4 yang cukup dekat dengan Kuta dan Bandara Internasional Ngurah Rai dengan waktu tempuh
lebih kurang 10-15 menit menjadikan pantai ini sebagai daerah tujuan wisata yang banyak diminati wisatawan. Potensi daya tarik wisata yang dimiliki diantaranya pantai dengan
pemandangan matahari terbenam yang indah serta pemandangan pesawat terbang yang akan mendarat maupun meninggalkan Bandara Ngurah Rai. Di sepanjang pantai dapat dijumpai
restoran atau café yang menyajikan berbagai makanan tradisional olahan dari ikan dan seafood, seperti ikan bakar, udang bakar, cumi, lobster dan menu seafood lainnya. Harganya
yang terjangkau dan citarasa yang enak menjadikan makanan olahan dari ikan dan seafood sebagai menu utama yang paling disukai pengunjung.
a b
Gambar 2. 1 Daerah Wisata Kuliner Laut di Badung: a Pemandangan restoran seafood di sepanjang pantai Kedonganan, Jimbaran, dan Muaya; b Produk Pangan Ikan dan Seafood
5
2.2 Keamanan Pangan
Menurut UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan dijabarkan bahwa definisi pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah,
yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. Lebih lanjut disebutkan pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu
dengan atau tanpa bahan tambahan. Dalam UU No. 7 Tahun 1996 juga disebutkan keamanan pangan adalah kondisi dan
upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
Pada prinsipnya keamanan pangan diartikan sebagai kondisi pangan yang aman untuk dikonsumsi, yaitu tidak mengandung bahaya biologi atau mikrobiologi, bahaya kimia, dan
bahaya fisik. Bahaya biologis atau mikrobiologis terdiri dari parasit protozoa dan cacing, virus, dan bakteri patogen yang dapat tumbuh dan berkembang di dalam bahan pangan,
sehingga dapat menyebabkan infeksi dan keracunan pada manusia. Pangan yang aman diharapkan bebas dari bahaya yang ditimbulkan akibat dari keberadaan cemaran tersebut.
Bebas yang dimaksud tidak selalu berarti sama dengan nol atau tidak ada sama sekali, namun didasarkan standar atau batas maksimal keberadaan dari masing-masing bahan cemaran
tersebut, yang diatur dalam SNI Standar Nasional Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional.
SNI7388-2009 menyebutkan batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan untuk kategori pangan ikan dan produk perikanan termasuk moluska, krustase, dan ekinodermata,
seperti dapat dilihat pada tabel 2.1.Cemaran bakteri Escherichia coli yang disyaratkan adalah dengan nilai APM sebesar maksimal kurang dari 3 CFUg.
2.3 Kontaminasi Pangan
Pangan yang terkontaminasi ditunjukkan oleh beberapa indikator baik yang mudah ditemukan maupun yang tidak kasat mata yang berbahaya bagi kesehatan.Secara umum
kontaminasi pangan dapat dibedakan menjadi kontaminan fisik, kimiawi, dan biologis.