Teknik Pengumpulan Data Pedoman wawancara

22 Unit analisisnya adalah keluarga, dengan individu yang melakukan upaya bunuh diri atau keluarga dari korban yang melakukan bunuh diri tersebut. Individu yang melakukan upaya bunuh diri dan saksi hidup keluargaorang terdekat ini merupakan sumber yang paling mampu memberikan jawaban tentang berbagai faktor yang mendorong mereka melakukan upaya tersebut. Akan tetapi, untuk lebih merepresentasikan hasil penelitian, lingkungan sekitar dari keluarga tersebut juga akan dianalisis melalui pendekatan kualitatif, termasuk juga relasi- relasi sosial yang pernah dilakukan oleh subyek yang melakukan upaya tersebut.

IV.4. Sumber Data

Data yang didapatkan pada penelitian ini berasal dari sumber data primer dan sekunder. Data primer dilakukan dengan melakukan wawancara pada informan, yaitu pada individu yang melakukan upaya bunuh diri, keluarga serta berbagai kerabat yang ada di lingkungan tempat tinggal tersebut. Disamping itu, lingkungan yang menjadi wilayah penelitian juga disurvei secara langsung sehingga mampu memberikan gambaran yang lebih konkrit dalam penelitian ini. Sedangkan data sekunder diambil dari data-data di lingkungan seperti kemiskinan yang ada di wilayah lokasi penelitian, baik yang ada di kantor kepala desa, maupun di Kabupaten Bangli, pembangunan. Termasuk juga data sekunder adalah berupa berbagai bacaan dan data yang ada, baik di buku-buku psikologi, catatan- catatan di rumah sakit, catatan kriminal di pantor kepolisian dan berbagai catatan terkait yang ada di kantor desa, camat maupun kabupaten.

IV.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, wawancara dan observasi merupakan teknik utama yang dipakai. Wawancara dilakukan kepada informan dan subyek penelitian, yaitu anggota keluarga yang melakukan upaya bunuh diri tersebut dan orang yang melakukan upaya bunuh diri tersebut. Melaksanakan wawancara dengan pelaku, merupakan tindakan yang sulit. Akan tetapi, melalui teknik tertentu, seperti tersenyum, mengajak ngobrol masalah lain, akan mampu menggali secara perlahan motivasi yang dilakukannya. 23 Sedangkan observasi dilakukan untk mengetahui kondisi lingkungan keluarga maupun lingkungan unit penelitian, secara langsung oleh peneliti. Observasi ini sangat diperlukan untuk mendukung analisis tentang budaya dan lingkungan yang memungkinkan menjadi faktor penyebab atau pendorong dari upaya kemiskinan tersebut. Bunuh diri tersebut. Wawancara dilakukan dengan wawancara mendalam. Dalam penelitian kualitatif, wawancara mendalam sangat diperlukan untuk mengetahui keadaan yang sesungguhnya dari subyek penelitian. Daftar pertanyaan juga dibuat, akan tetapi sangat dimungkinkan diperdalam lagi saat melakukan penelitian. Daftar pertanyaan ini hanya memuat hal-hal yang pokok saja.

IV.5.1. Pencatatan Realitas Sosial

Yang dimaksudkan dengan pencatatan realitas sosial ini adalah mencatat, baik dalam bentuk catatan tertulis maupun merekam gambar-gambar realitas sosial yang ada di wilayah tersebut. Hasil pencatatan dan rekaman ini akan ditafsirkan dan dimaknai dalam kaitannya dengan munculnya upaya-upaya bunuh diri tersebut. Realitas sosial, baik yang bersifat budaya, seni, konflik, hubungan sosial, pola pergaulan dan sebagainya akan dicatat sebagai sebuah upaya untuk pencarian data demi melengkapi hasil analisis dari penelitian kualitatif. Termasuk pula misalnya apabila ada pendapat atau komentar yang mengungkap tentang berbagai faktor penyebab dan faktor pemicu bunuh diri yang berasal dari komentar wilayah lain. Komentar ini akan berupaya dicari buktinya di tempat penelitian. Contoh ada pada Lampiran

IV.6. Teknik Analisis Data