Tolok Ukur Kinerja Lingkungan

2.5.3 Tolok Ukur Kinerja Lingkungan

Environmental Performance Tolok ukur kinerja lingkungan saat ini paling tidak ada empat macam yang bisa digunakan, yaitu AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, PROPER, ISO yaitu ISO 14001 untuk system manajemen lingkungan dan ISO 17025 untuk sertifikasi uji lingkungan dari lembaga independen, dan GRI Global Reporting Initiative . GRI merupakan pioneer dalam mengembangkan kerangka kerja pelaporan sustainability yang berisikan laporan ekonomi, lingkungan dan social sebagai pembanding laporan keuangan. Dalam penelitian ini, indikator kinerja lingkungan yang digunakan adalah PROPER Programme for Pollution Control, Evaluation and Rating atau Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan. Peringkat penghargaan PROPER ini hampir menyerupai ISO namun berbeda karena lebih mampu menjelaskan kinerja lingkungan environmental performance perusahaan dari peringkat yang paling buruk hingga peringkat terbaik. Program ini dikembangkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup sejak tahun 2002, yang awalnya dikenal dengan sebutan PROPER PROKASIH PROPER Program Kali Bersih. Program ini merupakan salah satu bentuk kebijakan pemerintah, untuk meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang- undangan. Penerapan instrument ini merupakan upaya Kementerian Lingkungan Hidup untuk menerapkan sebagian dari prinsip-prinsip good governance transparansi, berkeadilan, akuntabel, dan pelibatan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Tujuan penerapan instrumen PROPER adalah untuk mendorong peningkatan kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan melalui penyebaran informasi kinerja penataan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan. Peningkatan kinerja penataan dapat terjadi melalui efek insentif dan disinsentif reputasi yang timbul akibat pengumuman peringkat kinerja PROPER kepada public. Para stakeholders akan memberikan apresiasi kepada perusahaan yang berperingkat baik dan akan memberikan tekanan dan atau dorongan kepada perusahaan yang belum berperingkat baik. Sedangkan tujuan dari pelaksanaannya adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan penataan perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan. b. Meningkatkan komitmen para stakeholder dalam upaya pelestarian lingkungan. c. Menigkatkan kinerja pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan d. Meningkatkan kesadaran para pelaku usaha untuk menaati peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup. e. Mendorong penerapan prinsip reduce, reuse, recycle, dan recovery 4R dalam pengelolaan limbah. Pelaksanaan PROPER memiliki beberapa sasaran, yaitu sebagai berikut: a. Menciptakan lingkungan hidup yang baik. b. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan. c. Menciptakan ketahanan sumberdaya alam. d. Mewujudkan iklim dunia usaha yang kondusif dan ramah lingkungan, yang mengedepankan prinsip produksi bersih dan ecoefficiency. Saat ini, penilaian kinerja penaatan difokuskan kepada penilaian penaatan perusahaan dalam aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan pengelolaan limbah B3 serta berbagai kewajiban lainnya yang terkait dengan AMDAL. Sedangan penilaian untuk aspek beyond compliance dilakukan terkait dengan penilaian terhadap upaya-upaya yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam penerapan Sistem Manajemen Lingkungan SML, Konservasi dan Pemanfaatan Sumber daya, serta kegiatan Corporate Social Responsibilty CSR termasuk kegiatan Community Development . Mengingat bahwa hasil peringkat PROPER akan dipublikasikan secara terbuka kepada publik dan stakeholder lainnya, maka kinerja lingkungan dikelompokkan kedalam peringkat warna. Peringkat PROPER dikelompokkan kedalam lima warna peringkat dengan 7 kategori, dimana masing-masing peringkat warna mencerminkan kinerja perusahaan. Kinerja penataaan terbaik adalah peringkat emas dan hijau, kemudian peringkat biru, biru minus, merah, merah minus, dan kinerja lingkungan terburuk adalah peringkat warna hitam. Berdasarkan Peraturan menteri Negara Lingkungan Hidup No.7 Tahun 2008, kriteria pemeringkatan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Emas Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dan telah melakukan upaya 3R Reduce, Reuse, Recycle , menerapkan sistem pengelolaan lingkungan yang berkesinambungan, serta melakukan upaya- upaya yang berguna bagi kepentingan masyarakat pada jangka panjang. 2. Hijau Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan, telah mempunyai sistem pengelolaan lingkungan, mempunyai hubungan yang baik dengan masyarakat, termasuk melakukan upaya 3R Reduce, Reuse, Recycle. 3. Biru Telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku. 4. Biru minus Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi beberapa upaya belum mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. 5. Merah Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. 6. Merah minus Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian kecil mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. 7. Hitam Belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan berarti, secara sengaja tidak melakukan upaya pengelolaan lingkungan sebagaimana yang dipersyaratkan, serta berpotensi mencemari lingkungan. Manfaat penerapan instrumen PROPER antara lain adalah waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk mendorong penataan perusahaan relatif lebih singkat dan murah dibandingkan instrument penataan lainnya, misalnya penegakkan hukum lingkungan, meningkatkan intensitas dan kualitas komunikasi antara para stakeholder, dan meningkatnya nilai tambah bagi perusahaan yang melakukan pengelolaan lingkungan lebih baik dari yang disyaratkan. Selama ini program PROPER telah dilakukan sebanyak 5 kali yaitu pada periode 20022003, 20032004, 20042005, 20062007, dan 20082009. Secara umum pemilihan perusahaan peserta PROPER adalah dengan criteria sebagai berikut: a. Perusahaan yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan. b. Perusahaan yang mempunyai dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan yang besar. c. Perusahaan publik yang terdaftar di pasar modal dalam dan luar negeri. d. Perusahaan yang berorientasi ekspor. Dengan jumlah peserta yang semakin meningkat di setiap tahunnya, program ini dianggap cukup berhasil dalam melakukan upaya pengelolaan lingkungan. Bahkan PROPER menjadi salah satu bahan studi kasus di Harvard Institute for International Development HIID dan diadopsi oleh beberapa negara di dunia, serta telah memperoleh penghargaan Zero Emission Awa rd dari United Nations University di Tokyo.

2.6 Penelitian Terdahulu