Pengertian Rumah Susun Pemilikan Satuan Rumah Susun

42 untuk sertifikat HMSRS sehingga aspek kepemilikan hak tanah pada SRS baik secara empiris dan normatif menjadi tidak konsisten dengan semangat Pasal 5 UUPA, Pasal 6 UU Perumahan dan Pemukiman, dan Pasal 8 ayat 2 UU tentang Bangunan Gedung. Asas pemisahan horizontal berlandaskan kepada Hukum Adat. UUPA berdasarkan Hukum Adat menganut asas pemisahan horizontal. Adanya keterkaitan antara Hukum Adat dan UUPA dinyatakan oleh Boedi Harsono 2004: 353 bahwa: dalam konsiderans UUPA dinyatakan bahwa perlu adanya Hukum Agraria Nasional yang berdasarkan Hukum Adat tentang tanah. Dalam pasal 5 UUPA dinyatakan bahwa: Hukum Agraria yang berlaku atas bumitanah, air, dan ruang angkasa ialah Hukum Adat. Tanah dan rumah batu yang didirikan di atasnya di pandang terpisah bukan sebagai kesatuan hukum yang ditentukan dalam Hukum Barat. UUPA berasaskan Hukum Adat namun berbeda dengan ketentuan Hukum Adat yang tidak mengenal hak kebendaan. UUPA mengandung sifat kebendaan hal tersebut terlihat dari keharusannya pendaftaran hak atas tanah yang mengandung aspek publisitas dan mengandung aspek spesialitas. Dua aspek tersebut merupakan ciri hak kebendaan.

2.3. Rumah Susun

2.3.1. Pengertian Rumah Susun

Melalui Undang-Undang UU yang disampaikan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1985, yaitu: Pasal 1, dalam Undang-Undang tersebut yang dimaksud dengan: 1. Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu 43 lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan- satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian-bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama. 2. Satuan rumah susun adalah rumah susun yang tujuan peruntukan utamanya digunakan secara terpisah sebagai tempat hunian, yang mempunyai sarana penghubung ke jalan umum, jalan umum dimana tidak boleh mengganggu satuan rumah susun milik orang lain.

2.3.2. Pemilikan Satuan Rumah Susun

Kepemilikan Satuan Rumah Susun sarusun memiliki dua jenis hak kepemilikan yaitu: 1. Kepemilikan bersama, yang dimiliki secara bersama-sama secara proporsional dengan para pemilik lainnya pada rumah susun tersebut, yang terdiri dari: 1 Tanah bersama, adalah sebidang tanah yang digunakan atas dasar hak bersama secara tidak terpisah yang diatasnya berdiri rumah susun dan ditetapkan batasnya dalam persyaratan izin bangunan. 2 Bagian bersama, adalah bagian rumah susun melekat pada struktur bangunan yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama dalam satu kesatuan fungsi dengan satuan rumah susun. Contoh, pondasi, kolom, balok, dinding, lantai, atap, talang air, tangga, lift, selasar, saluran- saluran, pipa-pipa, jaringan-jaringan listrik, gas, dan telekomunikasi serta 44 ruang untuk umum. 3 Benda bersama, adalah benda yang bukan merupakan bagian rumah susun tidak melekat pada struktur bangunan, tetapi dimiliki bersama secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama. Contoh, tanaman, bangunan pertamanan, bangunan sarana sosial, tempat ibadah, tempat bermain, tempat parkir, yang sifatnya terpisah dari struktur bangunan rumah susun. 2. Kepemilikan Perseorangan, adalah hak kepemilikan atas unit satuan rumah susun ruangan dalam bentuk geometrik tiga dimensi yang dibatasi oleh dinding dan digunakan secara terpisah atau tidak secara bersama-sama. Adapun dinding yang menopang struktur bangunan merupakan bagian bersama, hak ini akan tergambar dalam pertelaan rumah susun tersebut dan luasukuran unit sarusun akan diuraikan dalam Sertifikat Hak Milik sarusunnya.

2.3.3. Bukti Pemilikan Satuan Rumah Susun