76
dikategorikan sebagai permukiman dengan intensitas yang cukup tinggi, mengingat nilai lahan di lokasi dekat kota adalah tinggi. Serta jumlah
penduduk yang harus diakomodasi juga relatif hampir sama dengan wilayah pusat kota yang padat.
2. Pergudangan, kegiatan ini merupakan kegiatan penunjang dari kegiatan fungsi
utama BWK III meliputi Kelurahan Tanjung Mas dan Bandarharjo yang difungsikan sebagai tempat penyimpanan barang yang datang melalui
Pelabuhan Samudra. 3.
Perdagangan dan Jasa, untuk semua jenis perdagangan dan jasa yaitu termasuk perdagangan hasil bumi, onderdil mobil dan motor, bahan bangunan,
elektronika, dan lain-lain. Melihat kecenderungan perkembangan aktivitas yang berkembang menyebar diseluruh Kelurahan dengan pusat di Kelurahan
Bandarharjo. 4.
Industri, kawasan memiliki potensi sebagai tempat kegiatan industri baik besar sampai rumah tangga. Perkembangan industri berada pada potensi
strategis transportasi dan dimaksudkan sebagai pendukung keberadaan Pelabuhan Tanjung Mas. Kawasan ini dikonsentrasikan di Kelurahan
Bandarharjo dan Tanjung Mas.
4.1.3. Kondisi Bangunan
Daerah lingkungan pemukiman meliputi 72,42 dari seluruh wilayah perencanaan dengan fasilitas dan utilitas perumahan yang relatif sangat kurang.
77
Kondisi rumah sebagian besar yang semi permanent dengan penataan yang tidak teratur.
Tabel 4.7 Gambar Kondisi Bangunan di Kawasan Bandarharjo Tahun 2009
No Penggunaan
1 2
3 4
5 Pemukiman
Fasilitas Sosial Prasarana
Tambak dan Daerah Hijau Lain-Lain
38,38 5,39
4,22 6,4
2,65
Jumlah 53
Sumber: Survey Sosial Ekonomi-Semarang Surakarta Urban Develoment Program, 2009.
1. Kondisi Fasilitas Umum dan Sosial
Di daerah perencanaan ini fasilitas umum dan sosial belum merata, fasilitas peribadatan kebanyakan masih sederhana dan sudah merata sedangkan sarana dan
prasarana pemukiman masih belum memenuhi syarat kelayakan. 2.
Daerah Perdagangan Perdagangan yang ada di sini hanya meliputi warung-warung sederhana,
jumlah pertokoan masih sangat kecil. 3.
Daerah Hijau Tanaman yang bersifat umum belum ada. Taman-taman yang ada di
pekarangan sangat jarang. Lapangan olahraga yang ada hanya berupa tanah kosong di Jalan Raya Lodang dengan kondisi yang sangat sederhana, banyak
tanah rawatambak yang digunakan untuk tempat pembuangan sampah, jalur hijau pada kawasan perencanaan dapat dikatakan sangat kurang.
78
Sebagian besar penduduk kawasan ini adalah penduduk pendatang yaitu 62,4 dari jumlah penduduk. Dengan demikian, kawasan ini merupakan areal
dominasi kaum pendatang atau urbanis.
Tabel 4.8 Penduduk Menurut Daerah Asal
No Daerah Asal
1 Kab. Semarang dan
sekitarnya 44
2 Solo dan sekitarnya
24 3
Pati dan sekitarnya 9
4 Kedu dan sekitarnya
3,3 5
Banyumas dan sekitarnya 2,4
6 Pekalongan dan sekitarnya
3,3 7
JabarJatim 5,7
8 Luar Jawa
7,2 Sumber: Survey Sosial Ekonomi-Semarang Surakarta Urban Develoment
Program, 2009.
Alasan penduduk pendatang tinggal di kawasan ini adalah untuk bekerja di Semarang agar memperoleh kehidupan yang lebih baik. Di samping itu juga
memperoleh fasilitas pendidikan di Kota Semarang, ikut famili dan sebagainya. Mayoritas penduduk di kawasan ini telah menetap 97,6, sedangkan sebagian
kecil hanya menetap sementara 1,8.
Tabel 4.9 Alasan Menetap
No Alasan Menetap
1 Dekat tempat kerja
36,1 2
Sudah ada famili di sini 17,3
3 Sejak kecil sudah di sini
10,4 4
Tidak ada pilihan 6,6
5 Lain-lain
27,8 Sumber: Sensus Sosial Ekonomi-Semarang Surakarta Urban Develoment
Program, 2009.
79
4.1.4. Letak Geografis dan Gambaran Umum Rumah Susun