Teori-teori yang relevan Latar Belakang

10 Badan Pusat Statistik, 2007a; Badan Pusat Statistik, 2007b; dan Badan Pusat Statistik, 2012. Tren dan perubahan struktur tenaga kerja ini merupakan faktor penting yang menyebabkan isu konflik peran menjadi semakin krusial.Disamping berperan di pasar kerja, keterlibatan dalam masyarakat juga merupakan peran publik yang menjaditanggungjawab individual, khususnya yang sudah berkeluarga dan bekerja di luar rumah. Tugasdan tanggung jawab sebagai anggota masyarakat yang seringkali menuntut waktu serta energi tidak sedikit terutama di negara-negara Timur yang memiliki ikatan kekerabatan dan kemasyarakatanyang erat, akan menimbulkan konflik peran yang lebih intensifdibandingkan jika seseorang hanya mengemban peran pekerjaan dan keluarga.

1.1.2. Teori-teori yang relevan

Atas dasar studi-studi konseptual dan empiris yang dapat diakses, terdapat 43 teori yang digunakan sebagai acuanpada studi konflik peran nama serta tinjauan konseptual masing-masing teori dapat dilihat pada lampiran. Secara umum,teori- teori tersebut dapat dikelompokkan menjadi perspektif konflikargumen penipisan hipotesiskelangkaanconflict perspectivedepletion argumentscarcity hypothesisdan perspektifpeningkatanargumen pengkayaanhipotesisperluasan enhancement perspectiveenrichment argumentexpansionist hypothesis.Secara prinsip, hipotesis kelangkaan yang pertama kali dikembangkan oleh Goode 11 padatahun1960 menjelaskan bahwa waktu dan energi yang dimiliki manusia terbatas jumlahnya, sedangkan hipotesis perluasan yang awal mulanya diajukan oleh Marks 1977 menyebutkan bahwa waktu dan energi merupakan dua unsur posesi manusia yang dapat dikembangkan jumlahnya Hammer et al., 2005a. Terdapat perbedaan yang mendasar antara perspektif konflik dan perspektif peningkatan.Menurut Jennings dan McDougald 2007, perspektif konflik didasarkan pada teori kelangkaan dan teori penipisansumberdaya yang menyatakan bahwa akibat ketidakcocokanantara tuntutan pekerjaan dan keluarga, pengalaman konflikdipersepsikan sebagai suatu hal yang problematik dan penuh tekanan. Sementara itu, perspektif peningkatanmuncul dari riset-riset akumulasi peran dengan postulasi bahwa peran ganda dapat bermanfaat melalui potensi terjadinya aliran emosi, sikap, serta perilaku positif. Hingga saat ini, belum tercapai suatu kesepakatan mengenai eksistensi kedua perspektif tersebut. Tompson dan Werner 1997 dalam Greenhaus Powell, 2006 menyatakan bahwa konflik dan peningkatanperan fasilitasi peran merupakan titik-titik berlawanan dari satu kontinum yang sama opposite ends of the same continuum. Selain itu, Grzywacs dan Butler 2005 juga mengajukan argumen bahwa fasilitasi peran bukan merupakan kebalikan bipolar konflik peran karena faktor-faktor yang berkontribusi pada fasilitasi peran, tidak sama dengan yang berkontribusi pada konflik peran. Artinya, jika seseorang mengalami konflik peran, pada saat yang sama dia tidak akan mengalami fasilitasi peran. Sementara 12 itu, Wadsworth dan Owens 2007 mengajukan argumen bahwa keduanya bukan merupakan titik-titik berlawanan dari satu kontinum notopposite ends of the same continuum. Jadi, memungkinkan bagi individual untuk mengalami baik prevalensi konflik peran maupun fasilitasi peran yang tinggi secara bersamaan. Jika diadakan perbandingan antara kedua perspektif yang dijadikan acuan pada studi KPK, sebagian besar teori mengarah pada perspektif konflikyang menggambarkan bahwa pengalaman dalam menjalankan peran ganda,cenderung merugikan. Hasil-hasil studi empiris juga menunjukkan bahwa peran ganda lebih banyak berdampak negatif dari pada bermanfaat bagi individualNetemeyer et al.,2005. Hal ini cenderung disebabkan oleh fasilitasi peran merupakan studi yang masih berada pada tahap awal serta tampak kurang intiutif dibandingkan dengan konflik peran Wadsworth Owens, 2007. Terhambatnya atau relatif lambatnya perkembangan riset fasilitasi peran juga diakibatkan belum adanya teori yang kuat sebagai acuan Greenhaus Powell, 2006. Hal ini diklarifikasi melalui laporan dari berbagai organisasi dan publikasi bisnis yang menunjukkan bahwa terlepas dari dukungan manajerial terbaik yang dapat disediakan oleh organisasi, tuntutan keluarga dan rumah tangga karyawan akan berimbas pada kehidupan di tempat kerja. Tampaknya, penguatan riset tentang fasilitasi peran di masa mendatang memerlukan suatu pendekatan kontemporer. 13 Berdasarkan uraian pada latar belakang, serta dipandu oleh teorispillover, maka dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. Apakah otonomi pekerjaan berpengaruh negatif pada KPK dan KKP? 2. Apakah keterlibatan dalam pekerjaan berpengaruh positif pada KPK dan KKP? 3. Apakah komitmen waktu terhadap pekerjaan berpengaruh positif pada KPK dan KKP? 4. Apakah keterlibatan dalam pekerjaan berpengaruh positif pada KPK dan KKP? 5. Apakah keterlibatan dalam keluarga berpengaruh positif terhadap KPK dan KKP? 6. Apakah dukungan karir pasanganberpengaruh negatif pada KPK dan KKP? 7. Apakah dukungan emosional pasangan berpengaruh negatif pada KPK dan KKP?

1.2. Tujuan Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH KONFLIK PEKERJAAN KELUARGA DAN KONFLIK KELUARGA PEKERJAAN PADA KEPUASAN KERJA DENGAN SENTRALITAS PEKERJAAN KELUARGA SEBAGAI VARIABEL MODERATOR (Studi pada Perawat Instalasi Rawat Inap Ji

1 51 122

Menguji efek moderasi konflik dari domain pekerjaan dan keluarga pada Work Family Conflict Outcomet

0 6 12

Efek Moderasi Konflik dari Domain Pekerjaan dan Keluarga pada Work Family Conflict Outcomes

0 3 12

HUBUNGAN KONFLIK PEKERJAAN – KELUARGA, STRES, KOMITMEN ORGANISASIONAL, KINERJA DAN HUBUNGAN KONFLIK PEKERJAAN – KELUARGA, STRES, KOMITMEN ORGANISASIONAL, KINERJA DAN KEINGINAN UNTUK MENINGGALKAN ORGANISASI.

0 4 15

PENGARUH KONFLIK PEKERJAAN KELUARGA TERHADAP KINERJA PEGAWAI Pengaruh Konflik Pekerjaan Keluarga Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta).

0 2 14

Resiliensi Pada Remaja Dengan Yang Mengalami Konflik Antara Keluarga dan Pekerjaan.

0 2 3

HUBUNGAN KONFLIK PERAN, KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA DAN PEKERJAAN BERLEBIH DENGAN KINERJA BIDAN PUSKESMAS DI KOTA SURAKARTA.

0 1 13

Hubungan Konflik Peran, Konflik Pekerjaan-Keluarga dan Pekerjaan Berlebih dengan Kinerja Bidan Puskesmas di Kota Surakarta IMG 20150521 0001

0 0 1

PENGARUH KONFLIK PERAN, KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA DAN PEKERJAAN BERLEBIH TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT AIR MANCUR DI WONOGIRI

0 0 12

KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA DAN KONFLIK KELUARGA-PEKERJAAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA PASANGAN BERKARIR GANDA PADA PEGAWAI UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

0 0 9