Layout Menentukan Jumlah Halaman Menentukan Storyline

commit to user

4. Layout

a. Layout halaman Tata letak dan cara membaca buku cerita bergambar ini sesuai dengan cara membaca yang lazim dengan buku di Indonesia, dari ke kiri ke kanan, halaman dimulai dari lembaran pertama setelah sampul depan dan berakhir pada lembaran sebelum sampul belakang. Halaman isi setelah sampul yaitu pengenalan karakter tokoh-tokoh, kemudian dilanjutkan dengan isi cerita sampai halaman sebelum sampul belakang. b. Layout panel Panel yang digunakan di dalam buku cerita bergambar ini adalah multi panel dan sedikit cerita untuk menonjolkan ilustrasi yang menarik. Jenis sudut pandang yang digunakan dalam buku cerita bergambar ini adalah sudut pandang mata burung tampak atas, sudut pandang mata manusia normal.

5. Menentukan Jumlah Halaman

Jumlah halaman untuk perancangan buku cerita bergambar “Dewa Ruci” adalah satu 1 halaman untuk sampul dalam, dua 2 halaman untuk pengenalan karakter , dan dua puluh sembilan 29 halaman untuk isi cerita bergambar dengan tampilan sampul depan dan sampul berwarna, dan dengan isi halaman berwarna juga agar lebih menarik. commit to user

6. Menentukan Storyline

Storyline atau pembatasan cerita untuk buku cerita bergambar “Dewa Ruci” adalah sebagai berikut : Bima termenung di tepi sungai sendiri. Dia merenungkan hidupnya yang jauh dari kebahagiaan. Mengetahui Bima yang sedang gundah, Durna mendekati Bima yang duduk di tepi sungai. Bima menceritakan apa yang diresahkan sekarang ini. Lalu Durna menyuruh Bima untuk mencari Air Kehidupan yang ada di puncak gunung Candradimuka. Tanpa rasa ragu, Bima langsung berangkat menuruti perintah gurunya. Setelah Sengkuni tahu bahwa Bima disuruh mencari sesuatu di puncak Gunung Candradimuka, dia langsung menemui Durna. Sengkuni marah-marah karena Durna tidak mematuhi apa yang diperintahkan oleh Duryudana, yaitu untuk menjerumuskan Bima. Durna lalu menjelaskan bahwa perintah Duryudana sudah dilaksanakan, dia telah menjerumuskan Bima kedalah hutan yang angker dan banyak binatang buas. Dan Air Kehidupan itu sebenarnya tidak ada. Itu hanya tipu daya sang Durna agar Bima percaya dan benar-benar yakin. Sengkuni pun akhirnya mengerti dan berharap agar Bima benar-benar celaka. Dengan tekad yang kuat dan kepatuhannya terhadap Durna, Bima pun sampai di puncak gunung Candradimuka. Bima juga berhasil mengalahkan dua raksasa yang menyerangnya. Dua raksasa itu adalah commit to user Batara Indra dan Batara Bayu. Lalu Batara Indra menyuruh Bima untuk kembali karena sebenarnya Air Kehidupan itu sebenarnya tidak ada di gunung Candradimuka. Bima pun kembali ke negeri Astina dan menemui Durna. Bima melaporkan bahwa dia tidak bisa menemukan Air Kehidupan di puncak gunung Candradimuka. Melihat Bima yang masih sehat, Durna tidak kehabisan akal untuk menjerumuskan Bima. Durna lalu menyuruh Bima untuk mencari Air Kehidupan di dasar Samudra Selatan. Tanpa sedikitpun keraguan, Bima langsung berangkat melaksanakan perintah Durna, meskipun Dewi Kunti ibu Bima sudah melarangnya, namun Bima tetap melanjutkan perjalanannya menuju Samudra Selatan. Setelah sampai di samudra selatan, Bima langsung masuk ke dalam samudra, berkat kesaktiannya, Bima bisa melawan ombak yang sangat besar. Tiba-tiba datang seekor ular besar lalu melilit tubuh Bima. Setelah Bima melawan ular itu dengan kuku saktinya, ular itu langsung lemah tak berdaya. Bima pun sampai ke dasar samudra dan bertemu dengan orang yang mirip dengan dirinya, yaitu Dewa Ruci. Dewa Ruci menceritakan apa yang sebenarnya Bima cari selama ini. Setelah panjang lebar bercerita, Bima disuruh oleh Dewa Ruci untuk masuk ke dalam tubuhnya. Setelah masuk kedalam tubuh Dewa Ruci, Bima merasakan dapat melihat alam semesta yang sangat indah. Akhirnya Bima menemukan apa itu Air Kehidupan. Air Kehidupan commit to user adalah intisari dari niat berbuat baik, berbudi luhur, jujur dan berbuat baik terhadap sesamanya. Setelah mengetahui arti dari Air Kehidupan, Bima lalu kembali ke negeri Astina untuk menemui ibu dan gurunya yang sudah resah menunggu lalu melanjutkan tugas-tugasnya kembali.

7. Cerita per halaman