prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan besar relatif lebih stabil dan lebih mampu
menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan
a sset
kecil.
2.4 Teori Stakeholders dan Teori Legitimacy
Stakeholder
merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki
hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Irawan :2009 Clarkson membagi
Stakeholder
perusahaan kedalam dua bentuk besar yaitu
primary stakeholders
dan
seconda ry stakeholders
.
P rimary stakeholders
merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan secara ekonomi terhadap perusahaan dan menanggung risiko seperti misalnya investor, kreditor,karyawan,
komunitas lokal namun disisi lain pemerintah juga termasuk kedalam golongan
primary stakeholders
walaupun tidak secara langsung mempunyai hubungan secara ekonomi namun hubungan diantara keduanya lebih bersifat non-
kontraktual.
Primary stakeholders
memiliki kepentingan atas perkembangan posisi keuangan perusahaan karena akan mempengaruhi dan atau dipengaruhi
oleh keputusan dan strategi perusahaan. Suatu perusahaan atau organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem
stakeholder primer, yang merupakan rangkaian kompleks hubungan antara kelompok-kelompok kepentingan yang mempunyai hak, tujuan, harapan, dan
tanggung jawab yang berbeda
Bentuk yang kedua adalah
secondary stakeholders
dimana sifat hubungan keduanya saling mempengaruhi namun kelangsungan hidup perusahaan secara
ekonomi tidak ditentukan oleh
stakeholder
jenis ini karena mereka tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu penting untuk kelangsungan
hidup perusahaan. Clarkson juga telah memberikan definisi yang bahkan lebih sempit lagi di mana
stakeholder
didefinisikan sebagai suatu kelompok atau individu yang menanggung suatu jenis risiko baik karena mereka telah melakukan
investasi material ataupun manusia di perusahaan tersebut
.
Contoh
secondary stakeholders
adalah media dan kelompok kepentingan seperti lembaga sosial masyarakat, serikat buruh, dan sebagainya.
Menurut Ghozali dan Chariri 2007
stakeholder theory
mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya
sendiri namun harus memberikan manfaat bagi
stakeholder
nya
sha reholders,
kreditor, konsumen,
supplier
, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh
dukungan yang diberikan oleh
stakeholder
kepada perusahaan tersebut.
Gray,
et al
1994 dalam Ghozali dan Chariri 2007 mengatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan bergantung pada dukungan
stakeholder
dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk
mencari dukungan tersebut. Makin
powerful stakeholder,
makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari
dialog antara perusahaan dengan
stakeholder-
nya.
Iryanie 2009 menuliskan bahwa terdapat beberapa alasan yang mendorong perusahaan perlu memperhatikan kepentingan s
takeholders,
yaitu: 1.
Isu lingkungan melibatkan kepentingan berbagai kelompok dalam masyarakat yang dapat mengganggu kualitas hidup mereka.
2. Dalam
era globalisasi
telah mendorong
produk-produk yang
diperdagangkan harus bersahabat dengan lingkungan. 3.
Para investor dalam menanamkan modalnya cenderung untuk memilih perusahaan yang memiliki dan mengembangkan kebijakan dan program
lingkungan. 4.
LSM dan pencinta lingkungan makin vokal dalam mengkritik perusahaan- perusahaan yang kurang peduli terhadap lingkungan.
Deegan 2004 dalam Iryanie 2009, menyatakan bahwa
teori
stakeholders
sangatlah erat kaitannya dengan teori
legitimacy
.
Teori legitimacy menegaskan bahwa perusahaan terus berupaya untuk memastikan bahwa mereka beroperasi dalam
bingkai dan norma yang ada dalam masyarakat atau lingkungan dimana perusahaan berada, dimana mereka berusaha untuk memastikan bahwa aktifitas mereka
perusahaan diterima oleh pihak luar sebagai suatu yang “sah”.
Lindblom 1994 dalam Haniffa et al 2005 Teori legitimacy kaitannya dengan kinerja sosial dan kinerja keuangan adalah apabila jika terjadi
ketidakselarasan antara sistem nilai perusahaan dan sistem nilai masyarakat, maka perusahaan dapat kehilangan legitimasinya, yang selanjutnya akan mengancam
kelangsungan hidup perusahaan. Ghozali dan Chariri 2007 menyatakan bahwa hal yang melandasi teori legitimacy
adalah “kontrak sosial” yang terjadi antara
perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi.
Dowling dan Pfeffer 1975 dalam Ghozali dan Chariri 2007 mengatakan bahwa “karena legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi, batasan-batasan
yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai social, dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan
memperhatikan lingkungan”.
2.5 Kinerja Lingkungan Environmental Performance