7
4. Bagian - bagian Gedung Gereja dan Karakteristiknya
Gereja dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian untuk imam dan para klerus yang biasa disebut panti imam atau ruang altar sanctuarium.
Bagian tersebut dianggap bagian yang paling suci sehingga penampilannya dibedakan dari bagian lain dalam gereja baik dari segi letak maupun
interior dan ornamentasinya. Jemaat dari situ mengikuti perayaan liturgis dan biasanya tersedia kursi atau bangku untuk mereka.
21
Karakteristik bangunan arsitektural gereja masa Kristen awal antara lain: Denah bentuk
segi empat “simetris”; Bangunan luas menampung jumlah umat yang besar
; Bagian tengah “nave” yang seperti lorong panjang memberikan pandangan bagi umat ke bagian depan yang berupa portico atau narthex;
Pintu masuk selalu berada di sebelah barat; Orang yang tidak boleh masuk gereja karena dosa-dosanya harus mendengarkan kotbah di bagian
portico ; Altar diletakkan di podium bagian timur yang disebut “bema” dan
di belakang ada ruang setengah lingkaran yang disebut “apse” ; Interior
utama yaitu ruang besar di tengah “nave” yang di samping kiri-kanannya
terdapat gang “aisle” yang dibatasi oleh deretan kolom.
22
5. Filosofi Bangunan Gereja
Bangunan gereja secara kualitas fisik memengaruhi persepsi pengguna bangunan gereja tersebut. Sebuah tanda yang memiliki arti yang
sudah dikenal masyarakat secara luas dan telah menjadi tanda dalam sebuah tradisi yang seolah sudah menjadi simbol khusus.
Simbol tersebut memberikan sinyal untuk “berkomunikasi” dengan individu yang berada
di sekelilingnya. Gereja sebagai simbol umat Allah. Jadi melalui gereja, Allah dapat berkomunikasi dengan umatnya.
23
Gereja dari segi filosofinya
21
“Archdiocese of Medan”, Tata Liturgi di Gereja, Accessed November 21, 2015. http:archdioceseofmedan.or.idindex.php?option=com_contentview=articleid=3313Atata-
ruangcatid=703AkomisiItemid=66.
22
“DocSlide”, Makalah Sejarah Early Christian 07, Accessed November 21, 2015. http:dokumen.tipsdocumentsmakalah-sejarah-early-christian-07.html.
23
Norberg-Schulz, Christian. InJotentions in Architecture. Cambridge: MIT Press, 1965, 38.
8 dibangun dengan sangat memerhatikan ruang atau tempat. Ruang liturgis
baik selama perayaan maupun di luar waktu perayaan dipandang secara simbolik sebagai tempat penyelenggaraan karya keselamatan manusia
sehingga harus dibangun indah dan selaras Rom 8:19-21.
6. Fungsi dan Tujuan Bangunan Gereja
Gereja dapat menjadi sarana pembangunan rohani yaitu untuk membangun kerohanian bagi masyarakat di sekitarnya dan menjangkau
jiwa-jiwa bagi kemuliaan nama Tuhan. Bangunan gereja sangat memengaruhi arsitekturnya untuk menjalankan segala aktivitas keagamaan
maupun ritual atau liturgi yang dijalankan. Setiap umatnya dapat beribadah karena ruang dan tempat yang membantu jemaat memusatkan
dirinya kepada yang Ilah. Bangunan gereja membantu menetapkan makna ibadah bagi orang yang berkumpul di dalamnya serta dapat mendiktekan
kemungkinan-kemungkinan terbuka bagi kita dalam bentuk-bentuk dan gaya-gaya ibadah.
24
B. Arsitektur Tradisional Bali