a. Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan
jabatannya; b.
Pengalaman dan keahlian di bidang perbankan danatau bidang keuangan; dan
c. Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka
pengembangan bank yang sehat. 3.
Reputasi keuangan, yang paling kurang mencakup: a.
Tidak termasuk dalam daftar kredit macet; dan b.
Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota direksi atau anggota dewan komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan
dinyatakan pailit, dalam waktu 5 lima tahun sebelum dicalonkan. Dengan demikian, bagi direksi bank, persyaratan yang harus dipenuhi
lebih rinci, yaitu di samping yang bersangkutan harus memenuhi persyaratan sebagaimana ketentuan dalam UU PT, juga harus memenuhi ketentuan-ketentuan
Bank Indonesia tersebut di atas, termasuk juga lulus fit and proper test.
68
B. Prosedur Pengangkatan Dewan Komisaris dan Direksi Bank
Pasal 21 ayat 1 UU Perbankan menyatakan, bahwa bentuk hukum suatu bank dapat berupa perseroan terbatas; koperasi; atau perusahaan daerah. Dari
ketiga bentuk hukum dari suatu bank, dapat disimpulkan bahwa bank wajib berbentuk sebagai badan hukum. Bank sebagai badan hukum yang berbentuk
perseroan terbatas, maka pada bank berlaku asas-asas umum dalam perseroan
68
Ibid, hlm. 105.
Universitas Sumatera Utara
terbatas.pemaparan asas-asas umum yang berlaku dalam hukum perseroan ini oleh karena para pemilik dan pengurus bank justru berlindung pada asas-asas umum
ini, antara lain asas “terbatas” pada perseroan terbatas.
69
Bank Indoensia memiliki peran penting dalam pengangkatan dewan komisaris dan direksi bank. Hal ini dapat dilihat dengan dikeluarkannya Peraturan
Bank Indonesia Nomor 111PBI2009 tentang bank umum dan dalam peraturan tersebut juga diatur mengenai pengangkatan dewan komisaris dan direksi bank.
Calon anggota dewan komisaris danatau anggota direksi wajib memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sebelum menduduki jabatannya Pasal 30 ayat
1 No. 111PBI2009. Pengangkatan anggota dewan komisaris atau anggota Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa
keberadaan dewan komisaris dan direksi bagi perseroan dibutuhkan dalam rangka mengurus perseroan dengan maksud dan tujuan perseroan. Dalam UU PT Pasal 94
ayat 1 dinyatakan, bahwa anggota direksi diangkat oleh RUPS. Sedangkan pemberhentian direksi perseroan diatur dalam Pasal 105 ayat 1, yang
menyatakan bahwa anggota direksi dapat diberhentikan sewaktu-waktu berdasarkan keputusan RUPS dengan menyebutkan alasannya. Untuk dewan
komisaris sendiri, diatur dalam Pasal 111 ayat 1, yang menyatakan bahwa anggota dewan komisaris diangkat oleh RUPS. Sedangkan pemberhentiannya
dewan komisaris perseroan diatur dalam Pasal 119, yang menyatakan bahwa ketentuan mengenai pemberhentian anggota direksi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 105 mutatis mutandis berlaku bagi pemberhentian anggota dewan komisaris.
69
Ibid, hlm. 92.
Universitas Sumatera Utara
direksi oleh rapat umum pemegang saham dianggap belum efektif sebelum mendapat persetujuan dari Bank Indonesia Pasal 30 ayat 7 No. 111PBI2009.
Pengangkatan anggota dewan komisaris atau anggota direksi wajib dilaporkan oleh bank kepada Bank Indonesia paling lambat 10 sepuluh hari kerja setelah
tanggal pengangkatan efektif, disertai dengan notulen rapat umum pemegang saham atau notulen rapat anggota Pasal 30 ayat 10 PBI No. 111PBI2009
tentang bank umum.
C. Pelaksanaan Uji Kemampuan dan Kepatutan Fit and Proper Test bagi dewan Komisaris dan Direksi antara Bank BUMN dengan Bank Swasta
Perubahan PBI Peraturan Bank Indonesia yang mengatur tentang uji kemampuan dan kepatutan dilatar belakangi oleh penyempurnaan dalam proses,
sehingga hasil uji kemampuan dan kepatutan dapat lebih cepat, memiliki cakupan yang lebih luas, serta meningkatkan efektivitas hasil uji kemampuan dan
kepatutan itu sendiri.
70
Fit and Proper Test merupakan salah satu proses untuk menjaga kesehatan perbankan yang dilandasi oleh adanya penerapan prinsip Good Corporate
Governance. Para pakar menganggap bahwa Fit and Proper Test perlu dilakukan agar tidak terjadi lagi salah urus dalam sistem perbankan. Artinya setiap bank
harus benar-benar dimiliki dan dikelola oleh orang-orang yang memang mengerti serta memiliki integritas tinggi dalam menjalankan usahanya tersebut agar dapat
berjalan dengan baik. Pelaksanaan uji kemampuan dan kepatutan bagi dewan
70
Irnis Maria, Op.Cit, hlm. 61-62.
Universitas Sumatera Utara
komisaris dan direksi untuk bank BUMN dengan bank swasta sebenarnya memiliki perbedaan. Salah satu contoh bank BUMN yaitu Bank Mandiri,agar uji
kemampuan dan kepatutan calon direksi dan komisaris BUMN harus dilakukan oleh konsultan independen agar proses pemilihan orang-orang yang duduk di
kursi empuk di perusahaan plat merah itu berjalan transparan.
71
Pada bank swasta, misalkan Permata Bank setelah pelaksananaan uji kemampuan dan kepatutan yang dilakukan, untuk melihat kelayakan dan
tanggung jawab semua direksi terpilih di PermataBank mengikuti tes yang diadakan setiap 3 tiga bulan sekali, yang meliputi tes tertulis dan tes kesehatan
serta melihat sampai sejauh mana hasil kinerja direksi yang meliputi: biaya Dalam hal ini
pemerintah juga harus mengutamakan orang dalam BUMN itu. Menurut Naldy Nazar selaku Ketua Umum BUMN Watch bahwa orang yang berada dalam
BUMN itu sendiri lebih diutamakan daripada orang luar yang tidak mengetahui seluk beluk dalam BUMN itu sendiri karena memiliki jenjang karier yang jelas.
Dan sebaiknya juga saat akan ditunjuk sebagai direksi atau komisaris, orang yang bersangkutan masih aktif menjabat. Namun sangat disayangkan bahwa sering
terjadi KKN dan koncoisme di dalam tubuh BUMN. Untuk ikut fit and proper test masih banyak para pihak yang ingin bayar, sedangkan orang yang berkompeten
tapi tidak punya channel, dukungan relasi, ataupun tidak bisa bayar, namun tidak bisa masuk. Harusnya hal ini seperti tidak terjadi dan ada pengawasan dari Bank
Indonesia dan bagi para pihak yang melanggar dikenakan sanksi yang tegas karena sudah melanggar peraturan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
71
http:finance.detik.comread200506221522103866854fit-and-proper-test-direksi- bumn-harus-dilakukan-konsultan-independen diakses pada tanggal 7 juli 2013
Universitas Sumatera Utara
operasional BOPA, laporan keuangan, dan pencapaian kredit, demikian hasil wawancara dengan saudara Muhar Affandy selaku staff Tecnology and Operation
pada tanggal 4 Mei 2013. Tes ini dilakukan di rapat direksi di depan komisaris utama dan dihadiri oleh komisaris utama. Untuk dewan komisaris sendiri, hanya
sekedar pelaporan ke Bank Indonesia. Seperti halnya dengan direksi, komisaris juga mengikuti tes tertulis dan tes kesehatan. Bagi dewan komisaris dan direksi
bank yang telah menduduki jabatannya, wajib melaporkan kinerja dan laporannya ke Bank Indonesia.
Mengenai pengangkatan bagi dewan komisaris dan direksi bank, RUPS yang memegang peran penting dalam hal pengangkatan tersebut. Apabila ada
direksi yang tidak lulus dalam uji kemampuan dan kepatutan fit and proper test, maka RUPS akan mencari calon direksi yang baru. Anggota dewan komisaris dan
anggota direksi wajib memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sebelum menjalankan tugas dan fungsi dalam jabatannya. Maka dari itu, apapun perubahan
yang terjadi dalam kepengurusan bank harus diketahui oleh Bank Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN