Pemisahan Hak Atas Satuan Rumah Susun Peralihan Atas Satuan Rumah Susun Berakhirnya Hak Atas Satuan Rumah Susun

46 oleh perusahaan pembangunan perumahan dan permukiman dan konsumenpembeli, dengan persetujuan terlebih dahulu oleh perusahaan pembangunan perumahan dan permukiman, hak pembeli atas satuan rumah susun tersebut belum dapat dijadikan jaminan utang kepada Bank yang memberi kredit; 6 Perhimpunan penghuni berstatus badan hukum yang mewakili dan mengurus kepentingan para penghuni dan para pemilik satuan rumah susun; 7 Pembentukan perhimpunan penghuni harus dilakukan dengan pembuatan akta; 8 Pemindahan hak atau jual beli satuan rumah susun dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 9 Setiap pemilik satuan rumah susun mendapat Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang terdiri dari: 1. Salinan buku tanah dan surat ukur tanah; 2. Gambar denah satuan rumah susun yang bersangkutan; 3. Pertelaan mengenai besarnya hak bersama;

2.3.4. Pemisahan Hak Atas Satuan Rumah Susun

Pemisahan hak dan timbulnya hak atas satuan rumah susun di pandang dari segi Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB. Dasar hukum Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 Tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Objek Pajak Pasal 2 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 jo. 47 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000, yang menjadi objek pajak adalah perolehan hak atas tanah danatau bangunan. Perolehan hak atas tanah danatau bangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 meliputi: 1. Pemindahan hak karena: 1 Jual beli 2 Tukar menukar 3 Hibah 2. Pemberian hak baru karena: Pelepasan hak yang dimaksud dengan pemberian hak baru karena kelanjutan pelepasan hak adalah pemberian hak baru kepada orang pribadi atau badan hukum dari negara atas tanah yang berasal dari pelepasan hak. Diluar pelepasan hak yang dimaksud dengan pemberian hak baru di luar pelepasan hak adalah pemberian hak baru atas tanah kepada orang pribadi atau badan hukum dari negara atau dari pemegang hak milik menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.3.5. Peralihan Atas Satuan Rumah Susun

Peralihan atas satuan rumah susun ditujukan pada peralihan Hak Milik atas satuan rumah susun sebagaimana ketentuan yang mengatur tentang peralihan hak- hak atas tanah menurut Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960, maka Hak Milik atas satuan rumah susun dapat beralih dengan cara pewarisan atau cara pemindahan hak sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku Pasal 10 ayat 1. Tanah tersebut dapat dibebani hipotik, apabila tanah yang bersangkutan 48 berstatus Hak Milik dan Hak Guna Bangunan danatau Fidusia apabila berstatus Hak Pakai.

2.3.6. Berakhirnya Hak Atas Satuan Rumah Susun

Menurut ketentuan Pasal 12 dan 13 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 Tentang Rumah Susun UURS bahwa rumah susun dan satuan rumah susun dibebani Hak Tanggungan. Dalam Pasal 12 ayat 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985, ditetapkan bahwa rumah susun berikut tanah tempat bangunan itu berdiri serta benda lainnya yang merupakan satu kesatuan dengan tanah tersebut, dapat dijadikan jaminan hutang dengan dibebani Hak Tanggungan. Berakhirnya Hak Tanggungan dilakukan dengan cara penjualan obyek Hak Tanggungannya berdasarkan Pasal 20 ayat 2 Undang-Undang Hak Tanggungan, atas kesepakatan pemberi dan pemegang Hak Tanggungan, penjualan obyek Hak Tanggungan dapat dilakukan di bawah tangan. Hak Tanggungan atas rumah susun dan satuan rumah susun dapat hapus karena hal-hal sebagai berikut: 1. Hapusnya hutang yang dijamin dengan Hak Tanggungan; 2. Dilepaskan Hak Tanggungan oleh pemegang Hak Tanggungannya; 3. Pembersihan Hak Tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh Ketua Pengadilan Negeri; 4. Hapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan. 49

2.3.7. Tanah untuk Bangunan Rumah Susun