Perempuan Dalam Kitab 1 Korintus 14:33-40

73 Korintus, yang mencolok adalah bagaimana ia berbicara tentang laki-laki dan perempuan secara bergantian, ayat.7-10. 34 Sedangkan menurut Barrett berpendapat yang paling alami diambil sebagai merujuk mundur karena asal dan tujuan penciptaan seorang perempuan, ia seharusnya memakai penutup kepala. 35 Paulus mengatakan perempuan seharusnya memiliki otoritas atau lebih kepala mereka. Perempuan harus memiliki wewenang untuk melakukan apa yang mereka lakukan dalam ibadah - berdoa dan bernubuat. Paulus menyiratkan bahwa kemungkinan kewenangan baru, ada bukti perempuan diharapkan untuk diam di rumah ibadat. Hooker berpendapat, kemuliaan Tuhan harus ada dalam bukti ibadah Kristen. Jika seorang perempuan merupakan kemuliaan manusia, dan rambut perempuan adalah kemuliaan sendiri, maka ada alasan bagus mengapa kepala perempuan harus ditutupi. Perempuan yang mengenakan tutup kepala memiliki fungsi ganda: 1 untuk mempertahankan urutan yang tepat dalam ibadah hanya kemuliaan Allah dinyatakan di sana, dan 2 untuk kewenangan perempuan untuk berdoa dan bernubuat tanpa menyangkal perbedaan urutan penciptaan. Paulus hanya menegaskan kembali tatanan patriarkal tua dengan penekanan bukan pada superioritas laki-laki dan inferioritas perempuan. 36

3.4. Perempuan Dalam Kitab 1 Korintus 14:33-40

14:33 Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera. 14:34 Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat. 14:35 Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat. 14:36 34 Women in, 86. 35 Women in, 87. 36 Women in, 88-89. 74 Atau adakah firman Allah mulai dari kamu? Atau hanya kepada kamu sajakah firman itu telah datang? 14:37 Jika seorang menganggap dirinya nabi atau orang yang mendapat karunia rohani, ia harus sadar, bahwa apa yang kukatakan kepadamu adalah perintah Tuhan. 14:38 Tetapi jika ia tidak mengindahkannya, janganlah kamu mengindahkan dia. 14:39 Karena itu, saudara-saudaraku, usahakanlah dirimu untuk memperoleh karunia untuk bernubuat dan janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh. 14:40 Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur. 37 Sidang jemaat di Korintus rupanya agak kacau dan tidak tertib 14:33-40. Dalam sidang itu muncul gejala-gejala yang kurang lazim yaitu ekstatik. Agaknya orang membawa masuk gejala-gejala yang dahulu mereka alami dan nikmati atau saksikan dalam ibadat agama-agama kafir 12:12. Oleh karena itu, Rasul Paulus mencoba mengatur halnya sedikit. 38 Gejala yang paling merepotkan P aulus ialah apa yang disebut” bahasa roh”glosolalia. Seluruh bab 14 berpusat pada gejala itu, suatu cara berbicara ekstatik yang begitu saja dapat dimengerti. Rupanya orang-orang Korintus paling gemar akan karunia itu. Tetapi sikap itu oleh Paulus dinilai kekanak-kanakan 14:20. Paulus berusaha menurunkan penilaian yang melampaui batas, sebab karunia itu sebenarnya kurang berguna bagi jemaat 14:6-12,17, malah menjadi tanda iman tidak sejati 14:21- 22. Paulus menerima adanya “karunia bahasa roh” itu 14:5,18-19, tetapi dianggap tidak terlalu bernilai. Paulus sendiri menjunjung tinggi apa yang disebut “karunia bernubuat”, oleh karena cara berbicara semacam itu membina jemaat 14:1,3,24-25, asal terkendali 14:29-33. Selanjutnya Paulus memberi beberapa petunjuk konkret tentang hal tersebut.14:26-33. 39 37 Alkitab, 1884. 38 Groenen, Pengantar, 237. 39 Groenen, Pengantar, 237-238. 75 Paulus kembali mengecam perempuan 14:34-40. Rupanya perempuan kharismatik merebut dirinya dalam sidang jemaat suatu peranan yang tidak disetujui Paulus. Mungkin sekali ayat 34-36 merupakan sisipan atau interpolasi. Orang karismatik sejati pasti menuruti petunjuk-petunjuk Paulus 14:37-40. 40 Beberapa sarjana menganggap 1 Kor 14:33-36 sebagai suatu usaha interpolasi atau “Penyisipan”. Bagian tersebut diduga baru ditambahkan kemudian setelah surat-surat Paulus dan Pastoral mulai beredar. Gaya pada bagian ini sangat mendekati gaya yang terdapat pada surat-surat Pastoral dan dianggap berkontradiksi dengan 1 Kor 11:2-6. Ayat 34-35 ditempatkan setelah ayat 40 dalam banyak manuskrip penting seperti pada Naskah Claromontanus dari Paris, Boernerianus dari Dresden, Minuscule nr 88, dan berbagai versi terjemahan Latin kuno-Italia 2-4 ZB.. 41 Paulus memberikan adat atau tradisi diterima Gereja, namun ia tidak ingin hal itu ditafsirkan sedemikian rupa bahwa perempuan dibungkam dalam ibadah Korintus. Pendapat bahwa ayat 33b-36 atau 34-35 mengganggu aliran argumen tergantung pada asumsi bahwa mereka tidak cocok dengan apa yang mendahului dan mengikuti, tapi alamat subjek yang berbeda. Robinson telah menemukan pola nasihat tentang pidato terinspirasi nubuatan, bahasa, lagu-lagu rohani yang secara teratur diikuti dengan perintah untuk perempuan yang melibatkan. 42 Perempuan diperbolehkan untuk terlibat tidak hanya dalam nubuatan tetapi juga dalam berat nubuat bahkan jika yang terakhir adalah hadiah terpisah juga dilakukan oleh para nabi. Nubuatan yang ditawarkan perempuan Korintus 1 Kor 11:5 hanya terinspirasi ke tingkat otoritatif. Nubuat dapat dibedakan dari pengajaran dan khotbah, meskipun mungkin ada beberapa tumpang tindih di antara penonton, dalam fungsi karunia ini, dalam kenyataan bahwa semua adalah karunia dari kata, dan semua karunia-karunia Roh. 43 40 Groenen, Pengantar, 238. 41 Groenen, Pengantar, 238 42 Women in, 90-91. 43 Women in, 95-96. 76 Sepanjang jaman partisipasi perempuan adat tidak hanya dalam kultus keluarga, tetapi juga di kultus publik dan perayaan Misteri. Dalam kultus Dionisia perempuan memainkan bagian yang sangat penting sebagai maenads dan thyads. Pelayanan mereka tidak sedikit pun dibatasi untuk laki-laki. 44 Orang-orang Korintus terkejut pada pembungkaman peran perempuan dalam ibadah. Ia mengerahkan lima kewenangan untuk mendapatkan perempuan Korintus untuk mematuhi putusan ini: 1 praktek gereja umum ayat 36b, 2 hukum ay 34; 3 konvensi umum dari apa yang tepat atau memalukan ay 35, 4 firman Allah ayat 36, dan 5 otoritas kerasulannya jika kita menerapkan ayat 37-40 dengan apa yang segera mendahului. itu, serta 14,1-33a. Ini menumpuk otoritas, ditambah dengan banding ke apa yang terhormat atau tercela, adalah praktek Pauline umum ketika sesuatu yang penting yang dipertaruhkan 1 Kor 11,2-16, dan sangat menunjukkan 1 Kor 14.33b-36 adalah bahan Pauline otentik. Tampaknya Korintus mencoba untuk membuat aturan mereka sendiri, mungkin berpikir kata-kata mereka sendiri sudah cukup atau otoritatif atau bahkan firman Allah bagi diri mereka sendiri lih. ay 36. Kita juga tahu dari ayat 33a, 40 bahwa hal-hal yang tidak dilakukan sopan ketika karunia rohani yang digunakan dalam kebaktian. 45 Ketika Paulus mengatakan perempuan tidak diizinkan atau diperbolehkan untuk berbicara ayat 34, dengan menggunakan kata kerja epitrepo dalam bentuk pasif, tampak bahwa titik pasif kembali ke peraturan yang sudah berlaku. Jika masalah itu hanya masalah kesopanan, kesusilaan, atau ketertiban seperti dengan 14:1-33a. Maka Paulus tidak akan melarang perempuan dari berbicara tapi diperintahkan mereka untuk melakukannya dengan benar dan teratur. Tapi mungkin ia telah diperintahkan mereka, mengatakan perempuan untuk bertanya di rumah. 46 44 Women in, 97. 45 Women in, 97-98. 46 Women in, 99. 77 Perempuan dilarang berbicara di gereja Santo Paul menunjuk tentang hal ini dalam surat pertamanya kepada jemaat Korintus: “Biarkan perempuan-perempuan kamu tetap diam ketika mereka berada di gereja, karena mereka tidak diizinkan berbicara; mereka diperintah untuk patuh dan begitu pula hukum memerintah mereka untuk patuh. Bila mereka ingin belajar apa saja, biarkan mereka meminta atau menanyakannya kepada suami mereka. Adalah memalukan bagi perempuan untuk berbicara di gereja Korintus 14:34-35. Perintah yang terdapat dalam naskah Korintus yang diperoleh dari St Paul ini equivalen dengan ide bahwa laki-laki adalah pemimpin perempuan. Kontrol atas perempuan yang sangat dikenal dengan tubuh merupakan analog mengenai kontrol terhadap gereja yang merupakan tubuh Kristus. Larangan bagi perempuan untuk berbicara di gereja, dipahami dari bab 15 Kitab Leviticus Imamat, yang menyebutkan bahwa pendeta yang melakukan sesajian atau persembahan kepada Tuhan harus dalam keadaan bersih. Dalam konteks ini, perempuan dianggap tidak bersih ketika mengalami menstruasi. Karena itu, perempuan dilarang berbicara di g ereja karena dengan “kekotorannya” berarti ia tidak bisa melaksanakan kewajiban agamanya. Lagi-lagi, dalam ritual-pun, perempuan dianggap tidak memiliki porsi yang sama dengan laki-laki, ia dianggap berkurang agamanya dari laki-laki. 47 Dalam konteks berkaitan dengan ketertiban dalam ibadah gereja muncul bagian ini memerintahkan untuk membungkam perempuan di gereja: Biarkan perempuan diam di gereja, untuk itu tidak diperbolehkan bagi mereka untuk berbicara, tetapi biarkan mereka menjadi bawahan, seperti hukum mengatakan. Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakan di rumah dari suami mereka, untuk itu adalah rasa malu bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat. 1 Korintus 14:34-35. 48 47 Masdar Farid Mas’udi, Islam dan Hak-hak Reproduksi Perempuan Bandung: Mizan, 2001, 42. 48 Evelyn Frank Stagg, Women in the world of Jesus, Philadelphia, 1978, 177. 78 Ada beberapa manfaat penafsiran diantaranya, sama sekali tidak meniadakan hak perempuan untuk berdoa atau bernubuat di gereja, tetapi hanya membatasi dia dari menilai nubuat dalam beberapa cara sehingga tuan atas baik suami atau laki-laki pada umumnya. Ini cocok dengan apa yang mendahului dan mengikuti bagian kontekstual. Jika Paulus sedang berbicara tentang penghakiman nubuat dalam 1 Korintus 14:33b-36, maka ini akan menjadi aliran alami 1 Korintus 14:29-30. Paulus akan berbalik dari desakan yang lebih umum untuk prosedur tertib dalam hal berat nubuat ayat 32-33, untuk kasus yang lebih spesifik perempuan dengan berat badan atau mempertanyakan nubuat. Perempuan tidak diperintahkan untuk tunduk kepada suami mereka, tetapi prinsip urutan ibadah, prinsip keheningan dan penghormatan yang ditunjukkan ketika yang lain sedang berbicara. Orang-orang Korintus harus tahu bahwa Perjanjian Lama berbicara tentang keheningan hormat ketika menasihati diucapkan Ayub 29.21. Pada titik ini kita dapat menyimpulkan bahwa ayat 34-35 tidak dapat diambil sebagai larangan perempuan berdoa atau bernubuat, atau mengajar atau berkhotbah, dalam pengaturan ibadah. 49 1 Korintus 14:33 harus dilihat sebagai upaya untuk memperbaiki masalah yang disebabkan oleh perempuan menilai para nabi. Alih-alih mengganggu layanan, mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Seperti yang terlihat dalam 1 Korintus 14:34 dan mungkin juga 1 Timotius 2:11, Upotasso mengacu pada pengajuan, bukan untuk suami, tetapi prinsip-prinsip gereja ketertiban dan sopan santun dalam ibadah dengan asumsi sikap yang tepat dari orang yang belajar. 50 Dalam 1 Korintus 14:34-35, dipandang membawa pesan bahwa perempuan harus tutup mulut dalam ibadah, bahkan dalam Efesus 5 ditafsirkan bahwa perempuan harus menempatkan diri dibawah suaminya. Kaum feminisme menggolongkan bahwa cara 49 Women in, 102-103. 50 Women in,125. 79 pandang, cara penafsiran itu adalah penafsiran tradisional yang merupakan sebuah penindasan terhadap perempuan. 51 Dalam rangka membaca kisah-kisah Alkitab, pertama-tama harus disadari bahwa Alkitab sebagai salah satu tradisi utama Kekristenan merupakan suatu karya yang dihasilkan oleh masyarakat Israel yang nota bene merupakan masyarakat yang menganut sistem patriarkal dengan budaya patriarki yang kuat. Oleh karena itu, tidak heran kalau konteks masyarakat Israel pada waktu itu juga turut mempengaruhi tulisan-tulisan dalam Alkitab. 52 Seringkali ada pendapat bahwa ayat 34b-36 merupakan bagian yang asing dari pasal ini dan bahwa mereka merupakan suatu interpolasi atau sisipan dikemudian hari ke dalam teks ini yang didasarkan pada nas yang serupa yakni 1 Timotius 2:11-15. 53 Ada masalah dalam menentukan apakah ayat 34 merupakan bagian dari ayat-ayat sebelumnya atau sesudahnya. Meskipun ada masalah-masalah, teks ini harus ditafsirkan sebagaimana adanya. Tidak ada naskah yang mendukung untuk menghapus ayat 34-36, meskipun beberapa teks memang menempatkan bagian ini setelah ayat 40. Bahkan bila ayat-ayat ini aslinya muncul pada akhir pasal ini, maknanya akan tetap sama. Ayat 28-30, baik si pembicara maupun nabi telah diperintahkan untuk berdiam diri di bawah kondisi-kondisi tertentu, selanjutnya ayat 34b kaum perempuan diperintahkan untuk berdiam diri juga. Paulus tidak berbicara tentang penggunaaan karunia-karunia kharismatis, ia masih sangat prihatin dengan usaha mengatur pembicaraan dalam ibadah umum, sehingga ketertiban yang membangun dapat dipertahankan. 54 Bahwa perempuan-perempuan harus berdiam diri bukanlah sebuah perintah yang mutlak; dalam pertemuan-pertemuan jemaat, memperlihatkan bahwa rasul itu sedang berbicara tentang partisipasi kaum perempuan di dalam pertemuan-pertemuan ibadah umum. 51 Perempuan Indonesia, 54-55. 52 Perempuan Indonesia, 130. 53 Pfitzner, Kesatuan, 280. 54 Pfitzner, Kesatuan, 281. 80 Menurut beberapa penafsir, Paulus menekankan bahwa kaum perempuan harus jelas tampil sebagai perempuan dimata orang lain. 55 Jika kaum perempuan ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya dirumah. Paulus berbicara tentang perilaku kaum perempuan yang sopan dengan suami mereka yang Kristen, peraturan Paulus jelas mempradugakan bahwa kaum perempuan yang tidak menikah, atau orang-orang Kristen yang bersuamikan kafir 7:8-16 akan menaati praktik yang sama. Dalam sinagoge Yahudi jaman Paulus, kaum perempuan bukanlah anggota penuh dari jemaat yang beribadah; mereka biasanya duduk di belakang atau dilorong, kadang-kadang dibalik kisi-kisi, untuk memisahkan mereka dengan kaum laki- laki. Secara teoritis, seorang perempuan, seperti seorang laki-laki dewasa, dapat maju ke depan untuk membaca taurat, tetapi ada anggapan dikalangan orang Yahudi bahwa kaum perempuan tidak akan pernah melakukan hal tersebut dan tidak ada kesempatan bertanya jawab setelah pembacaan. Setiap pertanyaan yang perempuan miliki harus ditanyakan kepada suaminya dirumah. Demikian juga dengan masyarakat Yunani menuntut kaum perempuan menahan diri di depan umum, Plutarch Conjugal Precept 31: bukan hanya tangan, tetapi bahkan suara dari seorang perempuan yang sopan tidak akan diperlihatkan didepan umum; ia akan menghindarkan diri dari berbicara, seperti halnya pula ketelanjangan. Plutarch juga menambahkan bahwa kaum perempuan harus berbicara kepada suami mereka, bila mereka mempunyai pertanyaan. 56 Meskipun Injil membawa perubahan-perubahan radikal terhadap status kaum perempuan, Paulus menekankan bahwa perempuan Kristen tidak boleh membuat orang lain tersinggung dengan menyombongkan diri mereka sendiri dan kemerdekaan yang baru saja mereka temukan di dalam Kristus dengan memaksakan agar mereka didengar didepan umum. Kata tidak sopan menunjuk pada apa yang dianggap membuat tersinggung orang-orang lain 55 Pfitzner, Kesatuan, 282. 56 Pfitzner, Kesatuan, 282-283. 81 dilingkungan masyarakat pada umumnya, bukan hanya dikalangan jemaat. Sebagian orang Korintus berkeinginan agar jemaat mereka diizinkan untuk mengatur urusannya sendiri tanpa campur tangan orang luar, tanpa khawatir apa yang mungkin akan dilihat oleh jemaat-jemaat lainnya lihat ayat 34. Sebenarnya, Paulus ingin mengakhiri akibat dari entusiasme rohani yang keliru di Korintus. 57 Menurut Paulus, kaum perempuan harus menundukkan diri seperti yang dikatakan oleh hukum Taurat dengan menggunakan cara para rabi dalam mengacu pada Kitab Suci. Namun demikian, tidak ada perintah yang jelas atau eksplisit di dalam Perjanjian Lama bahwa kaum perempuan harus tunduk kepada laki-laki. 58 Kemungkinan bahwa acuannya pada hukum Taurat disini bukan dimaksud mengacu kepada Kitab Suci Perjanjian Lama melainkan tradisi hukum Yahudi. Kaum perempuan tidak diizinkan oleh Paulus untuk menguasai pertemuan, dan dengan demikian melanggar praktik umum saat itu atau standar tentang apa yang layak pada masa itu. 59

3.5. Kesimpulan.