Latar Belakang Pedoman wawancara

10 BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

11 Fenomena bunuh diri semakin marak saja di Bali. Media massa, terutama media massa lokal, semakin sering memberitakan adanya peristiwa tersebut. Dilihat dari segi umur, pelakunya berentang dari usai muda sampai dengan tua. Dan jika dilihat dari motifnya juga beragam, mulai dari masalah ekonomi, sakit yang tidak tersembuhkan. Latar belakang seperti ini banyak dilakukan oleh mereka yang sudah dewasa bahkan berusia lanjut. Namun tidak jarang ditemui motif yang bisa dibilang sepele terutama mereka yang tergolong remaja-muda melakukannya dengan alasan asmara putus cinta atau gagal mencari pekerjaan yang diharapkan. Peristiwa seperti ini jelas merupakan contoh tidak bagus bagi masyarakat. Pemuatan berita demikian di media massa, akan mampu memberi dorongan kepada anggota masyarakat lain untuk melakukan tindakan yang sama manakala menemui persoalan mengakhiri masalah dengan cara bunuh diri menjadi tren. Di tengah kemajuan ekonomi dan perubahan sosial yang demikian deras di Bali, peristiwa-peristiwa seperti harus cepat-cepat diwaspadai dan dicari solusinya. Romi Sudhita t.t, pernah mencatat bahwa antara pertengahan tahun 2006 sampai dengan 2009, telah terjadi 227 kasus bunuh diri di Bali. Meskipun demikian, peristiwa yang terjadi di Kabupaten Bangli cukup mengejutkan. Menurut catatan kepolisian Bangli Polres Bangli, angka bunuh diri di kabupaten tersebut mencapai 14 orang pada tahun 2013. Akan tetapi yang paling mengejutkan, adalah catatan rekam medis Rumah Sakit Umum Bangli tahun 2014 tentang upaya-upaya bunuh diri yang terjadi pada rentang tahun 2012 dan 2015. Menurut catatan Rumah Sakit Umum Bangli, pada rentang dua tahun tersebut, terjadi 56 upaya bunuh diri, Meskipun beberapa dari korban bisa diselamatkan, akan tetapi catatan angka 56 orang yang mencoba melakukan tindakan bunuh diri tersebut, merupakan jumlah yang mengkhawatirkan. Ini menandakan ada ketidakberesan di masyarakat, yang kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor berkaitan dengan perubahan sosial atau faktor lainnya yang harus segera terpecahkan. Bangli merupakan kabupaten yang paling sejuk di Bali. Dipilihnya kabupaten ini sebagai lokasi rumah sakit jiwa, membuktikan bahwa daerah inilah yang paling sejuk dan memungkinkan bagi orang sakit jiwa secara perlahan bisa 12 disembuhkan. Akan tetapi, jumlah angka pecobaan bunuh diri dengan jumlah sampai 56 orang dalam rentang wajtu 3 tahun, merupakan angka mengejutkan. Padahal jika dilihat dari sisi perubahan sosial, dibandingkan dengan Denpasar atau Badung, kabupaten ini tidak mengalami perubahan drastis seperti di pusat pariwisata tersebut. Dalam beberapa wawancara awal yang dilakukan dengan beberapa pegawai rumah sakit, pihak kepolisian maupun pegawai negeri yang telah dijumpai di kabupaten tersebut, banyak yang tidak mengetahui tentang demikian tingginya angka upaya bunuh diri tersebut. Tulisan ini mencoba mencari latar belakang tingginya angka upaya bunuh diri tersebut dengan melakukan tinjauan kualitatif, yaitu sebuah tinjauan langsung pada daerah asal pelaku upaya bunuh diri itu, berinteraksi dengan lingkungan, mencatat segala fenomena sosial yang ada di lingkungan tersebut, mewawancara pelaku-pelaku percobaan bunuh diri tersebut jika memungkinakan atau jika tidak memungkinkan kelurga korban bunuh diri tidak menutup kemungkinan untuk diwawancarai karena dianggap ckup mewakili , kemudian mengkaitkannya dengan fenomena sosial lain yang ada di Bangli. Dari upaya inilah dicoba ditemukan latar belakangnya sehingga kemudian memudahkan untuk memberikan masukan-masukan, agar pemerintah dan masyarakat pada umumnya di Kabupaten Bangli mampu menekan angka bunuh diri tersebut. Dalam penelitian ini akan coba digali informasi dari korban selamat maupun dari keluarga korban meninggal sehingga dapat diketahui faktor terbesar yang mengakibatkan angka bunuh diri di Kabupaten bangli demikian besar. Mengingat tidak mudah mendapatkan informan dari korban selamat karena ibarat membuka luka lama akibat trauma psikis yang diderita jika korban menceritakan kembali peristiwa yang sempat dialami.

I.2 Perumusan Masalah