12
disembuhkan. Akan tetapi, jumlah angka pecobaan bunuh diri dengan jumlah sampai 56 orang dalam rentang wajtu 3 tahun, merupakan angka mengejutkan.
Padahal jika dilihat dari sisi perubahan sosial, dibandingkan dengan Denpasar atau Badung, kabupaten ini tidak mengalami perubahan drastis seperti di pusat
pariwisata tersebut. Dalam beberapa wawancara awal yang dilakukan dengan beberapa
pegawai rumah sakit, pihak kepolisian maupun pegawai negeri yang telah dijumpai di kabupaten tersebut, banyak yang tidak mengetahui tentang demikian
tingginya angka upaya bunuh diri tersebut. Tulisan ini mencoba mencari latar belakang tingginya angka upaya
bunuh diri tersebut dengan melakukan tinjauan kualitatif, yaitu sebuah tinjauan langsung pada daerah asal pelaku upaya bunuh diri itu, berinteraksi dengan
lingkungan, mencatat segala fenomena sosial yang ada di lingkungan tersebut, mewawancara pelaku-pelaku percobaan bunuh diri tersebut jika memungkinakan
atau jika tidak memungkinkan kelurga korban bunuh diri tidak menutup kemungkinan untuk diwawancarai karena dianggap ckup mewakili , kemudian
mengkaitkannya dengan fenomena sosial lain yang ada di Bangli. Dari upaya inilah dicoba ditemukan latar belakangnya sehingga kemudian memudahkan
untuk memberikan masukan-masukan, agar pemerintah dan masyarakat pada umumnya di Kabupaten Bangli mampu menekan angka bunuh diri tersebut.
Dalam penelitian ini akan coba digali informasi dari korban selamat maupun dari keluarga korban meninggal sehingga dapat diketahui faktor terbesar yang
mengakibatkan angka bunuh diri di Kabupaten bangli demikian besar. Mengingat tidak mudah mendapatkan informan dari korban selamat karena ibarat membuka
luka lama akibat trauma psikis yang diderita jika korban menceritakan kembali peristiwa yang sempat dialami.
I.2 Perumusan Masalah
1 Apa yang menjadi latar belakang upaya bunuh diri dari anggota masyarakat
tersebut? 2
Bagaimana solusi atas masalah tersebut?
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Tulisan Terdahulu
Romi Sudhita t.t dalam Perilaku Bunuh Diri di Kalangan Pelajar, menyebutkan bahwa kasus bunuh diri yang terjadi antara tahun 2006 sampai
14
2009, mencapai 227 kasus. Data ini didapatkan dari berita yang dimuat media Balipost. Analisis deskriptif yang dilakukannya, mendapatkan beberapa
kesimpulan diantaranya bahwa pelajar SMP dan SMA termasuk SMK mendominasi banyaknya angka bunuh diri antara rentang tahun itu. Kesimpulan
yang didapatkan, bahwa penyebab dari bunuh diri ini ada beberapa macam seperti merasa tertekan dengan perilaku orang tua, dilarang berpacaran, faktor
kemiskinan serta terlambat membayar uang sekolah. Tetapi dalam penelitian itu juga disebutkan bahwa temuan paling besar berupa tidak diketahui penyebabnya.
Ini merupakan hasil terbesar dari temuan ini dalam penelitian tersebut. Dalam sarannya, Romi Sudita menyebutkan bahwa sangat diperlukan
diajarkan keterampilan bagi anak-anak sejak dini untuk mengatasi persoalan yang dihadapi, pendekatan spiritual, serta media tidak melakukan pemberitaan secara
detail. Penelitian yang dilakukan Sudita berbeda dengan penelitian penulis yang
rencananya dilakukan di Kabupaten Bangli. Ini mempunyai perbedaan cukup besar karena secara geografis, lebih spesifik tempatnya yaitu di Kabupaten Bangli,
antara tahun 2012 dengan 2013. Cara pendekatan dan wawancara secara langsung tersebut akan memungkinkan mendapatkan gambaran penyebab yang lebih rinci
sehingga solusi dan saran yang didapatkan juga lebih representative. Sujana 2013 dalam tulisannya menyebutkan bahwa fenomena bunuh diri
tersebut dipengaruhi oleh perubahan sosial. Disini disebutkan bahwa perubahan sosial yang demikian deras terjadi di Bali, terutama yang didorong oleh industry
pariwisata, memberikan dampak kompleks kepada masyarakat. Beberapa anggota masyarakat tidak mampu mengikuti arus deras perkembangan ekonomi itu
sehingga merasa tertinggal. Inilah yang mendorong munculnya fenomena bunuh diri.
Seperti juga Romi Sudhita, tulisan Sujana ini lebih mengupas secara umum tentang fenomena bunh diri yang ada di Bali, tidak spesifik di daerah
tertentu. Disamping menekankan pada faktor pemicunya, tulisan Sujana juga mengungkap soal kecemburuan sosial yang mampu mendorong munculnya bunuh
diri. Sedangkan penelitian yang hendak dilakukan ini, akan dilaksanakan di
15
Kabupaten Bangli yang berupaya melihat, disamping penyebabnya juga struktur sosial pelakukunya, wilayah daerah paling banyak dari upaya-upaya bunuh diri
tersebut.
II.2 Teori