commit to user
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Wayang dikenal sejak zaman pra-sejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Perwujudan wayang saat ini tak lepas dari budaya masyarakat Indonesia
zaman dahulu yang memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang. Banyak peninggalan-peninggalan
budaya nenek moyang bangsa Indonesia yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar. Salah satunya berkembang menjadi kesenian wayang.
Cerita wayang sejatinya banyak menampilkan ajaran moral, dimana manusia hidup diharapkan dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang
buruk. Cerita yang mengandung etika nilai-nilai dalam wayang biasanya disampaikan secara simbolitas, tetapi lebih kepada perenungan sehingga
ketajaman sesorang dalam merasakan isi pesan diperlukan, misalnya jangan membunuh, jangan berdusta, jangan berkhianat, tidak boleh marah, tidak boleh
munafik dan lain sebagainya. Inilah salah satu ajaran wayang tentang bagaimana manusia harus bersikap.
Dalam cerita lakon Dewa Ruci, secara filosofis melambangkan bagaimana manusia harus menjalani perjalanan batin guna menemukan identitas dirinya atau
pencarian sangkan paraning dumadi asal dan tujuan hidup dengan menggambarkan perjalanan spiritual Bima yang berliku-liku, penuh hambatan dan
1
commit to user 2
tantangan, sampai akhirnya Bima berhasil bertemu dengan Dewa Sukmana Ruci atau biasanya disebut Dewa Ruci.
Namun seiring dengan berkembangnya zaman, cerita-cerita pewayangan seakan-akan luntur di tengah-tengah masyarakat modern. Banyak sekali generasi
muda ataupun anak-anak yang tidak mengenal cerita-cerita pewayangan ataupun tokoh-tokoh pewayangan. Tetapi kebanyakan dari mereka sangat akrab dengan
bacaan cergam, komik dan novel. Bahkan saat ini banyak anak-anak sangat mengidolakan tokoh-tokoh superhero luar negeri. Sementara dalam khazanah
kebudayaan Jawa, seperti cerita pewayangan, ada banyak tokoh yang pantas diteladani, tetapi mereka tak mendapatkan cerita itu.
Dari sebab-sebab itulah maka perlu kita perkenalkan lagi kepada anak-anak cerita pewayangan yang hampir punah dengan cara yang lebih menarik dengan
urutan yang mudah seperti buku cerita bergambar yang bersifat imajinatif sehingga mereka tertarik untuk mengenal lebih jauh tokoh-tokoh dalam cerita
pewayangan. Dari semua rangkaian penyebab lunturnya kebudayaan wayang, maka
penulis mengambil Tugas Akhir yang berjudul PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR DEWA RUCI SEBAGAI MEDIA EDUKASI
BAGI ANAK-ANAK.
commit to user 3
B. Rumusan Masalah