1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Otonomi Daerah merupakan salah satu upaya renovasi yang dilaksanakan pemerintah untuk menjadikan Indonesia semakin maju. Maksud dari otonomi
daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri rumah tangganya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Adapun Undang – undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang – undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah adalah menjadi dasar dan landasan penyelenggaraan otonomi daerah bagi pemerintah daerah itu sendiri yang mana
maksud dan Undang – undang tersebut adalah guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan
peran serta masyarakat. Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Medan perlu menyusun Rencana Strategis SKPD
dengan berpedoman pada RPJMD Kota Medan Tahun 2011-2015. Sejak dikeluarkannya Undang – undang tersebut, pemerintah daerah terus –
menerus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk menciptakan tataan pemerintah yang adil, demokratis dan bukan hanya menciptakan sebuah
pelayanan yang efisien, tetapi juga bagaimana pelayanan dapat dilakukan dengan tanpa membeda-bedakan status dari masyarakat yang dilayani. Dalam kehidupan
bernegara, pemerintah memiliki fungsi memberikan berbagai pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari pelayanan dalam bentuk pengaturan
ataupun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
2 Siagian, 2001. Selain itu, perubahan paradigma dimana pemerintah harus
memberikan pelayanan dengan konsep customer oriented bukan government oriented
semakin mendorong terwujudnya pelayanan prima yang dikehendaki. Karena itulah pelayanan di segala bidang harus dirancang sedemikian rupa
sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk kebijakan di bidang perijinan.
Sementara itu, salah satu indikator dari kualitas pemerintahan yakni kualitas pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah itu sendiri. Oleh sebab
itu, buruknya sistem birokrasi pemerintahan dimasa lalu dengan segala implikasinya menjadi titik tolak pemikiran pemerintah untuk melakukan usaha -
usaha perbaikan kualitas pelayanan publik, yang mana hal tersebut mendorong pemerintah untuk kembali memahami arti pentingnya kualitas pelayanan publik
terhadap kemajuan pembangunan yang dilakukan oleh pusat maupun oleh pemerintah daerah baik itu pelayanan tentang perijinan ataupun non perijinan.
Di Provinsi Sumatera Utara, salah satu upaya dalam rangka memperbaiki kualitas pelayanan oleh pemerintah daerah yakni melalui pembentukan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu one stop service oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang ditandai dengan didirikannya Badan Pelayanan Perijinan Terpadu BPPT
Provinsi Sumatera Utara meskipun tidak serta merta diikuti oleh pendelegasian seluruh jenis layanan perijinan.
BPPT Provinsi Sumatera Utara hadir di tengah – tengah masyarakat dengan harapan dapat membuat masyarakat lebih terbantu dan mudah mengurus
segala macam perijinan di lingkungan pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan cepat, mudah, tepat dan pasti. Ketika banyaknya kendala yang dihadapai
Universitas Sumatera Utara
3 oleh masyarakat dalam hal perijinan selama ini, BPPT berusaha menjadi solusi
dan jawaban atas semua kendala tersebut. Hal ini sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 37 Tahun 2011 tentang pendelegasian
kewenangan pelayanan perijinan kepada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu BPPT Provinsi Sumatera Utara untuk kepentingan masyarakat. Sebab
bagaimanapun, kemudahan dan kecepatan perijinan menjadi salah satu stimulan meningkatkan kualitas pelayanan publik di Sumatera Utara.
Sejauh ini, BPPT Provinsi Sumatera Utara sudah memproses sebanyak 115 perijinan dalam kurun waktu tahun 2012. Perijinan tersebut sesuai dengan
kewenangan yang diberikan kepada mereka yakni 56 jenis perijinan untuk 13 bidang usaha dan di setiap prosesnya, BPPT Provinsi Sumatera Utara selalu
berkoordinasi dengan instansi teknis lainnya sebelum mengeluarkan sebuah ijin http:deligeistpro.comindex.phpnews diakses pada 20 Juni 2014 Pukul 18.06
Wib. Sesungguhnya, jumlah perijinan yang dikeluarkan Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Provinsi Sumatera Utara tersebut masih relatif sedikit dan belum mampu memberikan hasil yang maksimal termasuk bagi Pendapatan Asli Daerah PAD
Provinsi Sumatera Utara. Masih ada beberapa perijinan yang pelimpahan kewenangan dari kementerian kepada SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah
teknis terkait di Sumut belum ke BPPT Provinsi Sumatera Utara. Sementara perihal kewajiban penyerahan keseluruhan jenis perijinan haruslah diikuti karena
telah diatur dalam peraturan daerah Perda Nomor 6 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Provinsi Sumut.
Universitas Sumatera Utara
4 Terbitnya Permendagri No. 24 Tahun 2006 tanggal 6 Juli 2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu PPTSP semakin mendorong inisiatif pembentukan unit-unit PPTSP di Indonesia. Hal yang ingin
dicapai Permendagri ini pada dasarnya ada dua: pertama, memperluas akses publik terhadap pelayanan perijinan yang berkualitas. Kedua, mendorong
peningkatan investasi, dengan menyerderhanakan proses-proses perijinan. Untuk mengintegrasikan proses pelayanan ini, dibutuhkan sistem
informasi yang handal yang dapat membantu petugas dalam usaha memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Sistem informasi yang akan dibangun harus
dapat memenuhi prinsip Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu PPTSP yang antara lain, penyelenggaraan perizinan mulai tahap pemohonan sampai penerbitan
dokumen dilakukan secara terpadu dalam satu tempat, ada pemilihan anatara Front Office
dengan Back Office, pemohon hanya bertemu dengan petugas Front Office,
pemohon ke PPTSP hanya pada saat menyerahkan dan mengambil izin dan pembayaran dilakukan lewat kasir khusus atau loket Bank. Serta memperhatikan
hal-hal mengelolah PPTSP dilakukan dengan menggunakan sistem informasi terpadu yang dapat diakses oleh masyarakat luas dan usaha, selain itu juga sistem
informasi dapat diakses oleh seluruh unit-unit kerja pemerintah daerah. http:sumarnork:wordpress.com
Kualitas layanan aparatur pemerintah kepada masyarakat merupakan indikator keberhasilan otonomi daerah. Para aparat birokrasi pemerintah daerah
mulai berlomba memperbaiki citra, terutama dalam hal meningkatkan dan memperbaiki sistem pelayanan publik.
Universitas Sumatera Utara
5 Pemerintah tampaknya telah melakukan langkah-langkah untuk mengatasi
kendala itu dengan membuat kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Model pelayanan terpadu, pelaksanaannya seringkali ditentang oleh instansi yang
berwenang memberikan ijin. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah antara lain ditegaskan bahwa tujuan pemberian
otonomi adalah berupaya memberikan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang semakin baik kepada masyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi,
keadilan dan pemerataan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka Pemerintah Kota Medan membentuk Badan Pelayanan Perijinan Terpadu BPPT
pada tahun 2009 dengan dasar pembentukan : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 41Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah; 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 3. Peraturan Organisasi Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan. Kesederhanaan, kepastian hukum, transparan dalam pelayanan perijinan
itulah harapan dari dibentukannya Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan yang merupakan unit kerja pelayanan perijinan dan non perijinan. Dalam
rangka Good Governance maka pelayanan prima kepada masyarakat secara sederhana, jelas, aman,transparan, effisiensi, ekonomis, adil dan tepatwaktu
, mutlak harus dilaksanakan agar dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat
serta menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi penanaman modal dan investasi dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
6 Sebagai instansi yang baru dibentuk maka BPPT tentu saja masih harus
berbenah diri, dan melakukan evaluasi-evaluasi dalam rangka meningkatkan pengaruh kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Untuk itu diperlukan suatu
kajian yang mengenai persepsi masyarakat tentang keberadaan BPPT serta perencanaan dalam pengaruh kualitas pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan masyarakat. Berdasarkan uraian diatas terlihat jelas bahwa Kualitas Pelayanan untuk
mencapai kepuasan masyarakat mempunyai peran yang sangat penting dalam mendukung instansi pemerintah untuk mencapai tujuannya. Dari latar belakang
diatas, maka penulis melakukan observasi yakni mengenai : “ Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kinerja Pegawai Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Medan ”
1.2 Perumusan Masalah