17
Disamping mental disorder gangguan mental itu, perubahan sosial juga bisa menyebabkan apa yang secara sosial disebut dengan alienasi. Artinya adalah
ketersaingan dari lingkungan. Keterasingan dari lingkungan membuat kontak sosial menjadi hilang dan membuat manusia tidak mampu melakukan penilaian
terhadap lingkungan. Teori-teori inilah yang akan dipakai sebagai pembimbing atau pemandu
arah dalam melakukan penelitian yang sifatnya kualitatif di Kabupaten Bangli. Bukan tidak mungkin temuan-temuan di lapangan akaan mampu memperkaya
atau malah menemukan teori baru sehingga memperkaya upaya pencegahan terhadap upaya bunuh diri dan memperkaya kasanah ilmiah, khususnya tentang
upaya pencegahan bunuh diri tersebut. Selain teori tersebut di atas akan dipakai juga teori bunuh diri Durckheim
untuk menjelaskan apa yang melatarbelakangi seseorang melakukan bunuh diri selain karena faktor perubahan sosial sebagaimana disebutkan di atas. Durckheim
membagi bunuh diri ke dalam empat kategori berdasarkan derajat tinggi rendahnya solidaritas sosial: bunuh diri egoistik, bunuh diri altruistik, bunuh diri
fatalistik, bunuh diri anomic. Tidak menutup kemungkinan pendekatan psikologi juga akan menjadi pisau analisis untuk membedah peristiwa tersebut untuk
mendapatkan penjelasan secara personal apa yang melatarbelakangi seseorang melakukan upaya bunuh diri.
II.3 Penjelasan Konsep
Pengertian bunuh diri sebagaimana dikemukakan Dokter Cokorda Bagus Jaya Lesmana 2006:2, yaitu berkait erat dengan “1 Kegawatdaruratan dalam
bidang Psikiatri, 2 Tindakan pengakhiran hidup yang dilakukan secara sengaja dan sadar, 3 Bukanlah merupakan tindakan yang acak maupun tidak bertujuan,
dan 4 Erat kaitannya dengan keinginan yang dihalangi ataupun tidak terpenuhi, rasa tidak berdaya dan tidak berguna, adanya konflik ambivalensi, dihadapkan
pada pilihan yang semakin sempit, dan adanya keinginan untuk lari dari masalah Romi Sudhita, tt, 27.
18
II.4 Outcome dari Penelitian
Oucome atau luaran dari penelitian ini adalah berupa laporan hasil penelitian, yang bisa dilanjutkan dengan publikasi dalam bentuk jurnal dari hasil
penelitian tersebut. Secara garis besar, luaran ini akan memuat tentang berbagai faktor yang
menjadi penyebab dari begitu banyaknya upaya bunuh di di Kabupaten Bangli. Faktor ini bisa berupa lingkungan, hubungan sosial, perubahan sosial yang ada,
baik pada tingkat keluarga maupun pada tingkat masyarakat. Faktor tersebut akan dibagi menjadi dua, yakni hal yang menjadi penyebab munculnya upaya bunuh
diri tersebut dan hal yang memicu munculnya upaya itu. Penyebab adalah situasi yang harus ada sehingga membuat upaya bunuh diri itu terjadi.
Hubungan dengan segala kebijakan pemerintah daerah, serta faktor dari pihak swasta non-pemerintah juga akan dimuat dalam laporan hasil penelitian
ini. Yang tidak ditinggalkan adalah saran-saran kepada pemerintah dan masyarakat agar mampu menekan dan menghilangkan angka upaya bunuh diri
tersebut.
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
III. 1 Tujuan Penelitian
19
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui latar belakang dari munculnya upaya bunuh diri pada amasyarakat di Bangli.
2. Mendeskripsikan upaya-upaya untuk menekan dan menghapus upaya
bunuh diri tersebut.
III.2 Manfaat Penelitian
1. Manfaat utama dari penelitian ini adalah memberikan informasi dan
pengetahuan kepada masyarakat, pemerintah dan berbagai pihak lainnya terhadap munculnya upaya bunuh diri di wilayah Kabupaten Bangli.
2. Memberikan pengetahuan dan infromasi kepada masyarakat tentang
upaya untuk menghindari upaya tersebut dan mampu berbuat positif untuk melihat segala persoalan sosial yang ada.
3. Memberikan inpirasi kepada khalayak agar mampu menginformasikan
temuan ini melalui jaringan dan hubungan sosial, demi mencegah munculnya upaya bunuh diri.
4. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang bahaya dari
kemunculan perubahan sosial. 5.
Secara akademis memberikan pengetahuan dan memperbaharui pengetahuan, khsusnya tentang faktor yang memicu munculnya upaya
bunuh diri serta memperbaharui teori atau pemahaman tentang penanggulangannya.
BAB IV METODE PENELITIAN
IV.1 Jenis Penelitian
20
Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif. Artinya peneliti akan terjun langsung ke lapangan, melihat gerak dinamika masyarakat di lokasi penelitian,
mewawancara, ikut terlibat dalam dinamika sosial tersebut Bryman, 2004: 267. Tujuannya untuk memahami fenomena secara langsung di lapangan sehingga
mampu merekam secara piskologis terlibat dan kemudian mampu menjelaskan bagaimana fenomena bunuh diri itu sampai terjadi. Peneliti akan ikut aktivitas,
mendekatkan diri dengan aktivitas lingkungan sosial yang ada, sambil mencata segala apersitiwa yang berkaitan dengan kemungkinan perilaku ingin bunuh diri
tersebut. Dengan cara partisipatif seperti itu, penelitian akan mampu memberikan
gambaran hasil yang lebih dekat, langsung dari lapangan sehingga keadaan lingkungan, pola pergaulan atau apapaun yang ada di wilayah itu akan mampu
memberikan masukan dan gambaran tentang upaya bunuh diri yang terjadi di wilayah bersangkutan.
Penelitian ini direncanakan berlangsung sekitar 7 bulan, yaitu mulai bulan April 2015 sampai dengan bulan Oktober 2015.
IV.1.1. Keuntungan Pemakaian Metode Kualitatif dalam Penelitian ini
Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena penelitian ini lebih menekankan pendekatan secara langsung kepada pelakunya untuk bertanya.
Dengan berbagai teknik wawancara yang ada, wawancara secara langsung akan lebih mamlu menggali alasan dan informasi tentang alasan upaya bunuh diri,
faktor pendorong maupun f aktor pemicu dari upaya ini. Keterlibatan peneliti di masyarakat secara langsung, memungkinkan bagi
peneliti untuk melihat pola perilaku, hubungan sosial, lingkungan, perubahan sosial dan berbagai kaitan dari faktor tersebut yang mungkin menjadi pendorong
atau penyebab munculnya upaya bunuh diri tersebut.
IV.I.2. Lokasi Penelitian dan Alasan Memilih Lokasi
Penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten Bangli di wilayah dimana terjadi upaya bunuh diri tersebut. Kabupaten Bangli dikenal sebagai daerah yang
21
mempunyai udara sejuk, dengan penghasilan masyarakat dari bertani jeruk dan industri pariwisata. Wilayah ini terkenal dengan jeruk Kintamani, Danau Batur,
serta pemandangan indahnya di Kintamani. Terpilihnya Kabupaten Bangli sebagai lokasi berdirinya rumah sakit jiwa menandakan bahwa di masa lalu, daerah ini
dipandang sebagai wilayah sejuk yang mampu mengondisikan suasana tenang kepada seseorang.
Akan tetapi, bunuh diri yang dilakukan oleh seorang mahasiswa Universitas Udayana pada bulan Februari 2014 lalu, mulai menguak fenomena
yang ada pada kabupaten ini. Survei awal yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Bangli pada tanggal 5 Maret 2014 yang lalu, memberikan gambaran mengejutkan.
Bahwa rentang waktu 2012 sampai 2015, terjadi 56 kali upaya bunuh diri yang dilakukan oleh warga Bangli. Meski sebagian orang berhasil diselamatkan, angka
inilah yang mendorong pemilihan tempat di Kabupaten Bangli untuk melakukan penelitian. Dilihat dari alamatnya, peristiwa bunuh diri tersebar di berbagai
wilayah di Bangli seperti Bayung Gede, Busung Biu, Batur, Songan, Br. Kawan, sukawana, dan daerah-daerah terpencil lainnya.
IV.2. Metode Penentuan Informan