diinterpretasikan dengan tepat akan mampu menjelaskan kondisi perusahaan baik secara finansial maupun nonfinansial.
2.2.4 Analisis Rasio Keuangan
Analisis Rasio
ratio analysis
merupakan alat analisis laporan keuangan yang
popula r
digunakan untuk mengevaluasi kinerja keuangan. Rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabungkan angka-angka yang ada dalam
laporan keuangan. Apabila rasio keuangan tersebut diiterpretasikan secara tepat, maka akan menunjukkan suatu evaluasi.
Foster dalam Amrullah 2007 menyatakan empat hal yang dapat mendorong analisis laporan keuangan dengan model rasio keuangan, yaitu:
a. Mengendalikan pengaruh perbedaan besar antar perusahaan dan antar waktu.
b. Membuat data menjadi lebih memenuhi asumsi alat statistik yang digunakan.
c. Menginvestigasi teori yang terkait dengan rasio keuangan.
d. Mengkaji hubungan empiris antara rasio keuangan dan estimasi variable
tertentu, seperti kebangkrutan. Munawir 2000: 64 menyatakan rasio keuangan pada dasarnya dapat
digunakan untuk: a.
Untuk keperluan pengukuran kerja keuangan secara menyeluruh
overall measures
b. Untuk keperluan pengukuran profitabilitas atau rentabilitas, kemampuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari operasinya
profitability measures
c. Untuk keperluan pengujian investasi
test of investment utilization
d. Untuk keperluan pengujian kondisi keuangan antara lain tentang tingkat
likuiditas dan solvabilitas
test of finance condition
Penggunaan analisis rasio dalam penilaian kinerja keuangan dilakukan dengan membandingkan angka-angka rasio keuangan yang diperoleh dengan
Munawir, 2000:101: a.
Standar rasio atau rata-rata dari seluruh industri semacam dimana perusahaan yang ada data keuangannya sedang dianalisis menjadi anggotanya.
b. Rasio yang telah ditentukan dalam budget perusahaan yang bersangkutan.
c. Rasio-rasio yang semacam di waktu-waktu yang lalu rasio historis dari
perusahaan yang bersangkutan. d.
Rasio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis yang merupakan pesaing perusahaan yang dinilai cukup baikberhasil dalam usahanya.
Berdasarkan sumber datanya angka rasio digolongkan dalam 3 golongan yaitu: Riyanto: 2001
a. Rasio-rasio neraca
Balanche sheet ratio
adalah rasio-rasio yang disususn dari data yang berasal dari neraca, misalnya
current ratio, acid-test ratio, current a ssets to total asset ratio, current liabilities to total assets ratio
dan lain sebagainya.
b. Rasio-rasio laporan laba-rugi
Income statement ratio
, ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari
income statement
, misalnya
gross profit margin, net operating margin, operating ratio
dan lain sebagainya. c.
Rasio-rasio antar laporan
Inter statement ratio
, ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya berasal dari
income
statement
, misalnya
assets turnover, inventory turnover, receivables turnover
dan lain sebagainya. Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan antara lain
sebagai berikut: a.
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas terdiri dari:
Current Ratio, Quick Ratio,
dan
Net Working Capital.
b. Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas
penggunaan aset perusahaan pada tingkat aktivitas tertentu. Rasio Aktivitas terdiri dari:
Total Asset
Turnover
, Fixed Asset Turnover, Account Receivable Turnover, Inventory Turnover, Average Collection Period,
dan Day’s Sales in
Inventory
. c.
Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio solvabilitas
terdiri dari:
Debt Ratio, debt to Equity Ratio, Long Term Debt to equity Ratio, long Term Debt to Capitalization Ratio, Times Interest Earned, Cash Flow
Interest Coverage, Cash Flow Interest Coverage, Cash Flow to Net Income,
dan
Cash Return on Sales
. d.
Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio profitabilitas terdiri dari: Gross
P rofit Margin, Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity
, dan
Operating Ratio
.
e. Rasio pasar adalah rasio yang mengukur perkembangan nilai perusahaan
relatif terhadap nilai buku perusahaan. Rasio pasar terdiri dari:
Dividend Yield, Dividend Per Share, Dividend Pa yout Ratio, Price Earning Ratio, Earning
Per Share, Book Value Per Share
, dan
P rice to Book Value
. Dari kelima macam rasio tersebut, penelitian ini hanya menggunakan 3
macam rasio yaitu
Return on Investment, Return on Equity,
dan
Price Earning Ratio.
Ketiga rasio ini dianggap begitu penting karena mengingat bahwa rasio tersebut dihitung menggunakan komponen laba perusahaan, yang mana laba
merupakan tujuan umum perusahaan.
2.2.4.1
Price Earning Ratio PER
PER price earning ratio
merupakan salah satu indikator yang sering digunakan dalam analisis sekuritas untuk menilai harga suatu saham yang
diperdagangkan di pasar modal. Rasio ini memperbandingkan antara harga pasar saham dan laba per lembar saham. Perhitungan
PER
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
PER
=
Rasio ini dipandang oleh investor sebagai ukuran kemampuan perusahaan menghasilkan laba masa depan
future earning
. Investor menggunakan rasio ini untuk memilah-milah saham yang nantinya akan
memberikan keuntungan di masa yang akan datang. Gibson 1992 dalam Vidyajayanti 2008, pertimbangan investor, jika perusahaan dengan
pertumbuhan yang tinggi
high growth
biasanya memiliki
PER
yang tinggi,
sedangkan untuk perusahaan yang pertumbuhannya rendah
low growth
biasanya memiliki
PER
yang rendah.
PER
pada perusahaan yang memiliki prospek baik mempunyai nilai yang tinggi, sedangkan perusahaan yang
prospeknya rendah juga memiliki nilai
PER
yang rendah pula.
PER
menggambarkan harga saham di bursa efek pada tanggal neraca atau tanggal yang lain dibandingkan laba per lembar saham selama satu
periode. Jika
PER
tinggi berarti harga saham terlalu mahal atau dengan harga tertentu tetapi dengan laba yang terlalu kecil. Dengan begitu, calon investor
akan memperoleh keuntungan yang lebih besar jika pada saat
PER
rendah, karena saham akan cenderung mengalami kenaikan harga. Ketika
PER
tinggi, maka saat itu adalah saat yang tepat untuk menjual sahamnya sehingga
diperoleh keuntungan yang maksimal dari selisih harga saham tersebut
capital gain
. 2.2.4.2
Return on Investment ROI
Return on insvesment ROI
merupakan salah satu dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat
asset
tertentu. Semakin tinggi rasio ini berarti menunjukkan efisiensi manajemen
a sset
.
Return on insvesment
ROI
atau juga biasa disebut
ROA Return on Asset
merupakan rasio profitabilitas terpenting diantara rasio profitabilitas yang lainnya.
Perhitungan
ROI
secara matematis dapat dijelaskan dengan rumus sebagai berikut :
ROI
=
Laba bersih merupakan laba setelah dikurangi oleh pajak. Semakin besar ROA atau ROI menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat
pengembalian yang semakin besar Ang, 1997. Menurut Munawir 2002, manfaat analisis rasio keuangan
mengunakan
ROA
adalah sebagai berikut: a
Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik maka dengan analisis
ROA
dapat diukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang
mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan. b
Dapat diperbandingkan dengan rasio industri sehingga dapat diketahui posisi perusahaan terhadap industri. Hal ini merupakan salah satu
langkah dalam perencanaan strategi. c
Selain berguna untuk kepentingan kontrol, analisis ROA juga berguna untuk kepentingan perencanaan.
2.2.4.3
Return on Equity ROE
Return on equity
ROE dimaksudkan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan modal saham tertentu. Perhitungan
ROE
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
ROE
= Menurut Munawir 2001,
ROE
adalah rasio yang menunjukkan tingkat keuntungan dari investasi yang ditanamkan oleh pemegang saham.
Syamsuddin 1978,
ROE
merupakan suatu pengukuran dari penghasilan
income yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atau modal yang mereka investasikan pada perusahaan.
ROE
digunakan untuk mengukur tingkat kembalian perusahaan atau efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
ukuran profitabilitas dan sudut pandang pemegang saham Hanafi Halim, 2009. Jika rasio ini meningkat maka manajemen dipandang telah mengelola
perusahaan dengan efisien.
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan