1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dalam era modern semakin tergantung pada tingkat kualitas, antisipasi dari para guru untuk menggunakan berbagai sumber
yang tersedia, mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa untuk mempersiapkan cara berfikir menjadi lebih kritis dan kreatif. Kualitas
pendidikan akan sangat menentukan mutu kehidupan bangsa. Dengan kata lain, pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam
meciptakan kehidupan manusia yang cerdas, terbuka, tenteram, damai, dan demokratis. Oleh karena itu, perubahan di bidang pendidikan harus
dilakukan secara terarah, terpadu, dan berkesinambungan Nurhadi, dkk,2004
Mata pelajaran IPA merupakan proses pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inquiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta
didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar Depdiknas 2006:57. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di SD
menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
2
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPA menurut kurikulum adalah berorientasi pada siswa. Peran guru bergeser dari
menentukan ”apa yang akan dipelajari” ke ”bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman siswa”. Pengalaman belajar diperoleh melalui
serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan dan nara sumber lain. Pendekatan yang
memiliki karakteristik tersebut adalah pendekatan kontekstual yang mampu memberikan pengalaman siswa secara langsung melalui
serangkaian aktivitas di dalam proses pembelajaran. Berdasarkan kenyataan di lapangan, guru di SDN 01 Sumurbanger
khususnya kelas V dalam mengajar belum menerapkan stategi pembelajaran yang inovatif yang mampu mendorong minat siswa.
Pembelajaran yang dilakukan cenderung masih didominasi dengan ceramah dan hanya menerangkan materi yang ada pada buku paket tanpa
menghubungkan dengan realisasi dunia nyata. Pada awal pelajaran guru tidak melakukan apersepsi untuk menggali pengetahuan siswa tetapi
langsung menjelaskan materi. Pembelajaran masih berpusat pada guru, artinya semua pengetahuan berasal dari guru tanpa memberi kesempatan
kepada siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan itu melalui sebuah aktivitas yang bermakna, sehingga siswa kurang memperoleh pengalaman
belajar yang berakibat kurangnya pemahaman siswa pada materi yang dipelajari. Dalam pembelajaran siswa terlihat kurang memperhatikan saat
guru menerangkan pelajaran bahkan beberapa siswa hanya bercerita
3
sendiri dengan temannya karena mereka bosan hanya mendengarkan ceramah dari guru. Hal tersebut mengakibatkan prestasi belajar siswa
rendah. Berdasarkan daftar nilai Ujian Akhir Semester UAS mata pelajaran
IPA siswa kelas V SD Negeri 01 Sumurbanger semester gasal tahun pelajaran 20092010 diketahui bahwa hasil belajar IPA masih rendah. Hal
tersebut didukung dari data statistik jumlah 30 siswa hanya 13 siswa yang mendapat nilai
≤ 6,5 atau sekitar 43,33 dan rata-rata kelas baru mencapai 5,8. Sedangkan pencapaian hasil belajar yang diharapkan yaitu
minimal 85 dari 30 siswa yang mendapat nilai ≥ 6,5 sesuai dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan oleh sekolah yaitu 6,5. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakasanakan
belum berhasil sesuai yang diharapkan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, diperlukan strategi
pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa yaitu dengan menggunakan pendekatan kontekstual Contekstual Teaching and
Learning. Menurut Hamalik 2003, pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan
aktivitas sendiri dan siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman dan aspek-aspek tingkah laku
lainnya. Pendekatan kontekstual dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas belajar dan pemahaman siswa sehingga
4
pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih bermakna
dan prestasi belajar siswa dapat meningkat.
Pendekatan Kontekstual Contextual teaching and learning merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa sehingga akan
menumbuhkan motivasi yang tinggi bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk siswa bekerja dan mengalami, bukan
transfer pengetahuan dari guru ke siswa Nurhadi, 2002 Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah sebagai fasilitator artinya
guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk
menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas siswa. Sesuatu yang baru datang dari ‘menemukan sendiri’, bukan ‘apa kata guru’. Sehingga
stategi ini diharapkan dapat menjadi solusi alternatif untuk menyelesaikan permasalan yang ada Nurhadi,2002: 5
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti memilih judul “Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi
Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN 01 Sumurbanger Kabupaten Batang”
5
B. Identifikasi Masalah