Sumber : Data Sekunder Diolah
Hasil pertumbuhan rasio likuiditas yang mencakup quick ratio, banking ratio, dan loan to assets ratio menunjukkan bahwa rasio-rasio tersebut mengalami
pertumbuhan positif dan negatif pada tiap tahunnya, Pertumbuhan positif quick ratio pada tahun 2008 hingga 2009 memperlihatkan bahwa pada tahun tersebut
bank cukup mampu meningkatkan kinerja keuangannya, Pertumbuhan negatif banking ratio pada tahun 2008 hingga 2009 juga mencerminkan bahwa kinerja
keuangannya pada tahun tersebut semakin membaik karena bank mampu menurunkan nilai perbandingan antara total pembiayaan dengan total depositonya,
Sementara itu, pertumbuhan negatif pada loan to assets ratio menandakan bahwa kinerja keuangan pada bank tersebut semakin baik, Hal ini karena bank mampu
menurunkan nilai perbandingan antara total pembiayaan dengan total asetnya. Berdasarkan analisis rasio-rasio likuiditas tersebut dapat diketahui bahwa
tingkat likuiditas Bank Syari’ah Mandiri masih rendah, Hal ini mencerminkan bahwa bank kurang mampu dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
sehingga tergolong dalam bank yang tidak liquid.
b. Solvabilitas
Hasil perhitungan rasio-rasio solvabilitas yang mencakup capital adequacy ratio CAR, primary ratio dan capital ratio pada bank syari’ah ini dapat
ditunjukkan pada tabel 4.5 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Rasio Solvabilitas Bank Syari’ah Mandiri Periode 2006-2009
Rasio Periode
2006 2007
2008 2009
CAR 12,56
12,44 12,66
12,39 Primary Ratio
7,2 6,3
7,1 7,3
Capital Ratio 9,4
7,9 9,1
10
Sumber : Data sekunder diolah
Rasio-rasio solvabilitas yang mencakup capital adequacy ratio CAR, primary ratio, dan capital ratio dapat dijelaskan sebagai berikut.
1 CAR pada tahun 2006 adalah sebesar 12,56 hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- dari pembiayaan dan securities dijamin oleh
modal sebesar Rp 0,1256. Pada tahun 2007 nilai CAR mengalami penurunan sebesar 12,44 , hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,-
dari pembiayaan dan securities dijamin oleh modal sebesar Rp 0,1244,-. Sedangkan pada tahun 2008 CAR mengalami kenaikan
menjadi 12,66 , hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- dari pembiayaan dan securities dijamin oleh modal sebesar Rp 0,1266.
Pada tahun 2009 CAR kembali menurun menjadi 12,39, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- dari pembiayaan dan securities
dijamin oleh modal sebesar Rp 01239,-, Semakin tinggi nilai CAR maka solvabilitas semakin baik, CAR yang semakin tinggi
mencerminkan bahwa permodalannya semakin baik karena modal dapat digunakan untuk menjamin pemberian pembiayaan, Oleh karena
itu meskipun rasio ini mengalami penurunan pada tahun 2009 namun nilai CAR pada bank syari’ah ini masih tergolong cukup baik. Nilai
Universitas Sumatera Utara
CAR dikatakan rendah apabila kurang dari nilai CAR yang ditentukan oleh Bank Indonesia yakni sebesar 8, CAR yang rendah
mencerminkan bahwa permodalan dalam bank kurang baik sehingga bank kurang mampu menutup kemungkinan terjadinya kegagalan
dalam pembiayaan dan perdagangan securities, 2 Primary ratio pada tahun 2006 menunjukkan nilai sebesar 7,2 hal
ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- dari aset dijamin oleh equity capital sebesar Rp 0,072. Pada tahun 2007 nilai primary ratio
menunjukkan angka 6,3 , hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- dari aset dijamin oleh equity capital sebesar Rp 0,063. Sedangkan
primary ratio pada tahun 2008 yang menunjukkan peningkatan sebesar 7,1 menggambarkan bahwa setiap Rp 1,- dari aset dijamin
oleh equity capital sebesar Rp0,071,-. Pada tahun 2009 primary ratio juga mengalami kenaikan menjadi 7,3 , hal ini menunjukkan bahwa
setiap Rp 1,- dari aset dijamin oleh equity capital sebesar Rp 0,073,- ,Secara keseluruhan nilai primary rasio dinilai baik karena masih
diatas ketentuan Bank Indonesia yaitu 3-6, 3 Capital ratio pada tahun 2006 adalah sebesar 9,4 ini menunjukkan
bahwa setiap Rp 1,- dari pembiayaan dijamin oleh equity capital sebesar Rp 0,094. Pada tahun 2007 nilai capital ratio menurun sebesar
7,9 ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- dari pembiayaan dijamin oleh equity capital sebesar Rp 0,079,-. Pada tahun 2008 terlihat bahwa
capital ratio mengalami kenaikan menjadi 9,1 , hal ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- dari pembiayaan dijamin oleh equity capital sebesar Rp 0,091,-. Sedangkan capital ratio pada tahun
2009 menunjukkan angka 10, hal ini menggambarkan bahwa setiap Rp 1,- dari pembiayaan dijamin oleh equity capital sebesar Rp 0,1,-,
Dari tabel diatas terlihat bahwa capital ratio mengalami kenaikan tiap tahunnya. Meskipun demikian, selama periode 2006-2009 nilai rasio
ini masih tergolong rendah karena masih dibawah ketentuan bank indonesia yaitu 10-20 sehingga pada tahun tersebut tingkat
solvabilitasnya belum cukup baik, Hal ini menunjukkan bahwa bank tersebut belum memiliki permodalan yang baik sehingga dapat
menutup kredit atau pembiayaan usaha yang dilakukan oleh bank. Ditinjau dari pertumbuhan solvabilitasnya, kinerja keuangan bank syari’ah ini
dari tahun ketahun mengalami kenaikan pada rasio solvabilitasnya. Pertumbuhan rasio solvabilitas Bank Syari’ah Mandiri dapat ditunjukkan pada tabel 4.6 sebagi
berikut:
Tabel 4.6 Pertumbuhan Rasio Solvabilitas Bank Syari’ah Mandiri Periode 2006-2009
Rasio Periode
2007 2008
2009 CAR
-0,9 2
-2 Primary Ratio
-12,5 13
3 Capital Ratio
-15,9 15
10
Sumber : Data Sekunder Diolah
Hasil pertumbuhan rasio solvabilitas yang mencakup capital adequacy ratio CAR, primary ratio, dan capital ratio memperlihatkan bahwa rasio-rasio
tersebut mengalami pertumbuhan positif setiap tahunnya kecuali pada CAR pada tahun 2009 , Namun secara keseluruhan menunjukkan adanya kenaikan nilai
Universitas Sumatera Utara
pada masing-masing rasio tersebut, Pertumbuhan positif pada rasio-rasio solvabilitas ini mencerminkan bahwa kinerja keuangan bank syari’ah ini dari
tahun ketahun semakin baik, Bank mampu memperbaiki permodalannya sehingga rasio-rasio solvabilitasnya terus mengalami kenaikan setiap tahunnya,
Analisis terhadap rasio-rasio likuiditas yang mencakup capital adequacy ratio CAR, primary ratio, dan capital ratio pada Bank Syari’ah Mandiri terlihat
mengalami kenaikan setiap tahunnya, Rasio-rasio solvabilitas pada bank ini masih semakin baik, Hal ini mencerminkan bahwa bank tersebut cukup mampu
memenuhi kewajiban jangka panjangnya sehingga tergolong sebagai bank umum yang solvabel.
c. Rentabilitas