BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Krisis ekonomi dan moneter yang berlangsung pada pertengahan tahun 1997 memberikan dampak nyata pada kehidupan masyarakat. Hal ini ditandai dengan
terpuruknya sektor-sektor penggerak perekonomian, meningkatnya konflik- konflik sosio-politik, serta tingginya tingkat pelanggaran hak asasi manusia.
Selain itu, kondisi politik dalam negeri yang menghangat sebagai persiapan Pemilihan Umum di tahun 2004, serta keamanan internasional pasca-perang Irak
yang cenderung tidak stabil, juga berpengaruh pada perkembangan pembangunan di Indonesia. Masalah lain yang lain yang muncul pada periode pasca-krisis
ekonomi dan moneter adalah terpuruknya citra sektor perbankan, terutama karena kredit macet perusahaan-perusahaan besar, sehingga sangat berpengaruh pada
likuiditas hampir semua bank di Indonesia. Hal tersebut sangat berdampak negatif terhadap kinerja perbankan nasional, yang semakin sulit untuk mendapatkan
kembali kepercayaan penuh dari masyarakat. Menurut pandangan Islam, aktivitas keuangan dan perbankan merupakan
suatu wahana bagi masyarakat untuk membawanya kepada pelaksanaan ajaran Al- Qur’an yaitu prinsip At-Ta’awun saling membantu dan bekerja sama antar
anggota masyarakat untuk kebaikan dan prinsip menghindari Al-Iktinaz menahan dan membiarkan dana menganggur dan tidak digunakan untuk aktivitas
atau transaksi yang lebih bermanfaat. Bank syari’ah lahir sebagai salah satu
Universitas Sumatera Utara
solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba. Bank syari’ah yang memiliki filosofi utama kemitraan dan kebersamaan sharing
dalam profit dan risk diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat terhadap layanan jasa perbankan yang sesuai dengan prinsip syari’ah.
Salah satu fungsi utama perbankan sebagai lembaga intermediasi adalah menerima simpanan dari nasabah yang kelebihan dana, dan meminjamkan kepada
nasabah lain yang membutuhkan dana. Bagi perbankan konvensional, selisih antara besarnya bunga yang dikenakan kepada para peminjam dana dengan
imbalan bunga yang diberikan kepada nasabah penyimpan merupakan sumber keuntungan terbesar. Hal inilah yang menjadi perbedaan pokok antara perbankan
syari’ah dengan perbankan konvensional, yakni adanya larangan pengambilan bunga. Dalam sistem operasionalnya, perbankan syari’ah pada dasarnya memiliki
comparative advantage yang tidak dapat tersaingi sistem konvensional, yaitu digunakannya standar moral islami dalam kegiatan usahanya, dimana azas
keadilan dan kemanfaatan bagi seluruh umat mampu mendorong terciptanya sinergi yang sangat bermanfaat bagi bank dan nasabahnya. Selain itu, penerapan
prinsip bagi hasil sebagai salah satu prinsip pokok dalam kegiatan perbankan syari’ah juga akan menumbuhkan rasa tanggungjawab pada masing-masing pihak,
baik bank maupun debiturnya. Dewasa ini bank syariah menjadi salah satu sektor industri yang berkembang
pesat di Indonesia. Beberapa fakta pesatnya pertumbuhan perbankan syariah dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah:
Universitas Sumatera Utara
Dana Pihak Ketiga, jumlah dana masyarakat yang ditempatkan di perbankan
.
Keterangan Des-05
Des-06 Des-07
Des-08 Des-09
Jun-10 Bank umum
1,127,937 1,287,102 1,510,834
1,753,292 1,950,712
2,096,036 Bank syariah
15,581 19,347
28,011 36,852
52,271 58,078
Market share bank syariah
1.38 1.50
1.85 2.10
2.68 2.77
Pembiayaan, jumlah dana yang disalurkan perbankan kepada masyarakat
Pembiayaan Des-05
Des-06 Des-07
Des-08 Des-09
Jun-10 Bank umum
695,648 792,297
1,002,012 1,307,688
1,437,930 1,586,492
Bank syariah 12,405
16,113 20,717
26,109 34,452
46,26 Market share
bank syariah 1.78
2.03 2.07
2.07 2.40
2.92
Aset, total kekayaan yang dimiliki perbankan
Asset Des-05
Des-06 Des-07
Des-08 Des-09
Jun-10 Bank umum
1,469,827 1,693,850
1,986,501 2,310,557
2,534,106 2,678,265
Bank syariah 20,88
26,722 33,016
49,555 66,09
75,205 Market share
bank syariah 1.42
1.58 1.66
2.14 2.61
2.81
Sumber: http:www.bsm.co.id
Melihat suasana perkembangan perbankan yang sangat pesat tersebut, maka perbankan syariah mempunyai potensi dan peluang yang lebih besar dalam
peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi hasil perekonomian. Masyarakat sebagai pihak yang paling berperan, pada umumnya memiliki sikap tanggap
terhadap berbagai bentuk pelayanan yang diberikan oleh masing-masing bank untuk menarik simpati masyarakat. Simpati dan kepercayaan masyarakat terhadap
suatu bank tidak terlepas dari keadaan keuangan bank, termasuk kesehatan bank tersebut.
Perbankan sebagai salah satu bidang usaha yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara Agent of Development
diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sukses tidaknya suatu
perbankan dipengaruhi oleh banyak aspek seperti aspek manajemen, sumber daya
Universitas Sumatera Utara
manusia, pemasaran, dan kondisi keuangan yang dimilikinya. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi mengenai sehat
tidaknya, atau kemungkinan berkembang tidaknya suatu perbankan. Informasi dari laporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
ekonomi, baik oleh pihak manajemen maupun pihak eksternal. Melalui laporan keuangan kita dapat melihat posisi neraca, laba-rugi, arus kas dan ekuitas
perusahaan apakah dalam keadaan sehat atau semakin buruk dari tahun ketahun. Laporan tersebut dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, diantaranya yaitu : pertama, Dewan Komisaris melalui laporan keuangan dapat menilai prestasi kerja direksi, dan menilai kemungkinan hasil-
hasil yang akan datang dan keuntungan yang akan diterima. Kedua, Direksi, laporan hal kinerja keuangan pada periode-periode yang lalu membantu
penyusunan rencana-rencana serta kebijakan-kebijakan yang lebih baik dan tepat, dapat mempertanggungjawabkan kepercayaan yang diberikan, mengukur tingkat
biaya dari berbagai aktivitas, serta derajat keuntungan yang dapat dicapai. Ketiga, Pemerintah, dan Bank indonesia, dari laporan hasil kinerja keuangan masing-
masing dapat menentukan besarnya pajak serta dapat menilai kinerja suatu bank, serta kebonafitan pengelolaan bank yang bersangkutan. Selain itu, Kinerja yang
baik akan sangat berpengaruh pada para pemilik dana untuk menitipkan uangnya pada bank tersebut. Sebaliknya, apabila kinerja bank tersebut buruk maka pemilik
dana tidak akan berminat untuk menitipkan uangnya pada bank tersebut. Analisis kinerja keuangan ini penting dilakukan sebagai dasar pengambilan keputusan
manajemen lembaga agar tujuan serta sasaran yang diharapkan dapat tercapai.
Universitas Sumatera Utara
Analisis rasio keuangan dapat membantu manajemen dalam memahami apa yang sebenarnya terjadi pada perbankan berdasarkan suatu informasi laporan
keuangan baik dengan perbandingan rasio-rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang pada internal perbankan maupun perbandingan rasio perbankan
dengan perbankan yang lainnya atau dengan rata-rata industri pada saat titik yang samaperbandingan eksternal. Oleh karena kegiatannya menyangkut uang
masyarakat dan kepercayaan yang diberikan, maka setiap lembaga perbankan harus membuat laporan hasil kinerja keuangan berdasarkan ketentuan-ketentuan
dari Bank Indonesia selaku pengawas perbankan di Indonesia. Alat yang biasa yang digunakan untuk
mengetahui kinerja tersebut adalah dengan menggunakan analisis rasio,
yakni rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan operasiefesiensi usaha.
Analisis rasio ini merupakan teknis analisis untuk mengetahui hubungan antara pos-pos tertentu dalam neraca maupun laporan rugi laba bank secara
individual maupun secara bersama-sama. Bank Syariah Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia adalah salah satu bank
syariah dan bank konvensional terbesar di Indonesia menurut . Bank Syariah Mandiri adalah bank syariah dengan aset terbesar di Indonesia sedangkan bank
Bank Rakyat Indonesia adalah bank konvensional nomor dua terbesar kedua di Indonesia
http:www .vivanews.com. Pesatnya pertumbuhan kedua bank
tersebut telah memotivasi penulis untuk membandingkan bagaimana kinerja antara bank syariah dengan bank konvensional berdasarkan analisis rasio keuagan
pada periode yang sama. Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Sebagai rasio yang digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
melihat perbedaan kinerja perbankan konvensional dan bank syariah yang akan diteliti dalam penelitian ini. Aspek likuiditas yang dipakai dalam rasio perbankan
dapat diketahui dengan menghitung quick ratio, banking ratio, dan loan to asset ratio. Rasio keuangan untuk mengukur solvabilitas bank dapat diketahui dengan
menghitung capital adequacy ratio CAR, primary ratio, dan capital ratio. Rasio Rentabilitas dapat diketahui dengan menghitung return on assets ROA, return
on equity ROE, dan gross profit margin GPM. Berdasarkan latar belakang diatas, maka judul yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah: ”Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Bank Konvensional dan Bank Syariah Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri
dan PT. Bank Rakyat Indonesia 2006-2009.
B. Perumusan Masalah