26 2. Pendapatan menurut akuntansi
Pendapatan sebagai salah satu faktor penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Banyak
konsep pendapatan yang didefenisikan dari berbagai literatur dan teori akuntansi. Namun pada dasarnya konsep pendapatan dapat
ditelusuri dari dua sudut pandang, yaitu : a. Pandangan yang menekankan pada pertambahan atau
peningkatan jumlah aktiva yang timbul sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan inflow concept.
b. Pandangan yang menekankan pada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan serta penyerahan barang dan jasa
kepada konsumen atau produsen lainnya outflow concept.
Dari dua sudut pandang konsep pendapatan menurut ilmu akuntansi tersebut, dapat dismpulkan bhawa pendapatan merupakan keseluruhan
peningkatan jumlah aktiva atau pengurangan suatu kewajiban yang berasal dari penjualan barang dagangan atau aktia usaha lainnya dalam suatu periode
kecuali peningkatan aktiva dari pembelian aktiva, investasi oleh pemilik dari koreksi laba rugi tahun yang lalu.
2. Pengertian
Beban
Beban expense dapat diartikan sebagai pemakaian barang dan jasa
dalam proses memperoleh pendapatan. Dalam hal ini tersirat dua pengertian yaitu adanya pemakaian atau aktivitas menghabiskan barang atau jasa, dan
Universitas Sumatera Utara
27 nilai – nilai barang dan jasa ini menjadi habis pada saat produk perusahaan
ditransfer kepada pembeli. Menurut Smith 2004 : 123 : “Beban adalah arus keluar atau
pemakaian lain aktiva atau terjadinya kewajiban atau kombinasi keduanya yang bersala dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau
pelaksanaan aktivitas – aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi inti yang berkelanjutan dari suatu entitas”.
Menurut Committee on Terminology seperti yang dikutip oleh Wolk, et.al 2001 : 396 “Expense is the broadest sense includes all expired costs
wich are deductible from revenues...”. Dari defenisi diatas beban adalah semua biaya yang telah dikenakan
dan dapat dikurangkan dari pendapatan. Definisi ini mewakili orientasi revenue – expense yang tradisional.
Menurut FASB seperti yang dikutip oleh Walk, et.al 2001 : 396 : “Expense gross decreases in assets or gross increases in liabilities recognized
and measured in conformity with generally accepted accounting principles that result from those types of profit-derected activities of an enterprise...”.
Defenisi ini menjelaskan suatu hubungan yang ditetapkan antara expense dan net asset.
Menurut FASB seperti yang dikutip oleh Wolk, et.al 2001 : 396 : “Expense are outfolw or other using up of assets or incurrences of liabilities
or a combination of both during a period from delivering or producing
Universitas Sumatera Utara
28 goods, rendering, services, carrying out other activities that constitute the
entity’s major or central operation”. Defenisi
ini mewakili
pendekatan assets-liability yang kuat. Sekali
lagi, FASB mungkin memandang kedepan dalam mempergunakan defenisi ini. Dalam prektiknya, meskipun pengakuan beban terus dipedomani oleh sifat
ortodoks revenue-expense yang kuat dimana beban ditandingkan matched untuk mengakui pendapatan
Beban menyatakan adanya arus kas keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas atau setara kas, persediaan, dan aktiva tetap yang terjadi sebagai
akibat dari operasi yang berkesinambungan dari perusahaan. Aktiva yang keluar dan timbulnya hutang terjadi disebabkan berbagai sebab, misalnya
penyerahan unit produksi, penggunaan jasa tenaga kerja, pemakaian listrik, dan sebagainya.
Pada intinya beban merupakan arus keluar sumber daya yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan yang umumnya diakibatkan penyelesaian
pertukaran ekonomi. Pengeluaran beban mengakibatkan ekuitas pemilik menurun. Dari sisi persamaan akuntansi, dengan asumsi bahwa kewajiban
tidak mengalami peningkatan, maka ekuitas pemilik akan menurun untuk mengimbangi penurunan aktiva.
Beban dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu : 1. Biaya yang berhubungan dengan penghasilan pada periode itu.
2. Biaya yang dihubungkan dengan periode tertentu yang tidak dikaitkan dengan pendapatan.
Universitas Sumatera Utara
29 3. Biaya yang karena alasan praktis tidak dapat dikaitkan dengan
periode manapun. Beban seringakali disamakan dengan biaya cost. Namun sebenarnya
terdapat perbedaaan diantara keduanya. Biaya adalah pengeluaran yang belum habis masa manfaatnya, jadi masih harus dibebankan pada periode berikutnya.
Sedangkan beban adalah pengeluaran yang sudah habis masa manfaatnya dan sudah seluruhnya dibebankan pada periode berjalan.
Menurut Adolph Matz dan Milton F. Usry 1991 ; 19 “Biaya adalah suatu nilai tukar prasyarat atau pengorbanan yang dilakukan guna memperoleh
manfaat”. Dalam akuntansi keuangan, prasyarat atau pengorbanan tersebut pada tanggal perolehan dinyatakan dengan pengurangan aktiva pada saat ini
atau pada masa yang akan datang. Adolph Matz dan Milton F. Usry 1991 : 20 mendefinisikan beban
sebagai berikut : Beban adalah pengurangan aktiva netto akibat digunakannya jasa –
jasa ekonomis untuk menciptakan pendapatan atau karena pengenaan pajak oleh badan – badan pemerintah. Beban dihitung menurut jumlah
penggunaan aktiva dan pertambahan kewajiban yang berkaitan dengan produksi, pengiriman barang, serta pemberian jasa. Dalam arti terluas,
beban mencakup semua biaya yang telah habis dipakai expired yang dapat dikurangkan dari pendapatan.
Menurut Ikatan
Akuntan Indonesia 2007 : 14.78 : Defenisi beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul
dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa meliputi, misalnya,
beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk arus kas keluar atau berkurangnya aset seperti kas dan
setara kas, persediaan, dan aset tetap.
Universitas Sumatera Utara
30
C. Jenis Pendapatan dan Beban 1. Jenis