72 biasanya sound designer akan menempatkan bahan-bahan penyerap suara untuk
menghindari terjadinya reverberasi.
4. Material Penye rap Suara
Benda-benda yang permukaannya keras dan licin biasanya lebih banyak memantulkan suara,seperti misalnya tembok, beton, keramik, besi. Sedangkan
benda yang permukaannya berserat atau berbutir-butir, seperti softboard dan glasswoll biasanya lebih banyak menyerap suara dan biasanya tidak dipantulkan
kembali. Disain akustik selalu memperhatikan material yang digunakan dan desain yang membuat pantulan suara minimum bahkan tidak ada sama sekali.
Studio rekaman suara,auditorium, concert hall dan sebagainya adalah contoh bangunan dengan treatment akustik khusus.
Material yang akan digunakan sebagai panel akustik adalah tanaman bambu betung Dendrocalamus Asper Backer, penggunaan material bambu
dikarenakan merupakan salah satu material hemat energi.
5. Akustik dan arsitektur
Akustik suara merupakan aspek penting dalam proses desain arsitektur, namun dalam praktek hal ini masih kurang memperoleh perhatian yang
proporsional terutama oleh praktisi arsitektur, serta masih langkanya ahli dalam bidang akustik dalam arsitektur. Tujuan dari penataan akustik adalah untuk
menciptakan kondisi mendengar secara ideal kenyamanan audial pada suatu lingkungan, baik pada ruang tertutup maupun diudara terbuka, sehingga
penghuni akan ruang –ruang arsitektural akan cukup terlindungi terhadap bising
dan getaran yang berlebihan.
73 Garis besar persyaratan akustik ruang adalah :
- kekerasan suara cukup dalam setiap bagian ruang - energy bunyi terdistribusi merata
- waktu dengung optimum sesuai fungsi - bebas cacat akustik
- bebas bising dan getaran pesatnya perkembangan arsitektur dan banyaknya problem akustik sangat
disadari, karena perancang sering menghadapi masalah akustik yang belum pernah terjadi sebelumnya karena berbagai sebab, antara lain :
- bentuk ruang dalam membuat desain perancangan hamper selalu membuat
karya desainnya dengan bentuk yang tidak selalu sama baik dalam denah, lantai, dinding, plafond, yang tentunya akan berpengaruh terhadap prilaku
suara. -
prilaku suara dari teori perambatan suara terhadap bidang, dari asal sumber suara menuju ke bidang akan berlaku rumus sudut datang sama dengan
sudut pantul, akan berpengaruh terhadap bidang-bidang yang terbentuk didalam suatu ruang.
- Perambatan suara dari satu sumber suara dalam suatu ruang saja merupakan
hal yang rumit dan dibutuhkan pengalaman untuk membayangkannya. Ditambah lagi dengan bentuk prmukaan benda pada dinding, plafond,
dengan bentuk bidang yang lurus, cembung, cekung tentu akan sangat berpengaruh terhadap prilaku suara.
- bahan material sangat banyaknya jenis material yang dipergunakan didalam
ruang yang pada dasarnya memiliki koefisien serapan serta pantulan yang
74 berbeda, serta banyaknay material baru yang belum diketahui spesifikasinya
tentu menjadi kendala dalam memperoleh perhitungan akustik yang ideal. -
volume ruang pada bangunan gedung dengan volume ruangan yang relative kecil, kualitas suara tidak terlalu menjadi kendala berarti, namun dalam
skala bangunan dengan volume yang besar tentu hal ini menjadi pertimbangan yang sangat penting yang dapat menjadi indikasi keberhasilan
desain dari sebuah gedung. -
jumlah penonton pengunjung banyak sedikitnya penghuni dalam gedung akan mempunyai pengaruh terhadap kondisi akustik, semakin banyak
penonton tentu akan menambah daya serap suara, sedangkan semakin sedikit akan mempengaruhi pantulan suara.
6. Pengendalian bising dan getaran