Pertumbuhan rasio solvabilitas Bank Rakyat Indonesia, Tbk dapat ditunjukkan pada tabel 4.12 sebagai berikut:
Tabel 4.12 Pertumbuhan Solvabilitas Bank Rakyat Indonesia Tbk Periode 2006-2009
Likuiditas Periode
2007 2008
2009 CAR
-29 -0,15
20,1 Primary Ratio
-12 -4,2
-5,4 Capital Ratio
-9.8 -20,1
-4,7
Sumber : Data Sekunder Diolah,
Hasil pertumbuhan rasio solvabilitas yang mencakup capital adequacy ratio CAR, primary ratio, dan capital ratio memperlihatkan bahwa rasio-rasio
tersebut mengalami pertumbuhan negatif dan positif setiap tahunnya, Hal ini menunjukkan adanya penurunan nilai pada masing-masing rasio tersebut,
Pertumbuhan negatif pada rasio-rasio solvabilitas ini mencerminkan bahwa kinerja keuangan bank ini dari tahun ketahun kurang baik, Bank kurang mampu
memperbaiki permodalannya sehingga rasio-rasio solvabilitasnya terus
mengalami penurunan setiap tahunnya, Analisis terhadap rasio-rasio likuiditas yang mencakup capital adequacy ratio
CAR, primary ratio, dan capital ratio pada Bank Rakyat Indonesia, Tbk terlihat mengalami penurunan setiap tahunnya, Meskipun demikian, nilai rasio-rasio
solvabilitas pada bank ini masih cukup tinggi, Hal ini mencerminkan bahwa bank tersebut cukup mampu memenuhi kewajiban jangka panjangnya sehingga
tergolong sebagai bank umum yang solvabel.
c. Rentabilitas
Universitas Sumatera Utara
Hasil perhitungan rasio-rasio rentabilitas yang mencakup return on assets ROA, return on equity ROE dan gross profit margin GPM pada Bank Rakyat
Indonesia Tbk dapat ditunjukkan pada tabel 4.13 sebagai berikut:
Tabel 4.13 Rasio Rentabilitas Bank Rakyat Indonesia Tbk Periode 2007-2009
Rentabilitas Periode
2006 2007
2008 2009
ROA 4,36
3,82 3,59
3,12 ROE
34,99 40,03
39,46 36,29
GPM 9.14
32,5 29,7
36,80
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Rasio-rasio rentabilitas yang mencakup return on assets ROA, Return en equity ROE, dan Gross profit Margin GPM dapat dijelaskan seperti berikut,
1 ROA pada tahun 2006 adalah sebesar 4,36, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- dari aset menghasilkan laba sebesar Rp 0,0436. Nilai ROA
pada tahun 2007 menunjukkan penurunan menjadi 3,82, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- dari aset menghasilkan laba sebesar Rp
0,0382,-, Sedangkan ROA pada tahun 2000 mengalami penurunan menjadi 3,59 yang berarti bahwa setiap Rp 1,- dari aset mampu menghasilkan
laba sebesar Rp 0,059,-, Pada tahun 2009 ROA menurun menjadi 3,12 , hal ini menggambarkan bahwa setiap Rp 1,- dari aset mampu
menghasilkan laba sebesar Rp 0,0312,-, Penurunan ROA pada tahun 2008 hingga 2009 menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam menghasilkan
laba dari menggunakan asetnya tidak cukup baik, 2 ROE pada tahun 2006 adalah sebesar 34,99, hal ini menunjukkan bahwa
setiap Rp 1,- dari modal mampu menghasilkan laba sebesar Rp 0,3499.
Universitas Sumatera Utara
Nilai ROE pada tahun 2007 sebesar 40,03 menggambarkan bahwa setiap Rp 1,- dari modal mampu menghasilkan laba sebesar Rp 0,403,-,
Pada tahun 2008 ROE menurun menjadi 39,46 yang berarti bahwa setiap Rp 1,- dari modal dapat menghasilkan laba perusahaan sebesar Rp
0,3946,-, Sedangkan pada tahun 2009 ROE kembali menurun sebesar 36,29 menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- dari modal dapat menghasilkan
laba sebesar Rp 0,3629,-, Penurunan yang terjadi tiap tahunnya terhadap rasio ini mencerminkan bahwa kemampuan bank dalam menghasilkan laba
dengan menggunakan modalnya semakin tidak cukup baik, 3 GPM pada tahun 2006 menunjukkan nilai positif sebesar 9,14, ini ini
menggambarkan bahwa biaya operasi yang dikeluarkan oleh perusahaan belum mampu menghasilkan operating income bagi perusahaan.. Nilai
GPM pada pada tahun 2007 menunjukkan angka positif, yakni sebesar 32,5 , hal ini menggambarkan bahwa biaya operasi yang dikeluarkan
oleh perusahaan mampu menghasilkan operating income bagi perusahaan, Pada tahun 2008 GPM menunjukkan penurunan angka 29,7
, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- dari biaya operasi yang dikeluarkan oleh perusahaan mampu menghasilkan operating income
sebesar Rp 0,297-, Sedangkan pada tahun 2009 terlihat GPM mengalami kenaikan menjadi 36,8 yang berarti bahwa setiap Rp 1,- dari biaya
operasi yang dikeluarkan oleh perusahaan hanya mampu menghasilkan operating income sebesar Rp 0,368,-, Peningkatan nilai GPM pada tahun
2009 menjadi 36,8 mencerminkan bahwa pada tahun tersebut
Universitas Sumatera Utara
kemampuan bank dalam memperoleh laba dari operasional usahanya sudah cukup tinggi, Sedangkan pada tahun 2008 GPM mengalami
penurunan menjadi 29,7 , Meskipun nilai GPM mengalami kenaikan dan penurunan naik namun bank tersebut terlihat cukup mampu menghasilkan
laba melalui operasional usaha. Ditinjau dari pertumbuhannya, kinerja keuangan bank syari’ah ini mengalami
kenaikan dan penurunan pada rasio rentabilitasnya, Pertumbuhan rasio rentabilitas Bank Rakyat Indonesia, Tbk dapat ditunjukkan pada tabel 4.14.
Tabel 4.14 Pertumbuhan Reabilitas Bank Rakyat Indonesia, Tbk Periode 2007-2009
Rasio Periode
2007 2008
2009 ROA
-12 -6
-,13 ROE
-14 -10
-8 GPM
-255,57 -9
24
Sumber : Data Sekunder Diolah
Hasil perhitungan pertumbuhan rasio rentabilitas yang mencakup ROA, ROE, dan GPM memperlihatkan bahwa rasio-rasio tersebut mengalami pertumbuhan
negatif setiap tahunnya, Pertumbuhan positif pada rasio-rasio rentabilitas ini mencerminkan bahwa kinerja keuangan bank ini sudah cukup baik, Sedangkan
pertumbuhan negatif pada rasio-rasio ini mencerminkan bahwa kinerja keuangan bank ini kurang baik, Penurunan terhadap pertumbuhan rasio-rasio rentabilitas ini
menunjukkan bahwa bank kurang mampu mempertahankan kinerja keuangannya, Namun Bank Rakyat Indonesia, Tbk cukup mampu menghasilkan laba baik dari
pemanfaatan aset, modal, maupun operasional usahanya sehingga tergolong bank
yang cukup profitabel.
Universitas Sumatera Utara
C. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Analisis perbandingan kinerja keuangan ini dimaksudkan untuk membandingkan kinerja keuangan Bank Syari’ah Mandiri dan Bank Rakyat
Indonesia Tbk secara eksternal, Analisis perbandingan kinerja keuangan ini bertujuan untuk mengetahui bank mana yang memiliki kinerja keuangan lebih
baik antara Bank Syari’ah Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia. Perbandingan kinerja keuangan pada kedua bank tersebut ditinjau dari rasio-rasio keuangannya
yang mencakup likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Analisis perbandingan kinerja pada kedua bank tersebut tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Likuiditas
Likuiditas sebagai rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Perbandingan
rasio-rasio likuiditas Bank Syari’ah mandiri dan Bank Rakyat Indonesia selama periode 2006-2009 dapat ditunjukkan pada Tabel 4.15.
Tabel 4,15 Perbandingan Likuiditas Bank Syari’ah Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia, Tbk
Periode 2006-2009
Rasio Periode
2006 2007
2008 2009
Quick Ratio − BSM
− BRI 1,6
1,8 2,1
2,3 2,7
3 3,3
3,1 Banking Ratio
Universitas Sumatera Utara