Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pragmatik merupakan ilmu yang mengkaji makna dari suatu bahasa yang ada hubungannya dengan konteks dan
situasi tertentu.
B. Tindak Tutur
Pada awalnya teori tindak tutur atau “speech act”dituangkan oleh Austin, seorang filsuf berkebangsaan Inggris dalam bukunya yang berjudul How to Do
Things with Words. Austin 1962:94 menyatakan bahwa “speech act is the action to say something is to do something, or in saying something we do something, and even
by saying something we do something” tindak tutur merupakan suatu tindakan yangdilakukan untuk mengatakan sesuatu adalah melakukan sesuatu, atau ketika
kitamengatakan sesuatu kita melakukan sesuatu dan bahkan dalam mengatakansesuatu kita melakukan sesuatu. Dengan kata lain dalam suatu tindak
tuturterdapat suatu makna yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan sebuahtindakan.
Searle melalui Wijana dan Rohmadi, 2009: 21-26 mengklasifikasikan tindak tutur menjadi 3 yaitu tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi. Tindakan-
tindakan tersebut diatur oleh norma dan aturan penggunaan bahasa dalam konteks atau situasi tutur, misalnya situasi perkenalan, situasi perkuliahan, situasi
pertemuanmeeting, dan lain-lain.
1. Tindak Lokusi
Tindak tutur lokusi merupakan tindak tutur yang diucapkan dengan semata- mata hanya menyatakan sesuatu atau sering disebut sebagai The Act Of Saying
Something.Menurut Wijana 1996:17 tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Fokus dari lokusi itu sendiri adalah makna tuturan yang
diucapkan, bukan maksud atau jenis tuturan. Makna dari tuturan yang diucapkan sesuai berdasarkan kamus atau selaras secara sintaksis. Wijana 1996:18 berpendapat
bahwa dari presfektif pragmatik tindak lokusi tidak begitu penting peranannya dalam kajian tindak tutur. Hal ini karena tindak lokusi dianggap lebih mudah diidentifikasi
meskipun tanpa konteks tuturan. Berikut adalah contoh dari tindak lokusi:
3 Jari tangan jumlahnya lima Wijana, 1996:16
Tuturan 3 diutarakan oleh penuturnya semata-mata untuk menginformasikan sesuatu tanpa tendensi ataupun tekanan untuk melakukan sesuatu, apalagi untuk
mempengaruhi lawan tuturnya. Informasi yang disampaikan adalah berapa jumlah jari tangan. Dari penjabaran contoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tindak
lokusi hanya sebatas tuturan untuk menyampaikan sesuatu tanpa menimbulkan efek apapun untuk mitra tutur. Selain dalam bahasa Indonesia, tindak lokusi juga terdapat
dalam bahasa Prancis. Perhatikan contoh berikut: 4 “Napoleon va partir en vacances”
Napoleon akan pergi berlibur Kalimat 4 diutarakan oleh penutur semata-mata untuk menginformasikan
sesuatu tanpa adanya tekanan untuk melakukan sesuatu, apalagi mempengaruhi lawan tuturmitra tuturnya. Informasi yang diutarakan berupa kalimat deklaratif yang
menyatakan bahwa Napoleon akan pergi kesuatu tempat untuk berlibur. Dari
penjabaran contoh diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tindak lokusi tidak menimbulkan efek apapun terhadap mitra tutur dan hanya sebatas kalimat penyata.
2. Tindak Ilokusi
Wijana 1996:18-19 berpendapat bahwa tindak ilokusi adalah tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi daya ujar. Tindak tersebut diidentifikasi
sebagai tindak tutur yang bersifat untuk menginformasikan sesuatu dan melakukan sesuatu, serta mengandung maksud dan daya tutur.Tindak ilokusi biasa disebut
sebagai The Act of Doing Something. F.X. Nadar 2009:14 menyatakan bahwa tindak ilokusi berbeda dengan tindak lokusi yang hanya bertujuan untuk menyampaikan
sesuatu, tindak ilokusi bermakna apa yang ingin dicapai oleh penutur saat menuturkan sesuatu. Berbeda dengan tindak lokusi yang kurang begitu penting untuk
dikaji, tindak ilokusi justru merupakan bagian terpenting dalam kajian dan pemahaman tindak tutur. Tindak ilokusi tidak mudah diidentifikasi, karena tindak
ilokusi berkaitan dengan siapa petutur, kepada siapa, kapan dan dimana tindak tutur itu dilakukan dan sebagainya. Tindak ilokusi ini merupakan bagian yang penting
dalam memahami tindak tutur. Sebagai contoh : 5 Ujian sudah dekat
6 Rambutmu sudah panjang Wijana, 1996: 19
Kalimat 5 bila dituturkan oleh seorang guru kepada muridnya, mungkin befungsi untuk memberi peringatan agar mitra tutur muridnya mempersiapkan diri
untuk menghadapi ujian . Bila dituturkan oleh seorang ayah kepada anaknya maka kalimat tersebut dimaksudkan untuk menasehati mitra tutur agar tidak sekedar
bepergiandan menghabiskan waktu secara sia-sia. Sedangkan kalimat 6 bila diucapkan oleh seorang laki-laki kepada pacarnya, dapat berfungsi untuk menyatakan
kekaguman atau kegembiraan karena rambut pacarnya sudah panjang. Tetapi bila kalimat tersebut diucapkan oleh seorang ibu kepada anak laki-lakinya, maka maksud
dari ungkapan tersebut adalah agar anaknya itu memotong rambutnya. Berikut merupakan contoh tindak ilokusi dalam bahasa Prancis ;
7 “Allumez la lampe ” Hidupkan lampu itu
Kalimat pada contoh 7 bila diucapkan oleh seorang majikan kepada pembantu rumah tangganya dapat berfungsi sebagai perintah. Maksud yang ingin disampaikan
adalah menyuruh pembantunya untuk menghidupkan lampu. Contoh 7 merupakan jenis tindak ilokusi, dikatakan demikian karena kalimat tersebut diucapkan oleh
penutur dengan tujuan ingin mendapatkan sebuah timbal balik berupa tindakan yang diharapkan dari mitra tuturnya.
3. Tindak Perlokusi