Teknik Analisis Data Pedoman wawancara

23 Sedangkan observasi dilakukan untk mengetahui kondisi lingkungan keluarga maupun lingkungan unit penelitian, secara langsung oleh peneliti. Observasi ini sangat diperlukan untuk mendukung analisis tentang budaya dan lingkungan yang memungkinkan menjadi faktor penyebab atau pendorong dari upaya kemiskinan tersebut. Bunuh diri tersebut. Wawancara dilakukan dengan wawancara mendalam. Dalam penelitian kualitatif, wawancara mendalam sangat diperlukan untuk mengetahui keadaan yang sesungguhnya dari subyek penelitian. Daftar pertanyaan juga dibuat, akan tetapi sangat dimungkinkan diperdalam lagi saat melakukan penelitian. Daftar pertanyaan ini hanya memuat hal-hal yang pokok saja.

IV.5.1. Pencatatan Realitas Sosial

Yang dimaksudkan dengan pencatatan realitas sosial ini adalah mencatat, baik dalam bentuk catatan tertulis maupun merekam gambar-gambar realitas sosial yang ada di wilayah tersebut. Hasil pencatatan dan rekaman ini akan ditafsirkan dan dimaknai dalam kaitannya dengan munculnya upaya-upaya bunuh diri tersebut. Realitas sosial, baik yang bersifat budaya, seni, konflik, hubungan sosial, pola pergaulan dan sebagainya akan dicatat sebagai sebuah upaya untuk pencarian data demi melengkapi hasil analisis dari penelitian kualitatif. Termasuk pula misalnya apabila ada pendapat atau komentar yang mengungkap tentang berbagai faktor penyebab dan faktor pemicu bunuh diri yang berasal dari komentar wilayah lain. Komentar ini akan berupaya dicari buktinya di tempat penelitian. Contoh ada pada Lampiran

IV.6. Teknik Analisis Data

24 Data yang telah terkumpul berdasarkan wawancara dan observasi tersebut, dikelompokkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan yang sudah ada. Jawaban dari responden dan informan diklasifikasikan dan dikelompokkan ke dalam jenis pertanyaan yang ada. Dimana pertanyaan-pertanyaan ini merupakan turunan atau pengembangan dari perumusan masalah yang ada. Data-data tersebut diintisarikan dan diinterpretasikan serta dikaitkan dengan fakta-fakta yang ada sehingga mampu memberikan penguatan. Atau juga memberikan sebuah gambaran tentang fenomena baru yang ditemukan di lapangan, sesuai dengan perumusan masalah dan judul penelitian.

IV.6.1. Mencari Pemaknaan

Dalam penelitian kualitatif, segala kalimat yang ada, baik kalimat verbal maupun gestur tubuh akan dicatat. Karena itu disamping menggunakan alat perekam, peneliti juga mencatat segala gerak-grik tubuh yang ada saat melakukan wawancara. Makna berbicara sambil tertawa, bisa jadi memaknakan akan kekurangseriusan dari jawaban. Sebaliknya menjawab sambil berbisik, adalah sebuah fenomena serius yang bisa menggambarkan suasana yang sesungguhnya. Demikian pula dengan upaya memberikan jawaban di tempat yang sepi, mengindikasikan adanya upaya serius terhadap masalah yang hendak diungkapkan. Contoh ada pada Lampiran BAB V 25 HASIL DAN PEMBAHASAN V.1 Latar Belakang Upaya Bunuh Diri di Kabupaten Bangli

1. Masalah yang tidak terlalu penting

Fenomena bunuh diri kini semakin marak terjadi di Bali. Media massa, terutama media massa lokal, semakin sering memberitakan kejadian-kejadian semacam itu. Dilihat dari segi umur, pelakunya berentang dari usai muda hingga tua sedangkan jika dilihat dari motifnya juga beragam, mulai dari maslah ekonomi, hingga sakit yang tidak tersembuhkan, tidak jarang pula ditemui motif yang bisa dibilang sepele seperti putus cinta atau gagal mencari pekerjaan yang diharapkan hal ini terjadi terutama dalam kasus bunuh diri yang dilakukan oleh remaja. Peristiwa bunuh diri yang terjadi di Kabupaten Bangli cukup mengejutkan. Menurut catatan kepolisian Bangli Polres Bangli, angka bunuh diri di kabupaten tersebut mencapai 14 orang pada tahun 2013. Akan tetapi yang paling mengejutkan, adalah catatan rekam medis Rumah Sakit Umum Bangli tahun 2012 sampai 2015 tentang upaya-upaya bunuh diri yang terjadi pada rentang tahun Menurut catatan rekam medis Rumah Sakit Umum Bangli, pada rentang tahun tersebut, terjadi tidak kurang dari 56 upaya bunuh diri, meskipun beberapa dari korban bisa diselamatkan karena pertolongan di rumah sakit, akan tetapi catatan angka 56 orang yang mencoba melakukan tindakan bunuh diri tersebut, merupakan jumlah yang mengkhawatirkan. Ini menandakan ada ketidakberesan di masyarakat, yang kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor berkaitan dengan perubahan sosial atau faktor-faktor lain. Mencari informan yang bersedia diwawancarai dalam penelitian ini cukup sulit. Mencari informasi tentang segala hal yang bersangkutan dengan bunuh diri kepada keluarga korban ataupun korban selamat ibarat membuka luka lama yang tidak setiap orang punya ketegaran untuk kembali menceritakan penderitaan yang dialami atau pengalaman yang sempat menimpanya bahkan tidak jarang dijumpai trauma psikis yang amat besar yang masih dialami oleh keluarga korban maupun pelaku yang berhasil selamat sehingga seringkali wawancara terpaksa dihentikan ditengah jalan bahkan gagal.