12 kental, tidak memerlukan waktu lama beberapa jemaat mulai berpindah
gereja di Kemah Injil, Gereja Karismatik dan bahkan pindah ke kembali ke agama asal mereka yaitu Hindu. Mereka berpindah dari jemaat BPI
Bontihing ini karena beberapa alasan, yaitu lebih tertarik akan gereja- gereja Karismatik yang notabene sarana dan prasarana lebih memadai dan
ada juga karena adat dan istiadatnya yang sangat kental akan Hindu, seorang yang berpindah agama dari Hindu ke Kristen tidak akan mendapat
warisan dan bahkan dapat diusir dari keluarga. Bapak Budiada mengatakan,
“Kalau disini adat istiadatnya sangatlah kuat. Warga yang berpindah agama misalnya dari Hindu ke
Kristen ataupun ke agama lain akan diusir dari rumah bahkan dikeluarkan dari keanggotaan keluarga dan tidak mendapatkan warisan. Persoalan
ekonomi membuat jemaat kembali kepada kepercayaan awal dan meninggalkan
gereja.”
32
Ibu Sukranada menambahkan bahwa “Memang awalnya jemaat disini sejumlah tiga belas KK namun dengan berpindahnya beberapa KK
ke gereja lain ataupun balik lagi ke Hindu, tersisalah empat KK yaitu, saya dan suami saya, serta ketiga anak saya yang sekarang sudah
berkeluarga ”.
33
B. Letak Geografis
Jemaat BPI Bontihing terletak di desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten daerah tingkat II Buleleng. Desa Bontihing
yang merupakan salah satu desa di kabupaten Buleleng memiliki wilayah yang mencapai ketinggian 500 meter dari atas permukaan laut yang terdiri
dari persawahan, tegalan dan pekarangan. Sebagian besar penduduk desa bermata pencaharian sebagai buruh, petani, pedagang, dan sebagian
kecilnya sebagai pegawai negeri. Letak dan batas desa adalah di sebelah utara Desa Tamblang Tukad Aya, timur yaitu Desa Mengening Tukad
32
Hasil Wawancara dengan Gede Budiada, tanggal 15 Desember 2015.
33
Hasil Wawancara dengan Sukranada, tanggal 16 Desember 2015.
13 Aya, di sebelah selatan Desa Pakisan, dan barat yaitu Desa Bebetin,
Kecamatan Sawang. Desa dengan mayoritas Hindu ini memiliki tempat suci yang diberi nama Pura Balai Timbang Balai Peparuman Agung yang
dimanfaatkan sebagai Balai Desa Pakraman Bontihing.
34
Gambar 4.
Peta Desa Bontihing, Kec.Kubutambahan, Kab. Buleleng Sumber : http:baliwunderbar.agenproperti.com390052
C. Balai Pembinaan Iman BPI Bontihing
Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 dan Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas
Kepala DaerahWakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama
FKUB
35
dan Pendirian Rumah Ibadah menyatakan bahwa jumlah dukungan masyarakat setempat sedikitnya 60 orang yang disahkan oleh
lurahkepala desa. Jemaat BPI Bontihing ternyata belum dapat memenuhi syarat dari pemerintah, maka dari itu didirikanlah Balai Pembinaan Iman
yang sudah diizinkan oleh kepala Desa Bontihing. Ibadah dilaksanakan setiap hari Minggu dari pukul 12.00 WITA sampai selesai yang dipimpin
oleh Pendeta dari GKPB Bungkulan, Pdt. Gede Victor yang dihadiri hanya tiga sampai lima orang saja pada hari biasa yaitu BapakIbu Budiada, dan
dua orang majelis. Tata Ibadah mengikuti liturgi seperti ibadah di gedung
34
“Website Resmi Pemerintah Kab.Buleleng Kecamatan Kubutambahan”, Accessed Desember 24, 2015. http:kubutambahan.bulelengkab.go.idindex.phppage208Desa-Bontihing.
35
Paulus Masarrang Tangke, “Pendirian Rumah Ibadah”, Accessed Desember 24, 2015. https:paulusmtangke.wordpress.compendirian-rumah-ibadah.
14 gereja. Altarnya hanya berupa meja yang berisikan pot bunga dan lilin.
Tempat Alkitabnya pun terbilang unik karena tergantung seperti pelangkiran atau tempat sembahyang umat Hindu.
Gambar 5. Suasana Ibadah di BPI Bontihing
Sumber : Dokumen Pribadi
Ibadah akan lebih ramai ketika ketiga anak Bapak Budiada dan keluarganya pulang dari Denpasar. Mereka pulang untuk bergabung dan
beribadah bersama di bale bengong pada hari raya seperti Natal dan Pentakosta. Ibadah perayaan Natal diadakan selama dua hari. Hari
pertama khusus mengundang warga setempat sekitar BPI Bontihing dan hari kedua mengundang seluruh jemaat GKPB Bungkulan dan GKPB
Sabda Bayu Singaraja. Jemaat yang hadir akan bertambah banyak saat itu, maka diperlukan penambahan beberapa kursi di sekitar bale bengong.
Warga sekitar ataupun jemaat lain datang memenuhi bale bengong ini dan rombongan Sinode GKPBpun biasanya ikut serta dalam ibadah tersebut.
Gambar 6. Tempat Alkitab
Sumber : Dokumen Pribadi
15
D. Tempat Ibadah Umat Kristen bernuansa Hindu Bali