Uji Kemampuan dan Kepatutan Fit and Proper Test

kepatutan bagi dewan komisaris dan direksi bank secara detail dan dapat dipertanggungjawabkan.

B. Uji Kemampuan dan Kepatutan Fit and Proper Test

Upaya menciptakan sistem perbankan yang sehat, selain ditempuh dengan cara perbaikan kondisi keuangan perbankan, juga ditempuh dengan cara pemantapan sistem perbankan yang mengarahkan perbankan kepada praktek- praktek good corporate governance serta pemenuhan prinsip kehati-hatian. Perkembangan industri perbankan yang dinamis membutuhkan pemilik yang selain memiliki integritas juga memiliki komitmen dan kemampuan yang tinggi dalam mendukung pengembangan operasional bank yang sehat. Selain itu dalam pengelolaan bank diperlukan sumber daya manusia yang memiliki integritas yang tinggi, berkualitas, dan memiliki reputasi keuangan yang baik. Selanjutnya sebagai pelaksanaan tugas pengawasan bank oleh Bank Indonesia secara berkesinambungan, terhadap pihak-pihak yang telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia, dilakukan penilaian kembali atas kemampuan dan kepatutannya sebagai pemilik dan pengelola bank. Dalam rangka melindungi industri bank dari pihak-pihak yang diindikasikan tidak memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan, penilaian kembali dilakukan melalui proses yang lebih singkat dan transparan tanpa mengabaikan azas keadilan bagi pihak yang diuji. Pada dasarnya kata “fit” dan “proper” dalam bahasa Inggris adalah kata sifat yang memiliki arti yang sama, yaitu pantas, patut, atau layak. Sehingga secara tes kepantasan, kepatutan dan kelayakan yang dipadatkan dalam tes Universitas Sumatera Utara kemampuan dan kepatutan. Pengertian tentang fit and proper test atau yang disebut Uji Kemampuan dan Kepatutan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 21PBI2000 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan fit and proper test adalah: “...hasil proses evaluasi secara berkala atau setiap waktu apabila dianggap perlu oleh Bank Indonesia terhadap integritas dan kompetensi dari pengurus dan pejabat eksekutif dalam mengelola kegiatan operasional Bank” Pasal 1 ayat 1. Definisi lain yang diberikan oleh Hasanuddin Rahman Daeng Naja tentang fit and proper test, yaitu: “...penilaian kemampuan dan kepatutan dari hasil evaluasi secara berkala atau setiap waktu nsecara insidentil apabila dianggap perlu oleh pemilik perusahaan shareholder, direksi dan dewan komisaris atau stakeholder terhadap direksi dan dewan komisaris, pejabat yang mempunyai fungsi pengelola dan pengambil keputusan dalam kegiatan operasional perusahaan danatau terhadap pemilik perusahaan shareholder”. Definisi fit and proper test di atas, lebih lanjut disimpulkan bahwa penilaian dalam fit and proper test dilakukan terhadap dua hal pokok, yaitu kemampuan atau kompetensi dan kepatutan atau integritas, dimana kedua hal ini menjadi faktor penentu keberhasilan perusahaan mengoptimalkan kinerjanya. Dan secara sederhana, pelaksanaan fit and proper test ini juga dimaksudkan untuk Universitas Sumatera Utara mengetahui kemampuan dan kepatutan calon manajemen perusahaan bersangkutan secara detail dan dapat dipertanggungjawabkan. 48 1. Calon PSP, calon, anggota dewan komisaris, dan calon anggota direksi; Pihak-pihak yang wajib mengikuti fit and proper test sdisebutkan dalam Pasal 3 PBI No. 1223PBI2010 tentang uji kemampuan dan kepatutan fit and proper test, yaitu: 2. PSP, anggota dewan komisaris, anggota direksi, dan pejabat eksekutif; dan 3. Pihak-pihak yang sudah tidak menjadi atau menjabat sebagai pihak-pihak sebagaimana yang dimaksud pada huruf b, namun yang bersangkutan ditengarai terlibat atau bertanggung jawab terhadap perbuatan atau tindakan yang sedang dalam proses uji kemampuan dan kepatutan pada Bank atau Kantor Perwakilan Bank Asing. Ruang lingkup fit and proper test bagi dewan komisaris dan direksi bank terdapat pada Pasal 17 PBI No. 1223PBI2010 yang menyatakan bahwa uji kemampuan dan kepatutan dilakukan untuk menilai bahwa calon anggota dewan komisaris atau calon anggota direksi memenuhi persyaratan: 1. Integritas; 2. Kompetensi; dan 3. Reputasi Keuangan. Adapun persyaratan integritas bagi calon anggota dewan komisaris dan calon anggota direksi berdasarkan Pasal 18 PBI No. 1223PBI2010 adalah: 48 http:rachmiamrinal.blogspot.com200906penilaian-kemampuan-dan-kepatutan- fit.html tanggal akses 23 Maret 2013. Universitas Sumatera Utara a. Memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan sikap mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana tertentu dalam waktu 20 dua puluh tahun terakhir sebelum dicalonkan; b. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat; d. Tidak termasuk dalam DTL Daftar Tidak Lulus; dan e. Memiliki komitmen untuk akan melakukan danatau mengulangi perbuatan danatau tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dan Pasal 28, bagi calon anggota dewan komisaris atau calon anggota Direksi yang pernah memiliki prediket Tidak Lulus dalam uji kemampuan dan kepatutan dan telah menjalani masa sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat 1, Pasal 40 ayat 4 huruf a, dan Pasal 40 ayat 5. Sedangkan persyaratan kompetensi bagi calon anggota dewan komisaris dan calon anggota direksi terdapat pada Pasal 19 PBI No. 1223PBI2010 meliputi: 1. Bagi calon anggota dewan komisaris: a. Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya; danatau b. Pengalaman di bidang perbankan danatau keuangan. 2. Bagi calon anggota direksi: Universitas Sumatera Utara a. Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya; b. Pengalaman dan keahlian di bidang perbankan danatau bidang keuangan; dan c. Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan bank yang sehat. Sedangkan persyaratan reputasi keuangan bagi calon anggota dewan komisaris dan calon anggota direksi terdapat pada Pasal 20 PBI No. 1223PBI2010 meliputi: 1. Tidak memilki kredit macet; 2. Tidak pernah dinyatakan atau menjadi direksi atau komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit dalam waktu 5 lima tahun terakhir sebelum dicalonkan. Oleh karena uji kemampuan dan kepatutan fit and proper test tidak hanya dilakukan bagi calon anggota dewan komisaris dan calon direksi, tetapi juga bisa dilakukan terhadap dewan komisaris dan direksi bank yang telah menduduki jabatannya sebagai bentuk evaluasi. Kegiatan uji kemampuan dan kepatutan fit and proper test merupakan bagian dari tugas Bank Indonesia yang tidak terpisahkan dari kegiatan mengatur dan mengawasi bank yang sifatnya berkesinambungan, melalui evaluasi terhadap pihak-pihak yang dinilai mempunyai pengaruh dan peranan langsung maupun tidak langsung dalam menentukan dan melaksanakan kebijakan operasional bank. Universitas Sumatera Utara Uji kemampuan dan kepatutan fit and proper test bagi pihak yang terkait dilakukan oleh Bank Indonesia sebagaimana yang terdapat pada Pasal 3 PBI No. 1223PBI2010 tentang uji kemampuan dan kepatutan fit and proper test, yaitu : 1. Calon pemegang saham pengendali, calon anggota dewan komisaris dan calon anggota direksi, yang berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 138DPNP meliputi: a. Orang yang belum pernah menjadi anggota dewan Komisaris atau anggota direksi bank, yang dicalonkan menjadi anggota dewan komisaris atau anggota direksi bank; b. Orang yang sedang menjabat sebagai anggota dewan komisaris atau anggota direksi bank, yang dicalonkan menjadi anggota dewan komisaris atau anggota direksi, pada bank lainnya; c. Orang yang belum pernah menjabat sebagai anggota dewan komisaris danatau anggota direksi bank, yang dicalonkan menjadi anggota dewan komisaris atau anggota direksi, pada bank yang sama atau pada bank lainnya; d. Anggota dewan komisaris bank yang akan beralih jabatan menjadi anggota direksi pada bank yang sama; e. Anggota dewan komisaris bank yang akan beralih jabatan menjadi komisaris independen pada bank yang sama; f. Anggota direksi bank yang akan beralih jabatan menjadi direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan pada bank yang sama; Universitas Sumatera Utara g. Anggota direksi bank yang akan beralih jabatan menjadi anggota dewan komisaris pada bank yang sama; h. Anggota dewan komisaris atau anggota direksi bank yang akan beralih jabatan yang lenih tinggi pada bank yang sama, antara lain meliputi: 1 Anggota dewan komisaris bank yang akan doangkat menjadi komisaris utamawakil komisaris utama atau yang setara dengan itu pada Bank yang sama; 2 Anggota direksi bank yang akan diangkat menjadi direktur utamawakil direktur utama atau yang setara dengan itu pada Bank yang sama; i. Orang yang akan mejadi anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi pada “Bank hasil penggabungan” yang berasal dari “Bank yang menggabungkan”; j. Orang yang akan menjadi anggota dewan komisaris atau anggota direksi pada “bank hasil penggabungan” yang berasal dari “bank yang menerima penggabungan” surviving bank termasuk perpanjangan jabatan; k. Orang yang akan menjadi anggota dewan komisaris atau anggota Direksi “bank hasil peleburan” yang berasal dari bank yang melakukan peleburan; l. Orang yang dicalonkan menjadi pemimpin kantor perwakilan bank asing; m. Orang yang dicalonkan menjadi pimpinan kantor cabang asing; 2. Pemegang saham pengendali, dewan komisaris, anggota direksi dan pejabat eksekutif; dan Universitas Sumatera Utara 3. Pihak-pihak yang sudah tidak menjadi atau menjabat sebagai pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada angka 2, namun yang bersangkutan ditengarai terlibat atau bertanggung jawab terhadap perbuatan atau tindakan yang sedang dalam proses uji kemampuan dan kepatutan pada bank atau kantor perwakilan bank asing. Jadi, proses fit and proper test tidak hanya dilakukan terhadap pihak yang belum menduduki jabatannya saja, tetapi juga dilakukan terhadap pihak yang telah menduduki jabatannya maupun terhadap-terhadap pihak-pihak yang sudah berada pada bank, atau kantor perwakilan bank asing dimana perbuatannya menjadi objek uji kemampuan dan kepatutan dilakukan, termasuk yang sudah keluar dari industri perbankan. Artinya, proses evaluasi yang dilakukan tidak hanya dilakukan saat recruitment untuk jabatan tertentu, tetapi juga dapat dilakukan setiap saat secara insidentiil apabila diperlukan. Mengingat tujuan uji kemampuan dan kepatutan adalah agar industri perbankan senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang memenuhi persyaratan maka sudah menjadi keharusan untuk tidak memberikan ruang bagi pihak yang melakukan tindakan yang diindikasikan tidak memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan. Berkaitan dengan hal tersebut diperlukan penyempurnaan ketentuan yang berkaitan dengan pengenaan sanksi yang lebih tegas dan dapat memberikan efek jera terhadap pihak yang tidak mampu dan tidak patut dalam memiliki dan mengelola bank. Berdasarkan hal-hal disebut di atas, ketentuan yang mengatur mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan fit and proper test perlu dilakukan Universitas Sumatera Utara penyempurnaan dalam suatu ketentuan tentang uji kemampuan dan kepatutan fit and proper test.

C. Kriteria Hasil dan Sanksi terhadap Pelanggaran ketentuan Fit and Proper Test

Dokumen yang terkait

Akuisisi Pada Perusahaaan Perbankan Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroaan Terbatas Dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Juncto Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

1 50 150

Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Dalam Pengangkatan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian

0 4 93

TESIS PROSPEK PEMBENTUKAN BANK INDUSTRI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN.

0 3 13

PENDAHULUAN PROSPEK PEMBENTUKAN BANK INDUSTRI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN.

0 3 19

TINJAUAN PUSTAKA PROSPEK PEMBENTUKAN BANK INDUSTRI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN.

0 4 43

PENUTUP PROSPEK PEMBENTUKAN BANK INDUSTRI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN.

0 2 5

Perlindungan Hukum dan Tanggung Jawab Pegawai Bank terhadap Data Nasabah Dikaitkan Prinsip Kerahasiaan Bank Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

0 1 45

Tanggung Jawab Bank Dalam Pemberian Kredit Dengan Jaminan Tanah Dihubungkan Dengan Prinsip Kehati-hatian Didasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Dan Undang-undang Nomor 4 Tahun

0 0 20

Pengangkatan Dewan Komisaris dan Direksi Bank menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 jo. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perbankan

0 0 31

ABSTRAK AKUISISI PADA PERUSAHAAAN PERBANKAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAAN TERBATAS DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 JUNCTO UNDANG-UNDANG No.10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKAN

0 0 10