tidak liquid.
b. Solvabilitas
Hasil perhitungan rasio-rasio solvabilitas yang mencakup capital adequacy ratio CAR, primary ratio dan capital ratio pada bank syari’ah ini dapat
ditunjukkan pada tabel 4.11 sebagai beriktu:
Tabel 4.11 Rasio Solvabilitas Bank Rakyat Indonesia Tbk Periode 2006-2009
Rasio Periode
2006 2007
2008 2009
CAR 18,82
13,2 13,18
15,84 Primary Ratio
10,9 9,5
9,1 8,6
Capital Ratio 20,4
18,4 14,7
14
Sumber : Data sekunder diolah
Rasio-rasio solvabilitas yang mencakup capital adequacy ratio CAR, primary ratio, dan capital ratio dapat dijelaskan sebagai berikut:
1 CAR pada tahun 2006 adalah sebesar 18,82 , hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- dari pembiayaan dan securities dijamin oleh
modal sebesar Rp 0,1882.Nilai CAR pada tahun 2007 adalah sebesar 13,2 , hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- dari pembiayaan dan
securities dijamin oleh modal sebesar Rp 0,132,-. Sedangkan pada tahun 2008 CAR mengalami penurunan menjadi 13,19 , hal ini
menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- dari pembiayaan dan securities
Universitas Sumatera Utara
dijamin oleh modal sebesar Rp 0,1319,-. Pada tahun 2009 CAR kembali meningkat menjadi 15,84 , hal ini menunjukkan bahwa
setiap Rp 1,- dari pembiayaan dan securities dijamin oleh modal sebesar Rp 0,1584,-. Semakin tinggi nilai CAR maka solvabilitas
semakin baik. CAR yang semakin tinggi mencerminkan bahwa permodalannya semakin baik karena modal dapat digunakan untuk
menjamin pemberian pembiayaan. Oleh karena itu meskipun rasio ini mengalami penurunan pada tahun 2008 namun nilai CAR pada bank
konvensional ini ini masih tergolong cukup baik. Nilai CAR dikatakan rendah apabila kurang dari nilai CAR yang ditentukan oleh
Bank Indonesia yakni sebesar 8 , CAR yang rendah mencerminkan bahwa permodalan dalam bank kurang baik sehingga bank kurang
mampu menutup kemungkinan terjadinya kegagalan dalam pembiayaan dan perdagangan securities,
2 Primary ratio pada tahun 2006 adalah sebesar 10,9, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- dari aset dijamin oleh equity capital
sebesar Rp 0,109. Nilai primary ratio tahun 2007 menunjukkan angka 9,5 , hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- dari aset dijamin oleh
equity capital sebesar Rp 0,095,-, Sedangkan primary ratio pada tahun 2008 yang menunjukkan penurunan angka 9,1, menggambarkan
bahwa setiap Rp 1,- dari aset dijamin oleh equity capital sebesar Rp 0,091,-. Pada tahun 2009 primary ratio mengalami penurunan menjadi
8,6 , hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- dari aset dijamin oleh
Universitas Sumatera Utara
equity capital sebesar Rp 0,086,-. Nilai primary ratio Bank Rakyat Indonesia tergolong cukup baik karena masih diatas ketentuan Bank
Indonesia yaitu 3-6, 3 Capital ratio pada tahun 2006 menunjukkan nilai sebesar 20,4, hal
ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- dari pembiayaan dijamin oleh equity capital sebesar Rp0,204. Nilai capital ratio tahun 2007 sebesar
18,4 , hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- dari pembiayaan dijamin oleh equity capital sebesar Rp0,184,-. Pada tahun 2008
terlihat bahwa capital ratio mengalami penurunan menjadi 14,7 , hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- dari pembiayaan dijamin
oleh equity capital sebesar Rp 0,147,-. Sedangkan capital ratio pada tahun 2009 menunjukkan kembali sebesar angka 14, hal ini
menggambarkan bahwa setiap Rp 1,- dari pembiayaan dijamin oleh equity capital sebesar Rp 0,14,-, Dari tabel diatas terlihat bahwa
capital ratio mengalami penurunan tiap tahunnya, Meskipun demikian, selama periode 2006-2009 nilai rasio ini masih tergolong
tinggi sehingga pada tahun tersebut tingkat solvabilitasnya cukup baik, Hal ini menunjukkan bahwa bank tersebut memiliki permodalan
yang baik sehingga dapat menutup kredit atau pembiayaan usaha yang dilakukan oleh bank.
Ditinjau dari pertumbuhan solvabilitasnya, kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia dari tahun ketahun mengalami penurunan pada rasio solvabilitasnya,
Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhan rasio solvabilitas Bank Rakyat Indonesia, Tbk dapat ditunjukkan pada tabel 4.12 sebagai berikut:
Tabel 4.12 Pertumbuhan Solvabilitas Bank Rakyat Indonesia Tbk Periode 2006-2009
Likuiditas Periode
2007 2008
2009 CAR
-29 -0,15
20,1 Primary Ratio
-12 -4,2
-5,4 Capital Ratio
-9.8 -20,1
-4,7
Sumber : Data Sekunder Diolah,
Hasil pertumbuhan rasio solvabilitas yang mencakup capital adequacy ratio CAR, primary ratio, dan capital ratio memperlihatkan bahwa rasio-rasio
tersebut mengalami pertumbuhan negatif dan positif setiap tahunnya, Hal ini menunjukkan adanya penurunan nilai pada masing-masing rasio tersebut,
Pertumbuhan negatif pada rasio-rasio solvabilitas ini mencerminkan bahwa kinerja keuangan bank ini dari tahun ketahun kurang baik, Bank kurang mampu
memperbaiki permodalannya sehingga rasio-rasio solvabilitasnya terus
mengalami penurunan setiap tahunnya, Analisis terhadap rasio-rasio likuiditas yang mencakup capital adequacy ratio
CAR, primary ratio, dan capital ratio pada Bank Rakyat Indonesia, Tbk terlihat mengalami penurunan setiap tahunnya, Meskipun demikian, nilai rasio-rasio
solvabilitas pada bank ini masih cukup tinggi, Hal ini mencerminkan bahwa bank tersebut cukup mampu memenuhi kewajiban jangka panjangnya sehingga
tergolong sebagai bank umum yang solvabel.
c. Rentabilitas