Ketrampilan Proses Sains Definisi Operasional

Dengan memandang kelima domain fisika yang dikembangkan diharapkan mampu memberikan peluang bagi peserta didik untuk belajar fisika secara utuh. Peserta didik menjadi tertarik dengan fisika melalui pembelajaran yang lebih efektif karena pengukuran dilakukan tidak berfokus pada satu domain saja.

2. Ketrampilan Proses Sains

Keterampilan merupakan kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas. Sedangkan proses dalam hal ini didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses merupakan konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen- komponen yang harus dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian . Keterampilan proses sains adalah pendekatan yang didasarkan pada anggapan bahwa sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah. Dalam pembelajaran sains, proses ilmiah tersebut harus dikembangkan pada siswa sebagai pengalaman yang bermakna. Bagaimanapun pemahaman konsep sains tidak hanya mengutamakan hasil produk saja, tetapi proses untuk mendapatkan konsep tersebut juga sangat penting dalam membangun pengetahuan siswa. Keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah memiliki peran yang penting dalam menemukan konsep sains. Siswa dapat membangun gagasan baru sewaktu mereka berinteraksi dengan commit to user suatu gejala. Pembentukan gagasan dan pengetahuan siswa ini tidak hanya bergantung pada karakteristik objek, tetapi juga bergantung pada bagaimana siswa memahami objek atau memproses informasi sehingga diperoleh dan dibangun gagasan baru. Keterampilan proses sains sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki. Kemampuan yang dikembangkan dalam pembelajaran menggunakan keterampilan proses sains meliputi : a kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, b kemampuan untuk memprediksi apa yang belum terjadi, dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen, c dikembangkannya sikap ilmiah. Kegiatan pembelajaran keterampilan proses sains meliputi pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi. Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah. Melalui keterampilan proses dikembangkan sikap dan nilai yang meliputi rasa ingin tahu, jujur, sabar, terbuka, kritis, tekun, ulet, cermat, disiplin, peduli terhadap lingkungan, memperhatikan keselamatan kerja, dan bekerja sama dengan orang lain. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran sains berorientasi pada peserta didik. Sehingga arah pembelajaran menjadi bagaimana menyediakan dan commit to user memperkaya pengalaman belajar peserta didik . Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif. Metode pendekatan saintifik yang berorientasi pada berfikir saintis dan berfikir kritis telah lazim digunakan untuk memaparkan keterampilas sains, dan dikenal dengan nama keterampilan proses sains. Metode ini dipopulerkan oleh sebuah proyek kurikulum yang dikenal sebagai Science A Process Approach SAPA Padilla: 1990. Keterampilan proses sains dalam SAPA didefinisikan sebagai seperangkat kemampuan saintis yang dapat diterapkan sesuai dengan berbagai disiplin ilmu dan mencerminkan perilaku seorang ilmuwan. Sebagaimana dalam uraian sebelumnya bahwa keterampilan proses sains merupakan salah satu domain dalam pembelajaran fisika. SAPA membagi keterampilan proses sains science process skills menjadi dua yaitu keterampilan dasar basic skills dan keterampilan terintegrasi integrated skills. Keterampilan Dasar Basic Skills Keterampilan dasar dari keterampilan proses sains terdiri dari Mengamati observing, mengklasifikasi classifying, mengukur measuring, menyimpulkan inferring, meramalkan predicting, dan mengkomunikasikan communicating. Keterampilan dasar tersebut terintegrasi serentak ketika ilmuwan merancang dan melaksanakan eksperimen atau dalam kehidupan sehari-hari ketika melakukan tes atau percobaan. commit to user 1 Mengamati rvin g Mengamati adalah proses menyeluruh yang meliputi pengumpulan data tentang fenomena atau peristiwa dengan menggunakan panca indera. Untuk dapat menguasai keterampilan mengamati, siswa harus menggunakan sebanyak mungkin indera yang dimiliki, yakni melihat, mendengar, merasakan, mencium dan mencicipi. Dengan demikian dapat mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dan memadai secara maksimal. 2 Mengklasifikasi l sifyin g Mengklasifikasi atau mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunakan untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu. Proses mengklasifikasikan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan, mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan. 3 Mengukur m u rin g Proses tambahan dari klasifikasi mengharuskan pada kasus-kasus tertentu untuk melakukan pengukuran secara mendetail. Ketika mengukur beberapa benda berarti membandingkan benda tersebut untuk didefinisikan dengan rujukan yang disebut satuan. Sebuah informasi hasil penggkuran berisi dua bagian yaitu angka untuk memberitahu berapa banyak, dan nama satuan untuk memberitahu berapa banyak dengan rujukannya. 4 Menyimpulkan in f rrin g Menyimpulkan adalah kegiatan melakukan penjelasan atau tafsiran Tesis Heri E.A P.Sains UNS commit to user interpretasi yang dibuat berdasarkan pengamatan. Ketika mampu membuat kesimpulan, menafsirkan dan menjelaskan peristiwa-peristiwa di sekitar, dengan demikian siswa telah memiliki apresiasi yang lebih baik terhadap lingkungan di sekitar. 5 Meramalkan p r tin g Membuat ramalan prediksi adalah membuat dugaan secara logis tentang hasil dari kejadian masa depan. Ramalan ini didasarkan pada pengamatan yang baik dan kesimpulan yang dibuat tentang kejadian yang diamati. Apabila siswa dapat menggunakan pola-pola hasil pengamatannya untuk mengemukakan fenomena yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamatinya, maka siswa tersebut telah mempunyai kemampuan proses meramalkan. 6 Mengkomunikasikan o m m u n i in g Komunikasi adalah keterampilan proses sains yang bergandengan seiring dengan keseluruhan keterampilan proses sains. Siswa harus berkomunikasi dalam rangka membagikan hasil pengamatan kepada orang lain, membagikan hasil percobaan berupa kesimpulan, maupun prediksi. Komunikasi harus jelas dan efektif agar orang lain dapat memahami informasi tersebut. Salah satu kunci untuk berkomunikasi efektif adalah dengan menggunakan rujukan referensi. Tesis Heri E.A P.Sains UNS commit to user Keterampilan terintegrasi Integrated Skills Keterampilan terintegrasi dalam keterampilan proses sains berlandaskan kepada enam keterampilan dasar yang telah diuraikan sebelumnya. Keterampilan terintegrasi terdiri dari: membuat model m in g m ls , mendefinisikan secara operasional d fin in g o r i ly , mengumpulkan data co ll tin g , menginterpretasikan data in t rp r tin g , mengidentifikasi dan mengontrol variabel i n tifyin g o n tro llin g v i s , merumuskan hipotesis fo rm u l in g hyp o t s s , melakukan percobaan x ri + n tin g . Keterampilan terintegrasi pada hakekatnya merupakan keterampilan- keterampilan yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Mulai dari membuat model yaitu model percobaan yang akan dilakukan, kemudian mendefinisikan secara operasional variabel-variabel yang digunakan, selanjutnya melakukan pengumpulan data dan menginterpretasikan. Langkah ini diikuti dengan mengidentifikasi dan mengontrol variabel-variabel yang digunakan dalam percobaan. Kemampuan merumuskan hipotesis sangat diperlukan dalam percobaan untuk memberikan arah dalam percobaan. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Dalam tahapan untuk melakukan percobaan, keterampilan proses sains dasar dilakukan oleh praktikan. Keterampilan proses sains dalam pembelajaran diimplementasikan melalui pendekatan keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses adalah proses Tesis Heri E.A P.Sains UNS commit to user pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti yang dikerjakan para ilmuwan, tetapi pendekatan keterampilan proses tidak bermaksud menjadikan setiap siswa menjadi ilmuwan. Seperti yang diimplementasikan oleh SAPA Science A Process Approach, pendekatan keterampilan proses sains KPS merupakan pendekatgn pembelajaran yang berorientasi kepada proses IPA. Namun dalam tujuan dan pelaksanaannya terdapat beberapa perbedaan. SAPA tidak mementingkan konsep apa yang akan dicapai, sedangkan pendekatan KPS justru menggunakan keterampilan proses untuk memahami konsep atau mempelajari konsep. Selain itu SAPA juga menuntut pengembanagan pendekatan yang dilakukan secara utuh yaitu dalam metode ilmiah selama pelaksanaannya, sedangkan jenis-jenis keterampilan proses dalam pendekatan KPS dapat dikembangkan secara terpisah, bergantung metode pembelajaran yang digunakan. Dalam Nuryani 1995 menyatakan bahwa keterampilan proses terdiri dari sejumlah keterampilan yang satu sama lain sebenarnya tak dapat dipisahkan, masing-masing keterampilan tersebut yaitu: 1 Melakukan pengamatan observasi, 2 Menafsirkan pengamatan interpretasi, 3 Mengelompokkan klasifikasi, 4 Meramalkan prediksi, 5 Berkomunikasi, 6 Berhipotesis, commit to user 7 merencanakan percobaan atau penyelidikan, 8 Menerapkan konsep atau prinsip, 9 Mengajukan pertanyaan. Ketrampilan proses sains yang digunakan dalam pengembangan modul ini merupakan penggabungan dan modifikasi dari KPS menurut Nuryani dan yang terdapat dalam SAPA, sehingga diambil sembilan keterampilan proses sains, yaitu mengamati ,-. rvin g menafsirkan in t rp r ti n g , berhipotesis h yp o t 1 siz 2 , mengklasifikasi 3 l 4 . sifyin g merencanakan percobaan x 5 ri 6 n tin g , menyimpulkan in f rrin g meramalkan p r 27 3 tin g mengkomunikasikan 3 o m m u n i 3 48 in g , dan menerapkan konsep atau prinsip 4 55 9 yin g 3 ,:3 p t . Keterampilan Proses Sains merupakan keterampialan yang bebas konsep, artinya dalam melatihkan KPS tidak terikat akan konsep maupun sintaks dalam pembelajaran. Pada umumnya KPS dilatihkan dengan dua cara. Metode melatihkan KPS yaitu dilatihkan secara tidak langsung dan terintegrasi dalam pembelajaran, dengan model-model pembelajaran berbasis KPS. Cara kedua adalah dengan melatihkan KPS secara langsung satu persatu dimulai dari KPS yang paling dasar, setelah siswa benar-benar menguasai KPS yang dilatihkan dapat dilanjutkan dengan KPS berikutnya. Dengan cara ini siswa akan lebih fokus untuk menguasai KPS sehingga dapat menunjang pembelajaran saintis untuk materi-materi yang berbeda. Dalam modul ini KPS dilatihkan secara tersendiri lepas dari sintaks pembelajaran. KPS dilatihkan satu persatu dengan materi kinematika sebagai Tesis Heri E.A P.Sains UNS commit to user pendamping dalam pembelajaran. Dengan demikian memudahkan siswa untuk belajar masing-masing KPS untuk menunjang pembelajaran kinematika maupun materi lain.

3. Modul

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25