Pengangkatan Dewan Komisaris dan Direksi Bank Menurut Undang- Undang Perbankan

mempunyai karakteristik yang berbeda dengan bentuk usaha lainnya dan dengan demikian diperlukan adanya aturan yang berbeda juga. 42

C. Pengangkatan Dewan Komisaris dan Direksi Bank Menurut Undang- Undang Perbankan

PBI No. 111PBI2009 tentang bank umum, pada Pasal 28 ayat 1 menyatakan bahwa bank wajib menugaskan salah seorang anggota direksi sebagai direktur kepatuhan dan diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur tentang penugasan direktur kepatuhan compliance director. Dalam UU PT tidak dikenal adanya direktur kepatuhan, UU PT hanya mengatur tentang direksi. Sedangkan tugas dari masing-masing direktur berdasarkan Pasal 92 ayat 5 UU PT dinyatakan bahwa dalam hal direksi terdiri atas 2 dua anggota direksi atau lebih, pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara anggota direksi ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS. Berarti masing-masing tugas anggota direksi, yaitu masing-masing direktur diatur dalam keputusan RUPS. Namun demikian, berdasarkan Pasal 92 ayat 5 UU PT dinyatakan bahwa dalam anggaran dasar dapat ditetapkan bahwa kewenangan RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 dilakukan oleh komisaris atas nama RUPS. Oleh karena bank merupakan suatu badan usaha yang diharuskan berbentuk PT, namun karena kekhususan jenis usahanya. Maka, peraturan khusus mengenai pengangkatan direksi dan dewan komisaris. Pengangkatan dewan komisaris dan direksi bank menurut UU Perbankan diatur dalam Pasal 38, yang 42 Agus Widiyanto, Op.Cit, hlm 93 Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa pengangkatan keanggotaan dewan komisaris dan direksi bank, wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat 6 dan Pasal 17. Bunyi Pasal 16 UU Perbankan, yaitu: 1. Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai bank umum atau bank perkreditan rakyat dari pimpinan Bank Indonesia, kecuali apabila kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dimaksud diatur dengan undang-undang tersendiri. 2. Untuk memperoleh izin usaha bank umum dan bank perkreditan rakyat sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, wajib dipenuhi persyaratan sekurang- kurangnya tentang: a. Susunan organisasi dan kepengurusan; b. Permodalan; c. Kepemilikan; d. Keahlian di bidang perbankan; e. Kelayakan rencana kerja. 3. Persyaratan dan tata cara perizinan bank sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penjelasan dari Pasal 16 ayat 2 ini menyatakan bahwa dalam hal memberikan izin usaha sebagai bank umum dan bank perkreditan rakyat, Bank Indonesia selain memperhatikan pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud ayat ini, juga wajib memperhatikan tingkat persaingan yang sehat antar bank, Universitas Sumatera Utara tingkat kejenuhan jumlah bank dalam suatu wilayah tertentu, serta pemerataan pembangunan ekonomi nasional. Bila kita telisik lagi pada Pasal 16 hanya terdapat 3 tiga pasal saja, sedangkan Pasal 17 telah dihapus. Inilah yang mengakibatkan pengangkatan dewan komisaris dan direksi bank pada UU Perbankan menimbulkan kepastian hukum yang tidak ada mengingat keberadaan pengurus sangatlah penting dalam perbankan. Jadi, bisa dikatakan bahwa pada Undang-Undang Perbankan tidak dijelaskan secara spesifik bagaimana pengangkatan dewan komisaris dan direksi bank itu sendiri. Namun, karena Bank yang ada di Indonesia harus berbentuk Perseroan Terbatas dan sudah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 111PBI2009 tentang Bank Umum, maka pengangkatan dewan komisaris dan direksi mengikuti UU PT karena di dalam UU Perbankan tidak menjelaskan secara detail bagaimana pengangkatan dewan komisaris dan direksi bank. Universitas Sumatera Utara

BAB III PERAN BANK INDONESEA DALAM PENGANGKATAN DEWAN

Dokumen yang terkait

Akuisisi Pada Perusahaaan Perbankan Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroaan Terbatas Dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Juncto Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

1 50 150

Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Dalam Pengangkatan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian

0 4 93

TESIS PROSPEK PEMBENTUKAN BANK INDUSTRI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN.

0 3 13

PENDAHULUAN PROSPEK PEMBENTUKAN BANK INDUSTRI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN.

0 3 19

TINJAUAN PUSTAKA PROSPEK PEMBENTUKAN BANK INDUSTRI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN.

0 4 43

PENUTUP PROSPEK PEMBENTUKAN BANK INDUSTRI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN.

0 2 5

Perlindungan Hukum dan Tanggung Jawab Pegawai Bank terhadap Data Nasabah Dikaitkan Prinsip Kerahasiaan Bank Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

0 1 45

Tanggung Jawab Bank Dalam Pemberian Kredit Dengan Jaminan Tanah Dihubungkan Dengan Prinsip Kehati-hatian Didasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Dan Undang-undang Nomor 4 Tahun

0 0 20

Pengangkatan Dewan Komisaris dan Direksi Bank menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 jo. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perbankan

0 0 31

ABSTRAK AKUISISI PADA PERUSAHAAAN PERBANKAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAAN TERBATAS DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 JUNCTO UNDANG-UNDANG No.10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKAN

0 0 10