commit to user
3. Cerita Wayang Dewa Ruci
Cerita ini sangat digemari di kalangan kasepuhan karena mengandung perenungan mendalam tentang asal dan tujuan hidup manusia sangkan
paraning dumadi dan menjawab kerinduan hidup dalam perjalanan rohani orang jawa untuk bersatu dengan Tuhan manunggaling kawulo Gusti; curiga
manjing warangko. Begitu disenangi dan diulang-ulang sebagai bahan perenungan, maka kisah ini memiliki variasi-variasi bahkan menyimpang dari
lakon awalnya, tergantung siapa yang menyalin kisah ini, siapa dalang yang memainkan lakon dalam pertunjukan wayang.
Alur cerita Dewa Ruci dipengaruhi oleh kisah Markandeya dari India. Dikisahkan Markandeya mengarungi kedalam samudera dan berjumpa dengan
anak kecil. Anak kecil itu bernama Narayana, jelmaan dari Dewa Wisnu. Narayana meminta Markandeya masuk dalam tubuhnya untuk menyaksikan
seluruh isi alam semesta. Dalam kisah ini tokoh Bima tidak ada. Dari berbagai kisah Dewa Ruci yang bervariatif itu dapat ditemukan benang merahnya.
Menurut Prof.Drs.Suwaji Bostoni dalam bukunnya Dewa Ruci 1992, alkisah Bima atas perintah gurunya Durna mencari “Banyu Perwitasari”
atau air kehidupan. Dalam perjalanan mencari air kehidupan, Bima menuju gunung Candradimuka. Di hutan lereng gunung Candradimuka, Bima
dihadang oleh dua raksasa Rukmuka berarti kamukten atau kebahagiaan duniawi dan Rukmokala yang berarti kamulyan atau kekayaan. Bima
mampu mengalahkan ke dua raksasa itu. Untuk memperoleh “inti sari
commit to user
pengetahuan sejati” Perwitasari, Bima harus melalui samadi. Bima tidak bisa mencapai titik penyatuan mata batin dalam samadi kalau tidak ‘membunuh’
pikiran tentang kamukten dan kamulyan.
Kisah selanjutnya, Bima tahu bahwa air kehidupan tidak terletak di hutan yang ada di gunung Candradimuka, tetapi di dasar samudera. Maka
perjalanan dilanjutkan ke dasar samudra. Dalam samudra bertarung dengan ular simbol kejahatan keburukan dan Bima berhasil membunuhnya. Untuk
memperoleh air kehidupan tidak cukup dengan membuang kamukten dan kamulyan tetapi harus juga berani mengampuni kepada orang-orang yang
bersalah dan membunuh kejahatan yang ada dalam dirinya masuk samudra pengampunan dan membunuh kejahatan.
Setelah melampaui berbagai rintangan, akhirnya Bima ketemu Dewa Ruci, yang persis dengan dirinya namun dalam ukuran kecil. Bima masuk ke
badan Dewaruci melalui telinga kanan dan di dalam diri Dewa Ruci, Bima melihat seluruh isi semesta alam. Bima dengan samadi secara benar yaitu
dengan menutup mata, mengatur nafas, konsentrasi dengan pikiran dan perasaan yang bersih cipta hening. Dalam bersamadi, Bima menerima
wahyu sejati yaitu manunggaling kawula gusti atau kesatuan manusia dengan Tuhan. Dalam jati diri terdalam, manusia bersatu dengan Tuhan.
Kemanunggalan ini yang menjadikan manusia mampu melihat hidup yang sejati. Dalam istilah kejawen: Mati sakjroning urip, urip sakjroning mati.
Inilah perjalanan rohani untuk masuk dalam “samudera menanging kalbu”.
commit to user
4. Buku cerita bergambar Dewa Ruci