Pendahuluan Latar penelitian METODE PENELITIAN

32

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan tahap-tahap penelitian serta teknik analisis yang digunakan untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan.Secara berturut-turut dipaparkanlatar penelitian; populasi, sampel, definisi operasional danpengukuranvariabel; pengujian instrumen penelitian;dan teknikanalisis data.

3.1. Pendahuluan

Guna menjawab permasalahan yang diajukan, studi dilakukan dengan menerapkan metode survai. Metode semacam ini umum digunakan untuk pengukuran perseptual dantepat diaplikasikanpadapengukuran opini, sikap, atau perilaku tentang isu tertentuKing et al.2007.Lebih lanjut dinyatakan bahwa survai adalah suatu metode pengumpulan informasi terstandarisasi dengan wawancara atau penggunaan kuesioner kepada sampel sebagai perwakilan suatu populasi, melalui komponen-komponen yang terdiri dari pemilihan desain survai; pemilihan sampel representatif; administrasi dan desain kuesioner; pengumpulan data; serta analisis dan interpretasi data. Penelitian ini bertujuan untuk menguji model hubungan konflik pekerjaan- keluarga KPK dan konflik keluarga-pekerjaan dengan anteseden serta konsekuensinya, termasuk efek pemoderasian dan hubungan antara konflik dengan kesejahteraan antar pasangan dengan berpedoman pada 9 sembilan teori secara 33 terintegrasi sesuai dengan hubungan strain-stress ketegangan dan tekanan.Tujuan pelaksanaan survai sesuai dengan tujuan umum riset survaiseperti yang dikemukakan oleh Neuman 200:21 yaitu mendeskripsikan, menjelaskan, dan menggali descriptive, explanatory, exploratory. Aras analisis pada penelitian ini adalah individual serta pasangan suami dan istri.

3.2. Latar penelitian

Penelitian dilakukan padalatar budaya Timuryaitu Provinsi Bali, yang dikenaldengankekayaanbudayadankekuatanikatankekerabatannya. Lokasi penelitian dipilih di daerah perkotaan, yaitu Kota Denpasar, dengan menyasar keempat kecamatan yang ada yakniKecamatan Denpasar Utara, Denpasar Selatan, Denpasar Timur, dan Denpasar Barat. Pemilihan daerah perkotaan didasarkan atas pertimbangan bahwaupaya penyeimbangan tuntutan-tuntutan peran pekerjaan, keluarga, dan budaya cenderunglebih sulit dibandingkan di wilayah perdesaan.Selain itu, karena implikasi penelitian ini lebih banyak ditujukan bagi intervensi kebijakan sumberdaya manusia pada baik institusi publik maupun swasta, maka pemilihan daerah perkotaan dianggap tepat, mengingat kedua institusi ini umumnya berada di daerah perkotaan.

3.3. Populasi danSampel

Dokumen yang terkait

PENGARUH KONFLIK PEKERJAAN KELUARGA DAN KONFLIK KELUARGA PEKERJAAN PADA KEPUASAN KERJA DENGAN SENTRALITAS PEKERJAAN KELUARGA SEBAGAI VARIABEL MODERATOR (Studi pada Perawat Instalasi Rawat Inap Ji

1 51 122

Menguji efek moderasi konflik dari domain pekerjaan dan keluarga pada Work Family Conflict Outcomet

0 6 12

Efek Moderasi Konflik dari Domain Pekerjaan dan Keluarga pada Work Family Conflict Outcomes

0 3 12

HUBUNGAN KONFLIK PEKERJAAN – KELUARGA, STRES, KOMITMEN ORGANISASIONAL, KINERJA DAN HUBUNGAN KONFLIK PEKERJAAN – KELUARGA, STRES, KOMITMEN ORGANISASIONAL, KINERJA DAN KEINGINAN UNTUK MENINGGALKAN ORGANISASI.

0 4 15

PENGARUH KONFLIK PEKERJAAN KELUARGA TERHADAP KINERJA PEGAWAI Pengaruh Konflik Pekerjaan Keluarga Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta).

0 2 14

Resiliensi Pada Remaja Dengan Yang Mengalami Konflik Antara Keluarga dan Pekerjaan.

0 2 3

HUBUNGAN KONFLIK PERAN, KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA DAN PEKERJAAN BERLEBIH DENGAN KINERJA BIDAN PUSKESMAS DI KOTA SURAKARTA.

0 1 13

Hubungan Konflik Peran, Konflik Pekerjaan-Keluarga dan Pekerjaan Berlebih dengan Kinerja Bidan Puskesmas di Kota Surakarta IMG 20150521 0001

0 0 1

PENGARUH KONFLIK PERAN, KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA DAN PEKERJAAN BERLEBIH TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT AIR MANCUR DI WONOGIRI

0 0 12

KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA DAN KONFLIK KELUARGA-PEKERJAAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA PASANGAN BERKARIR GANDA PADA PEGAWAI UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

0 0 9