Izin bagi Warga Asing untuk dapat Bekerja di Indonesia

19

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pengaturan Hukum Keimigrasian Mengenai Tindakan Deportasi Terhadap Tenaga

Kerja Asing di Indonesia Dalam Kaitannya Dengan Pengormatan, Perlindungan, dan Pemenuhan Hak-Hak Asasi Manusia Ada sejumlah peraturan perundang-undangan di bidang keimigrasian yang mengatur mengenai isu deportasi terhadap tenaga kerja asing di Indonesia. Dalam legislasi Indonesia, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian selanjutnya disebut dengan Undang-Undang Keimigrasian merupakan instrumen hukum nasional yang di antaranya mengatur isu tenaga kerja asing, keimigrasian, dan deportasi. Dalam penjabarannya lebih lanjut, telah pula diterbitkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian. Sistematika Pembahasan sub bab 5.1 ini akan dimulai dengan analisis mengenai dimungkinkannya warga asing untuk mendapat izin sebagai tenaga kerja asing di Indonesia. Selanjutnya akan dibahas pula kualifikasi sanksi deportasi bagi tenaga kerja asing sebagai tindakan keimigrasian dan aspek pidana berkaitan dengan deportasi terhadap tenaga kerja asing. Terakhir, akan dilakukan semacam tinjauan komprehensif mengenai pengormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak asasi manusia.

5.1.1. Izin bagi Warga Asing untuk dapat Bekerja di Indonesia

Dalam Pasal 39 huruf a Undang-undang Keimigrasian digariskan bahwa Visa tinggal terbatas diberikan kepada Orang Asing yang berprofesi sebagai pekerja. Penjelasan atas ketentuan tersebut mejabarkan lebih lanjut bahwa Visa tinggal terbatas dalam penerapannya dapat diberikan untuk melakukan kegiatan dalam rangka bekerja, yaitu: a. sebagai tenaga ahli; b. bergabung untuk bekerja di atas kapal, alat apung, atau instalasi yang beroperasi di wilayah perairan Nusantara, laut territorial, atau landas kontinen, serta Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia; c. melaksanakan tugas sebagai rohaniwan; d. melakukan kegiatan yang berkaitan dengan profesi dengan menerima bayaran, seperti olahraga, artis, hiburan, pengobatan, konsultan, pengacara, perdagangan, dan kegiatan profesi lain yang telah memperoleh izin dari instansi berwenang; e. melakukan kegiatan dalam rangka pembuatan film yang bersifat komersial dan telah mendapat izin dari instansi yang berwenang; 20 f. melakukan pengawasan kualitas barang atau produksi quality control; g. melakukan inspeksi atau audit pada cabang perusahaan di Indonesia; h. melayani purnajual; i. memasang dan reparasi mesin; j. melakukan pekerjaan nonpermanen dalam rangka konstruksi; k. mengadakan pertunjukan; l. mengadakan kegiatan olahraga profesional; m. melakukan kegiatan pengobatan; dan n. calon tenaga kerja asing yang akan bekerja dalam rangka uji coba keahlian. Ketentuan di atas secara ekspilisit mengatur bahwa secara administratif, orang asing dapat bekerja di Indonesia dengan memegang Visa tinggal terbatas. Lebih jauh, mereka juga dapat bekerja di Indonesia dengan memegang izin tinggal tetap, sebagaimana diatur di dalam Pasal 54 ayat 1 huruf a Undang-undang Keimigrasian. Dengan demikian, warga negara asing yang bekerja di Indonesia dalam waktu yang relatif lama tentu tidak cukup memiliki Visa tinggal terbatas saja, karena substansi visa adalah keterangan tertulis yang memuat persetujuan bagi Orang Asing untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia. 47 Adapun izin tinggal sebagai suatu izin yang diberikan kepada Orang Asing untuk berada di Wilayah Indonesia, 48 khususnya izin tinggal tetap, tentu lebih memiliki status hukum yang lebih kuat karena mereka diberikan izin bertempat tinggal dan menetap di Wilayah Indonesia dalam status sebagai penduduk Indonesia. 49 Hak untuk bekerja bagi warga negara asing tersebut vis a vis juga menimbulkan sejumlah kewajiban. Dalam kaitannya dengan konteks ketenagakerjaan, salah satu kewajiban tersebut dapat dilihat di dalam Pasal 71 yang menentukan bahwa setiap Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia wajib memberikan segala keterangan yang diperlukan mengenai identitas dirinya serta melaporkan setiap perubahan status pekerjaan dan Penjamin kepada Kantor Imigrasi setempat. 50 Selain itu, mereka juga diwajibkan untuk memperlihatkan dan menyerahkan Dokumen Perjalanan atau Izin Tinggal yang dimilikinya apabila diminta oleh Pejabat Imigrasi yang bertugas dalam rangka pengawasan Keimigrasian. 51 47 Pasal 1 angka 18 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian 48 Pasal 1 angka 21 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian 49 Pasal 1 angka 23 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian 50 Pasal 71 Huruf a Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian 51 Pasal 71 Huruf b Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian 21

5.1.2 Sanksi Deportasi Bagi Tenaga Kerja Asing sebagai Tindakan Keimigrasian