74
c. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi siklus III diketahui bahwa tingkat aktivitas siswa masuk dalam kategori baik dengan persentase 81,33
yang artinya tingkat aktivitas siswa pada siklus III mengalami peningkatan 9,64 dibanding siklus II. Hal tersebut menunjukkan
bahwa perbaikan yang dilakukan pada siklus III cukup efektif. Pada siklus III ini tiga aspek pengamatan aktivitas siswa yaitu menjawab
pertanyaan guru, mendengarkan penjelasan guru, kerjasama siswa dalam kelompok, dan siswa melakukan secara klasikal mendapat
kategori sangat baik. Siswa sudah mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar, siswa juga terlihat antusias mendengarkan penjelasan
dari guru. Anggota kelompok sudah terlibat aktif dalam melakukan percobaan dan pengamatan dengan temannya dan mereka
melaksanakan percobaan dengan baik. Hal tersebut karena mereka sudah terbiasa dengan model pembelajaran secara kelompok. Siswa
juga sudah mampu merumuskan jawaban sementara dengan baik meskipun ada beberapa siswa harus ditunjuk terlebih dahulu, kegiatan
diskusi kelompok pada siklus ini sudah berjalan dengan lancar sehingga guru tidak lagi mendominasi jalannya diskusi kelompok.
Siswa cukup disiplin dalam pembelajaran karena guru bertidak lebih tegas dalam memberikan sangsi. Siswa juga melaporkan hasil
pengamatan, menyimpulkan hasil kegiatan dengan baik. Siswa sudah berani mengajukan pertanyaan pada guru. Dalam hal ini tingkat
75
aktivitas siswa secara klasikal sudah mencapai kategori yang diharapkan yaitu minimal termasuk dalam kategori baik.
Kinerja guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual sudah cukup baik dengan persentase aktivitas
guru sebesar 82,50 yang termasuk dalam kriteria baik. Guru telah menerapkan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran
melalui pendekatan kontekstual dan melaksnakan seluruh indikator pengamatan aktivitas guru dengan baik. Namun masih ada yang perlu
diperbaiki lagi mengenai pengelolaan waktu. Data hasil belajar siswa menunjukkan bahwa siswa yang mencapai
tuntas belajar ada 26 atau sekitar 92,85 dan masih ada 2 siswa belum tuntas belajar yang artinya hasil belajar sudah mencapai kriteria yang
ditentukan yaitu minimal siswa yang tuntas belajar 85. Untuk 2 anak yang belum tuntas akan diberi bimbingan khusus untuk dapat
mencapai hasil yang maksimal. Sedangkan hasil belajar pengamatan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
dari siklus I dengan siklus III mengalami peningkatan dan telah mencapai sesuai dengan yang diharapkan yaitu rata-rata baik.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siklus III dinilai sudah berhasil sehingga tidak perlu adanya revisi dan
tindakan selanjutnya.
76
B. PEMBAHASAN
1. Pemaknaan Temuan Penelitian
Pembahasan pemaknaan hasil temuan lebih didasarkan pada hasil observasi dan refleksi yang pada tiap siklusnya. Pada saat pelaksanaan
pembelajaran IPA dengan pendekatan kontekstual pada siswa siswa kelas V SD Negeri 01 Sumurbanger ini diperoleh temuan-temuan berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan dijabarkan tiap siklusnya.
a. Pemaknaan Temuan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I setelah menerapkan pendekatan kontekstual CTL pada pembelajaran IPA kelas V pada
materi alat pernapasan manusia di SDN 01 Sumurbanger Kabupaten Batang ditemukan komponen-komponen dalam pembelajaran CTL
diantaranya: 1.
Konstruktivisme tampak ketika apersepsi, guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang pengetahuan awal siswa tentang “
apa manfaat udara bagi kelangsungan hidup manusia?” kemudian guru menampung jawaban siswa sesuai pendapatnya. Setelah itu
guru mengarahkan jawaban dan mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari. Kemudian dengan pengetahuan yang baru itu siswa
mempraktekannya ke dalam pengalaman yang nyata yaitu melalui percobaan proses pernapasan dada dan perut sehingga pengetahuan
lebih bermakna. Pemahaman berkembang semakin dalam dan