Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembaharuan pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Pembaharuan ini untuk memperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang sudah terbiasa demi timbulnya praktik yang baru, baik dalam metode ataupun cara- cara bekerja untuk mencapai tujuan. Salah satu pembaharuan dalam dunia pendidikan di Indonesia di antaranya adalah perubahan dalam bidang kurikulum yaitu dari Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK kemudian menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, dan yang terakhir yang baru saja diimplementasikan adalah kurikulum 2013. Pada Kurikulum 2013 memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh siswa. Oleh karena itu, kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi, dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan siswa sebagai suatu kriteria keberhasilan. Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk membantu siswa menguasai sekurang-kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan konsep belajar tuntas dan pengembangan bakat, setiap siswa harus diberi kesempatan untuk mencapai commit to user tujuan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan secara inkuiri ilmiah scientific inquiry untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup, sehingga lebih menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Pelaksanaan pembelajaran fisika dengan cara saintifik pada Kurikulum 2013 yang tidak lain merupakan implementasi untuk melaksanakan amanat Undang- undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Sisdiknas pasal satu, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara . Di dalam pembuatan RPP hal penting yang harus ditulis adalah proses pendekatan ilmiah scientific approach, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan menyimpulkan. Dengan demikian pada Kurikulum 2013, terdapat peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan Kemendikbud, 2012. Pendekatan ilmiah scientific approach selaras dengan aspek-aspek yang terdapat pada keterampilan proses sains KPS, sehingga dalam Kurikulum 2013 KPS Tesis Heri E.A P.Sains UNS commit to user terintegrasi dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan baik di kelas maupun di luar kelas. Akan tetapi kenyaataannya di lapangan banyak siswa yang masih belum mengenal KPS, terlebih lagi menerapkannya dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan di lapangan, siswa cenderung kesulitan dalam melakukan metode- metode ilmiah dengan menerapkan KPS dalam pembelajarannya, antara lain dalam berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dalam kegiatan pengamatan, maupun melaporkan hasil kegiatan eksperimen. Dengan demikian diperlukannlah suatu media maupun sarana untuk melatihkan KPS guna menunjang ketercapaian pembelajaran sesuai dengan hakekat Kurikulum 2013. Perangkat Kurikulum 2013 disusun dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan serta kondisi satuan pendidikan misalnya: sekolah, kemampuan siswa, guru sehingga perlu adanya sumber belajar yang mendukung proses pembelajaran. Dengan memperhatikan hal tersebut pentingnya diajarkannya ilmu fisika kepada peserta didik untuk memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, dan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berfikir yang berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan yang lebih khusus dari diajarkannya ilmu fisika adalah untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan yang merupakan prasyarat untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mendorong pengembangan ilmu dan teknologi. Hal tersebut di atas akan terlaksana secara optimal apabila ditunjang oleh faktor-faktor pendukung dalam keterlaksanaan pembelajaran. Tesis Heri E.A P.Sains UNS commit to user Salah satu sumber dan media belajar yang dirasa dapat membantu siswa maupun guru dalam proses pembelajaran fisika untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran adalah modul. Modul adalah suatu paket pengajaran yang berkenaan dengan suatu unit terkecil bertahap dari mata pelajaran tertentu, dengan kata lain modul dapat diartikan juga sebagai alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya Depdiknas, 2007. Karakteristik modul adalah disajikan dalam bentuk yang bersifat self instructional, dengan demikian masing-masing siswa dapat menentukan kecepatan dan intensitas belajarnya sendiri guna meningkatkan efektivitas pembelajaran di kelas. Kelebihan modul inilah yang mendasari sehingga dikembangkan modul latihan untuk meningkatkan KPS siswa. Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku alam dalam berbagai bentuk gejala untuk dapat memahami segala sesuatu yang mengendalikan atau menentukan perilaku tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka belajar fisika tidak lepas dari penguasaan konsep-konsep dasar fisika melalui pemahaman. Belajar fisika menuntut kemampuan untuk memahami konsep, prinsip maupun hukum- hukum, kemudian diharapkan siswa mampu menyusun kembali dalam bahasanya sendiri sesuai dengan tingkat kematangan dan perkembangan intelektualnya. Belajar fisika yang dikembangkan adalah kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik Tesis Heri E.A P.Sains UNS commit to user secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika, serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri Depdiknas, 2003: 1. Tuntutan perkembangan kurikulum menjanjikan perbaikan kompetensi lulusan. Pada kurikulum 2013 standar kompetensi lulusan SKL terdiri dari tiga domain, yaitu domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Seperti yang terdapat dalam draft pengembangan kurikulum 2013 Kemendikbud, 2012 dalam domain keterampilan ini terdapat aspek elemen keterampilan proses yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta. Sedangkan dalam domain pengetahuan terdapat aspek elemen keterampilan proses mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisa, dan mengevaluasi. Modul fisika yang digunakan siswa secara umum belum mengarah kepada penanaman keterampilan proses yang merupakan esensi dari pembelajaran fisika itu sendiri. Sehingga produk dari pembelajaran fisika merupakan siswa yang belum memiliki kemampuan yang baik untuk mengamati, mengkomunikasikan, mengelompokkan, melakukan pengukuran, menarik kesimpulan, dan melukan prediksi terhadap fenomena-fenomena alam yang terkait dengan fisika. Oleh karena itu perlu dikembangkan modul-modul fisika yang telah berorientasi keterampilan proses sains. Dalam modul ini, nantinya siswa mengajar dirinya sendiri dan melakukan kontrol sendiri terhadap intensitas belajarnya menggunakan fakta ilmiah, memahami sistem kehidupan dan memahami penggunaan peralatan commit to user sains. Selain itu penggunaan dan pengembangan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah dalam pembelajaran sains bertujuan agar peserta didik mampu memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah sains. Kinematika gerak merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang gerak serta perubahan-perubahan yang tampak dalam rentang waktu benda melakukan gerak. Kinematika gerak termasuk materi ajar di SMA pada kelas X sesuai yang terdapat pada KD 4.2 Kurikulum 2013. Karakteristik materi kinematika gerak memungkinkan siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan pengamatan dan eksperimen. KPS berperan penting dalam melakukan pengamatan dan eksperimen. Penggunaan metode pembelajaran yang menunjang pada kinematika gerak, khususnya untuk mengakomodasi penemuan konsep maka siswa perlu menguasai KPS. Ketika siswa telah menguasai KPS dengan baik, maka KPS dapat membantu siswa untuk mempelajari materi berikutnya yaitu dinamika, perpaduan gerak, dan gerak paralabola. Oleh karena itu, KPS sangat diperlukan dalam pembelajaran kinematika gerak. Bertolak dari hal tersebut adalah suatu tantangan bagi para guru fisika untuk dapat membelajarkan sains khususnya fisika secara kontekstual dan komprehensif kepada peserta didik. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang berkaitan dengan standar proses mengisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan perencanaan pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses, Tesis Heri E.A P.Sains UNS commit to user yang antara lain mengatur tentang perencanan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan perencanaan pembelajaran. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun perangkat pembelajaran, antara lain Silabus dan RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Berdasarkan studi lapangan, di SMAN 2 Ponorogo, dari hasil wawancara terhadap guru dan siswa menunjukkan gambaran bahwa belum adanya modul relevan yang dapat digunakan untuk melatihkan keterampilan proses sains, sehingga meskipun siswa memiliki hasil belajar rata-rata baik, namun keterampilan- keterampilan saintifik seperti aktivitas di laboratorium sangat kurang. Siswa belum memiliki wawasan KPS secara komprehensif. Hal ini mendasari perlunya KPS dilatihkan terhadap siswa untuk meningkatkan KPS yang telah dimiliki. Dahar 1985:11 menyatakan bahwa KPS adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki, sehingga KPS sangat diperlukan dan harus selalu ditanamkan dan dilatihkan pada commit to user semua jenjang pendidikan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dilakukan penelitian tentang: Pengembangan Modul Latihan Keterampilan Proses Sains untuk SMAMA Kelas X pada Materi Kinematika Gerak

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25