Analisis Model Regresi Hasil Penelitian

yang sama. Rata-rata ROI dalam penelitian ini sebesar 2.257 dengan standar deviasi sebesar 78.55. Variabel return on equity ROE , nilai terendah sebesar -6992.6 oleh Century Textile Industry, Tbk pada tahun 2008 dan nilai tertinggi sebesar 42.71 oleh Tambang Batubara Bukit Asam,Tbk pada tahun 2008. Rata-rata nilai ROE adalah -184.49 dengan standar deviasi sebesar 1028.47. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk memiliki kinerja lingkungan environmental performance yang meningkat dari periode 20052006 memperoleh peringakat 3 biru, kemudian periode 20072008 memperoleh peringkat 4 hijau sebagai peringkat tertinggi. Peningkatan ini diikuti oleh meningkatnya kinerja keuangan financial performance untuk indiator ROI dan ROE yang juga tertinggi pada periode tersebut namun tidak diikuti indicator PER . Hal ini mengindikasikan bahwa untuk perusahaan tersebut kinerja lingkungan environmental performance diduga berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan untuk indicator ROI dan ROE. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan lebih jelasnya dilakukan analisis regresi berikut ini.

4.1.3 Analisis Model Regresi

Price Earning Ratio PER Hasil analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh environmental performance EP , systematic risk BETA , dan firm size FS terhadap price earning ratio PER diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: PER = -197.198 + 14.970 EP - 3.346 BETA – 14.300 FS 4.1.3.1 Uji Asumsi Klasik a Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Berikut hasil analisis uji normalitas pada model regresi PER. Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas 1-Sample K-S Model Regresi PER Unstandardized Residual N 48 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 70.03132747 Most Extreme Differences Absolute .335 Positive .335 Negative -.295 Kolmogorov-Smirnov Z 2.319 Asymp. Sig. 2-tailed .000 Sumber: Data diolah, 2010 Berdasarkan tabel 4.4 nampak bahwa nilai kolmogorov-smirnov adalah 2.319 dan signifikan pada 0.000 dan nilainya di bawah taraf signifikansi 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan regresi PER tidak terdistribusi secara normal, oleh karena itu data PER harus ditransform dengan skala yang berbeda sehingga diperoleh data baru cos PER dengan persamaan PER = - 0.565 – 0.034 EP – 0.166 BETA + 0.070 FS . Berikut hasil uji normalitas terhadap persamaan tersebut: Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas 1-Sample K-S Model Regresi cos PER Unstandardized Residual N 48 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .68006752 Most Extreme Differences Absolute .137 Positive .121 Negative -.137 Kolmogorov-Smirnov Z .952 Asymp. Sig. 2-tailed .325 Sumber: Data diolah, 2010 Gambar 4.1 Grafik Histogran Uji normalitas Model Regresi cos PER Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot Model Regresi PER Berdasarkan tabel 4.5 nampak bahwa nilai kolmogorov-smirnov adalah 0.952 dan signifikan pada 0.325, dan nilainya diatas taraf signifikansi 0.05. Hal ini juga ditunjukkan oleh grafik histogram gambar 4.1 bahwa bentuk grafik menyerupai lonceng dan simetris, selain itu juga nampak pada gambar 4.2, titik-titik menyebar diskitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Berdasarkan ketiga macan pengujian tersebut dapat dikatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. b Uji Multikolinieritas Hasil pengujian asumsi multikolinieritas untuk model regersi PER ditunjukkan pada output SPSS berikut ini: Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas Model Regresi PER Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -.565 3.003 -.188 .852 EP -.034 .139 -.037 -.248 .805 .991 1.009 BETA -.166 .116 -.230 -1.431 .159 .835 1.197 FS .070 .246 .046 .286 .777 .829 1.206 Sumber: Data diolah, 2010 Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh nilai tolerance yang lebih dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antara variabel independen. Sedangkan nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama dengan nilai VIF yang tidak lebih dari 10. Dengan demikian disimpulkan bahwa model regresi ini tidak memiliki gejala multikolinieritas antar variabel independennya. c Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, digunakan Uji Glejser dan dapaat melihat bentuk pola grafik plot. Berikut ini merupakan hasil pengujian heteroskedastisitas untuk model regresi PER. Tabel 4.7 Hasil Uji Glejser Model Regresi PER Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.273 1.312 .970 .338 EP -.013 .061 -.032 -.215 .830 BETA .082 .051 .260 1.622 .112 FS -.056 .107 -.084 -.521 .605 Sumber: Data diolah, 2010 Gambar 4.3 Grafik Plot Uji heteroskedastisitas Berdasarkan tabel 4.7 secara ststistik tidak ada variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen, denga nilai signifikansi diatas 0.05. Selain itu grafik plot menunjukkan titik-titik menyebar secara acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa dalam model regresi ini tidak terdapat heteroskedastisitas. Berdasarkan uji asumsi klasik tersebut, persamaan regresi PER = - 0.565 – 0.034 EP – 0.166 BETA + 0.070 FS dapat dijadikan sebagai alat estimasi yang layak karena telah memenuhi normalitas, tidak terjadi multikolinearitas, dan tidak ditemukan heteroskedastisitas. 4.1.3.2 Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F Uji statistic F digunakan untuk menunjukkan apakah variabel independen environmental performance EP, systematic risk BETA, dan firm size FS mempengaruhi return on equity ROE secara simultanbersama-sama. Dari uji ANOVA pada tabel 4.8 berikut ini diperoleh nilai F hitung sebesar 0.744 dengan probabilitas 0.532 dan lebih besar dari taraf signifikansi 0.05 artinya dapat dikatakan bahwa model regresi secara simultan tidak dipengaruhi oleh semua variabel independen. Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan Uji Statistik F Model Regresi PER Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 1.102 3 .367 .744 .532 a Residual 21.737 44 .494 Total 22.839 47 Sumber: Data diolah, 2010 4.1.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t Model regresi PER = - 0.565 – 0.034 EP – 0.166 BETA + 0.070 FS diperoleh melalui pengolahan data menggunakan aplikasi SPSS 16.0. Koefisien masing-masing variabel dalam model regresi ini ditunjukkan oleh tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik t Model Regresi PER Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.565 3.003 -.188 .852 EP -.034 .139 -.037 -.248 .805 BETA -.166 .116 -.230 -1.431 .159 FS .070 .246 .046 .286 .777 Sumber: Data diolah, 2010 Dari ketiga variabel independen dalam model regresi, tidak ada variabel independen yang memiliki nilai signifikansi dibawah 0.05. Dengan demikian disimpulkan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen dan tidak signifikan. 4.1.3.4 Analisis Koefisien Determinasi R 2 Hasil analisis koefisien determinasi diperoleh melalui outpus SPSS yang ditampilkan tabel 4.10 berikut ini: Tabel 4.10 Hasil Analisis Determinasi Regresi PER Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .220 a .048 -.017 .70287 Sumber: Data diolah, 2010 Menurut Gujarati 2003 dalam Ghozali 2007 jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R 2 negatif, maka nilai adjusted R 2 dianggap bernilai nol. Dari tampilan outpus SPSS tabel 4.10 diatas, besarnya adjusted R 2 adalah -0.017 hal ini berarti dari ketiga variabel independen yaitu environmental performance EP , systematic risk BETA , dan firm size FS tidak memiliki pengaruh terhadap price earning ratio PER . Berdasarkan analisis terhadap model regresi PER maka diperoleh hasil sebagai berikut:

4.1.4 Analisis Model Regresi